“Dark Character as Habit”
Dark
Character as Habit??’’ yaitu dimana sebuah karakter baru yang pantas kita
sandang, dan karakter itu tercipta dari kebiasaan kita yang mungkin bisa
dikatakan sudah mendarah daging. Karakter itu bukan karakter yang kita harapkan
karena karakter itu gelap tanpa ada sinar sedikit pun artinya karakter itu
tidak memiliki sisi baik sedikit pun karena karakter itu sudah berada pada
tingkat atau puncak teratas yaitu” IGNORANCE”, dimana karakter itu sudah kita
sandang seperti yang dilontarkan oleh Mr. Lala Bumela, M.Pd, bahwa kita pantas
mendapatkan sebutan itu karena kita sendiri telah memelihara kebiasaan yang
buruk yaitu terlalu menyepelekan sesuatu hal dan tidak cermat terhadap hal yang
kita lakukan. Seperti halnya yang terjadi pada nasib kita yaitu hasil tugas
yang kita kerjakan pada mata kuliah writing and composition 4 dinyatakan
“SALAH”, karena tugas yang kita kerjakan
salah tidak sesuai dengan yang seharusnya yaitu tugas yang seharusnya kita buat
adalah “Critical Review”, yang didalamnya terdapat generic structure berupa
introduction, summary, main body, conclusion, dan reference.
Namun tugas yang kita buat
hanyalah”Free Writing” yaitu tanpa adanya generic structure. Meskipun tugas
yang kita buat konteksnya sama yaitu mengarah pada sosok seorang penulis
termuka bernama Howard Zinn, tepatnya mengenai sejarah benua Amerika yang
terkenal dengan seorang ekspeditor Columbus. Namun pada kenyataannya, tugas
yang kami kerjakan itu salah dan sudah menjadi bubur yang tidak dapat diperbaiki
lagi untuk menjadi nasi. Meskipun dalam benak hati yang paling dalam, kita
merasa sangat kecewa dan terdiam membisu dengan kenyataan itu. Tapi apalah daya
semua tenaga, waktu, pikiran terkuras dan terbuang sia- sia dengan kenyataan
pahit itu.
Semua itu mungkin berawal dari
potensi diri kita yang lemah tidak adanya kecermatan dan percaya diri yang kuat
dalam menerima pesan tepatnya mengenai tugas. Potensi kita tergoyahkan oleh
simpang siurnya pesan atau informasi dari berbagai sumber tentang ketentuan
tugas yang benar dan harus dilakukan seperti apa. Sehingga dari simpang siur
informasi yang kita dapatkan, kita menerima begitu saja tanpa adanya
filterisasi terlebih dahulu. Paeda akhirnya tugas kita di tolak, tidak ada satu
pun yang benar. Sehingga hal itu membuat mood Mr. Lala menjadi tidak enak,
lelah dan memutuskan untuk keluar dari
kelas.
Kenyataan pahit itu bertolak belakang
dengan background yang seharusnya kita miliki sebagai seorang mahasiswa yaitu
memiliki intelektual yang tinggi dan karakter yang baik. Bukan seorang
IGNORANCE. Hal penting yang harus dibuktikan oleh seorang mahasiswa harus bisa
menulis. Sebagai seorang penulis kita harus bisa mengungkapkan dan mengeksplor
makna dibalik bacaan yang kita baca. Untuk memudahkan kita dalam pemahaman
makna bacaan, ada tiga bentuk dari pemahaman yang meliputi tiga tahapan
penting yaitu: meniru, menemukan, dan menciptakan. Dimana menulis adalah
menciptakan affordances serta pengeksplorasian makna.
Selain itu, menulis bisa dikatakan semogenesis, yaitu adanya text, system dan context. Seperti pada thesis statement dalam critical Review
yang kita buat, harus mampu menghidupkan beberapa point dan mampu menciptakan kekuatan
yang ekstra terhadap hal yang kita kritisi sehingga membentuk poimt baru yang
tertulis.
Adapun
menurut Milan Kundera (in L’Art duroman:1986): “to write, means
for the poet to crush the wall behind which something that ‘was always there’
hides. In this respect, the task of the
poet is not different from the work of history, which also discovers rather
than invents”. Artinya bahwa kita
sebagai seorang penulis harus bisa menghancurkan tembok karena di ibaratkan
dibalik kerasnya tembok ada sesuatu hal yang tersembunyi dan harus kita gali
dan dobrak yaitu dimana sebagai penulis harus mempresentasikan
hal-hal yang disembunyikan dalam suatu hal seperti pada bacaan, atapun buku-
buku terutama tentang kebenaran sejarah. Seperti halnya kita yang harus kritis
dan cermat dalam menguak kebenaran sejarah benua Amerika yang dituliskan oleh
Howard Zinn bahwasannya ekspeditor benua Amerika adalah Columbus. Hal
tersembunyi tersebut, jika kita soroti
dari segi sudut pandang Howard Zinn yang memprioritaskan Columbus sebagai
ekspeditor benua Amerika dan bukan tokoh
islam seperti dalam sejarah islam, dapat diperkirakan karena latar belakangnya
adalah dari segi ideology HoWARD zinn yang notabennya bukan orang islam.
Sehingga Zinn hanya memprioritaskan ekspeditor dari kalangan sebangsa dan
ideologinya saja tanpa melihat ideology lain.
Namun dari apa
yang dituliskan oleh Howard Zinn dalam karyanya yang berjudul”
People’s History of the United State (1980), tidak dibenarkan karena jika
dilihat dari kenyataan yang ada yaitu dari segi sejarah peradaban islam
dinyatakan bahwa teori Howard Zinn itu
tergeser dan dinyatakan tidak valid. Hal itu adalah bentuk kritis yang
kita lakukan terhadap karya Howard Zinn yang disebut Critical Review”, yaitu
dimana kita tidak hanya percaya dan menanggap teori itu benar akan tetapi
mengkritis dari berbagai sumber lain. Adanya teori
Zinn yang pada awalnya diakui dan diyakini oleh orang- orang adalah teori yang
valid karena belum ada sumber lain yang menentang hal itu. Namun berubahnya
waktu dan masa, sehingga teori itu tergeser oleh teori- teori islam seperti
teori teori Arab dan Muslim Spanyol, teori Afrika Barat, dan teori
Dinasti Utsmaniyah. Hal itu sebagai bukti bahwa sejarah adalah proses
penciptaan manusia yang tanpa putus. Seperti adanya sebuah istilah menyatakan
bahwa, sejarah seperti penyair, dimana dalam
pengungkapan teori ataupun lainnya di kondisional waktu dan selalu baru
terganti dengan teori yang baru dan lebih kuat karena itu semua tercipta dari
pemikiran manusia yang tidak akan terputus semakin berkembang dan terasah tidak
hanya seperti pisau yang tumpul.
Dari pemaparan
di atas dapat disimpulkan kita sebagai seorang penulis harus menciptakan.
Dimana menulis adalah menciptakan affordances serta pengeksplorasian makna.
Selain itu, menulis bisa dikatakan
semogenesis, yaitu adanya text, system dan context. Seperti halnya kita mampu menciptaka teks baru
dari sebuah artikel atau karangan Howard Zinn menjadi Critical Review yang
didalamnya terdapat kritik kita terhadap hal yang janggal terhadap apa yang
dituliskan dsalam bacaan yang kit abaca. Tentunya dalm pengkritikan itu
disertai bukti yang kuat supaya kritikan kita tepat sasaran dan valid. Serta
kita harus bisa mendobrak sesuatau yang tersembunyi dibalik makna terutama
makna dalam kebenaran sejarah yang berfungsi sebagai spion kehidupan manusia.
Ketidak benaran teori Howard Zinn membuat kita tersesat dalam informasi.