Class Review 8



“Kehidupan Layak yang dirindukan Si Hitam dan Keriting”
(By : Hanifatus Sholihah)
Mentari pagi, bersinar lagi. Menampakkan cahayanya yang mampu menerangi dunia, menghangatkan seluruh jiwa-jiwa manusia yang berada dalam suasana suka maupun duka. Satu statement yang bisa saya katakan untuk saat ini adalah “welcome back, welcome again.” Setelah sekian lama kelas kita vakum dari mata kuliah Writing and Comprehension 4, setelah sekian lama tertidur lelap, terpenjara, terjebak dalam mulut ikan paus serta setelah sekian lama dirundung kegalauan, akhirnya kita bisa berkumpul, belajar dan bersua dan mengeksplor diri bersama Mr Lala Bumela lagi.
Pagi hari ini, tepatnya tanggal 25 April 2014 pada hari jum’at pukul 06.00 WIB, kami seperti orang yang mati suri (sekian lama tidur, lalu terbangun) dan bagaikan seorang bayi yang baru saja dilahirkan ke muka bumi ini, yaitu dalam keadaan suci, fresh dan tanpa dosa, kita mulai lagi berpetualang, bertarung melawan segala bentuk rintangan yang menghadang bersama master kita, Mr Lala Bumela.
Kita mulai bekerja keras, bergelut dalam dunia yang banyak sekali tantangan yang mengahadang didepan, dan bagaimana caranya kita bisa survive dan bisa selamat setelah adanya seleksi alam.
Pada hari ini, saya harus banyak membuka buku, banyak searching informasi mengenai Papua, aspek-aspek yang bersangkutan dengan yang terjadi di Papua, konflik-konflik Papua, serta keterkaitan Papua dengan artikel Eben Kirksey yang berjudul “Don’t Use Your Data As a Pillow”. Berdiskusi bersama kelompok saya (Alifah, Astri, Eva, dan Evi).
Dalam kelompok saya, membahas bersama-sama apa sih Papua itu, Mengapa Papua sempat berubah nama menjadi Irian Jaya, apa hubungannya Papua dengan “British Petroleum”, NKRI, PEPERA, Agresi Militer Belanda 1 dan 2, TRIKORA, dan lain-lain.
0 comments