class review

MENGUKIR SEJARAH LEWAT LITERASI
(Author: Endang Siti Nurkholidah)
            Tidak terasa waktu-waktu ku habis terhanyutkan oleh sepinya suasana malam. Terhanyut oleh kesibukan malam yang selalu ku ratapi. Menulis, menulis dan menulis. Hanya dentingan detik jam yang ku dengar ketika pertapaanku dimulai. Itulah pekerjaan seseorang yang sedang menerapkan budaya literasi dalam kehidupannya. Memang membaca dan menulis termasuk kedalam bagian literasi.  Sejarah akan muncul karena literasi.
No literacy, no history. Ini slogan yang pantas untuk mengaitkan antara literasi dan history. Keduanya sangat berkaitan satu sama lain. Ketika kita ingin mencetak sebuah sejarah, bermulalah dari membudayakan literasi, karena orang yang tidak berliterasi tidak akan mencetak sebuah sejarah dalam hidupnya.
0 comments

Kegamangan Skala Tinggi Dalam Elemen-Elemen Literasi


Kegamangan Skala Tinggi Dalam Elemen-Elemen Literasi
Author: Astri Rahayu


Rise! Life is a motion, and I'm stuck in line.
Rise! You can't be neutral, on a moving train.
-Howard Zinn-


Menyadari kemampuan yang dimiliki, membuat diri ini merasa tertampar menjadi lebih sadar harus segera bergerak memperbaiki handcraft yang telah dibuat. Tepatnya sebuah karya tulis yang akan membuat sejarah dalam hidup ini. Bukan malah terlalu lama merenung dan tetap berdiam diri, seolah-olah diri ini terjebak dalam sebuah line antrian yang penuh sesak. Cepat bangkit dari kegamangan di dalamnya dunia literasi, yang penuh dengan elemen-elemen dasyat yang harus cepat dikupas tuntas agar semuanya bisa terkuak dan membentuk budaya literasi yang menjadi tonggak pemersatu bangsa. Berhenti dari kegamangan yang berskala tinggi ini, sehingga kita bisa menemukan benang merah antara literasi dan elemen-elemennya yang cetar membahana pengaruhnya untuk kita sebagai khalifah di bumi ini.
0 comments

5th Class Review : NO LITERACY, NO HISTORY


5th Class Review
NO LITERACY, NO HISTORY
(by. Endah Jubaedah)
Dunia berubah,  Perubahannya begitu cepat dan nyata, meninggalkan begitu banyak hal lalu mengenduskan nafas atas nama kemerdekaan dan era kemodern-an (tak terkecuali sejarah).  Lalu mengapa dunia terus berubah? Dunia pun kelu, rahasia Yang Maha Kuasa tak mampu diterka.  Namun setidaknya logika mampu mendeteksi pelaku atau tokoh perubahan dunia, yakni para penulis.  Ya, seorang penulis mampu mengubah sejarah dunia dengan tulisan yang mampu memengaruhi dan menyihir; membuktikan bahwa para peliterasi telah lahir sebelum sejarah tertulis.  Tekstualiti yang zigot-nya telah bersemayam sejak dulu memang membuat tempat hidup manusia tak pernah sama (berubah).  Tak akan ada sejarah jika tak ada literasi (penulis).
0 comments

5th Class Review: Mendobrak Kunci Utama Menulis



Mendobrak Kunci Utama Menulis
(Author: Aneu uji Lestarie)
Senin, 03 Maret 2014 kita sudah menginjak pertemuan kelima dalam mata kuliah writing 4.  Perjalanan ini semakin memanas dan dipenuhi dengan tikungan-tikungan tajam serta jalanan yang curam.  Jika kita lengah, maka kita akan terperosok ke dalam lubang-lubang yang dalam.  Pada pertemuan kelima ini membahas tentang “explore more about critical review”.  Dalam critical review kedua, kita masih kurang dari apa yang Mr. Lala harapkan yaitu tulisan yang belum terstruktur, dan tidak adanya keterkaitan literasi dengan history.
0 comments

Class Review 4


Menulis Bagaikan Bermeditasi
By : Atin

Pada hari Senin, 23 Februari 2014 tepatnya pukul 07.30 adalah pertemuan ke empat pada mata kuliah Writing 4. Seperti biasa saya akan mengukir  tinta diatas kertas putih ini, menuliskan ilmu-ilmu yang telah saya dapatkan daalam mata kuliah writing minggu kemaren. Tanpa basa basi , singkat cerita saya akan menceritakan kembali tentang materi yang telah dibahas minggu kemarin.
Pertama yaitu classroom discourse. Dalam classroom discourse atau wacana kelas, erat kaiatnnya dengan interaksi antara guru dan murid.
Didalam kelas, guru dan murid tidak dapat dipisahkan mereka selalu berhubungan, antara keduanya pasti ada sebuah interaksi yang membuat kelas itu complicated atau rumit. Kemudian dalam menulis, Seperti yang telah dijelaskan oleh Mr. Lala, bahwa menulis itu seperti bermeditasi. Banyak cara-cara bermeditasi dalam menulis, misalnya classroom complicated  discrourse  dan religions ini merupakan sesuatu yang besar yaitu :
0 comments

Class Review 5


Sebuah “Teks” 
By : Dian Eka Indriyani

Senin 03 Maret 201, sebuah hari dimana menjadikan hari itu sebagai hari yang melelahkan, bagi saya itu adalah hari yang saya tunggu kapanpun tanggalnya yang jelas hari senin lah yang menjadi penentunya. Entah saya tidak peduli dengan pandangan orang lain mau itu hari yang menyenangkan atau tidak karena bagi saya ini tambahan. Hari itulah yang sangat menguras tenaga dan pikiran saya, dan setelah itu saya akan merasa kedamaian setelah melewatinya bagaikan usai dalam peperangan yang tiada henti dan seperti meminum air ditengah gurun yang panas, sejuk dan tenang.
Meski demikian, banyak hal yang masih saya bingungkan mengapa masih saja saya ingin dan masih saja tersisa semangat yang terselip dalam hati saya untuk mengerjakan sebuah tugas, bisa atau tidak, lelah atau tidak, rangkaian kata seolah tetap menguntai meski saya tidak tau apa itu artinya, seperti dihari ini meski saya absen di kelas namun tetap saja saya harus mencari materi apa yang disampaikan dan dipelajari di kelas. Disitulah mengapa hari senin itu sebagai penentu yang saya kurang sukai, sebab saya harus bisa lebih lelah dari sebelumnya. Mengapa demikian??? Bisa dijawab sendiri tentunya.
0 comments

Class Review 5


LAGI-LAGI KONTEKS
By : Atin Hartini

Minggu kemarin, tepatnya tanggal 03 Maret 2014, saya tidak bisa mengikuti mata kuliah writing dikarenakan sakit. Malam ini saya harus mengukir ilmu diatas kertas putih ini, namun saya bingung harus mulai menulis dari mana? Saya tidak tahu harus menulis di class review tentang apa. Namun saya tak tinggal diam, saya mulai menanyakan tentang apa saja yang harus dibahas dalam class review sekarang. Menurut teman saya, Mr.Lala minggu kemarin masih membahas sekitar kesalahan kita dalam menulis dan Beliau juga sedikit menyinggung tentang cerita Colombus.
Pada class review kali ini saya akan membahas materi yang mencakup konteks, delapan parameter dalam konteks, writing and culture, writing and technologi, writing and genre, writing and identity, dan juga hubungan antara literasi dan sejarah. Jika kita melihat kembali kebelakang tentang tugas membuat critical review, di sana terdapat banyak sekali kesalahan. Mulai dari struktur teks yang kurang tepat, cara mengaitkan satu masalah ke masalah lainnya yang belum benar dan masih banyak lagi kesalahan di dalam teks yang saya buat itu. Terjebak dalam hal-hal sepele dan tidak akrab dengan kata kunci yang disebut wacana kelas, yaitu menceritakan fakta-fakta tentang konflik agama tanpa menunjukkan titik tegas pandang. Struktur generik pun tidak dibangun dengan baik. Pola Referensi yang hilang. Dalam power point, Mr.Lala menjelaskan bahwa satu hal yang bisa ia katakan yaitu: ada banyak ruang untuk perbaikan. Ketika kita terjebak dalam kesalahan, kita masih ada kesempatan dan mempunyai ruang untuk memperbaikinya.
0 comments

Class Review 5: Writing dan Hal-Hal yang Mempengaruhinya



Writing dan Hal-Hal yang Mempengaruhinya
Oleh Fatimah

            Setiap pertemuan harus ada yang berbekas. Pertemuan kali ini pada mata kuliah academic writing kembali mengarungi enam samudera yang berkaitan dangan writing. Samudera itu merupakan context, literacy, culture, technology, genre dan identity. Keenam samudera itu kami selai sebagai akibat dari critical review kami yang masih jauh dari harapan. Masih perlu banyak pencerahan dari berbagai sumber untuk mencerahkan critical review dan tulisan kami lainnya.
0 comments

