Memberikan “Hadi” yang Benar
“Kebenaran
adalah hal yang harus diungkapkan, tak peduli kepada siapa kita
mengungkapkannya.”
—Hadi Wibowo
Tulisan merupakan sebuah alat komunikasi
yang tak berujung. Meski kita telah membacanya sampai selesai tapi unsur implicit
dari tulisan tersebut masih ada dan selalu menunggu untuk dijelajahi. Kehebatan
sebuah tulisan mampu merubah mindset seseorang. Tapi untuk dapat membuatnya
dibutuhkan proses yang tidak cepat.
Tulisan yang bagus ialah tulisan yang
mampu mencerahkan pembacanya. Orang literat mampu membuat sebuah karya tulisan
yang bisa merubah pola pikir seseorang. Sebab orang yang literat ialah orang
yang cinta pada pengetahuan. Sehingga apapun yanag dia lakukan bertujuan untuk
memberikan sumbangsih kepada khalayak umum berupa pengethauan dan ilmunya.
Sebagai mahasiswa di jurusan PBI, IAIN
Syekh Nurjati Cirebon, saya mempunyai kewajiban yang sama dalam penyampaian
pengetahuan ini. Sebab melihat dari kenyataan sekarang, banyak orang yang acuh
tak acuh terhadap pengetahuan yang ada. Mereka cenderung menganggap remeh dan
belenggang begitu saja. Oleh karena itu, sebagai seorang mahasiswa yang Insya
Allah, berliterasi mampu mencerahkan pola pikir masyarakat sekarang, sehingga
mereka mampu menuju ke jalan yang benar.
Pertemuan ke 6 di mata kuliah Writing
and Composition 4 ini meninggalkan kesan yang sangat berharga. Mr. Lala Bumela
memberikan sedikit pencerahan mengenai sejarah. Christopher Columbus masih
menjadi bahan perbincangan di pertemuan ini. Manusia jahat yang telah
menghabisi suku Indian ini telah mengubah sejarahnya dan membuatnya menjadi
pahlawan. Namun untuk dapat meluruskan kembali sejarah memang tidak mudah,
dibutuhkan kerja keras seperti yang Howard Zinn lakukan.
Artikel dari Howard Zinn yang berjudul Speaking Truth to Power with Book, memberikan
beberapa pencerahan terhadap saya. Salah satunya ialah pengungkapan kebohongan
dari Christopher Columbus. Sebelumnya saya sudah mengetahui ihwal Columbus yang
ternyata bukan penemu benua Amerika dan orang yang membabat habis suku Indian
ini. Namun, hal yang baru saya ketahui ternyata Howard Zinn ialah orang yang
membongkar fakta tersebut kepada orang Amerika. Orang yang mengungkap kebenaran
negaranya sendiri, inilah hal yang saya segani dari beliau. Kebenaran adalah
hal yang harus diungkapkan, tak peduli kepada siapa kita mengungkapkannya.
Hal yang membuat saya masih bingung di
sini adalah apa sebenarnya maksud dari Columbus menjelajahi benua amerika (yang
pada awalnya untuk mencari India). Jika dilihat dari fakta yang ada, yang
dicari Columbus di benua amerika adalah “Emas”, hal inilah yang membuatnya
mengeksploitasi suku Indian dan menjadikan mereka budak. Tapi tujuan dari Columbus
mencari India sendiri itulah yang masih dipertanyakan.
Ternyata yang dicari oleh Columbus di
India adalah Teknologi. Peradaban di India pada abad 15 itu tergolong maju.
Oleh karena itu, Columbus yang telah melakukan perbuatan keji waktu iktu
mendapat tugas untuk mencari teknologi itu. Hal yang tak terduga terjadi,
Columbus malah mendarat di benua amerika dan bencana pun terjadi.
Sejara buram tentang Columbus ini memang
tidak sepatutnya terjadi kembali. Sebab di dalam sejarah selalu teradapat nilai
moral. Berangkat dari zaman nabi dahulu, selalu ada adzab bagi mereka yang
menantang para nabi dan tidak menurut perintah Allah SWT. Oleh karena itu, Nabi
Muhammad SAW menjadi penyempurna akhlak bagi seluruh umat manusia dan penerang
di zaman yang semakin menuju kehancuran ini.
Hal inilah yang menjadi dasar dalam
membuat sebuah karya ilmiah yang canggih. Yaitu brangkat dari emulate,
mencontoh sebuah karya yang sudah sukses dan menjadikannya pedoman atau bahan
unutk membuat karya baru yang lebih bagus. Dan dari emulate inilah maka timbul
yang namanya discover, menjelajahi dan menggali kemampuan kita unutk dapat
membuat karya baru yang benar-benar lebih matang dan menunjukkan kekhasan dari
kita sebagai penulis.
Berikutnya yang menjadi pokok penting
dalam menulis adalah membuat si pembaca mampu hanyut dengan argumen-argumen
yang kita sampaikan. Kemampuan membujuk atau persuasion inilah yang harusnya
dapat penulis kembangkan di dalam tulisannya. Sehingga si pembaca selalu ingat
akan hal yang benar dan membuat mereka menjauhi hal-hal yang terlarang dan
berbahanya bagi kehidupan mereka. Kemampuan persuasion ini mirip dengan
kemampuan “nganyang” atau proses tawar-menawar dalam jual beli. Bagaimana si
pembeli mampu mendapatkan harga serendah mungkin dan si penjual mempertahankan
martabatnya dengan tetap memasang harga tinggi. Persaingan batin antar pembeli
dan penjual ini layaknya pembaca dan penulis. Penulis diibaratkan pembeli yang
menggunakan cara apapun untuk menggoyahkan kerasnya hati si pembaca terhadap
hal yang penulis ingin sampaikan.
Sehingga dapat kita simpulkan di sini
bahwa penulis harusnya mampu membacok hati si pembaca dan menariknya kelluar
dari paradigm yang penulis anggap salah sehingga dapat dikatakan bahwa si
penulis mampu mencerahkan si pembaca.