Aturan Dalam Tulisan
Ketika
seseorang ingin membuat suatu karya tulis, maka aturan-aturan yang ada dalam
menulis itu harus benar-benar faham dengan hal yang bersifat kecil sekalipun.
Seperti halnya Generic Structure yang
menjadi sebuah aturan utama dalam sebuah tulisan karena sifatnya yang kompleks
seperti menjadi pagar untuk memagari suatu alur dalam tulisan agar nantinya
tercipta sebuah irama yang bagus dalam tulisan dan juga untuk menjaga tulisan
itu agar tidak keluar dari garis jalan inti pokok dari sebuah tulisan yang
seharusnya ditulis oleh si penulis tersebut. Namun sebenarnya seberapa
pentingkah sebuah Generic Structure dalam
sebuah karya tulis? Dan apa saja materi yang terkandung dalam Generic Structure ini?
Menurut Bpk.
Lala Bumela ketika sekembalinya beliau
menjadi dosen pengampu mata kuliah writing and composition 4 di jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris (IAIN Syekh Nurjati Cirebon). Beliau mengatakan bahwa
penggunaan Generic Structure dalam
sebuah format academic writing itu merupakan harga mati yang harus digunakan
jika seseorang itu menulis suatu tulisan. Hal ini sangat menarik mengingat
dalam syllabus yang diberikan beliau kepada mahasiswanya mewajibkan penggunaan Generic Structure yang baik dan benar.
Program yang
disampaikan oleh beliau ini memang membuat banyak mahasiswanya yang pusing,
akan tetapi sebaliknya banyak juga mahasiswanya yang sudah mulai menemukan jati
diri dan posisinya sebagai penulis lewat Generic
Structure yang penulis gunakan di dalam tulisannya tersebut.
Berikut ini
merupakan komposisi dari sebuah sistem Generic
Structure yang biasanya ada dalam sebuah penulisan karya tulis, yaitu:
1. Introduction
Introduction
di sini berisikan tentang pengenalan-penganalan dari sebuah materi yang ingin
disampaikan oleh penulis agar para pembaca mengetahui tujuan pokok utama dalam
sebuah penulisan. Oleh karenanya hal ini menjadi hal yang sangat vital dalam
sebuah penulisan karya tulis ilmiah maupun karya tulis apapun itu, karena jika
introduction tidak dicantumkan dalam penulisan, maka otomatis akan membuat
pembaca bingung dengan maksud tulisan kita.
2. Summary
Summary
merupakan sebuah rangkuman dari semua tulisan kita yang dikumpulkan secara
semi-terperinci untuk mengetahui lebih awal sebuah inti dari tulisan tersebut.
Namun tentu saja tidak dijelaskan secara detail, karena summary ini harus mampu
membuat para pembaca penasaran dengan isi tulisan kita. Terkadang penempatan
posisi dari summary ini diletakkan setelah introduction.
3. Main Body
(critique)
Menjadi
sebuah sentral dalam sebuah tulisan. Mungkin kiranya kalimat itu yang bisa
mewakilkan kata untuk menyatakan bahwa main body ini adalah sebuah ruh dari sebuah tulisan. Main body
menjadi titik balik untuk menentkan sebuah posisi dari penulis, apakah
informasi yang disampaikan itu jelas atau justru malah sebaliknya membuat para
pembaca tidak sedikitpun menangkap maksud dari sebuah tulisan yang ada dalam
main body. Oleh karena perannya ini yang sangat vital maka jika tulisan tidak
ada main body itu layaknya sabuah buaya tak bertaring karena tidak ada maksud
yang jelas.
4. Conclusion
Sebuah
tulisan yang hebat akan mati dan tidak beerguna jika tidak ada akhir atau
kesimpulan yang ditulis dalam tulisannya tersebut. Untuk itulah kesimpulan
dalam sebuah tulisan harus dibuat sedemikian rupa agar para pembaca mampu
menangkap apa saja goal dari semua tulisan yang kita tulis yang pada akhirnya
membuat tulisan tersebut akan hidup karena para pembacanya mampu menyimpulkan
tulisan tersebut. Ini menjadi hal yang menarik mengingat jika tulisan tidak
disertai dengan kesimpulan, maka itu bak sayur tanpa garam yang rasanya hampa.
5. Referensi
Referensi-referensi
yang kita dapatkan itu hukumnya wajib
untuk dicantumkan dalam tulisan kita ketika kita memang benar telah mengutip
atau mengambil dari karya orang tersebut. Sebaliknya, jika kita tidak
menyebutkan sumber referensi dalam tulisan kita maka hal demikian itu adalah
tidak ada bedanya dengan seperti membangunkan harimau yang sedang tertidur.
Artinya ialah si penulis yang kita kutip karyanya akan dengan keras memprotes
kita dan juga mempertahankan karya yang dibuatnya itu dengan jiwa raganya,
bahkan tindakan yang biasa disebut dengan plagiarism ini akan meluas ke jalur
hukum. Inilah sebabnya kenapa referensi ini harus dimasukkan.
Jika semua
itu salah satunya ada yang hilang atau tidak ada, maka hanguslah sudah sebuah
karya tulis tersebut. Seperti yang dilakukan oleh seluruh mahasiswa PBI-A smt 4
yang tidak menggunakan generic structure yang diinginkan oleh sang instruktur
yaitu Bpk. Lala Bumela ketika menyuruh mahasiswanya untuk membuat sebuah
critical review.
Sense of
disappointed merupakan topik utama kita di pekan ke-7 MK writing 4 ini.
Pasalnya beliau merasa keinginannya tersebut tidak dilakukan dengan baik oleh
prajuritnya. Layaknya sebuah tim sepak bola yang hebat yang mempunyai pemain
bintang kelas dunia dan mempunyai banyak uang karena banyak sponsor yang
mendukungnya, akan tetapi dalam tim tersebut tidak bersatu kemudian pemain
serta pelatihnya tidak mempunyai hubungan yang harmonis dan tidak menuruti apa
kata pelatih maka mustahil tim itu akan menjuarai turnamen kelas dunia
sekalipun pemain-pemainnya kelas dunia.
Jadi bisa
diambil sedikit kesimpulan bahwa dalam menulis kita harus mampu untuk
mengaransemen pola agar semuanya itu jelas dan tidak membuat pusing si pembaca.
Dalam berkehidupan literasi harus ada milestone
atau batu loncatan agar tujuan kita jelas maksudnya. Semogenesis merupakan salah satu cara untuk memahami dan memaknai
sebuah tulisan ilmiah yang ada dalam karya tulis. Ini menjadi suatu hal yang
menarik mengingat jika pembaca tidak mampu menangkap sebuah bacaan, ini berarti
ada 2 kemungkinan yang salah:
1. Si pembaca
memang bodoh karena tulisan terlalu hebat. Atau,
2. Masalah itu
ada pada teks yang tidak unity (relevant with the topic) atau masalah justru
ada pada coherence dari suatu teks tersebut yang tak beraturan.