7th
Class Review
Semakin
Menjauh dan Curam
(By Erni Nuro)
Perjalan kami kini semakin mengkhawatirkan.
Perjalanan yang dipenuhi dengan penuh harap akan keberhasilan. Dimana akan ada
penentuan serta catatan sejarah di pertengahan semester empat ini. Dengan kerja
keras yang tiada henti, semoga dapat membantu kami menemukan sebuah keajaiban. Ya,
kini penentuan hasil perjalanan kami akan segera dimulai.Di pertemuan kali masih
membahas mengenai kesadaran menulis serta bagaimana sistem menulis itu yang
benar.
Telah
berulang berkali-kali, bahwa menulis itu banyak sekali manfaatnya. Salah satu
tugas utama penulis adalah untuk mengungkap kemungkinan-kemungkinan baru.
Semulya-mulyanya menulus adalah demi tercapainya kehdupan yang lebih baik bagi seisi
dunia. Orang boleh saja menulis tanpatujuan, tetapi lazimnya orang menulis guna
mencapai tujuan tertentu seperti memberi informasi, mencerahkan jiwa,
mengabadikan sejarah, ekspresi diri, mengedepankan idealisme, mengemukakan
opini dan teori serta dapat menghibur.
Menulis
itu sebuah pilihan. Menulis itu susah-gampang. Menulis adalah kegiatan yang
sulit dimulai. Seseorang tak akan pernah bisa menulis atau menjadi penulis jika
tak pernah memulainya, hambatan adalah alasan utama dan memulai adalah syarat untuk
melakukannya. Didalam mneulis harus saling coherence, dimana paragraf-paragraf
tersebut akan menemukan tujuan akhir yang dituliskan. Seperti adanya kejelasan
thesis statement. Apakah thesisi statement tersebut?
Thesis
statement menurut (Wage Setia Budi 23-25) thesis statement adalah satu atau dua
kalimat yang berisi topik, claim (klaim) dan alasan reason (reason). Thesis
statement selalu ada dalam sebuah tulisan. Bentuk daripada thesisi statement
itu adalah dapat tersurat dan dapat tersirat. Hal ini dibutuhkan karena klaim
dan alasan topik harus dibuktikan pada bagian body of paragraf, dan pembuktian
itu dijabarkan secara ringkas didalam kesimpulan.
Thesis
statement itu berbeda dengan kalimat topik. Kalimat topik biasanya berada dikalimat pertama disetiap
paragraf pertama. Secara formal struktur thesisi statement dapat dikatakan
sebagai berikut:
1. I
something [I does something] because [reson]
2. Because
[reason] something [does something]
3. Although
[opposing evidence], [reson] show [something] [does something]
Kemudian
pembentukan thesisi statement dapat ditunjukan dengan cara:
Ø Contains
your subject and your opinion about subject
Ø My
subject, it is a great plece to raise kids
Ø My
opinions
Contoh
: Lowa with is a great school and friendly people is a great place to raise
children.
Salah
satu cara seseorang penulis itu produktif adalah dengan mengetahui cara
mengembangkan thesisi statement dan cara pengembangannya.
Penyair dan Penulis
Penyair
adalah sebuah sebutan dalam pengarang syair, pengarang sajak. Bahkan penyair
itu disebut juga dengan penyajak, sastrawan ataupun penulis. Setiap
orangmemiliki jiwa penyair untuk menentukan atau membatasi sebuah istilah yang
mereka anggap perlu. Tapi pada umumnya, pembatasan makna, pembatasan arti harus
memperoleh pengakuan dari masyarakat.
Terkadang
kita terjebak dengan pengertian daraipada penyair dan penulis atau pengarang.
Kerja dua-duanya sama-sama berhubungan dengan bahasa. Bahasa dalam pengertian
paling luas dan mendasar. Mengarang sering disosiasikan dengan karya sastra
yang fiksioanl, sedangkan menulis dengan ilmu yang sifatnya faktual seakan-akan
mengarang sastra tidak memerlukan study ilmiah dan menulis karya ilmiahtidak
memerlukan bahasa imajinasi yang fiksioanal.
Terbukti
dengan adanya karya ilmiah yang ditulis dengan bahasa yang literer atau kental
unsur sastranya. Pada filsuf, ekonomi, dan ilmuan menulis karyanya dengan
bahasa yang literer, penuh simbol dan metafora. Sebaliknya terdapat banyak
sastra yang epnuh muatan ilmiah, dengan mengolah fakta-fakta dengan metadeologi
tertentu. Umberco Eco misalnya, secara konsisten menggunakan logika abduksi
sebagai metode dalam novelnya.
Artinya,
asumsi tersebut keliru karena adanya kesalahan adanaya kesalahan dalam
menentukan kategori seseorang disebut pengarang atau penulis bukan karya sifat
karyanya literer fiksional, dan disebut penulis bukan karena sifat karyanya
ilmiah dan faktual. Yang membedakan keduamya adalah fundsinya bukan bentuk
bahasanya.
Mengapa
penyair dikaitkan dengan sejarah? Karenanya penyair mampu atau memiliki
karakteristik yang mampu menghadirkan makna dunia yang melimpah dan meneguhkan
kesadaran. Contohnya seperti penyair mengungkapkan kejadiannya melalui puisi.
Oleh karena itu tidak heran jika semua kitab suci agama-agama ditulis dalam
bentuk puitis. Hampir semua teks yang dianggap suci dalam berbagai kelompok
etnis, dan tentu dalam kandungan dalam pusis-puisi atau syair-syair tersebut
mengacu pada peristiwa-peristiwa yang dianggap penting oleh kelompok yang
menganutnya.
Melalui
puisinya penyair memosisikan dirinya sebagai sumbu yang mengendalikan sejarah
masyarakatnya berdasarkan sumber mitis yang diacu karena terhadap acuan mitis
itulah kehidupan masyarakat sehari-hari. Diorientasikan dan sekaligus menemukan
status historinya. Karena sebuah peristiwa tidak dianggap sebagai bagian dari
luar dunia, dan karena itu bersifat extra historis. Untuk itu para pengarang
atau penyair menjadi pewarta agung dalam sejarah. Mengisi makna cara penuh ke
hampir seluruh realitas.