Rabun Membaca akan Pincang Menulis
History is the endless process of human creation. Ungkapan tersebut
membuat saya sadar akan pentingnya mempelajari sejarah, karena semenjak SMP
saya paling tidak suka sama sekali ketika pelajaran sejarah berlangsung. Tidak
sukanya karena banyak sekali nama-nama dan kejadian yang muncul dan harus saya
ingat, padahal saya tidak tahu-menahu perihal tersebut. Terlepas dari itu,
setiap sejarah terkadang berbeda cerita dari buku satu dan buku lainnya. Tetapi
ketika mendapat tugas untuk menelusuri cerita dalam sejarah dan mengkritisinya,
rasanya sangat berbeda. Seperti cerita sejarah mengenai Columbus, tidak hanya
sebatas untuk tau saja, tapi saya sampai hapal. Apa jadinya jika hanya sedikit
membaca? Pasti tulisan yang dibuat akan sedikit sekali, alias tidak dalam.
Layaknya seorang reporter, saya melakukan investigasi pada
informasi sebanyak mungkin untuk menghasilkan sebuah berita. Bedanya, jika
seorang reporter tugasnya mencari, mengumpulkan lalu membuat tulisan (berita).
Kalau saya sebagai penulis amatir yang hanya menjangkau bentuk-bentuk baru
dari pemahaman yang meliputi tiga tahap penting yaitu: meniru, lalu menemukan,
kemudian membuat tulisan yang disesuaikan dengan pesanan.
Ada keinginan saya
untuk membuat tulisan tidak hanya dalam pesanan saja, namun belum terealisasikan.
Padahal ide-ide untuk menulis seringkali muncul, namun saya merasa bingung bagaimana
cara menuangkannya menjadi tulisan? Pada
saat mengkritisi sejarah mengenai Columbus, yang ditulis ulang oleh Howard Zinn
dalam pandangannya, hal pertama terfikir oleh saya adalah saya sangat menyesal
kenapa dulu saya tidak serius ketika belajar sejarah. Padahal sejarah itu
adalah salah satu cara yang dapat mengekplorasi makna, sejarah juga lebih dari
sekedar pengetahuan.
Sejarah mepelajari aspek yang ada pada kehidupan manusia, aspek
tersebut adalah pengalaman. Terlihat sekali ketidak sukaan saya, ketika nilai
hasil tulisan saya pada saat menulis critical yang pertama kali mengenai
sejarah. Ternyata, untuk menyelesaikan tugas tersebut mau tidak mau saya
dituntut untuk membaca lebih mengenai Columbus. Hasilnya apa yang saya baca
mengenai cerita tersebut saya hafal, berkat praktek LITERASI. Namun, dalam
sejarah ternyata banyak sekali yang disembunyikan. Banyaknya hal dan sifat
tokoh Columbus yang diungkap dan terkenal oleh Zinn melalui tulisannya,
tulisannya sangat berbeda dari tulisan sejarawan sebelumnya. Zinn begitu
terobsesi kepada rakyat yang diperlakukan tidak adil oleh Columbus pada masa
itu.
Saya menarik kesimpulan bahwa untuk meneliti sejarah, penuangan
yang dituliskan akan sesuai dengan latar belakang membaca dan banyak atau
tidaknya yang dibaca dalam subjek yang ingin dikritisi tersebut. Tugas
sejarawan seperti tugas seorang antropologi, mencari fakta-fakta dan kebenaran.
Renato Rosaldo’s Culture and Truth made a powerful
argument for moving away from the authoritative voice of the classic norms in
ethnographic description in order to include “myriad modes of
composition . . . moral indignation, satire, critique and
others” (1993: 60)
Sejarah
juga berhubungan dengan antropologi seperti dalam e-book anthropologies off the
self, yang ditulis oleh Micaela di Leonardo “I think that
progressive anthropologists can reach large popular audiences, as I hope to
do with my New Haven book, with skillfully written, accessible,
historical ethnographic narratives that eschew
biting the public cultural hand that feeds them.”
Academic writing comes with
disciplinary qualifiers: there is anthropological literature,
historical literature, area scholarship. Hal tersebut tentu bukan perkara yang mudah,
buktinya pada saat saya membuat tulisan yang harus diselesaikan sesuai pesanan,
saya merasa sangat jauh dengan kata nyaman. Saya jadi jarang mengunjungi tempat
teman saya, dan saya fikir dia sedikit menjauh karena saya terlalu sering menghabiskan
waktu dengan berdiam diri di kamar untuk menyelesaikan tulisan-tulisan yang
harus disesuaikan.
Menulis
bukanlah bakat, tetapi yang diperlukan adalah kemauan dan semangat untuk
menulis. Sebaliknya, jika hanya sedikit membaca tentu akan kebingungan dan
tidak tahu bagaimana memulai untuk menulis. Karena menulis bukanlah pekerjaan
yang instan uang langsung jadi dalam beberapa menit, tetapi harus melalui
proses yang dibutuhkan perjuangan.