Name : Dhika Irhamullah Yusuf
Department : PBI-A/The 4th Semester
Number Student : 14121310280
Subject : Writing 04
1st Appetizer Essay/Monday, on 3rd
february 2014
"Perbandingan antara (Bukan)
Bangsa Penulis ; Powerful writers versus helpless readers ; and learning and
teaching process ; More about readers and writers"
(Bukan) Bangsa Penulis, kalimat
tersebut rasanya sudah tidak aneh lagi untuk idenagar. Mengapa bangsa kita
(Bukan) Bnagsa Penulis, ini dikarenakan sebagian besar baik perguruan tinggi
negeri maupun perguruan tinggi swasta dinegara kita ini (Indonesia)
kebanyakannya atau mayoritasnya kurang begitu suka dengan menulis, dan entah kenapa
bangsa kita kurang begitu suka dengan menulis, padahal menulis itu sangatlah
penting didalam lingkungan perguruan tinggi maupun perguruan tinggi swasta.
Kemudian sebagai contoh: sarjan
(S1), (S2), dan (S3) tersebut didalam akhir perkuliahan pastinya ada yang
membuat skripsi, tesis, dan disertasi. Maka, para sarjan s1,s2, dan s3 tersebut
perlu yang namanya memerlukan skills atau keterampilan-keterampilan dalam hal
menulis. Jika menurut opini atau pendapat saya pribadi menulis itu sangatlah
penting dalam hal apapun, karena jangan sampai kita yang namanya buta huruf
dalam hal menulis. Artikel ini sangat bagus, dan apasajakah faktor-faktor baik
para mahasiswa maupun para dosen kebanyakannya tidak bisa menulis? Mari kita
semua jawab pertanyaan tersebut dengan benar dan tepat dalam hal menjawabnya.
Mungkin karena faktor pengalaman,
bisa jadi para mahasiswa dan para dosen sangat sukar dalam hal sehingga tidak
bisa menulis. Agar para mahasiswa dan para dosen bisa menulis perlu yang
namanya belajar untuk mengasah keterampilan dalam hal menulis. Contoh lagi: ada
seorang penulis yang ingin menjadi popular atau terkenal, maka penulis tersebut
harus terus-menerus mengasah dan belajar keterampilan dalam hal menulis.
Jika saya membandingkan antara
(Bukan) Bangsa Penulis ; powerful writers versus helpless readers ; learning
and teaching process ; More about readers and writers. Ketiga perbandingan
tersebut adalah perlu adanaya kritik, saran, masukan dari para pembaca sehingga
para penulis tersebut nantinya bisa mebuat tulisan-tulisan karya ilmiah yang
dia buat bisa lebih baik dan menarik lagi daripada sebelumnya.
Untuk para pembaca, sangatlah perlu
yang namanya fokus dan konsentrasi dalam hal membaca, karena agar bisa
mengetahui sejauh mana titik tolak ukur para penulis menulis dengan baik dan
benar. Apakah para pembaca tersebut berkata kepada para penulis, sudah benar
atau masih belum benar kata-kata yang ditulis oleh para penulis trersebut.
Lalu, bacaan apakah yang dikatakan bagus dan menarik untuk suatu bacaan, dan tentunya
para penulis lebih memikirkan lagi untuk kedepannya agar tulisan-tulisan
tersebut sehingga menjadi bagus dan juga menarik.
Setelah itu kritik dari para pembaca
juga amat sangat penting, karena untuk membangun motivasi dalam kebaikan dari
para penulis. Kita sebagai anak bangsa seharusnya bisa menulis, dan menulis
begitu sangat penting. Seperti contoh: para mahasiswa untuk menyelesaikan
program (S1) yaitu skripsi, perlu yang namanya menulis, lalu menyelesaikan
skripsi perlu menulis beratus-ratus halaman.
Kemudian, sama halnya dengan proses
belajar dan mengajar. Didalam proses belajar dan mengajar juga perlu ada yang
namanya menulis, dan didalam proses belajar dan mengajar pasti ada yang namanya
kurikulum tentang pendidikan-pendidikan. Bukan hanya itu saja, akan tetapi juga
para pembaca dan juga para penulis perlu yang namanya proses dalam belajar dan
mengajar.
Proses belajar dan mengajar juga
sama dengan bangsa penulis, dan dinegara indonesia ini kita semua sangat perlu
yang namanya menulis karena sangat penting hal tersebut. Tujuan dari menulis
adalah melahirkan budaya-budaya indonesia yang maju dalam hal menulis dan juga
dalam proses belajar dan mengajar. Tujuan yang lainnya yaitu adalah melahirkan
pemikiran-0pemikiran suatu karya ilmiah yang tertentu dan spesifik dari menulis
tersebut. Dengan menulis kita semua memperoleh banyak ilmu pengetahuan dan
memperkaya wawasan.
Lalu, perbandingan yang lainnya
yaitu antara menulis, powerful para penulis vs para pembaca, dan proses belajar
dan mengajar adalah semua para mahasiswa baik di perguruan tinggi negeri maupun
perguruan tinggi swasta banyak yang menulis. Seperti menulis skripsi, tesis,
disertasi, dan yang lainnya adalah menulis hasil laporan yang ada di perguruan
tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta.
Kemudian, proses belajar dan
mengajar pasti ada yang namanya menulis, dan dengan menulis kita bisa
mengungkapkan semua ide-ide yang ada dalam fikiran kita. Bisa mengungkapkan isi
hati kita, dan mengemukakan suatu pendapat baik yang pro maupun yang kontra.
Lalu, dalam prose belajar dan
mengajar tentunya ada beberapa materi-materi yang harus dipelajari, dan itu
juga mengacu dalam hal menulis. Dalam proses belajar dan mengajar biasanya
setiap para guru memberikan tahapan-taqhapan sistem kompetenis, dalam
perkembangan menulis dari para pelajhar/mahasiswa. lalu, ada beberapa
alasan-alasan dalam proses belajar dan mengajar yaitu diantaranya adalah
melatih kita dalam hal menulis, karena budaya menulis budaya yang harus
ditingkatkan, kemudian mereka dengan menulis dapat berbicara suatu bahasa dan
juga dapat mengerti dan menambah pengetahuan.
Kemudian, kekuatan para penulis
dengan bantuan para pembaca. Para pembaca juga perlu yang namanya mengkritik bacaan-bacaan
yang dibuat atau ditulis dari para penulis tersebut. Pendidikan bahasa juga
perlu dikembangkan oleh para penulis, karena bahasa adalah nomor satu dalam
membangun kekuatan suatu kata dalam menulis dan juga membaca tentunya.
Kekuatan para penulis ada pada dalam
diri para penulis. Pendidikan yang produktif yaitu adalah menulis dan membaca,
karena dengan menulis dan membaca kita memperoleh banyak ilmu pengetahuan dan
wawasan yang sangat banyak dalam hal tersebut. Dalam hal membaca, tentunya ada sewsuatu
yang menarik dari para pembaca, dan itu menandakan tanda keberhasilan dari para
penulis dalam menguatkan bacaan-bacaan tersebut. Para penulis dan para pembaca
tentunya saling bahu membahu untuk kemajuan dan perkembangan bacaan-bacaan
tersebut.
Jadi, kesimpulannya adalah (Bukan)
bangsa Penulis yaitu budaya-budaya para mahasiswa/i banyak yang menulis.
Seperti, membuat hasil laporan dari para dosen, nge-resume buku, dll. Sama
halnya dengan kekuatan para penulis dengan bantuan para pembaca juga perlu yang
namanya mengkritik bacaan-bacaan tersebut karena untuk kemajuan. Begitu pula,
dengan proses belajar dan mengajar yang tujuan untuk mendidik para pelajar
maupun para mahasiswa bisa melahirkan pemikiran-pemikiran yang ilmiah dan juga
logis tentunya.