Kurangya Gizi Literasi
di Indonesia
Created by: idris afandi
Para ahli bahsa telah mengelompokkan
periodisasi terhadap pengajaran bahsa asing kedalam beberapa kelompok ,yaitu
ada 5 (lima kelompok) besar sebagai berikut:
Pendekatan structural dengan
gramatikal translation methods yang focus pembelajarannya pada penggunaan bahsa
tulis dan pengusaan tata bahasa. Dalam pendekatan kali ini sangatlah tidak
menjamin siswa bias menganalisa sebuah kata,tata bahasa sendiri terkadang
menjerumuskan kesalahan-kesalahan yang sedikit menlenceng dari pendekatan
tersebut. Pada beberapa tehun yang lalu pendekatan-pendekatan yang dilampir
dibuku sangatlah kurang kaarena para siswa masih mengandalkan adanya beberapa
ruang variasi berbagai fungsi.
Dalam pendekatan kognitif para siswa
difokuskan pada pembangkitan potensi dalam berbahasa,tidak hanya bahasa sendiri
melainkan bahasa orang lain atau bahasa Negara lain. Lingkungan juga berperan
sangat penting dalam potensi berbahasa,adapun tujuan pengajaran bahsa adalah menjadikan
siswa mampu berkomunikasi dalam bahsa target,mulai dari komunikasi terbatas
sampai komunikasi spontan dan alami. Komunikasi terbatas disini maksudnya siswa
harus bias berkomunikasi dengan menggunakan bahsa yang telah disesuaikan oleh
para ahli bahasa , sedangkan komunikasi spntan dan komunikasi alamai adalah
para siswa menyampaikan sesuatu dengan mengunakan bahasa yang kurang sesuai
dengan apa yang telah disesuaikan , akan tetapi pendekatan-pendekatan yang
telah saya baca tidaklah menonjol kepada siswa ,melainkan para siswa lebih
sesuai dengan pengenalan beberapa jenis-jenis wacana lisan maupun tulisan. Ada
empat tahapan yaitu : membangun pengetahuan , menyusun model-model , menyusun
text bareng-bareng dan menciptakan sendiri text.
Literasi adalah kemampuan memi baca
dan menulis. Akan tetapi literasi sangatlah jarang didengar oleh para
siswa-siswi dinegeri kita, mereka lebih sering memakai penjajaran bahasa dan
pembelajaran bahasa. Literasi selalu dianggap menjadi persoalan mental dalam
baca-tulis, tapi literasi adalah peranan penting dalam bidang social dan
politik. Dalam bidang social literasi sering kali memunculkan pakar-pakar ahli
bahasa, begitupun dalam bidang politik, oleh karena itu literasi mempunyai
banyak ungkapan bahwa literasi bukan hanya sekedar persoalan psikologi, ada
juga litersi komputer yang menjelaskan tentang bagaimana kita paham dalam
komponen-komponen computer luar maupun dalamnya. Ada juga literasi matematika,
kita diperlukan ketelitian pada literasi matematika karena literasi ini
sangatlah rumit dan literasi-literasi ini adalah sebagai tantangan pada saat
ini. Jadi literasi dari tahun ke tahun selalu berkembang dan berkembang terus,
mulai dari pendekatan-pendekatannya. Definisnya, dimensi dari literasi dan
masih banyak lagi. Dalam dimensi ada tujuh dimensi yang saling terkait.
Dimensi
geografis seseorang dapat dinyatakan dimensi local tergantung pada tingkat
pendidikannya. Seandainya seorang siswa yang tingkat pendidikannya sudah
memenuhi criteria orang literasinya tinggi. Dalam dimensi bidang ada beberapa
bidang yang tingkat efisiensinya masih tergantung pada teknologi yang canggih.
Setiap mahasiswa atau siswa mampu membaca akan tetapi mereka tidak semua dari
mahasiswa tersebut bias menulis. Mahasiswa lebih sering membaca ketimbang
menulis karena mereka tidak dibiasakan menulis pada saat SMA atau SMP.
Mahasiswa lebih sering membaca karena mereka dituntut untuk menambah-nambah
pengetahuan dan informasi ketika mereka menjalani masa kuliah atau sekolahya
sedangkan kalau menulis mereka harus benar-benar mendapatkan kata-kata yang
harus bisa dan gampang dipahami oleh si pembaca, dan juga mereka harus
benar-benar paham cara mendapatkan sebuah pembahasan yang tepat. Akan tetapi
dalam tradisi budaya barat biasa memakai reading, writing, dan arithmetic.
Dinegara kita belum sepenuhnya bisa membiasakan tradisi tersebut.
Pada
zaman sekarang di universita-universitas tidak cukup mempunyai
mahasiswa-mahasiswi yang mengandalkan kemampuan membaca dan menulis akan
teteapi harus mengandalkan kemampuan media yang sangat penting untuk
perkembangan para mahasiswanya, tapi tidak hanya mahasiswanya saja melainkan
universitas-universitasnya juga. Karena pada zaman yang modern ini kapasitas
universitas tersebut diatur melalui media-media. Literasi juga dapat merujuk
pada banyak hal salah satunya itu adalah kemampuannya berkomunikasi. Kita bisa
mengukur apakah kita benar-benar seorang literat, dalam buku mengatakan bahwa
kita bisa menulis dan membaca dengan basic Bahasa Indonesia dan Inggris tapi
kita menghiraukan terhadap bahasa dan budaya kita sendiri.
Jadi
kita benar-benar dianggap literat yang baik itu bagaimana kita bisa memahami
tentang bahasa dan budaya kita sendiri maka literasi bahasa dan budaya kita
keren. Literasi selalu berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
sekarang ini.
Literasi
juga masih ada hubungannya dengan lembaga-lembaga sosial yang mencakup para
pejabat daerah sampai pejabat desa. Lembaga sosial berperan untuk memfasilitasi
bahas, sehingga muncul bahasa-bahasa birokrat pada masyarakat. Pada masa orde
baru litersi sangat mencerminkan politik pada rezim Soeharto. Dalam tingkat
kefasihan, Negara kita Indonesia sangatlah berbeda. Sebagai perbandingannya
dapat disebutkan bahwa nilai minimal yang diperlukan oleh mahsiswa asing harus
mencapai nilai standar yang telah disesuaikan. Akan tetapi nilai tersebut tidak
sepadan dengan penguasaan akademik literasi di Amerika. Dalam perkembangan
potensi diri dan pengetahuan. Literasi membekali orang yang kemampuan
mengembangkan potensi dirinya. Seharusnya para calon-calon harus menguasai
literasi akademik karena akadeik adalah bagian dari literasi. Jika standar
literasi dinegara kita sangatlah kurang bagaimana dengan litersi yang standar
dunia.
Masyarakat dunia menggunakan
hasil-hasil evaluasi melalui PIRLS, PISA, dan TIMSS untk mengukur sama aspek
literasi ynag standard dunia. Adapun literasi dalam masyarakat demokrasi itu
memadai sebagai warga Negara yang demokratis. Oleh sebab itu media adalah salah
satu hal yang sangat penting dalam pilar demokratis. Setelah ada beberapa
hubungan antara literasi dengan yang lain, literasi mempunyai prinsip, yaitu:
Literasi adalah kecakapan hidup yang
memungkinkan manusia berfungsi maksimal sebagai masyarakat. Pada konteks kali
ini bahwasannya kemampuan membaca menulis harus kita kembangkan lagi, supaya
kita menjadi orang yang dapat memahami makna kehidupan. Mulai dari tingkat
dasar melati siswa-siswi memfungsikan bahasa sesuaia dengan konvensinya dalam
kehidupan nyata. Ada banyak (maha) siswa yang belum memahami literasi, jadi
sangatlah penting bagi masyarakat awam. Prinsip yang lain adalah bahwa literasi
adalah kemampuan reseptif dan produtif dalam upaya berwacana secara tertulis
dan secara lisan. Dalam pedidikan berbahasa siswa harus dibiasakan berekspresi
secara lisan dengan menyampaikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, dan
juga secara tulisan dengan mampu menulis sebuah karya ilmiah dan sebagainya.
Dalam literasi yang berprinsip
sebagai kemampuan memecahkan masalah,baca-tulis adalah kegiatan yang sagat
tepat untuk memahami hubungan antar kata dan antar unit bahasa. Para mahasiswa
bahasa secara otomatis mahasiswa akan selalu merasa ingin tahu dan membawanya
untuk menjadi mahasiswa yang kritis.
Dalam bidang literasi Negara kita di
Indonesia dicap masih belum mencukupi standard dunia, dikarenakan Negara kita
kurang menciptakan bibit baru untuk dijadikan orang literate. Pendidikan di
Indonesia saja prestasinya kurang menjanjikan, Indonesia masih berada di bawah
Malaysia dan singapura dalam bidang pendidikan. Di Negara tetangga nilai ujian
national (UN) standardnya sudah mencapai 8,0 (delapan, nol), tetapi di Negara
kita masih stuck di angka 5 atau 6,0, itupun masih terasa berat bagi
siswa-siswi di Negara kita. Ada banyaknya kecurangan dalam bidang pendidikan di
Negara kita pada saat ini, ada oknum-oknum yang tidak mau nama besar sekolahnya
menjadi buruk. Mereka dengan sengaja memberikan jawaban setiap anak
(siswa-siswi). Dengan adanya ujian yang banyak kecuranagan, imbasnya kepad
siswa-siswi yang sudah mengetahui bahwa sekolahnya seperti itu, mereka tidak ada niatan untuk membanggakan negaranya
sendiri. Mereka meremehkan pendidikan di Indonesia yang lambat tahun semakin
menurun. Indonesia adalah Negara terbesar ke-6 di dunia, akan tetapi berbalik
dengan kebesarannya Indonesia dinobatkan sebagai Negara yang prestsi
literasinya sangat rendah dibandingkan dengan Negara-negara kecil seperti
Inggris, Rusia dan Singapura.
