class review 7



Aturan Dalam Tulisan
Ketika seseorang ingin membuat suatu karya tulis, maka aturan-aturan yang ada dalam menulis itu harus benar-benar faham dengan hal yang bersifat kecil sekalipun. Seperti halnya Generic Structure yang menjadi sebuah aturan utama dalam sebuah tulisan karena sifatnya yang kompleks seperti menjadi pagar untuk memagari suatu alur dalam tulisan agar nantinya tercipta sebuah irama yang bagus dalam tulisan dan juga untuk menjaga tulisan itu agar tidak keluar dari garis jalan inti pokok dari sebuah tulisan yang seharusnya ditulis oleh si penulis tersebut. Namun sebenarnya seberapa pentingkah sebuah Generic Structure dalam sebuah karya tulis? Dan apa saja materi yang terkandung dalam Generic Structure ini?
Menurut Bpk. Lala Bumela ketika sekembalinya beliau  menjadi dosen pengampu mata kuliah writing and composition 4 di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (IAIN Syekh Nurjati Cirebon). Beliau mengatakan bahwa penggunaan Generic Structure dalam sebuah format academic writing itu merupakan harga mati yang harus digunakan jika seseorang itu menulis suatu tulisan. Hal ini sangat menarik mengingat dalam syllabus yang diberikan beliau kepada mahasiswanya mewajibkan penggunaan Generic Structure yang baik dan benar.

Program yang disampaikan oleh beliau ini memang membuat banyak mahasiswanya yang pusing, akan tetapi sebaliknya banyak juga mahasiswanya yang sudah mulai menemukan jati diri dan posisinya sebagai penulis lewat Generic Structure yang penulis gunakan di dalam tulisannya tersebut.
Berikut ini merupakan komposisi dari sebuah sistem Generic Structure yang biasanya ada dalam sebuah penulisan karya tulis, yaitu:
1.      Introduction
Introduction di sini berisikan tentang pengenalan-penganalan dari sebuah materi yang ingin disampaikan oleh penulis agar para pembaca mengetahui tujuan pokok utama dalam sebuah penulisan. Oleh karenanya hal ini menjadi hal yang sangat vital dalam sebuah penulisan karya tulis ilmiah maupun karya tulis apapun itu, karena jika introduction tidak dicantumkan dalam penulisan, maka otomatis akan membuat pembaca bingung dengan maksud tulisan kita.
2.      Summary
Summary merupakan sebuah rangkuman dari semua tulisan kita yang dikumpulkan secara semi-terperinci untuk mengetahui lebih awal sebuah inti dari tulisan tersebut. Namun tentu saja tidak dijelaskan secara detail, karena summary ini harus mampu membuat para pembaca penasaran dengan isi tulisan kita. Terkadang penempatan posisi dari summary ini diletakkan setelah introduction.
3.      Main Body (critique)
Menjadi sebuah sentral dalam sebuah tulisan. Mungkin kiranya kalimat itu yang bisa mewakilkan kata untuk menyatakan bahwa main body ini adalah sebuah ruh dari sebuah tulisan. Main body menjadi titik balik untuk menentkan sebuah posisi dari penulis, apakah informasi yang disampaikan itu jelas atau justru malah sebaliknya membuat para pembaca tidak sedikitpun menangkap maksud dari sebuah tulisan yang ada dalam main body. Oleh karena perannya ini yang sangat vital maka jika tulisan tidak ada main body itu layaknya sabuah buaya tak bertaring karena tidak ada maksud yang jelas.
4.      Conclusion
Sebuah tulisan yang hebat akan mati dan tidak beerguna jika tidak ada akhir atau kesimpulan yang ditulis dalam tulisannya tersebut. Untuk itulah kesimpulan dalam sebuah tulisan harus dibuat sedemikian rupa agar para pembaca mampu menangkap apa saja goal dari semua tulisan yang kita tulis yang pada akhirnya membuat tulisan tersebut akan hidup karena para pembacanya mampu menyimpulkan tulisan tersebut. Ini menjadi hal yang menarik mengingat jika tulisan tidak disertai dengan kesimpulan, maka itu bak sayur tanpa garam yang rasanya hampa.
5.      Referensi
Referensi-referensi yang kita dapatkan itu  hukumnya wajib untuk dicantumkan dalam tulisan kita ketika kita memang benar telah mengutip atau mengambil dari karya orang tersebut. Sebaliknya, jika kita tidak menyebutkan sumber referensi dalam tulisan kita maka hal demikian itu adalah tidak ada bedanya dengan seperti membangunkan harimau yang sedang tertidur. Artinya ialah si penulis yang kita kutip karyanya akan dengan keras memprotes kita dan juga mempertahankan karya yang dibuatnya itu dengan jiwa raganya, bahkan tindakan yang biasa disebut dengan plagiarism ini akan meluas ke jalur hukum. Inilah sebabnya kenapa referensi ini harus dimasukkan.
Jika semua itu salah satunya ada yang hilang atau tidak ada, maka hanguslah sudah sebuah karya tulis tersebut. Seperti yang dilakukan oleh seluruh mahasiswa PBI-A smt 4 yang tidak menggunakan generic structure yang diinginkan oleh sang instruktur yaitu Bpk. Lala Bumela ketika menyuruh mahasiswanya untuk membuat sebuah critical review.
Sense of disappointed merupakan topik utama kita di pekan ke-7 MK writing 4 ini. Pasalnya beliau merasa keinginannya tersebut tidak dilakukan dengan baik oleh prajuritnya. Layaknya sebuah tim sepak bola yang hebat yang mempunyai pemain bintang kelas dunia dan mempunyai banyak uang karena banyak sponsor yang mendukungnya, akan tetapi dalam tim tersebut tidak bersatu kemudian pemain serta pelatihnya tidak mempunyai hubungan yang harmonis dan tidak menuruti apa kata pelatih maka mustahil tim itu akan menjuarai turnamen kelas dunia sekalipun pemain-pemainnya kelas dunia.
Jadi bisa diambil sedikit kesimpulan bahwa dalam menulis kita harus mampu untuk mengaransemen pola agar semuanya itu jelas dan tidak membuat pusing si pembaca. Dalam berkehidupan literasi harus ada milestone atau batu loncatan agar tujuan kita jelas maksudnya. Semogenesis merupakan salah satu cara untuk memahami dan memaknai sebuah tulisan ilmiah yang ada dalam karya tulis. Ini menjadi suatu hal yang menarik mengingat jika pembaca tidak mampu menangkap sebuah bacaan, ini berarti ada 2 kemungkinan yang salah:
1.      Si pembaca memang bodoh karena tulisan terlalu hebat. Atau,
2.      Masalah itu ada pada teks yang tidak unity (relevant with the topic) atau masalah justru ada pada coherence dari suatu teks tersebut yang tak beraturan.

Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment