Ada yang Hilang (Class Review-4)



Ada yang Hilang
(By: Enok Siti Jaenah)
Ada yang hilang. Itulah kiranya kata yang tepat untuk menggambarkan dua kasus yang terbeber di pertemuan ke-4 kemarin, tepatnya pada tanggal 24 Februari 2014. Kasus pertama yaitu perihal kehilangan waktu santai saya yang dicuri oleh ‘critical review’. 2500 kata yang harus kita tulis di critical review seperti 2500 pil pahit . Hampir setiap pagi sepanjang seminggu menjelang mata kuliah writing, yang saya temukan pertama kali saat membuka mata adalah buku-buku dan helaian kertas yang berserakan di sekitarku, ditambah dengan laptop yang masih setia turn on. Situasi ini memang merenggut waktu saya untuk hidup tak normal.
0 comments

4th Class Review: Keliru dalam Mengkritisi




Keliru dalam Mengkritisi
(oleh Fatimah)
            Aku dan pertemuan ini. petemuan ke empat dengan matakuliah yang membuatku benar-benar merasakan nikmatnya kuliah. Dengan berbagai tugas yang harus dikerjakan setiap minggunya sebagai tiket untuk dapat memasuki gerbang masadepan yaitu gerbang kelas academic writing (writing and composition 4th).
0 comments

Class Review 4 : Salah Resep, Bahan atau Bumbu?



Salah Resep, Bahan atau Bumbu?
Senin, 24 Februari 2014…
Perjumpaaan kali ke-empat di mata kuliah “Academic Writing”.  Sampai di Minggu ke empat ini kondisi saya sudah hampir “tepar”.  Yang biasanya jam Sembilan atau jam sepuluh malam saya bisa memejamkan mata dan merajut mimpi tapi empat minggu terakhir ini malam – malam bahagia saya sirna sudah.  Pasalnya baru jam satu atau jam dua saya bisa mempertemukan kelopak mata atas dan mata bawah saya.  Ajaib! Sebelumnya saya tidak pernah seperti itu tapi karena ini Academic Writing maka saya HARUS seperti itu.  Namun
0 comments

class review 4


Classroom Discourse : Bagai Aur Dengan Tebing
  (By: Ade Puadah)

Aku menepi pada deburan sunyi, bersama mimpi bertahta di hati
Menggebu jiwa bertatap mimpi, pernah dan selalu terarungi.
Dalam arahku pergi, pena selalu menemani tuk mengubah mimpi dengan pasti.

Satu bulan bukan waktu yang lama untuk berlatih menjadi seorang penulis dan membuktikannya  dengan menulis yang benar. Banyak kisah yang harus aku lewati, banyak pengorbanan yang harus aku persembahkan. Tanganku, otakku, dan hatiku benar-benar diasah untuk berfikir dan mengatur alur sebuah tulisan. Namun, tidak bisa dipungkiri pisau akan lebih tajam jika terus diasah. Begitu juga dengan otak yang selalu menjadi tempat untuk berfikir dan mencari inspirasi.
0 comments

Class Review 4 : Menghargai Juga Mempersatukan Generasi Muda



Class Review4
Menghargai Juga Mempersatukan Generasi Muda
Setiap orang hidup pasti punya masa lalu. Masa lalu adalah masa yang pernah kita lewati, masa buruk, masa bahagia, atau yang lainnya pasti pernah dirasakan oleh setiap orang. Masa lalu ini lebih kita kenal dengan pengalaman. Dan dengan pengalaman itu kita bisa belajar, bisa merasakan, dan juga bisa mengambil hikmah. Oleh karena itu jadikanlah pengalaman sebagai guru terbaik.
0 comments

class review 4

Ada yang Hilang Dibalik Wacana Classroom Discourse
Seperti masakan yang kurang bumbu. Bahkan kurang garam dalam masakan itu. Itulah yang Mr Lala katakana dalam isyarat lain bahwasannya critical review yang kami buat tampaknya tak berasa. Bahkan kita memasuki gerbong yang salah. Wah, salah resep sepertinya. Hal ini merupakan hal yang sangat crucial sekali. Untuk menghindari hal seperti itu, kita dituntut untuk menyiapkan bahan-bahan dengan matang agar cita rasa masterpiece kita tidak salah resep bahkan tidak bercita rasa.
Tidak mempunyai cita rasa itu sangat tidak enak sekali. Memang benar cita rasa suatu masakan itu sangat diperlukan, apalagi dalam sebuah tulisa. Sangat penting sekali!! Seperti tugas saya pada pertemuan kemarin yang kurang memiliki cita rasa yang tinggi. Bahkan saya salah memasuki bumbu-bumbu itu dalam tulisan saya.
0 comments

Clas Review 4

Ungkapan menggugah Jiwa
By :Anisa
            Hening hembusan angin malam, tak terasa waktu telah tenggelam dalam larut suasana kesunyian meninggalkan jejeak-jejak tangan mengukir sebuah tulisan. Merangkai kata menjadi kalimat, menyusukan kalimat menjadi paragraf dan sampai pada artikel atau bacaan. Saya tak tau apa yang membuat saya sulit dalam merangkai kata, yang saya tau ini adalah saya, yang akan menulis dari pikiran merasuk ke dalam jiwa hingga menjadi sebuah kata yang penuh makna. Tak terasa pagi telah menjelma, menjemput hati bangkit dari kesunyian, menyambut sang mentari terbit dengan senyuman. Kaki melangkah penuh harapan menuju kampus negeri IAI syekh Nurjati Cirebon.
0 comments

