Writing Versi Baru? (Class Review-1)



Writing Versi Baru?
(By: Fitriatuddiniyah)
           
            Senin, tepatnya di hari ketiga bulan Februari 2014 di ruang 44 gedung PBI mejadi saksi bisu pertemuan perdana kami warga PBI-A dengan Writing and Composition 4 di musim ke empat ini.  Dengan nyawa yang masih mencari raganya, fikiran dan hati yang masih menyesuaikan diri dengan posisi pastinya, kami mulai membuka mata mencoba menyadarkan diri dari mimpi-mimpi manis bersama mereka yang dirindukan.
            Hampir satu bulan lamanya raga dan fikiran ini terbebas dari kepenatan dunia kampus dan elemen-elemennya, dan kami pun terhanyut oleh pelangi mimpi di istana kami.  Namun, kembali bertemunya kami dengan Mr. Lala Bumela, S.Pd. yang namanya sangat dikenal di penujuru dunia PBI membuat kami terperanjat dari tempat tidur.  Seakan berteriak “Hey You! Wake up!”.  Yah, saya harus membuka mata, telinga, hati, dan fikiran kami untuk kembali bangkit dari mimpi dan kembali menjadi siapa saya sekarang ini dan sesungguhnya.
            Mr. Lala kembali menyapa kami dengan integritasnya sebagai seorang pendidik yang kini datang dalam bidang tuls-menulis.  Kita pernah bertemu dan dilatih beliau dlam bidang yang sama sebelumnya di musim kedua.  Namun, writing kali ini membawa esensi yang berbeda, yaitu “Academic Writing.”
            Academic writing tentunya membawa esensi yang berbeda dengan writing yang pernah kita hayati sebelumnya.  Dimana sastra seperti puisi, puisi, serpen, dan bahkan novel, juga karya sastra lainnya bersifat personal dari dalam diri kita sendiri, sedangkan pada akademik itu ada jarak yang jauh antara penulis dan tulisannya.  Kenapa?  Karena pada setiap tulisannya harus ada kebenaran nyata dan atau bukti-bukti yang mendukungnya, tidak hanya asal tulis semaunya sendiri.  Jadi, academic writing berarti tulisan yang lebih baku, formal, dan lebih terkonsep.  Dimana penulis memiliki sebuah konsep yang jelas dengan apa yang ingin diberikan kepada para pembacanya.    
            Nenurut beliau, semester atas kita itu “latah”.  Latah dalam artian skripsi antara mahasiswa satu dengan yang lainnya itu hampir sama, dengan mengangkat satu tema, dan yang lainnya mengekor dibelakangnya.  Namun, pada angkatan kita kali ini skripsinya golden di area writing.  Oleh karena itu, writing 4 ini merupakan standard research dimana kita akan dilatih dengan lebih ke akademik.  Research itu sendiri merupakan kata yang berimbuhan re+search dimana ini merupakan aktivitas yang dilakukan secara berulang-ulang.  Jadi, wajar saja jikalau kita berkonsultasi kepada yang lebih ahlinya, maka akan mendapatkan nilai yang bertambah, dan terus bertambah.
            Pemaparan beliau tidak cukup sampai hal itu, seperti halnya beliau membahas kami untuntang silabus writing 4 yang beliau rangkai sedemikian rapih dan mampu menghipnotis kami untuk menyelaminya lebih dalam.  Aturan main pun tidak jauh berbeda dengan yang sebelumnya, namun ada beberapa hal yang harus benar-benar harus diperhatikan.  Seperti halnya kualitas menulis kita juga kuantitasnya, dimana harus lebih berisi dan bermakna.  Ada satu hal yang baru pada periode ini, yaitu adanya “class blog” yang akan menjadi wadah karya kita selain ukiran cantik di atas kertas putih.  The class blog ini merupakan brilian idea beliau yang membangkitkan semangat kami untuk kembali menuls dan mengekspresikan apa yang kita rasakan dan alami. Text-Context-Reading merupakan triandic yang memiliki hubungan erat yang tidak bisa dipisahkan.  Penulis harus mampu memuaskan para pembacanya dengan sajian yang ia ciptakan.
            Satu per satu rangkaian silabus yang beliau sampaikan dengan khas dan keprofesionalannya.  Slide-slide rapih menuntut kami untuk memperhatikannya dengan seksama.  Namun, ada yang membuat mata dan hati ini butuh penawar untuk mengurangi rasa nyeri dan pedihnya.  Nafasku pun butuh ruang dan udara baru untuk bisa kembali bernafas lega.
            Mata kami terbelalak dengan kenyataan yang ada dengan hasil persentasi keluarga besar kami yang jauh tertinggal denga keluarga besar lainnya.  Entah apa yang terjadi, entah siapa atau apa yang salah, saya sendiri pun hanya bisa diam membisu dan bertanya pada diri sendiri “Apa yang salah dengan kami?  Lalu tak berartikah usahaku kemarin? Ahh... mungkin memang belum bermakna dan maksimal.  Saya harus tetap optimis!”
            Secara garis besar beliau menjelaskan tentang meneliti bagaimana teori-teori penulisan dan pengajaran menulis telah berevolusi.  Baik sifat penulisan, teks, genre dan bagaimana mereka mencerminkan penggunaannya dalam komunitas wacana tertentu.
            Jadi, pada intinya adalah writing 4 ini membawa esensi dan warna baru dalam dunia tulis-menulis untuk kita yang sedang mempelajari dunia menulis yang mana tulisan kita kali ini harus lebih serius dan formal. Oleh karena itu kita akan lebih banyak melakukan hal-hal lainnya seperti praktik menulis, membaca, dan mengoleksi informasi-informasi untuk menjadi isi dalam tulisan tersebut.  Tulisan itu tidak hanya menarik, tapi harus berpendidik.
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment