Kerumitan dalam Menulis (Class Review-1)


Kerumitan dalam Menulis
(By: Atin Hartini)
Dimulai dengan ”Basmallah”, saya kembali lagi melakukan salah satu aktifitas atau tugas saya yaitu “menulis”. Menulis memang salah satu hobi saya, namun dalam menulis class review saya terkadang mengalami kesulitan.
Pada pertemuan pertama diperkuliahan hari senin, 03 Februari 2014, saya dan teman-teman kelas PBI-A bertatap muka kembali dengan Mr.Lala Bumela M.pd di mata kuliah “Writing”. Ketika saya mengetahui bahwa dosen di mata kuliah writing adalah Mr.Lala, jujur saya tidak merasa kaget, namun saya malah ragu pada diri saya sendiri, saya takut di mata kuliah Mr.Lala tidak lulus lagi. Melihat kebelakang di semester 2 dan 3 saya tidak lulus di mata kuliahnya beliau, jadi saya merasa sedikit takut, namun terpikir dibenak saya, mengapa saya harus takut?seharusnya saya bangkit,tidak perlu menyerah, justru pengalaman itu harus dijadikan contoh, dijadikan pelajaran dan guru supaya saya menjadi lebih baik lagi daripada waktu semester kebelakang.
Memang suatu tantangan yang luar biasa ketika dibimbing lagi oleh Mr.Lala. saya sadar bahwa saya bukan orang hebat,saya orang yang lemah dan saya selalu takut. Namun saya harus bisa menghadapi dan melewati tantangan itu meskipun perlu usaha yang keras dan bertahap-tahap. Memang tak mudah melakukan hal apapun, semuanya perlu perjuangan dan usaha yang keras.
Pertemuan pertama kemarin, seperti biasa sebelum masuk pada pembahasan, Mr.Lala menceritakan pengalaman-pengalaman yang beliau alami waktu kebelakang. Beliau memang orang yang sangat sibuk, beliau pergi kesana-kemari untuk melakukan tugasnya sampai-sampai beliau kecapean dan pernah jatuh sakit. Kemudian beliau sempat membahas tentang nilai semester kemarin. Beliau memperlihatkan hasil akhir tentang nilai masing-masing kelas. Kemudian apa yang kami lihat? Ternyata nilai kelas PBI-A paling kecil. Kelas yang lain nilainya selisihnya Cuma beda dua, tetapi kelas A sangat berbeda jauh. Beliau pun bertanya “mengapa kelas A nilainya turun?” apa karena kalian tidak kompak? Memang benar apa yang dikatakan oleh beliau, kelas A memang sangat kurang kompak. Terkadang orang-orangnya pun masing-masing. Dari semester 2 saya merasa kalau kelas A itu kurang kompak. Entah apa yang telah terjadi di kelas A.
Setelah membahas tentang nilai, kemudian beliau membacakan kontrak belajar di kelas. Seperti biasa kontrak belajar beliau sama seperti kontrak belajar semester sebelumnya. Ada class review dan chapter review, dan ada yang beda di semester sekarang bukan hanya menulis class review saja, tetapi kita disuruh membuat blog, dan class review dan tugas-tugas yang kita buat dimasukkan ke blog. Sungguh lumayan rumit ternyata.
Kemudian Mr.Lala mulai memperlihatkan dan menjelaskan power point writing 4. Sebelum membahas lebih jauh tentang power point, alangkah lebih bagus kalau pengertian writing itu dijelaskan kembali sedikit supaya kita mengingat arti menulis itu sendiri. Menulis menjadi hal yang sering disepelekan oleh kalangan pemuda, apalagi kalangan anak-anak yang orant tua didiknya tidak pernah mengajarkan pentingnya menulis. Menulis sangatlah penting, jadi sebagai orang yang lebih tua kita harus menanamkan pentingnya menulis kepada para siswa maupun mahasiswa.
