Menapaki
Kembali Writing
(By:
Astri Rahayu)
Hiruk pikuk mahasiswa-mahasiswi di kampus IAIN Syech
Nurjati pagi ini, 3 Februari 2014 pukul 07.30 semakin memeriahkan suasana
kampus yang sebulan kemarin sepi dari semua keributan yang biasa terjadi. Semua
suasana itu memberikan atmosfer yang menjadi awal dimana saya kembali menapaki hari
ini dengan langkah pasti. Dengan
keteguhan hati dan langkah pasti yang membuat saya semangat kembali untuk
memulai semuanya dengan hal-hal yang baik, terutama meniti langkah saya di mata
kuliah Writing 4 di semester ini, bersama dosen yang tak kalah semangatnya
yaitu Mr.Lala Bumela.
Ketika kaki ini mulai berjalan menuju ruang 44,
dimana ruangan itu akan menjadi tempat pertempuran saya dan teman-teman sekelas
di mata kuliah Writing. Pastinya, dalam pertempuran ini akan mendapatkan
pengawasan yang ketat dari Mr.Lala
sebagai pelatih sekaligus juri dalam pertempuran kali ini. Semua pemain di
kelas harus mentaati semua peraturan yang telah ditetapkan oleh sang pelatih.
Apabila kita tidak mentaati semua peraturan tersebut, maka mungkin kita akan
didiskualifikasi oleh Mr.Lala yang pastinya tidak segan-segan mengeluarkan
pemain dari pertempuran dan ada kemungkinan para pemain akan mati terbunuh di
medan wilayah Writing ketika dia tidak memperhatikan semua strategi dan ilmu
yang diajarkan oleh pelatih.
Peraturan dalam pertempuran Writing and Composition 4
ini, tidak jauh berbeda dengan peraturan Writing and Composition 2 ketika
semester 2 kemarin. Peraturan yang membedakan disini adalah semua tugas yang
kami kerjakan di mata kuliah Writing harus dimasukan ke dalam blog khusus kelas
kami, kemudian disetiap karya tulis harus diberikan foto sang pengirim tulisan
agar Mr.Lala bisa memastikan bahwa karya tersebut original dari sang pengirim
tersebut atau tidak.
Selain itu peraturan dan ketentuan berikutnya adalah
bahwa kita harus menulis class review minimal 5 pages, dan itu boleh
menggunakan bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia. Selain itu yang membuat
saya terkejut adalah setiap chapter review tidak boleh kurang dari 10 pages dan
hanya boleh menggunakan bahasa ibu yaitu bahasa Indonesia, tidak boleh
menggunakan bahasa English.
Walaupun yang seperti kita ketahui bahwa bahasa
Inggris adalah bahasa dunia dan bahasa pergaulan yang bisa mempermudah dalam
berbagai aspek seperti dalam aspek ekonomi (perdagangan bebas), sosial, budaya
dan terutama pendidikan. Bagaimana kita sebagai mahasiswa bisa mendapat
informasi pendidikan dari luar Indonesia seperti mendapat informasi beasiswa,
informasi sains dan teknologi terbaru di luar sana. Salah satu caranya adalah
kita bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris dengan kenalan atau teman
kita yang berada di luar negeri. Tujuannya agar kita saling mengerti satu sama
lain ketika berkomunikasi walaupun kita berbeda dalam segi bahasa ibu.
Namun yang ditekankan disini yaitu penggunaan bahasa
Indonesia dalam class review, yang menurut saya sangat mempermudah mahasiswa
untuk menulis dan membuat karta tulis yang baik, benar dan berkualitas. Kadang
kita sebagai mahasiswa meremehkan penulisan karya tulis dalam bahasa Indonesia.
Terlalu gampang, terlalu mudah dimengerti, tidak keren dibandingkan dengan
penggunaan dalam bahasa Inggris. Itu semua yang kadang malah membuat kita
membuat kesalahan yang fatal yaitu kita tidak perduli dengan bahasa sendiri dan
kita tidak akan bisa membuat karya tulis yang baik dan benar.
Secara otomatis kita akan kesulitan menulis dengan
baik dalam bahasa Indonesia dan pasti akan semakin kesulitan lagi untuk menulis
karya tulis dalam bentuk bahasa lain seperti bahasa Inggris. Maka start kita
akan dimulai dengan menulis karya tulis dengan menggunakan bahasa Indonesia
adalah salah satu jalan yang tepat untuk para pemain seperti saya dan
teman-teman di kelas. Dengan menggunakan bahasa Indonesia maka kita akan lebih
mudah mengekplore kemampuan, wawasan, ide, serta daya imajinasi yang kita miliki. Pastinya sangat berpegaruh dalam
pertempuran Writing kali ini. Hal itu yang membuat saya harus bersiap-siap dan
berfikir berkal-kali lipat lebih keras lagi dalam menyiapkan amunisi di mata
kuliah Writing Composition 4 ini.
Awalnya saya bingung ketika Mr.Lala mengucapkan
appetizer essay, apa maksud dari appetizer essay? Dan bagaimana cara membuat appetizer essay
yang bisa menjadi enak dan disukai oleh para readers? Memang benar sangat susah membuat appetizer
yang disukai banyak orang, tetapi setidaknya kita bisa membuat appetizer yang
bisa diterima dan dibaca oleh orang banyak. Telah dijelaskan bahwa text,
Content dan Reader itu mempunyai hubungan yang sangat kuat dan tidak
terpisahkan. Maka disini reader mempunyai pengearuh yang penting, sehingga kita
tidak boleh sembarangan membuat appetizer.
Peraturan dan ketentuan yang dijelaskan oleh pelatih
yaitu Mr.Lala di dalam appetizer essay adalah adanya Critical Review dan
Argumentative Essay. Untuk Critical Review, Mr.Lala membuat ketentuan bahwa
batas minimumnya adalah 2500 kata dengan menggunakan bahasa Indonesia dan batas
minimum kata di dalam argumentative essay adalah 3000 kata dan ditulis
menggunakan bahasa Inggris. Standar-standar tersebut yang bisa membuat saya
pribadi termotivasi untuk menulis.
Seperti yang dijelaskan oleh Mr.Lala bahwa menulis
itu seperti merefleksi diri kita, mengapa disebut demikian? Karena menurut saya, tulisan itu mengandung
unsur-unsur yang menjadi ciri khas dari penulisnya baik dari segi gaya
penulisan, maupun isi yang dibahas didalam tulisan tersebut. Si penulis
menuangkan semua ide dan kreasinya di dalam tulisannya.
Dijelaskan
Selain Critical Review dan Argumentative Essay,
terdapat Individual Presentation. Tes ini yaitu mahasiswa membicarakan apa yang
mereka tulis di dalam paper, waktu yang diberikan ketika tes presentasi ini
yaitu sekitar dua menit saja, dan itu juga salah satu hal yang membuat saya dan
pemain-pemain yang lain harus benar-benar mempersiapkan mental, tenaga dan daya
ingat yang tinggi.
Mengingat kembali suasana ketika setiap anggota
kelas mulai satu persatu memasuki ruang tersebut, membuat muncul bayang-bayang
dalam pikiran ini yang seakan-akan kita sedang memasuki sebuah lorong yang
panjang dan gelap. Kita hanya akan dibekali kertas, pulpen, dan wawasan yang
kita miliki untuk keluar dari lorong yang gelap itu. Benar-benar sangat
menegangkan dengan semua bayangan-bayangan untuk minggu-minggu selanjutnya.