Class Review 5




Kunci Sukses Menulis
Buku yang berhasil menggunakan sejarah sebagai jalan masuk menuju masa depan. Tulisan ini terukir jelas dalam majalah Historia yang diterbitkan pada tahun 2014 yang dirasa dapat memberikan masukan terhadap diri saya. Banyaknya peringatan yang mengingatkan agar saya harus terus membaca, membuat saya cukup terinspirasi untuk tetap berusaha membaca buku dan selalu bergelut dengan buku. Bagi saya, Mr. Lala adalah orang pertama yang membuat saya selalu terinspirasi untuk tetap ingin membaca dan menulis. Namun, tidak bisa dipungkiri, rasa malas selalu menjadi musuh utama untuk membiasakan diri agar dapat terus membaca dan menulis.
0 comments

Class Review 5



Kata Demi Kata
By : Anisa
Kesunyian yang begitu setia menemani ku dalam setiap lekukan  pena yang telah tertuntun oleh hati. Hati yang akan menuntut ku kedalam suasana yang hening tiada berbunyi. Hanya ada kesunyian yang selalu meliputi diri ini, yang sedang dihimpit oleh kata-kata yang tak dimengerti. Sebuah bukti dari kesungguhan hati yang tak mampu melewati tanpa ada tantangan yang tak berarti. Inilah sebuahh karya yang nyata tapi penuh dengan kisah yang tak dimengerti jika hanya dilihat dengan mata tertutup, tapi gunakan hati untuk melihat ini dan buka sedikit hanyalan tanpa memikirkan sebuah logika.
0 comments

class review 5: Tafsir Sejarah dan Praktik Literasi Untuk Kehidupan Sosial


Tafsir Sejarah dan Praktik Literasi Untuk Kehidupan Sosial
Menafsirkan sebuah sejarah merupakan suatu kegiatan yang bisa dikatakan baru, karena mencakup penelitian yang mendalam dan disertai dengan bukti-bukti yang kongkrit untuk menulis ulang sejarah yang semestinya ada dan bukan rekayasa. Kenapa tafsir sejarah ini baru muncul di beberapa abad belakangan ini? Ya, hal demikian bisa terjadi mengingat kemampuan berliterasi orang-orang di zaman  sekarang ini mampu menjadi bahan bakar utama dalam proses perubahan di dunia ini. Sikap kritis, berani, terbuka, teliti, tertib, rajin, serta rasa ingin tahu yang sangat tinggi menjadi ciri khas tersendiri bagi seseorang yang levelnya boleh dikatakan literat. Namun seperti apakah hubungan antara sejarah dan literasi dalam kehidupan sosial bermasyarakat? Patut untuk kita simak bersama.
0 comments

Class Review 5 : Lupa Lagikah Kunci(Ilmu)Nya



Lupa Lagikah Kunci(Ilmu)Nya
Ilmu yang pernah kita pelajari jangan pernah kita lupakan, apalagi ilmu tersebut kita buang jauh-jauh. Alangkah baiknya kalau kita amalkan atau setidaknya kita sesalu mengingat-ingat dengan sering-sering membacanya, pastinya ilmu tesebut akan berkembang. Kesalahan mindset di kelas kami membuat pelajaran pelajaran yang terdahulu tidak ingat, karena kami suka melupakan pelajran yang pernah diajarkan oleh dosen, dalam hal ini adalah Mr.Lala. mungkin itu juga terjadi di negri ini kebanyakan siswa hanya mengingat pelajaran yang baru dipelajari dan selalu menghapal pelajaran yang akan diajarkan, sedangkan pelajaran yang terdahulu mereka lupakan begitu saja.
0 comments

Class Review 5



Harta Karun Berharga dalam Analisis Teks

(Author: Hanifatus Sholihah)