Critical Review 2

Ada Fakta dalam fakta
By: Anisa
Buku dapat mengubah hidup seseorang. Sekilas ungkapan ini seperti bualan kosong. Atau ungkapan seseorang yang terlalu melebih-lebihkan suatu perkataan. Bagaimana bisa hanya dengan buku hidup kita bisa berubah so impossible. Tentu itu yang ada dalam pikiran anda. Bagaiman tidak, saya sendiri masih bertanya-tanya dalam hati saya. Apakah benar yang merubah hidup saya adalah sebuah buku? Ada seseorang yang berkata pada saya “Buku ini telah merubah hidup saya,” tentu itu sangat mengejutkan sekali bagi saya. Suatu hari saya diundang untuk berbicara di Universitas of Hawaii dan setelah itu  saya ke kantin. Saya memjumpai mahasiswa yang sedang membaca buku. Saya bertanya kepadanya: “apa pendapat anda tentang buku ini?” kemudian dia menjawab: “buku ini telah merubah hidup saya.” Akhirnya saya berfikir bahwa buku bisa mengubah hidup seseorang, itu akan memberi efek positif dalam dunia.
0 comments

4th Class Review : MENULIS, BER-OTAK INTELEKTUAL


4th Class Review
MENULIS, BER-OTAK INTELEKTUAL
(by. Endah Jubaedah)
Harmoni bangsa yang plural menjadikan bangsa Indonesia berada di barisan pertama untuk “meneriakkan” kemakmuran dalam perbedaan (harusnya), negeri ini menjunjung  kebersatuan bangsa yang kokoh dan keberagaman tanpa membedakan (katanya).  Namun ketegasan itu seolah menjadi ilusi ketika krisis multi-dimensi muncul merusak moral dan budaya bangsa, mengobrak-abrik pancasila sebagai sasaran utama; sumpah pemuda, kemajemukan, rasa, karsa, dan karya pun mulai dilucuti oleh “oknum-oknum” yang sengaja ingin menggelapkan bangsa.  Muncullah para otak intelektual,  bukan yang ber-otak intelektual.
0 comments

2nd Critical Review: HABILITAS SEORANG HOWARD ZINN


2nd Critical Review
HABILITAS SEORANG HOWARD ZINN
(by. Endah Jubaedah)
            Kejeniusan Howard Zinn dalam mengungkapkan pemikirannya secara matang dan berani menerangkan opini yang dibangun dengan komposisi nutrisi penuh, membuat kekaguman tersendiri bagiku pribadi sebagai pembaca.  Meskipun ke-absahan tulisannya mendapat banyak protes juga kritikan tak membuat ia kehilangan kredibilitas sebagai “penulis ulung”, justru semakin menarik pula-lah menelaah penulis yang mempunyai ketajaman memindai sebuah kejadian atau fenomena berdasarkan kecermatan membaca situasi “dengan cara lain”.  Salah satu karya tulisnya di bab 2 Speaking Truth to Power with Books1 menuai banyak kecaman karena pembahasannya tentang Christopher Columbus dianggap tak lazim, penyampaiannya tertulis dalam selimut kemisteriusan sejarah yang tersembunyi.
0 comments

Class Review 4


“Benteng Pembesit Diri”
(DIANA)
           
            Benteng Pembesit Diri merupakan pembatas diri seseorang dalam melakukan sesuatu hal apapun terutama terkait masalah kerukunan beragama yang terdiri dari agama yang pluralitas serta perbedaan- perbedaan dalam segala aspek yaitu perbedaan etnis, suku, bahasa, budaya, dan cara hidup merupakan sebuah paket yang ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tentunya kita sebagai manusia yang memiliki latar belakang yang berbeda harus bisa memposisikan diri kita untuk bersikap baik, saling menghormati dan toleran terhadap satu sama lain sebagai bentuk kontrol sosial  guna untuk mengantisipasi terjadinya konflik sosial atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan aturan dan prinsip yang ada dalam masyarakat.
0 comments

Class Review 4: Interaksi Menjalin Keharmonisan


Interaksi Menjalin Keharmonisan
(by:  Fitriatuddiniyah)

Senin kembali menyapa dan itu itu artinya kami harus kembali berdialog dengan writing and composition 4.  Di pertemuan keempat ini, saya tersadar inilah menulis yang berintelektual.  Dilatih oleh pelatih yang berintelektual tinggi, dengan targetnya mengintelektualisasikan para pemainnya lebih berintelektual, khususnya dalam menulis.  Saya bangga berada di team ini, dilatih beliau yang tidak semua team punya pelatih seintelektual beliau.
Kali ini kita berlatih dengan critical review.  Critical review pertama kita yaitu mengkritik goresan pena A. Chaedar Alwasilah, dengan artikel yang berjudul “Classroom Discourse Torture to Harmony Religion”.  Saya berhasil dengan 2659 kata tepatnya, jumlah yang sedikit melampaui target utama yaitu 2500  kata.  Berharap sesuai dengan tujuan, maksud, dan  inti yang beliau targetkan.
0 comments

class review 4Variasi dalam konteks


Class review 4
Variasi dalam konteks

Terik matahari begitu menyengat kulitku, sehingga aku harus mempercepat langkahku untuk segera sampai di kelas. Aku berjalan menyusuri jalan dari tempat aku menuju gerbang peperangan yang lumayan cukup membuat keringat membasahi tubuhku yang kecil. Sampai sudah aku dipintu gerbang untuk siap memerangi semua yang ada di depan mata, buku, pena, serta alat-alat perang lainnya telah aku persiapkan sebelumnya. Aku duduk bersama teman-temanku yang sudah siap dengan apa yang akan diberikan oleh pemimpin kita untuk memerangi dunia (writing), yang dimana kita akan kembali menyelami dan jari-jari kita harus kembali menari setelah beberapa hari yang lalu beristirahat.
0 comments

4th Class Review: Pembenahan Pendidikan Melalui Classroom Discourse



Pembenahan Pendidikan Melalui Classroom Discourse
(Author: Aneu Fuji Lestarie)
Berkariblah dalam sepi, itulah kunci utama yang disuguhkan Mr. Lala pada pertemuan keempat, 24 Februari 2014 melalui karya Budi Hermawan.  Memang, sungguh indah ketika kita berkarib dalam sepi, karena dalam sepi aku merasakan ketenangan dan dapat mendengar jernihnya suara hatiku.  Dalam sepi aku dapat bercengkrama dengan helaian kertas dan pena.  Dalam sepi juga aku dapat merenungi kesalahan-kesalahanku.
0 comments

Class Review 4: Salah Pemahaman



Salah Pemahaman
(by Dewi Patah Andi Putri)
Seperti dihipnotis writing.  Apa pun dan dimana pun selalu teringat writing.  Writing mulai menghatui hari-hari saya.  Hingga kini pun, writing masih menjafi trending tropic dikalangan mahasiswa PBI.  Hot news saat ini talk lepas dari kata writing
Senin 24 februari 2014, ini ke empat kalinya kami bernaung di writing.  Tak ketinggalan pula pelatih team kami, Mr.Lala Bumela yang selalu mengarahkan kami untuk menjadi champion.  Kecerahan pagi ini seolah mendukung kami untuk berburu ilmu writing.
0 comments

Class Review 4: Lahirnya Budaya Harmonisisasi



                             Lahirnya Budaya Harmonisisasi
                           By : Apif Rahman Hakim
Mengagumkan!  Ya, itulah ungkapan yang pantas kita ucapkan umunnya untuk kita khususnya untuk saya secara pribadi karena pada pertemuan ini kita telah membuat satu Mahakarya lag yang akan membuat mahasiswa di perguruan tinggi manapun iri yaitu dengan hadirnya Critical Review.  Berawal dari critical review kita dituntut untuk membaca dan mencari sumber bacaan sehingga terlahirlah gagasan-gagasan baru yang dapat kita hasilkan.
0 comments

Class Review 4: Terbanglah Bersama Menuju Mimpi

Terbanglah Bersama Menuju Mimpi
Dengan praktek, sedikit demi sedikit kemampuan untuk menulis kita naik seiring dengan jalannya waktu yang tak bisa dihentikan walau hanya 1 detik saja.
-- Hadi Wibowo
Mengukir sebuah cerita di atas batu merupakan hal yang sulit. Dibutuhkan kesungguhan dan keinginan yang kuat untuk melakukannya. Begitu pula untuk mengerjakan tugas yang berat harus menggunakan tekad dan dorongan yang tiada henti untuk dapat menyelesaikannya dengan tuntas.
0 comments

4th Class review: Sulitnya Menaklukan Engkau!



4th Class review
Sulitnya Menaklukan Engkau!
(By: Fitria Dewi)
Menulis bukanlah sesuatu yang mudah, sepertinnya pernyataan itu sangat benar sekali adanya.  Menulis bukanlah sesuatu yang mudah, jika kita tidak berusaha melatih dirikta agar pandai untuk menulis.   Selain itu, dalam menulis kita juga hurus pandai-pandai menuangkan ide-ide yang kita miliki dan tidak lupa pula, kita harus pandai-pandai melihat akan kearah manakah tulisan kta itu dilabuhkan.
0 comments

Class Review 4: PerjuanganYang TiadaHenti


PerjuanganYang TiadaHenti
Pada pertemuan minggu kemarin tepatnya pada tanggal 24 februari 2014, adalah pertemuan yang keempat pada mata kuliah writing and composition 4.Padaminggukemarinsayatidakmengikutimatakuliah Mr. Lala karenasaya beser tateman saya Idham Kholid mendapat incident saat kita menuju ke kampus.Kita sudahberusahauntukberangkatlebihawaltidaksepertibiasanya.
Disaat semuanya sudah terjadi, saya mengambil keputusan untuk tidak mengikuti mata kuliah Mr. Lala senin kemarin karena waktu yang tidak memungkinkan untuk cepat-cepat sampai di kampus. Kemudian kami langsung mengirim pesan kepada Mr. Lala untuk mengabarkan bahwa saya dan Idham pada saat itu tidak bias mengikuti mata kuliah writing and composition 4. Setelah Mr. Lala selesai mengajar di kelas PBI A, saya langsung menemui beliau untuk bernegosiasi dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi terhadap kita berdua. Saya langsung menemui belaiau dikantor dimana Mr. Lala beristirahat dan berinteraksi dengan temannya yang baik hati dan tidak sombong.
0 comments

class review 4: Kelas = Tambang Emas


Kelas = Tambang Emas
EDISI CLASS REVIEW MINGGU KE-4 WRITING 4
Untuk mewujudkan cita-cita luhur negara Indonesia yang menginginkan para penerus bangsanya menjadi penguasa dunia dalam bidang apapun, tentu saja harus ada wadah yang disediakan oleh pemerintah Indonesia untuk merealisasikan hal tersebut. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dalam point yang ke empat jelas menginginkan bahwa seluruh lapisan masyarakat di Indonesia harus tanggap dengan perubahan yang terjadi di dunia khususnya dalam sektor teknologi.
0 comments

class review 4: Analisis kelas cerminan kerukunan



Analisis Kelas Cerminan Kerukunan
(By: Alifah Rohmatilah)
Perjalanan saya dalam akademik writing sudah menginjak pertemuan yang ke empat. Rasa-rasanya sudah cukup lama  perjalanan saya meniti pelajaran akademik writing. Kemarin saya dan kawan-kawan membahas tentang kerukunan beragama. Ternyata menciptakan kerukunan beragama dalam kelas itu cukup rumit dan ternyata sudut pandang saya dan kawan-kawan telah melenceng jauh atau kata Mr. Lala salah gerbong.
Mr. Lala telah meluruskan ketersesatan saya dan kawan-kawan dalam wacana kelas ini. Dalam critical review yang saya bahas, saya menekankan pada aspek pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar. Kebanyakan kawan-kawan juga melihat sudut pandang yang dipahami adalah pendidikan yang kurang efektif. Saya pikir memang seperti itu menurut kacamata saya, memandang kasus-kasus yang terjadi seperti tawuran anak sekolah, kerusakan tempat ibadah, dan yang lainnya merujuk pada factor pendidikan Indonesia yang tidak terorganisir dengan baik.
0 comments

Class Review 4

Menjadi Sebenar-benarnya Mahasiswa
Author: Aulia Priangan


Hidup selalu menyuguhkan perubahan. Banyak sekali perubahan yang terjadi pada semester 4 sekarang ini. Tugas-tugas laksana jamur yang bermekaran tatkala musim hujan datang menyapa. Bahkan, dalam hal perkembangbiakan amoeba pun kalah cepat dengan perkembangbiakan tugas. Pepatah lawas yang berbunyi “mati satu tumbuh seribu” seakan mampu menggambarkan alur kehidupan tugas pada semester 4 ini.
0 comments

Class Review 4: Keharmonisan yang Istimewa


Keharmonisan yang Istimewa
(By: Iiz Lailatus Saidah)

Berkariblah dengan sepi, sebab dalam sepi ada [momen] penemuan
dari apa yang dalam riuh gelisah dicari..
Berkariblah dengan sepi, sejak dalam sepi kita menemukan diri yang luput dari penglihatan dan kesadaran ketika beredar dalam ramai.
Berkariblah dengan sepi karena dalam sepi berlalu lalang inspirasi yang tak kita mengerti, atau tak dapat kita tangkapi ketika kita sibuk berjalan dalam hingar yang pekak.
Berkariblah dalam sepi sebab dalam sepi suara hati lebih nyaring terdengar jernih.

 (Budi Hermawan)
Kata-kata mutiara ini adalah pemberian dari dosennya Mr.Lala. Beliau selalu ingat apa yang dikatakan oleh dosennya itu, beliau juga mengatakan bahwa inilah yang sedang kita lakukan. Ketika kita menulis harus disaat sepi dan hening, pada saat itulah inspirasi berlalu lalang dan dalam sepi suara hati lebih nyaring terdengar jernih.
0 comments

Mengenal Jauh Classroom Discourse

4th Class Review
Mengenal Jauh Classroom Discourse
(by Erni Nuro)

Bismillahhirrohmannirrohim, selalu saya awali kewajibanku dengan menyebut asma Allah agar selalu di beri kesemangatan dan keberhasilan selalu. Kini masih dalam perjalanan yang kian curam dan semakin curam. Tak banyak bekal yang ku bawa hanya seikat bahan yang kan ku jadikan bahan olahan masakan ku nanti. Semoga menjadi makanan yang mengangahkan konsumen. Aku masih butuh belajar untuk menjadi koki handal.
0 comments

Dibalik Kekuatan Ada Kelemahan

2nd Critical Review
Dibalik Kekuatan Ada Kelemahan
(by : Erni Nuro)
Kita mempelajari struktur otak kita yang seperti peta, suatu jalan atau kota dan seperti perpustakaan untuk memudahkan kita mengingat apa yang pernah kita baca atau pelajari dan mengajarkan kita untuk berpikir secara sistematis. Segala hal berubah, dan tak ada yang tak berubah, kecuali perubahan itu sendiri. Pada masa kita sekarang, perubahan berjalan sangat cepat, bahkan dahsyat dan dramatik. Kita semua tak bisa tidak, berjalan bersama atau seiring dengan perubahan itu.
0 comments

Literacy Divelopment

3th Class Review
Literacy Divelopment
(by: Erni Nuro)

Bismillahirrohmannirrohim saya awali class review yang ketiga ini dengan Asma Allah, semoga tetap diberi kesemagatan dan kemudahan dalam mengerjakan tugas writing ini. Semoga selalu diberikan kesuksesan dan kelancaran dalam mengerjakan tugas-tugas ini. Kata demi kata ku goreskan diatas kertas suci  ini utuk meraih keberhasilan melangkah masa depan. Setiap huruf yang ku goreskan, setiap kata yang ku goreskan pula diatas kitab ku ini tersimpan harapan penuh makna, semoga saya mampu mengerjakan kewajiban-kewajibanku ini.
0 comments

Components in Education Social Development

1st  Critical Review
Components  in Education Social Development
(by Erni Nuro)

Pembahasan mengenai ilmu pendidikan tidak mungkin terbebaskan dari obyek yang menjadi sasarannya, yaitu manusia. Manusia adalah mahkluk pedagogik, yaitu makhluk yang membawa potensi yang dapat didik dan mendidik, sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, sebagai pendukung dan pengembang kebudayaan. Hal ini dapat dipahami karena Allah SWT melengkapi manusia dengan akal dan perasaanyang dapat menerima dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan membudayakan ilmu yang dimilikinya. Ini membuktikan bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia, itu adalah karena akal dan perasaan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
0 comments

Class review 4




Singkat dari Classroom


            Minggu lalu merupakan penyerahan tugas critical review satu. Tugas ini mengkritiki classroom discourse and religious harmony. Di dalamnya berisikan tentang kerukunan bragama di dalam kelas. Tugas saya kemarin hampir-hampir sama dengan yang dimaksud walau banyak yang tidak sesuai dengan topiknya. Banyak dari teman-teman juga yang kasusnya sama denagn saya, kata Mr. Lala nya sih salah gerbong.
            Jelas saja jauh berbeda, tugas saya yang mengkritik classroom hanya beberapa saja dan di dominasi oleh konflik antar agama yang saya banyak bahas. Padahal maksud dari Mr. Lala yaitu mengedepankan classroom discoursenya. Wah jelas gatot (gagal total) walau sedikit mendekati tapi masih belum jelas saya masuk gerbong mana-mannya mah.
0 comments

Class Review-4

Jembatan, Bukan Perintang
(by Desi Diana)

Classroom discourse to foster religious harmony, adalah judul perdana kami untuk tugas critical review.  Hari senin, dengan semangat saya berangkat ke kampus.  Setiap perjalanan menuju ke kampus, pikiran saya melayang entah kemana.  Tetapi tetap saja, saya berpikir apakah tugas critical review yang saya kerjakan ini benar atau sangat melenceng jauh dari apa yang harus di critic.  Entahlah, saya berharap semoga tugas ini menjadi jembatan bagi saya untuk terus berlatih dan belajar lagi.  Jangan jadikan ini sebagai perintang.  Akan tetapi, jadikan ini semua sebagai jalan untuk menuju Roma.  Keep spirit for me.
Mr.Lala mengatakan bahwa tantangan kita untuk semester-4 ini lebih berkelok-kelok, banyak sekali tantangan yang harus kita taklukan.  Kita warga PBI harus bangkit, mari kita tunjukkan pada dunia bhwa kita bisa kita mampu untuk berkarya dan berprestasi.  Mr.Lala telah membumingkan karya kami yang ada di blogger kepada semuanya.  Perubahan-perubahan warga PBI ini sangat progresiv.  Kami sngat bersyukur dan dengan semangat yang membara kami akan terus belajar dengan sungguh-sungguh.
Critical review perdana kami akan dievaluasi dan apakah sudah benar dalam mengkritik masalah yang seharusnya kita bahas.  Sebelum kami mengevaluasi, Mr.Lala menunjukkan kepda kami kata-kata yang bisa dikatakan sebgai pencerahan untuk kami semua.  Ini adalah kata-kata dosen dari Mr.Lala.  dosen Budi Hermawan.  Seperti ini kata-katanya,
Berkariblah dengan sepi, sebab dalam sepi ada [momen] penemuan dari apa yang dalam riuh gelisah dicari. Dalam sepi ada berhenti dari menerima ramainya stimulus yang memborbardir indera kita. Stimulus yang harus dipilah dan dipilih satu satu untuk ditafakuri, lalu dimaknai, dan dijadikan berguna bagi kita”.
Setelah itu kami mengevaluasi tugas critical review kami masing-masing.  Kami baca ulang dan kita mnevaluasi apa yang sudah kami critic.  Ternyata masih banyak kesalahan pada kami, gerbong yang kami masukin salah pemirsahhh… oh No! seharusnya kami membahas lebih dalam tentang classroom discourse.  Sedangkan saya lebih banyak membahas masalah sistem pendidikan dan cara menjalin kerukunan dan menghormati kepada yang berbeda agama atau budaya di dalam kelas.  Kekurangan dari tulisan kritikan saya masih banyak paragraph yang seharusnya tidak terlalu penting untuk di tulis, masih belum memahami apa yang dimaksud dengan classroom discourse to foster religious harmony, dan masih banyak kutipan-kutipan dari orang lain, penjabaran dan kritikan sendirinya masih biasa saja.
Ternyata classroom ini sangatlah complicated, hal ini adalah sesuatu yang besar dan situs yang suci.  Di dalamnya ada text dan context.  Context ini sangatlah formal, bukan hanya guru dan murid saja.  Karena ada sebuah interaksi, baik budayanya, bahasa, education, dan ekonomi.  Ini terjadi karena adanya, (1) Backround (2) Communicative (3) Goals-driven dan, (4) Valius?  Di dalam kelas, context dapat bergerak dari pembicaraan dalam pelajaran.  Untuk para siswa bersosialisasi seumur hidupnya.
Di dalam bukunya Betsy (2000) lebih menekankan analisis classroom discourse.  Tujuan Betsy menulis buku ini adalah untuk memberikan atau menyediakan guru-guru alat untuk menganalisis pembicaraan mereka di dalam kelas.  Mengapa harus membuang-buang waktu untuk menganalisis hal tersebut? Betsy mempunyai alasannya:
1.      Wawasan yang diperoleh dari analisis wacana kelas telah meningkatkan saling mengerti antara guru dan siswa.
2.      Dengan menganalisis wacana kelas sendiri, guru telah mampu memahami perbedaan local dalam kelas berbicara melampaui stereotip atau generalisasi budaya lainnya.
3.      Ketika para guru menganalisis wacana di kelas pada mereka sendiri, prestasi akademik akan meningkat, dan
4.      Proses melakukan analisis wacana kelas dapat dengan sendirinya menumbuhkan intrinsic dan cinta seumur hidup untuk praktek mengajar dan umum meneguhkan potensial hidupnya.
Definisi paling sederhana dari “discourse” adalah bahasa yang digunakan.  Bahasa selalu kita gunakan, jadi mengapa tidak hanya menyebutnya “bahasa”.  Kaeena fitur dari “discourse” mendefinisikan (that it is “in-use”).  Kemampuannya untuk de-dikontektualisasikan.  Dalam hal ini bahasa adalah de-contextualizable dan hal ini dapat membuat unik bahasa.  Bagaimana sebuah kata digunakan tergantung pada context.  Pembicaraan di dalam kelas contexnya akan mempengaruhi context yang ada di luar kelas, sedangkan pembicaraan di luar context kelas memiliki lebih luas dan berbagai kemungkinan yang dapat diterima dan produktif.  Di dalam kelas siswa dapat berintertaksi dengsn teman-temannya dan dapat bercerita apa saja untuk membangun keharmonisan di dalam kelas.
0 comments