Telah kita ketahui bahwa menulis merupakan sutu proses kreatifitas menuangkan gagasan atau ide yang ada didalam pikiran kita kedalam bentuk tulisan dengan tujuan tertentu. Menulis adalah suatu bentuk berpikir dimana yang dituangkan dalam kata-kata yang lebih mudah dipahami dan dimengerti.
Kemudian lanjut membahas power point writing 4. Point pertama yaitu membahas tentang pokok-pokok rangkaian pelajaran writing 4. Seperti yang telah tercantum di power point, menurut Hyland 2003 bahwa belajar bagaimana menulis dalam bahasa kedua itu adalah salah satu aspek yang oaling menantang dari pembelajaran bahasa kedua. Bisa  dicontohkan pada kita. Bahasa pertama(L1) kita adalah terfokus pada Bahasa Indonesia dan yang keduanya Bahasa Inggris. Ketika kita menulis dalam Bahasa Inggris, tentunya itu merupakan suatu tantangan yang sangat luar biasa. Bahkan menurut Hyland 2003, bagi mereka berbahasa Inggris sebagai bahasa pertama, kemampuan untuk menulis secara efektif itu merupakan sesuatu hal yang membutuhkan exensive(sesuatu yang luas) dan intruksi khusus. Memang benar, menulis itu tidak hanya sekedar menulis saja, tetapi perlu sesuatu atau pengetahuan yang luas juga.
Dalam menulis tentunya kita mempunyai tantangan tersendiri, dan apa tantangan kita ketika menulis saat ini? Tentunya tantangan kita sebelum menulis itu harus meneliti terlebih dahulu bagaimana teori-teori penulisan dan pengajaran menulis itu telah berkembang. Kemudian dalam sifat penulisan, kita juga harus tahu dan membedakan antara sifat penulisan yang baik dan penulisan yang jelek. Bukan hanya sekedar itu, sifat teks dan gaya yang dicerminkan penggunaannya dalam komunitas wacana tertentu pun harus diperhatikan dan dituangkan.
Kemudian setelah kita menulis dengan gaya yang dicerminkan, hubungan antara menulis dipertama dan menulis dikedua pun harus saling berhubungan, kedua bahasanya pun harus diperhatikan dan dipahami. Lalu masalah kurikulum itu juga dapat dikembangkan untuk kursus atau pelajaran menulis. Penggunaan computer dalam intruksi menulis juga merupakan tantangan bagi kita. Kita harus memahami intruksi-intruksi menulis dalam computer. Yang terakhir pengembangan bahan ajar untuk kelas menulis dan pendekatan untuk umpan balik dan penilaian pun merupakan tantangan yang harus kita kuasai.
Selanjutnya membahas tentang harapan Mr.Lala, tentunya beliau mempunyai harapan-harapan tersendiri di mata kuliah writing ini. Harapan beliau adalah jujur. Ketika kita melakukan sesuatu atau menulis diharuskan ada kejujuran. Kita tidak boleh menjiplak karya orang lain. Jujur adalah modal kita untuk sukses. Dengan kejujuran kita bisa dihargai dan disukai banyak orang. Harapan beliau juga ingin membantu guru bahasa menjadi guru menulis. Jadi, beliau menginginkan guru bahasa itu bukan sekedar guru bahasa saja, tetapi bisa menjadi guru menulis yang bisa mengajarkan menulis kepada siswa-siwa atau mahasiswanya.
Menurut beliau seorang guru yang efektif adalah slah satu guru yang dapat membuat pilihan informasi tentang metode, material dan prosedur untuk digunakan dalam kelas didasarkan pada pemahaman yang jelas tentang sikap saat ini dan praktik dalam profesinya. Jadi, kalau kita ingin menjadi guru yang efektif, kita harus bisa menulis dan memilih informasi yang baru dan jelas. Metode pengajaran pun harus disiapkan sebelum kelas dimulai. Dalam perkuliahan ataupun sekolahan, seorang guru tidak hanya menyampaikan dan menjelaskan materi saja, tetapi harus disertai dengan praktek, karena disertai dengan praktek kita bisa lebih paham.