Selamat pagi dunia. Itulah ucapan salam, terhangat dan terdahsyat untuk mengawali pagi hari ini. Senin, 23 Februari 2014, tepatnya pukul 09.00 kita sudah memulai pembelajaran dengan Mr Lala Bumela, sebagai tuan rumah Writing 4. Sebelum beliau memberikan asupan nutrisi serta makanan empat sehat lima sempurna hasil racikan beliau.
Beliau memulia pertemuan pertama dengan menampilkan slide power point nya. Disitu ada catatan kekurangan dari dua kali Critical Review kita. Disitu kekurangan kita adalah mengenai sumber bacaan literasi.
Poin-poin penting yang harus dijelaskan secara gamblang pertama kali terdapat dua hal, yaitu: 1) History + literacy as Social Practice dan 2) History + literacy as Practical Practice. Berdasarkan artikel Martin Prinsloo mengenai Studying Literacy as Situated Social Practice (seperti poin nomor satu), dia mengembangkan “the conceptual resources” untuk mempelajari literasi, lalu kemudian ia menggunakan data yang diulas kembali untuk mempelajari literasi dalam konteks sejarah di “South Africa”.
Ada tiga hal penting yang Martin Prinsloo bahas, yaitu: materiality, agency dan social practices.
Pada beberapa dekade, teori sosial telah bergejolak untuk dipahami secara teratur dan berubah di dunia sosial yang terkait adanya relasi antara pengetahuan manusia dan aktifitas materiil di dunia.
Menurut ahli teori struktural sosial, terdapat perbedaan, fenomena materi setuju terhadap sistem analisis pengelompokkan. Berdasarkan persembahan kembali yang dilakukan oleh Levi Strauss (1962), tempat dari penawaran simbolik adalah sama dengan “the plane collective thought”. Sama dalam hal sistem pengelompokkannya, skema-skema atau kode-kode yang dipahami untuk menentukan apa yang dapat atau tidak dapat menjadi sebuah objek dalam bahasa dan perbuatan (aksi). Strukturalisme demikian “redefined the material”, sebagai “objek pengetahuan” dan “objek simbolik” sebagai discourse expresssed through categories , dan tindakan komunikatif. Berikutnya versi dari strukturalisme lain, asosiasi bervariasi dengan Derrida (1976), Foucault (1972) dan Baudrillard (Reckwitz, 2002, 196), mengerti tentang ide materi dari perspektif yang terlihat dari realitas sebagai konstitusi sosial.
0 comments

Class Review-5


Merangkai Pasti Elemen-elemen yang Hilang
(By:  Fitriatuddiniyah)

Seperti berlari dalam gelap mencari setitik cahaya yang akan menemani perjalananku dalam writing and composition 4 ini.  Baru pada putaran ke-5, namun nafasku sudah terengah-engah tak menentu.  Saya harus membelalakkan mata lebih lebar, memutar otak lebih keras, dan mendamaikan angan dan hati ini.  Selain itu, saya harus menyeiramakan formasi kata-kata yang cemerlang, dan juga membentuk barisan-barisan strategi yang gemilang.
Ratusan bahkan ribuan kata sudah saya susun rapih di atas kertas putih yang setia menantinya.  Namun, banyak lubang-lubang yang mengganggu karena elemen-elemennya yang hilang dari deretan-deretan kata tersebut, yaitu nyawa yang seharusnya ada dalam formasi kata tersebut.  Oleh karena itu, untuk menghidupkan barisan kata-kata tersebut, berikut beberapa elemen-elemen yang dapat menutupi lubang-lubang tersebut.
0 comments

class review 5

TERJERAT RANJAU HISTORY
Satu ranjau tentang sejarah telah menjebak pemahaman writer yang sedang berkecimpung di dunia academic writing. Tema history yang diambil dari artikel “antropolgiest of the shelf” dengan pengarang yang bernama Howard Zinn. History yang dipandang banayk academic writer adalah peristiwa yang bisa terungkap atau terkuak kebenrannya. Salah satunya adalah buku sebagai bukti otentik atau benar adanya sejarah. Buku bisa mengubah hidup persis yang tertera dalam artikel Howard Zinn.
Namun, conteks yang dibangun oleh kebanyakan writer tidak mengaitkan pada conteks literasi. Ternyata menurut Mr. Lala pengaruh literasi sangat besar terhadap sejarah. Sangat disayangkan sekali kurangnya rasa peka terhadap membaca, membuat kesalahan itu terjadi dan terulang. Menurut Mr. Lala bahwa daya baca anak-anak pbi ini masih miskin. Artinya daya literasi warga pbi masih dibawah rata-rata atau belum bisa dikatakan qualified reader. Dampak yang terjadi opini yang disampaikan oleh setiap reviewer tidak akurat. Literasi itu ibarat tiangnya atau sumber kehidupan manusia.
0 comments

Class Review 5: The Burning Morning Writing Spirit!