critical review 2



Membaca Dapat Mengubah Hidup Seseorang
 By: Atin Hartini


Saya disini sebagai seorang penulis yang sudah membaca artikel , dan saya akan sedikit menjelaskannya. Disini kita diharuskan berbicara pada kenyataan, maksud dari berbicara kenyataan ini adalah yang tersangkut paut dengan sejarah. Tentu kita telah mengetahui pengertian dari sejarah itu apa. Untuk lebih jelasnya, arti dari sejarah itu sendiri  adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
Saya akan mulai dengan memperkenalkan isu yang paling penting dari semua yang berkaitan dengan menulis, dan itu adalah : apa di dunia gunanya? Apa efek tidak dimilikinya? Apakah itu membantu mengubah dunia? Setelah semua, keputusan pertama penulis harus membuat seperti keputusan pertama guru harus membuat: mengapa sipenulis melakukan ini?  Apakah dengan cara itu akan membantu orang, ataukah dia melakukan itu hanya untuk memajukan diri secara profesional atau hanya untuk mendapatkan sebuah buku yang diterbitkan? Tentunya tidak, karena selain mendapatkan sebuah buku, kita juga bisa membantu orang untuk memajukan dirinya sebagai diri yang profesional. Sebuah buku tentunya sangat penting untuk masa depan kita, karena dengan kita membaca sebuah buku, kita bisa mendapatkan sebuah informasi lebih.
0 comments

Class Review 4

Menciptakan Kerukunan Lewat Kelas
Author: Ida Fauziyah

Berkariblah dengan sepi, sebab dalam sepi ada (momen) penemuan dari apa yang dalam riuh gelisah dicari. Dalam sepi, ada berhenti menerima ramainya stimulus yang memborbardir indera kita. Stimulus yang harus dipilah dan dipilih satu satu untuk ditafakuri, lalu dimaknai, dan dijadikan berguna bagi kita. Bila tidak, mereka hanya dengungan yang bising di kepala saja tak mengendap menjadi sesuatu yang  kita memahamai dunia (sedikit) lebih baik.
Berkariblah dengan sepi, sejak dalam sepi kita menemukan diri yang luput dari penglihatan dan kesadaran ketika beredar dalam ramai; dalam sepi kita dapat melihat pendaran diri yang diserakkan gaduh, mendekat, lalu merapat, membentuk bayang yang jelas untuk dilihat tanpa harus memuaskan keinginan yang lain. Berkariblah dengan sepi, karena dalam sepi berlalu lalang inspirasi yang tak mengerti, atau tak dapat kita tangkap ketika kita sibuk berjalan dalam hingar binger yang pekak. Berkariblah dengan sepi, sebab dalam sepi suara hati lebih nyaring terdengar jernih.
-Budi Hermawan-

Quote itulah yang mengawali pertemuan keempat Writing 4 pagi itu. Quote itu menginspirasi kami. Quote itu seperti cahaya yang menerangi jalan kami untuk kembali menjalani perjalanan “menulis”. Menulis dalam sepi.
Mr. Lala mengungkapkan bahwasanya menulis itu seperti meditasi. Untuk menulis perlu adanya ketenangan. Ketenangan biasa didapatkan dalam keadaan sepi. Dalam sepi kami akan mendapati ide-ide yang berlalu lalang. Jadi, kami akan lebih banyak dipaksa untuk meditasi dengan menulis.
0 comments

Class Review 4

Another Mistakes, Another Regrets
(by: Friska Maulani Dewi)


Another mistake!  Ya, aku kembali membuat kesalahan.  Yang parahnya lagi kesalahanku kali ini terbilang sangat fatal.  Bayangkan saja, aku salah masuk gerbong!  Bukan, aku bukan ingin pergi ke luar kota ataupun ke luar negeri dengan naik kereta.  Aku hanya pergi keluar dari zona dimana seharusnya aku berada.
Ini semua tenyang tugas critical review yang telah kubuat minggu lalu.  Seharusnya dalam critical review tersebut aku membahas tuntas tentang Classroom Discourse terlebih dahulu.  Namun, yang aku lakukan adalah justru membahas tentang kerukunan agama dari awal.  Ya, aku mengaku bahwa akau telah terkecoh jauh.  Another mistakes, another regrets.
0 comments

Class Review 4

Menjaga Atmosfir Kerukunan Lingkup Kelas
(Author : Hanifatus Sholihah)

Pagi berjalan merayap menggantikan kegelapan. Tanda suatu perubahan akan dimulai. Manusia berpacu dengan waktu untuk merebut keberhasilan darinya. Pagi ini, tepatnya tanggal 24 Februari 2014, kita berjumpa kembali dengan “Master of Piece” kita yaitu Mr.Lala yang selalu siap memahat pemikiran dan kelincahan jari jemari kita supaya mampu menciptakan maha karya yang belum pernah ada di dunia sebelumnya.
Seseorang yang mampu menciptakan hal baru pada permulaan hari hingga akhir hari, dialah yang mampu merenggut keberhasilan yang istiqomah dari waktu ke waktu “keep moving” dan “from today your chance to be success is beginning”.
Hari ini kita mengulas tentang tugas Critical Review mengenai ketersesatan kita mengkaji buku Pak Chaedar Al wasilah “Classroom Discourse to Foster Religious Harmony” yang menjelaskan bagaimana wacana kelas dapat membangun adanya toleransi. Classroom Discourse ada yang berbentuk text ada pula yang context (formal).
Mr. Lala said, classroom discourse sangatlah complicated, itu karena dalam wacana kelas diperlukan interaksi agar terjalin suatu komunikasi antara guru-murid, atau juga murid dengan murid lainnya. Seperti yang dikatakan oleh Betsy Rymes (2008), bahwa beberapa dari kita yang mengira bahwa “teach” harus membayangkan apa yang kita tahu lewat cara bagaimana setiap siswa mulai belajar. Itu membuktikan bahwa ruang lingkup kelas membuat pengajar harus memahami para peserta didiknya seperti apa yang dibutuhkan mereka, bagaimana menyelami dunia imaginasi anak-anak dan kapan anak tersebut mau mulai belajar.
0 comments

Class Review 4



Harmonisasi Classroom Discourse
Senin! Itulah hari yang menurut orang-orang adalah hari sibuk, fullday, dan melelahkan. Hari senin telah menjadi icon hari yang tidak terlalu disukai orang-orang karena biasanya hari senin adalah hari bangkitnya para makhluk yang bernama manusia untuk kembali sekolah, bekerja, kuliah, dan sebagainya setelah menikmati weekend. Hari senin pula menyimpan sebuah ketegangan. Kegiatan  yang berat dan menyibukkan biasanya terjadi pada hari senin. Akan tetapi, berbeda dengan saya yang kuliah di IAIN dan tidak merasakan libur weekend yang akhirnya senin bagiku bukan hari bangkit dari libur akhir pekan. Namun, senin disini ialah hari bangkit PBI A English Departement untuk membuka mata, pikiran, hati, telinganya dalam belajar  Academic Writing,Writing 4. Hari yang seakan paling gengsi dan crucial ini, kami merasakan aura-aura yang menarik pusat perhatian kami. Ya! seninku, writingku. Di hari inilah kami menemukan the big inspiration and motivation for writing.
 Tepatnya, pada hari senin  24  februari 2014, kami bangkit untuk fighting dalam Mata Kuliah Writing and Composition 4 (Academic writing). Memasuki meeting yang keempat ni memunculkan rasa semangat lebih, khususnya saya karena tidak tahu mengapa saya semakin penasaran akan kelanjutan Writing 4 ini. Memasuki part critical review pertama membuat saya interest dan penasaran bagaimanakah critical review yang sebenarnya itu. setelah membuat the first critical review ini, pikiran pun terngiang-ngiang tak karuan memikirkan apakah saya telah benar dalam membuat critical review? Apakah saya termasuk pembaca yang helpless or powerfull? So, semunya telah dikupas habis oleh sang master Writing 4, Mr.  Lala Bumela, M.Pd.
0 comments

Class Review 4





Powerful Reader: Good Critic
(By: Evi Alfiah)

“Berkariblah dengan sepi”, merupakan untaian kata yang pas untuk menggambarkan setiap penulis.  Untaian kata-kata dari Mr. Budi Hermawan ini terasa menyentuh hati para pembacanya yang memposisikan dirinya sebagai seorang penulis.  Seorang penulis yang haurs berteman dengan sepi agar senantiasa mendapat ide-ide brilian untuk tulisannya.  Karena dalam sepi, ide-ide berterbangan bagaikan sekumpulan laron yang mengerumuni sang lampu yang berpijar.
Senin, 24 Februari 2014, memulai hari dengan Mata Kuliah Writing and Composition 4 bersama Mr. Lala Bumela di kelas TBI-A.  hari ini merupakan pertemuan untuk kesekian kaliya di mata kuliah ini.  Pada pertemuan kali ini, Mr.Lala masih mencoba member semangat kepada mahasiswanya agar lebih giat dan serius lagi dalam mengikuti mata kuliah ini.  Beliau masih membahas tentang menulis. 
0 comments

Tujuan Sang Penulis Makna (Class Review 4)



Tujuan Sang Penulis Makna
Author: Dwi Arianti

Semua hal yang ada di dunia ini, pasti ada yang menciptakan. Baik atau buruk hasil yang diciptakan tentu memiliki tujuan tersendiri. Semua hal yang diciptakan tentunya tidak akan ada yang sia-sia. seperti halnya Allah SWT menciptakan manusia. Tentunya memiliki tujuan tersendiri untuk apa manusia diciptakan. Manusia diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Seperti halnya manusia, menulispun ternyata memiliki tujuan tertentu. Apa tujuan menulis? Salah satu tujuannya melainkan adalah untuk menyampaikan informasi mengenai sesuatu kepada pembaca. Disinilah penulis harus mampu mengarahkan tujuan dari tulisan atau karangan yang diciptakannya. Ketika seseorang tidak mampu mengarahkan tujuan dari tulisannya, maka yang terjadi adalah kesalahan penangkap makna (Reader) dalam memaknainya.
0 comments

Class Review 4:"Keselarasan ilmu umum dengan ilmu agama"



The 4th Class Review
"Keselarasan ilmu umum dengan ilmu agama"
(By: Dhika Irhamullah Yusuf)
Pada tanggal 24 February 2014, adalah peretemuan keempat dalam mata kuliah writing 04 bersama Mr. Lala Bumela disemester 4 ini. Saya semangat untuk yang ketiga kalinya diajar lagi oleh Mr. Lala Bumela. Lalu, setelah itu Mr. Lala Bumela datang pada pukul 09.10 AM diruang 44 lantai 3, digedung bahasa inggris. Kemudian, Mr. Lala Bumela memberikan sebuah materi kepada kelas kami yaitu materinya adalah ""Classroom discourse+Religious harmony", atau keselarasan ilmu umum dengan ilmu agama.
0 comments

Critical Review 2: Buku adalah jendela dunia

"Buku adalah jendela dunia, yang dapat memberikan kekuatan untuk berbicara dengan benar"
Dhika Irhamullah Yusuf
Pada tanggal 24 february 2014 adalah pertemuan critical review yang kedua dari Mr. Lala Bumela dan mata kuliah writing di semester 04 ini. Saya merasa senang dalam pertemuan critical review yang kedua ini dan juga mata kuliah writing 04 tentunya. Menulis adalah hal yang sangat penting dimata kita maupun dimata dunia, menulis adalah bukan hal yang asing lagi ditelinga kita. Dengan menulis tentunya otak akan berfikir, ide-ide apa yang harus dituangkan untuk menulis apa yang akan ditulis oleh si penulis tersebut. Apa sajakah manfaat dari menulis, ternyata manfaat dari menulis itu sangat penting karena bisa menuangkan seluruh ide-ide yang ada didalam fikiran kita, dengan menulis orang akan terbiasa membaca buku-buku tentang hal-hal apapun dan tentunya tentang buku-buku yang berkekuatan untuk keterampilan berbicara dengan benar.
0 comments

critical review 2: Sebuah pena dapat menguak sejarah



Sebuah pena dapat menguak sejarah
 (By: Atiyah)
“ mari kita ambil buku dan pena kita. Itu adalah senjata kita yang paling kuat. Satu anak, satu guru, satu pena dan satu buku bisa mengubah dunia. Pendidikan adalah satu-satunya solusi.”
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
( Pramoedya Ananta Toer )
Manusia merupakan makhluk unik yang diberi akal. Tiap manusia memiliki pemikiran sendiri-sendiri atas apa yang dialaminya, pemikiran atau pola piker manusia tidak terbentuk begitu saja.  Manusia banyak mengalami proses yang mempengaruhi pemikirannya., entah itu dari lingkungan keluarga, kehidupan sehari-hari dan lain sebagainya. Dari sekian banyak proses saya rasa buku merupakan sebuah proses paling cepat dalam membentuk sebuah pola piker manusia. Coba saja buku Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, otobiografi Bung Karno yang di tuliskan oleh Cindy Adams. Setelah membaca buku tersebut banyak pro dan kontra yang lahir karena memang pola pikir manusia tidak selamanya akan dapat berjalan beriringan, terkadang saling bertentangan. Disitulah uniknya perbedaan.
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan Internet (jika aksesnya online).

0 comments

Karenamu (buku) sejarah bisa berubah (Critical Review 2)



Karenamu (buku) sejarah bisa berubah
Author : Dwi Arianti

Anybody can make a history, only a great man can write it.
-Oscar wilde-
Setiap orang yang hidup di dunia mempunyai kesempatan untuk meciptakan sejarah dalam hidupnya. Akan tetapi orang yang yang menciptakan sejarah adalah orang yang mampu menuliskannya dalam sebuah kata-kata indah yang terangkai menjadi sebuah tulisan. Ketika seseorang menulis maka ia diibaratkan sedang mengukir sejarah (crafting history). Sejarah mengenai apa yang telah terjadi di dalam hidupnya. Tulisan inilah yang nantinya menjadi arsip penting yang dapat dijadikan petunjuk atau arahan hidup di masa depan. Tulisan ini pula dapat dijadikan sebagai kenangan hidup dan sejarah si penulisnya.
0 comments

Critical Review 2: Dibalik Terkuaknya Sejarah!




2nd Critical Review
Dibalik Terkuaknya Sejarah!
(by: Fitria Dewi)
Buku adalah salah satu hal yang dapat mengubah pola pikir manusia, manusia itu merupakan makhluk yang diberi akal, setiap manusia memiliki akal pemikiran sendiri-sendiri dari setiap kejadian yang dialaminya dan pola pikir itu terbentuk dengan sendirinya.  Proses-proses yang dapat mengalami pemikiran manusia diantaranya bisa melalui lingkungan keluarga, kehidupan sehari-hari dan masih banyak lagi.  Dari sekian banyak proses salah satunya itu buku, buku itu proses yang paling cepat dalam membentuk pola pikir manusia.
0 comments

critical review 2: Antara Buku dan Fakta dibalik Sejarah



Antara Buku dan Fakta dibalik Sejarah
(by Dewi Patah Andi Putri)
Buku merupakan salah satu sarana terbaik bagi pembelajaran dan pendidikan.  Hampir semua pengetahuan bersumber pada buku.  Sebuah buku selalu memberikan pengaruh yang bermanfaat ke dalam benak pembacanya.  Buku juga dapat mengubah mindset seseorang.  Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar.
0 comments