Ada banyak aspek bahwa Indonesia
masih jauh tertinggal dari siswa-siswi di Negara lain, diantaranya: Indonesia
hanya menempati urutan ke-5 dalam hal membaca, di bawah Kwait dan Afrika
selatan. Kita tau bahwa kedua Negara tersebut dilihat dari aspek pendidikannya
sangat lemah hanya sedikit lebih bagus Indonesia,tetapi itu adalah prestasi
yang sangat tidak cocok dicapai oleh Negara yang terbesar ke-6 didunia dengan
luas Indonesia menduduki peringkat ke-15. Kita lihat Negara tetangga yang luas
tanahnya terpaut sangat jauh dengan Indonesia yaitu singapura. Indonesia
dibawah singapura pda prestasi membacanya,masyarakat dinegara kita lebih
mementingkan atau mengandalkan praktek ketimbang materi. Indonesia dinobatkan
sebagai kriteria low international benchwak.
Penduduk Indonesia adalah jumlah
yang paling banyak dibawah Singapura dan Malaysia, akan tetapi Indonesia belum
berhasil menciptakan warga Negara yang Literatenya belum siap bersaing dengan
Negara-negara lainnya. Fasilitas dinegara kita belum memadai, mungkin sebagian
yang sudah memenuhi standard international school. Dibandingkan dengan
Negara-negara yang Literatenya sudah berhasil dikembangkan. Literasi dinegara
kita masih belum kompetitif. Pendidikan literasi adalah infestasi jangka yang
panjang, dan orang literate juga merupakan SDM bagi bangsanya. Indonesia harus
menemukan siswa-siswi yang literate, supaya SDM dinegara kita semakin membaik. Yang
tadi dalam hal membaca, sekarang dalam hal menulis juga Indonesia termasuk
Negara yang belum memnuhi target yang ditentukan. Indonesia masih kalah dengan
Negara-negara yang lain. Contohnya : Korea,Jepang,Amerika dan Inggris. Dilihat
dari jumlah buku yang dikeluarkan oleh setiap Negara.
Seperti dalam temuan PIRLS Indonesia
adalah Negara yang literasinya berskala internasional, dikarekan pemerintah
lembaga pendidikan formal untuk mendorong dan membangun literasi/literate pada
umumnya yang kali ini didanai juga oleh pemerintah. Yang terdapat dalam dimensi
literasi membaca dan menulis adalah linguistic (text), kognitif
(mind),soslokultural (grup) dan pembangunan (growth).
Litersi diajarkan tergantung pada
paradigm literasi itu. Di Indonesia wacana pembelajaran bahasa hanya fokus pada
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Siswa-siswi di Negara kita salah
menerapkan pengenalan literasi, mungkin di Negara kita Indonesia tidak mengenal
terhadap berbagai text. Ada banyak perubahan paradigm pengajaran literasi yang
menggambarkan perubahan sudut pandang bahasanya sangat berbeda. Yang tadinya
sifatnya spesifik sekarang menjadi agak general. Paradigma adalah cara pandang
dan pemaknaan terhadap objek pandang.
Kesalahan yang dibuat Negara kita
tercinta kurangnya mahasiswa atau siswa-siswi yang kurang paham tentang
literasi karena pengajaran literasi selama ini kurang mencerdaskan mahasiswa
atau siswa-siswi di Negara kita. Mungkin masih banyak siswa-siswi di Negara
kita yang belum tau tentang literasi, mulai sekarang da seterusnya semua para
peserta didik maupun para pengajar, mari kita tingkatkan budaya literasi pada
diri kita masing-masing. Banyak sarjana, professor dan doctor tidak bisa
menulis sebuah buku sebagai karya tulisnya sendiri. Indonesia juga perlu perubahan
cara atau metode pengajaran yang disejajarkan. Dinegara lain tingkat literasi
sudah di tingkat dasar, jadi mereka sudah terbiasa dengan mengembangkan
literasi di tahap berikutnya .