The Burning Morning Writing Spirit!
Apif Rahman Hakim
            Masih di dunia writing, kepala saya semakin pusing setiap hari senin karena ada mata kuliah writing. Terasa pening dan agak sedikit mooring, meskipun sudah morning tapi hati ini terasa semakin burning menghadapi tantangan di mata kuliah writing. Kali ini saya akan membahas mengenai intertextuality dan key issues, cap cus cing!
0 comments

Tafsir Teks

5th Class Review
Tafsir Teks
(By Erni Nuro)

Merajut asa demi cita, kini perjalanan yang semakin curam dan tajam penuh liku serta gelombang. Tetap berpegang teguh dengan pendirian untuk tetap bersemangat dan terus bersemangat. Hanya bermodalkan semagat dan keyakinan kini mampu membuktikan bahwa kami masih diberi kesuksesan.
Kini memasuki musim terakhir, dimana peserta masterpice telah siap siaga mengantisipasi kejadian-kejadian aneh serta mankutkan. Tapi inilah sebuah tantangan yang menguji keberanian jiwa para peserta masterpice. Walaupun tantangan semakin nampak dimata, tetapi bagi jiwa-jiwa masterpice dengan penuh keyakinan dan percaya diri mampu mengahadapi musuh-musuh masterpice dengan satu persatu.
0 comments

Literacy: Lebih Dalam Memahami Baca-Tulis


Class Review 5
Literacy: Lebih Dalam Memahami Baca-Tulis
(By: Evi Alfiah)

Background knowledge merupakan factor yang membuat pembaca memiliki selera membaca yang berbeda.   Tidak semua pembaca suka terhadap suatu bacaan tertentu, karena mereka memiliki level bacaan yang berbeda.  Hal ini juga yang terjadi di kelas writing 4 TBI-A.  hasil karya tulis para mahasiswanya belum bisa memenuhi kepuasan dosennya sebagai pembaca.  Senin, 03 Maret 2014.  Mr. Lala Bumela masih aktif membawakan Mata Kuliah Writing and Comprehension 4 di kelas TBI-A.  Beliau masih semagat membawakan materi-materi writing yang luar biasa yang harus mahasiswa gali lebih dalam.
0 comments

The 5th Class Review



Lautan Materi Para Calon Penulis

Bertajuk ke fifth meeting pada Mata Kuliah Writing and Composition 4 PBI A bersama sang master, Pak Lala Bumela.  Week by week PBI A semakin memanas. Tepatnya pada hari Senin, o3 Maret 2014 PBI A kembali bertanding ria dengan Writing 4. Berada di middle session membuat para peserta harus konsisten. Apabila peserta ingin mundur dari pertandingan, lebih baik sekarang karena the next match adalah waktu-waktu kritis di mana tingkat kesulitan jauh lebih tinggi dengan previous match. Tantangan lebih tajam lagi dan pertarungan pun semakin sengit. Sang coach tidak setengah-setengah dalam mendidik dan melatih para peserta writing ini. Tak segan-segan beliau menggunakan volume tingkat tinggi dalam pembelajarannya. Yang harus dilakukan para pesertanya adalah membuat progress yang maju dan bersinar berkualitas.
Pelatihan para calon penulis ini rupanya mendapat gretakan yang membuat jiwa tulis-menulis ini sadar. Sang coach memberikan kami evaluasi pada essay kami. masih banyak lubang yang menganga yang harus kami tutup rapat-rapat. Namun, inilah sebuah proses yang memang tidak bisa dihindari para calon penulis dalam perjalanannya menuju golden time for get the masterpiece. Pelatih mengevalusi kekurangan kami yang ternyata jumlah kekurangan kami tidak sedikit. Perlu ditekankan lagi beberapa kekurangan itu agar menjadi pelajaran dan tidak akan me-repeat kesalahan ini. Gretakan dan ketidakpuasan pelatih dijadikan sebuah butir motivasi agar lebih tertantang lagi dan maju dari sebelum
0 comments

Everything about What We Do: INTERTEXTUALITY AND KEY ISSUES IN WRITING (Class Review-5)



Everything about What We Do:
INTERTEXTUALITY AND KEY ISSUES IN WRITING
(By: Enok Siti Jaenah)
Berlatar belakang buku yang ditulis oleh Ken Hyland dan Mikko Lehtonen, class review kali ini bukan hanya jejak-jejak previous meeting yang saya guratkan kembali di sini, namun juga menyajikan lingkup-lingkup writing yang tentunya kawasan yang dijangkau pun lebih luas dan lebih dalam. Mereka adalah intertextuality, Key Issues in Writing, History-Literacy, dan sedikit bumbu tentang previous meeting.
0 comments

5th Class Review: Masih dalam dunia “Literasi”



5th Class Review
Masih dalam dunia “Literasi”
(Author: Fitria Dewi)

Literasi memang sepertinya tidak dapat dipisahkan dari kegiatan kita ini, dua minggu berturut-turut kita di tuntut untuk bisa membuat critical review yang juga masih berkaitan dengan materi mengenai literasi, selama dua minggu itu pula aktifitas ‘begadang’ pun tak pernah absen dari kita setiap malamnya.  Dalam membuat critical review kemarin kita masih banyak mengalami kesulitan, itu mungkin di karenakan pemahaman dan pengetahuan yang kita miliki itu masih sangat kurang sekali.  Tetapi untuk satu minggu kedepan, Mr. Lala tidak memberikan tugas critical review pada kami.  Satu minggu bukanlah waktu yang lama tetapi setidaknya kami bisa merasa sedikit lega dan bisa mempersiapkan persiapan yang cukup matang untuk tugas-tugas kami selanjutnya.
0 comments

Class review 5: Mencari Celah Ilmu dalam Buku Lehtonen dan Hyland



Mencari Celah Ilmu dalam Buku Lehtonen dan Hyland
(by: Dewi Patah Andi Putri)

Untuk sekarang ini, mata kuliah writing semakin memanas.  “dia yang berjuang keras, dialah yang mendapatkan hasil yang memuaskan” ini lah salah satu ungkapan untuk mata kuliah yang satu ini.  Tanjakan yang sangat curam dan jalan yang berkelok-kelok akan menjadi tantangan untuk sampai ke puncak writing, dan kata pedoman yang tepat adalah semangat.
0 comments

MAHA DASYATNYA MENULIS (Class Review 5)



MAHA DASYATNYA MENULIS
Author: Dwi Arianti

Bukan menjadi hal yang aneh ketika mendengar kata “WRITING”. Hal ini karena, hidup kita tidak akan terlepas dari yang namanya writing. Writing inilah yang akan membuat seseorang memiliki kemampuan berliterasi. Literasi adalah faktor yang sangat dahsyat. Hal ini penting terhadap kemajuan kehidupan di dunia ini. Berbicara mengenai writing, maka pasti berkaitan dengan teks atau tulisan. Dimana teks berisi sekumpulan kata-kata bermakna yang diciptakan penulis. Makna suatu teks diciptakan oleh seorang pembaca. Disinilah, penulis harus menciptakan teks yang mudah dipahami oleh pembaca dalam memahami dan menciptakan makna, sehingga penulis haruslah memahami mengenai intertekstualitas.
0 comments

Class Review 5

Seperangkat Key Issues dalam Writing
(By: Iiz Lailatus Saidah)

Senin, 03 Maret 2014, diawal bulan maret ini tak terasa sudah beranjak ke pertemuan kelima dalam mata kuliah writing 4. Dipetemuan kali ini bukan hanya menyajikan apa yang telah Mr.Lala sampaikan di kelas, akan tetapi kita harus bisa mengeksplor tulisan kita lebih luas lagi karena jalan yang kita tempuh pun sudah sangat luas. Kita harus sudah bersahabat dengan orang-orang ternama seperti Ken Hyland, Lehtonen dan Chaedar, karena mereka tokoh utama dalam writing 4 ini.
0 comments

class review 5

 Mata Rantai: Literasi-Sejarah-Intertekstualitas
Written by Ida Fauziyah

Kembali bersua dengan hari senin yang berarti kami harus kembali bersua dengan Writing 4. Pertemuan kala itu merupakan pertemuan kelima yang bertemakan “Exploring More About Critical Review”. Dalam pertemuan kala itu Mr. Lala banyak mengungkap berbagai kelemahan, kemudian kesalahan sampai pada tingkat pengabaian kami dalam critical review.
Terlepas dari itu segala bentuk hal negatif dalam critical review, Mr. Lala kemudian menugaskan kami untuk mencari serta memahami tentang berbagai hal. Tanpa kami sadari, segala macam bentuk tugas yang diberikan oleh Mr. Lala keada kami selalu berlandaskan atau memiliki keterkaitan dengan literasi seperti critical review yang pertama tentang classroom discourse, critical review kedua tentang sejarah dan lain-lain.
Telah kita ketahui bahwa literasi sangat penting dalam kehidupan manusia. Kita tahu juga literasi mencakup banyak hal, salahs atunya adalah baca-tulis. Nystrand mendefinisikan menulis sebagai interaksi sosial. Proses menulis adalah soal menguraikan teks sesuai dengan apa yang penulis cukup bisa berasumsi bahwa pembaca tahu dan mengharapkan, dan proses membaca adalah masalah memprediksi teks sesuai dengan apa pembaca mengasumsikan tentang tujuan penulis. (M. Nystrand, 1989: 75)
0 comments

Class Review 5 : Berkenalan Dengan Orang – Orang Super



Berkenalan Dengan Orang – Orang Super
Author : Asy Syifa Rahmah Ihsani

Senin, 3 Maret 2014..
Menginjak pertemuan ke lima mata kuliah Academic Writing yang dikomandani oleh Mr. Lala Bumela.  Sudah banyak sekali hal – hal yang dibahas selama lima minggu ini, dari literasi, classroom discourse dan kerukunan beragama, sampai sekarang masuk ke history.  Saya sudah diperkenalkan denganorang – orang yang super duper hebat, seperti Howard Zinn, Betsy Rymes, Chaedar Alwasilah (yang memang sudah saya kenal sejak semester 2) sampai pada sosok fenomenal Christoper Colombus.  Kali ini saya akan merujuk pada Lehtonen dan Hyland.
0 comments

Class Review 5: Kembali menyelamai dunia Literasi beserta Isinya



Kembali menyelamai dunia Literasi beserta Isinya
Atiyah
Hari selasa adalah hari dimana teman-teman sekelasku beristirahat menenangkan pikiran dan memanjakan diri dari kepadatan tugas, tapi tidak bagi aku. Aku harus tetap mengikuti pelatihan peperangan writing pada pasukan lain. Hari selasa adalah hari yang selalu aku bagaikan dikejar oleh waktu yang tak ingin aku terlambat semenitpun. Terik matahari membuat kering kerongkonganku sehingga aku harus mengatur nafasku sebelum masuk kedalam kelas peperangan itu. Langkah ku terhenti di depan pintu ruangan yang dimana para prajurit telah lebih dulu berada di sana.
0 comments

Class Review 5

Ketika Literasi dan Teman-teman Barunya Menyapaku
(by: Friska Maulani Dewi)


Mentari pagi kembali menyapaku di hari Senin, 3 Maret 2014.  Itu artinya aku harus bercanda-ria kembali dengan writing 4.  Itu artinya aku harus bergegas bangun dari mimpi indahku tentang hari-hari tenang dimana aku bisa bebas melakukan apapun yang aku suka tanpa perlu mengkhawatirkan lagi tugas-tugas kuliahku.  Ya, karena tidak ada lagi hari-hari tenang untuk bersantai semenjak aku memasuki gerbang semester 4 ini.  Dan bisa dibilang itu semua karena teman-teman baruku yang bernama writing 4 dan literasi.
0 comments

Class Review 5: Berikan Aku Hidayah-Mu



Berikan Aku Hidayah-Mu
“Memberikan hidayah-Nya agar dapat menjalankan praktik literasi dengan baik.”
-- Hadi Wibowo

Pembahasan mengenai literasi mengungkit beberapa hal yang masih terselubung. Salah satunya adalah sejarah. Hal inilah yang belum saya ketahui hingga akhirnya di pertemuan ke 5 Writing and Composition 4 ini membahasnya. Termasuk di pertemuan inilah Critical Review yang kedua dibahas dengan gamblang oleh Mr. Lala Bumela.
0 comments

Class Review 5




“Literasi dalam Spion Kehidupan”
{Diana}

            Puji syukur alhamdulillah atas segala rahmat dan karunia-Nya  yang tak terhingga  yaitu detak jantung, aliran darah,  hembusan nafas dan  segala nikmat lainnya. Atas ridhonya saya dapat menggoreskan tinta pena kedalam puing kertas menjadi sebuah rangkaian kata yang bermakna dan satu sama lainnya saling berhubungan membentuk satu kesatuan wacana. Dalam class review ini berisi tentang hubungan antara sejarah dan literasi serta di  dalamnya terkait teks, konteks dan intertekstual. Tanpa kita sadari bahwa sejarah itu terkadang mempunyai unsur literasi baik itu dalam menulis maupun hal lainnya. Berikut penjelasannya:
0 comments

Class Review 5: Bayang Intertextuality



Bayang Intertextuality
(Alfiniya Fitrotur Rakhmah)

            Intertextuality pada kenyataanya merupakan setiap ucapan yang memberiakan reaksi dan menjawab pada ucapan lainnya yang diperbolehkan untuk digunakan pada suatu teks. Hal ini sering terlihat seperti apa yang dikatakan Fairclough bahwa intertextual ynag jelas tidak sadr pada kesiapan kutipan teks yang lebih dahulu, diuraikan sendiri atau mengutip. (Ken Hyland, 2006:314).
0 comments

Class Review 5



Literacy is the Perfect Vehicle
(by Desi Diana)
Jalan yang kita lalui bersama writing4 ini selalu bertegur sapa dengan literasi.  Seperti judul yang saya sematkan untuk class review ini, bahwa literacy is the perfect vehicle, literasi adalah wahana atau kendaraan yang sangat sempurna untuk kita dalam belajar writing.  Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis (7th Edition Oxford Advanced Learner’s Dictionary, 2005:898).  Dalam sejarah umat manusia, menulis adalah kemahiran yang paling banyak dari pada berbicara.  Walaupun begitu, masih banyak saja orang yang belum bisa memahami sebuah teks tertulis.  Sama seperti apa yang sedang saya alami, tugas critical review kedua saya sangat kacau.  Hanya karena belum memahami benar apa maksud dari teks bacaan yang saya baca.
Kesalahan dan kelemahan pada critical review kami yang membahas tentang “Speaking Truth to Power with Books” suatu kebenaran dari Negara besar lewat sebuah buku dari Howard Zinn sangat jauh dari ekspetasi tentang apa yang harus dikritik.  Mr. Lala Bumela memberikan pemahaman dan penjelasan, agar kami tidak sampai ignorance dalam mengkritik teks.  Tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang history literacy, yaitu context, literacy, culture, technology, genre dan identity.  Semua itu adalah kata kunci agar kita dapat memahami suatu bacaan atau pada saat kita menulis.  Mari kita telusuri dan pahami semuanya.
0 comments

Class Review 5


Key Issues in Writing and Intertextuality
Author: Aulia Priangan

            Jeda diperlukan dalam setiap proses yang sedang kita tempuh. Pun demikian dalam hal mengerjakan tugas. Kita memerlukan spasi demi merasakan kembali kehidupan disekitar kita. Jeda menjadi momentum dimana kita menyulutkan kembali api semangat yang meredup dan kemudian menjaganya. Jeda menjadi momentum dimana kita menginsafi telah sejauh mana kita berjalan. Bernostalgia dengan usaha-usaha yang telah kita lakukan dan menyadari bahwa kita mampu melewati sebuah proses. Bahkan rangkaian kata yang indah dan memesona pun membutuhkan spasi agar dimengerti dan bermakna. Seperti yang ditulis Dee dalam bukunya yang berjudul Filosofi Kopi, “Seindah apapun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?”.
0 comments

5th Class Review



Somethings Missing
By : Fithri Maulidah
Melihat langsung hasil yang dibuat oleh tangan sendiri adalah satu kepuasan tersendiri, meskipun hasil yang didapt besarnya tidak seberapa. Ada yang kecewa ada yang bahagia, itulah kehidupan. Satu yang harus diingat dalam menuntut ilmu, yaitu jangan pernah merasa puas begitu saja tetapi kita harus rakus pada ilmu yang kita pelajari. Dalam penulisan critical review yang ke-2 kemarin rata-rata anak di kelas kecewa dengan hasil yang didapatkan, termasuk saya, karena standard nilainya sangat turun dari critical yang pertama. Mengkritik sejarah ternyata tak semudah mengkritik sistem pembelajaran. Banyak sekali kesalahan pada tulisan saya, salah satunya yaitu saya terlalu fokus pada sejarah mengenai tokoh Columbus. Padahal sejarah tersebut bisa digabungkan dengan berbagai macam aspek, seperti literasi sebagai praktek sosial.
0 comments

Class Review 5: Tekhnik-tekhnik dalam menulis dan mengajar

"Tekhnik-tekhnik dalam menulis dan mengajar" (By: Dhika Irhamullah Yusuf)
Pada tanggal 03 Maret 2014, adalah pertemuan kelima dalam mata kuliah writing 04 bersama Mr.Lala Bumela disemes- ter 04 ini. Saya semangat untuk yang ketiga kalinya diajar lagi oleh Mr.Lala Bumela. Lalu, setelah itu Mr.Lala Bumela datang pada pukul 09.10 AM diruang 44 lantai 03, digedung bahasa Inggris. Kemudian, Mr.Lala Bumela memberikan sebuah mater kepada kelas kami yaitu materinya adalah "Key issue in writing research and teaching", atau kunci-kunci dan tekhnik-tekhnik dalam menulis dan mengajar.
0 comments