Kemudian harapan untuk menjadikan seorang guru yang kuat. Menurut Mr.Lala, seorang guru yang kuat adalah seorang guru yang reflektif, refleksi membutuhkan pengetahuan-pengetahuan untuk berhubungan dengan kegiatan kelas untuk penelitian dan teori yang relevan. Jadi, seorang guru itu harus kuat dan luas pengetahuannya, tidak boleh lemah.
Mr.Lala menuliskan sebuah pengingat sederhana tentang menulis. Beliau menyebutkan bahwa menulis itu melibatkan mengubah keterampilan dan pengetahuan tentang teks, konteks dan pembaca. Kata beliau konteks itu ada delapan. Antara teks, konteks dan readers itu saling berhubungan, dan ketigaanya itu tidak dapat dipisahakan. Jika diantara ketiga itu tidak ada satu, maka akan percuma. Percuma ada teks kalo tidak ada pemabaca. Menulis itu sama saja dengan membuat kerajinan yang harus dilakukan dengan praktek. Kemudian masalah bahasa. Bahasa pertama kita (L1) adalah dasar untuk bahasa yang kedua (L2). Bahasa pertama kita adalah Bahasa Indonesia dan bahasa keduanya adalah Bahasa inggris. Jadi, Bahasa Indonesia adalah dasar untuk Bahasa Inggris.
Selanjutnya pengajaran menulis L2, meliputi :

Ø  Struktur Bahasa
Ketika menulis kita harus tahu struktur bahasa yang kita gunakan itu seperti apa.
Ø  Fungsi Teks
Kita bukan hanya sekedar menulis, tetapi kita juga harus tahu teks yang kita tulis itu fungsinya apa.
Ø  Tema atau Topik
Sebagai penulis yang baik, kita juga harus pintar dan kreatif ketika memilih sebuah tema atau topik, karena supaya orang tertarik membaca tulisan kita.
Ø  Ekspresi Kreatif
Ekspresi kita dalam menulis juga harus ditonjolkan. Usahakan kita bisa membuat orang terhibur dan tidak jenuh ketika membaca tulisan kita.
Ø  Proses Menulis
Tentunya kita menulis itu pasti ada prosesnya. Entah prose situ memakan waktu yang cukup lama atau tidak. Dalam proses menulis kita pasti menemui yang namanya tantangan. Tantangan yang kita hadapi disana merupakan suatu proses.
Ø  Isi
Tentunya teks yang kita tulis itu harus ada isi pembahasannya, titik pembahasannya itu seperti apa dan bagaimana. Isi dalam teks juga harus diperhatikan dengan teliti.
Ø  Genre dan Kontak Penulisan.
Setiap kita menulis pasti ada suatu genre tersendiri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa menulis itu sangatlah penting. Tanpa kita ketahui, menulis mempunyai berbagai manfaat dan juga keuntungan. Janganlah sesekali kita berpikiran menulis itu cape dan membuang-buang waktu, tetapi kita harus berpikir positif untuk menulis. Menulis itu gampang-gampang susah. Tantangan kita saat menulis sangatlah banyak, salah satunya kita haus mengetahui teori-teori penulisan terlebih dahulu, lalu sifat penulisan dan teks. Kadangkala kita malas untuk menulis. Malas ketika menulis itu juga merupakan suatu tantangan bagi kita. Kemudian seorang guru yang efektif itu harus bisa menulis. Seorang guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi harus disertai  dengan praktek. Kemudian dalam pengajaran menulis L2 meliputi : struktur bahasa, fungsi teks, tema atau topic, ekspresi kreatif, proses menulis, isi dan memperhatikan genre dan konteks penilaian.


Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment