The
Crucial One
(By:
Iiz Lailatus Saidah)
Senin yang bertepatan dengan tanggal 17 maret 2014,
kembali bersua dengan Mr.Lala dalam mata kuliah writing 4. Tak terasa pagi itu
sudah beranjak ke pertemuan yang ketujuh, dan tak terasa senin depan adalah
hari dimana sudah harus mengumpulkan progress tes yang kedua. Yang membuat kita
harus lebih focus lagi adalah dalam progress tes yang kedua ini sudah menggunakan bahasa inggris, kita harus
benar-benar extra dalam mengrjakannya.
Dalam pertemuan kali ini lebih membahas tentang
critical review, bagaimana cara membuat critical review yang benar, apa arti
dari critical review tersebut, kemudian susunan generic structure yang benar,
itu semua dijelaskan dengan gambling oleh beliau.
Diawal pembahasan, beliau menjelaskan tentang
menulis. Salah satu tugas utama penulis adalah untuk mengungkap kemungkinan
–kemungkianan baru, pemahaman baru. Menjangkau bentuk-bentuk baru dari
pemahaman yang meliputi tiga tahap penting yaitu: meniru-menemukan-membuat.
Menulis adalah menciptakan affordances dan mengeksplorasi potensi makna.
Menulis juga disebut semogenesis, semogenesis yaitu
mempelajari, memahami dan memaknai.
Milan Kundera
(di L’Art duroman, 1986) berkomentar:
·
menulis, berarti seorang penyair untuk menghancurkan dinding yang selalu ada
sesuatau yang tersembunyi di
belakangnya.
·
Dalam hal ini, tugas
penyair tidak berbeda dari karya sejarah, yang
juga menemukan daripada menciptakan Sejarah,
dan juga discovers rather than invents.
·
Sejarah, seperti
penyair, mengungkapkan, dalam situasi yang selalu baru, kemungkinan manusia sampai
sekarang tersembunyi.
Sejarah tidak pencekik misi untuk penyair. Untuk sampai pada misi
ini, penyair harus menolak melayani kebenaran yang diketahui sebelumnya,
kebenaran sudah jelas karena mengambang dipermukaan. Karena sejarah adalah
proses tanpa akhir penciptaan manusia, jadi itu bukan karena alasan yang sama
(dan dengan cara yang sama).
Setelah menjelaskan itu semua,
beliau membagi kami menjadi berpasang-pasangan untuk melakukan peer review
selama 45 menit. Dalam peer review ini kita herus melihat apa saja yang harus
dinilai antara dua parameter dasar: kesatuan-koherensi dan itu harus
benar-benar dilihat dirincian yang sudah beliau bagikan. Penilaiannya beliau
mengusulkan 40 untuk unity dan 60untuk koherensi.
Dibawah ini ada contoh bagaimana memulai critical
review yang baik, dan generic structurenya:
Introduction
This paper offers a critical insight/perspective on
Howard Zinn’s article entitled “Speaking Truth to Power with Books”.
Summary
There are several basic points that Zinn wrote on
Columbus, whom we ridicolusly percieve as the hero/the discoverer of
America. First.....Second....Third.....
Critique
There are four points on Columbus that are neglected in
Zinn’s article. First....second...third....fourth.....
Conclusion
There are two basic points that can be concluded from
Zinn’s article......
Ini adalah contoh dari pembuatan critical review
yang benar, dan generic strukturenya pun tertata rapih. Disini ada pengulaan
tentang content of a critical review, apa saja si yang akan dibahas dalam
introduction, summary, critique dan conclusion.
Dalam introduction kita bisa memulai dengan
menggunakan state the writer, the title and berikan alasan yang kuat dalam
topic dari teks tersebut. The aim of the text and a summary of the main
findings or key argument are presented. At the end of the introduction, a brief
statement of the evaluation of the text is given.
Sedangkan
dalam summary, jelaskan summary tentang main point dalam artikel tersebut dan
berikan beberapa contoh. A brief explanation of the writers purpose and the
organization of the text can also be addid. Menuliskan summary dalam critical
review jangan terlalu panjang dan no longer than one third of the whole.
Ini adalah section yang terpenting yaitu main body
(critique), isinya yaitu discuss and evaluates the strengths, weakness and
important features of the text. The discussion should be based on specific
criteria and include other sources to support it (with references).
In the conclusion, concludes the review with a
restatement of the overall opinion of the text. It can also include recommendations
and some further explanation of the judgment to show that it is fair and
reasonable. Keempat sectin di atas penting dan harus selalu dilihat, dibaca dan
dipahami apabila kita membuat sebuah critical review, agar hasil dari critical
kita bagus dan sesuai dengan content yang ada.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan ada
tiga tahap penting dalam menulis yaitu: meniru-menemukan-membuat,
menuis juga disebut dengan semogenesis. Ketika kita menulis critical review
harus melihat pada content yang ada, lihat baik-baik, pahami dan terapkan.
Karena kita baru seorang pemula yang belum tahu dengan benar tentang critical
tersebut. Dan jangan menyepelekan sesuatu yang kecil, Karena hal yang kecil itu
sesungguhnya sangat crucial. So, don’t be ignorance.