Class Review 6

Menyingkap (Lagi) Kabut Sejarah
  

Mendung kelabu menyapa pagiku di hari Senin 10 Maret 2014.  Hari ini seperti juga senin-senin sebelumnya begitu sangat crucial dengan adanya writing 4.  Bukan, bukan berarti writing 4 lah yang membuat pagiku di hari Senin ini menjadi begitu kelabu, akan tetapi memang cuaca pagi ini yang sedang mendung pekat.  Ya, sepertinya akhir-akhir ini cuaca memang sedang selabil anak abg yang sangat sulit untuk diprediksi.  Seperti juga hidupku yang akhir-akhir ini menjadi sulit untuk diprediksi, apalagi semenjak aku berkenalan dengan writing 4 dan sahabat-sahabat karibnya.

Masih tentang dunia literasi, yang kini membawaku kembali ke hadapan essay-essay tentang sejarah.  Di pertandingan kali ini-yang merupakan pertandingan ke-6 kami dalam writing 4- kami semua dituntut untuk free writing yang bertemakan Howard Zinn dan-tentunya- Christopher Columbus. Tugas kami di kelas yang sedang di guyur hujan ini hanyalah membuat satu paragraf pertama dalam free writing tersebut. Namun yang sangat diekspos dalam tugas ini adalah bagaimana kita membangun thesis statement yang akan menentukan nasib tulisan kita. Untuk itulah-pelatih kita- Mr.Lala memberikan bekal terlebih dahulu kepada kita yang berkaitan erat dalam tugas kita yaitu perihal thesis statement.
Ada semacam ‘warning’ ketika kita ingin membuat sebuah thesis statement, yaitu:
●  You are asked to convince your reader of your point of view.  This form of persuasion, often called academic argument, follows a predictable pattern in writing. After a brief introduction of your topic, you state your point of view on the topic directly and often in one sentence. This sentence is the thesis statement, and it serves as a summary of the argument you’ll make in the rest of your paper.
●  The thesis of an essay is its main idea. The thesis statement of an essay is the one-or two- sentence statement that express this main idea. The thesis statement identifies the writers topic and the opinion the writer has about that topic.
Adapun fungsi dari thesis statement adalah:
Ø to focus the essay’s subject
Ø the presence of a good thesis statement aids reader understanding
Ø to build more detailed and refined main ideas and supporting details
Ø to state the reader about the central idea that the paper will argue
Ø to reflect the reporting of information
Ø it asserts something specific and significant about the topic
Setelah mengetahui tentang materi thesis statement, kami pun mulai beranjak lagi menuju free writing yang menjadi tugas kami tadi.  Namun, sebelum membahas tuntas tentang Howard Zinn yang merupakan tema dalam free writing kali ini, Mr.Lala pun sempat menyinggung tentang “Seberapa jauh kami telah tercerahkan setelah membaca segala sesuatu yang berkaitan dengan Christopher Columbus?” Well, pertanyaannya memang terlihat simple, namun untuk menjawabnya tidaklah se’simple’ yang kita bayangkan.  Disini aku akan mencoba menjelaskan sejauh mana aku telah tercerahkan setelah membaca segala sesuatu yang berkaitan dengan Christopher Columbus, baik yang bersumber dari buku fenomenal yang ditulis oleh Howard Zinn yang berjudul A People’s History of The United States maupun dari sumber-sumber yang lainnya.
Christopher Columbus merupakan seorang penjelajah yang berlayar mengarungi samudera yang gelap dan berkabut untuk menemukan India pada tahun 1492.  Mengapa harus India? Karena pada awalnya Christopher Columbus mempelajari dari hasil penjelajahan yang telah dilakukan oleh Marco Polo sebelumnya yang mengatakan bahwa India merupakan kawasan yang kaya akan emas, perak, mutiara, batu –batu permata, dan juga kaya akan rempah-rempah. Hal-hal inilah yang lantas membuat banyak orang Eropa-termasuk Christopher Columbus- untuk pergi kesana. Intinya, mereka semua ingin mendapatkan kekayaan dan keuntunganyang mereka dambakan.
Bangsa Eropa juga ingin menemukan rute lautan yang menuju ke daerah timur.  Seperti juga Christopher Columbus yang ingin menemukan rute baru yang bisa membawanya ke daerah timur seperti India, Jepang dan negeri rempah-rempah lainnya. Ia berharap bisa menemukan rute yang lebih cepat dan juga lebih mudah untuk menuju ke negeri rempah-rempah tersebut. Selain itu, dia juga ingin membuktikan bahwa bumi itu bulat, karena itu dia terus melaju ke arah barat (karena dia berpendapat jika memang bumi itu bulat, maka jika ia terus melaju kearah barat, maka ia akan sampai juga ke bagian timur bumi ini).  Dalam pikiran Christopher Columbus bumi ini lebih kecil daripada yang sebenarnya, karena itu dengan beraninya dia berlayar mengarungi ‘samudera yang gelap dan berkabut’ tanpa peta dan hanya mengandalkan naluri dan perhitungan yang dia punya.
Selain alasan-alasan diatas tadi, ternyata ada alasan lain mengapa harus India yang menjadi tujuan utama para pelaut Eropa. Faktanya, pada tahun 300 SM, India ternyata memiliki dua kota yang terbilang sangat maju yakni kota Harappa dan Mohenjo Daro. Teknologi telah berkembang pesat di sana dan yang lebih mengejutkannya lagi ternyata senjata nuklir telah ada di India sana. Bukti tentang ini bisa kita lihat dari kisah Mahabarata dari India kuno yang dipenuhi seksripsi misterius yang terdengar bagaikan ledakan atom yang maha dahsyat.
Kisah Mahabarata merupakan bukti yang secara tidak langsung menggambarkan bahwa  pada masa itu di India sana telah ada senjata nuklir.  Legenda kisah Mahabarata jelas menyebutkan dalam teks mereka:
                 … (itu) sebuah proyektil tunggal
                 Membebankan semua kekuatan alam semesta.
Sebuah kolom berpijar asap dan api
Seterang seribu matahari
Seperti mawar yang indah …
… itu adalah senjata yang tidak dikenal,
Besi Halilintar,
Sebuah utusan kematian yang dahsyat,
Yang menjadi abu
Seluruh ras Vrishnis dan Andhaka.
                 Mayat-mayat …terbakar habis
Sebagaimana yang bisa dikenali
Rambut dan kuku rontok;
Tembikar pecah tanpa sebab yang jelas,
Dan burung-burung berubah menjadi putih.
Setelah beberapa jam
Semua bahan makanan terinfeksi …
… untuk melepaskan diri dari api ini
Para prajurit melemparkan diri ke sungai
Untuk mencuci diri dan perlengkapan mereka.
Teks-teks kisah Mahabarata seperti yang disebutkan diatas tadi jelas menggambarkan adanya penggunaan energy nuklir yang digunakan pada pertempuran besar.  Setidaknya terdapat bukti sejarah yang menjelaskan demikian meskipun dalam penggambaran senjata aneh itu berupa (mirip) tombak ataupun benda bundar dengan kekuatan matahari, tapi anehnya efek dari senjata tersebut sangatlah mirip dengan efek yang ditimbulkan dari senjata nuklir. (AnehDiDunia.com)
Tujuan utama Christopher Columbus adalah negeri India tersebut, karena itu ketika ia menemukan ‘dunia baru’ ia berpikir telah sampai ke India.  Padahal yang ia datangi itu bukanlah India, melainkan kepulauan Bahama (yang ia namai ‘San Salvado, dan dia klaim bahwa pulau itu untuk dipersembahkan kepada Raja Ferdinand dan Ratu Isabella dari Spanyol yang telah memberikan dukungan finansial untuk perjalananya mengarungi samudera), dan pulau yang bernama Hispaniola (yang sekarang ini terpisah menjadi Haiti dan Republik Dominica).
Perjalanan yang dilakukan oleh Christopher Columbus juga mengacu pada perjalanan yang telah dilakukan oleh Sir John Mandeville yang mengatakan bahwa terdapat sebuah pulau dimana orang-orang dapat hidup tanpa kebencian dan kedengkian (hidup damai, makmur, sejahtera) meskipun mereka buka beragama Kristen (atau bahkan mungkin mereka adalah atheis) namun mereka dapat hidup denan sangat baik, damai dan sejahtera.  Nah, mendengar tentang hal ini Christopher Columbus pun merasa penasaran dan ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri pulau ‘surga’ itu.
Namun, alangkah terkejutnya Christopher Columbus ketika sampai di ‘dunia baru’-yang ia kira sebagai India tersebut- ia melihat terdapat bangunan megah di tengah pulau yang ternyata adalah sebuah bangunan masjid. Hal ini membuktikan bahwa Christopher Columbus bukanlah orang pertama yang menjejakkan kakinya di ‘dunia baru’ tersebut. Orang-orang Muslim bahkan telah  terlebih dahulu tiba disana untuk berdagang.  Sayangnya, fakta penting ini tidak diungkit sama sekali dalam buku fenomenal karya masterpiece dari Howard Zinn tersebut.  Apakah dia lupa atau memang sengaja melupakan fakta penting ini? Well, who knows? Seharusnya kita bertanya langsung pada beliau ketika beliau masih ada di dunia ini 4 tahun yang lalu.
Pada awal kedatangannya di ‘dunia baru’ tersebut, Christopher Columbus memang disambut dengan ramah oleh masyarakat setempat (yang dia sebut ‘Indians’ karena mengira dia telah sampai di India). Namun, setelah mengetahui maksud tersembunyi untuk merampas seluruh kekayaan yang ada di pulau tersebut, masyarakat setempat pun mulai menolaknya.  Dan ketika para Indians mulai membantah apa yang ia mau, ia pun mulai menunjukkan sifat aslinya sebagai ‘evil villain’. Dia mulai ‘menghukum penduduk setempat dengan amat sangat kejam. Ia memperbudak atau bahkan membantai banyak penduduk lokal. Jika ada penduduk yang tidak membayar upeti kepada penjajah (Columbus dan anak buahnya), maka tangan mereka dipotong dan dibiarkan berdarah sampai mati. Ia juga telah melakukan penggantungan manusia sevara massal, orang-orang dipanggang di pantai, memutilasi mereka semua dan bahkan tidak segan-segan memenggal kepala anak-anak dan memberikannya sebagai makanan anjing. Jadi, masihkah Anda semua menganggap si ‘evil villain’ itu sebagai seorang ‘hero’ yang telah menemukan benua Amerika?
Sisi lain dari Christopher Columbus ini aku dapatkan dari beberapa sumber, dan salah satunya bersumber dari buku fenomenal yang ditulis oleh Howard Zinn yang berjudul A People’s History of The United States.  Bisa dibilang Howard Zinn telah sukses mencerahkan pikiranku tentang Christopher Columbus ini. Bahkan menurut Noam Chomsky “Tulisan-tulisannya telah merubah kesadaran satu generasi, dan membantu membuka jalan baru dalam memahami serta memberikan makna yang penting bagi kehidupan kita”.
Seperti juga yang telah dikatakan oleh seorang Howard Zinn dalam artikelnya yang berjudul Speaking Truth to Power with Books, buku dapat memperkenalkan ide-ide baru yang tidak pernah terpikirkan oleh sang pembaca sebelumnya.  Inilah “warning” bagi si penulis buku.  Pasalnya sebagai seorang penulis, yang harus Anda tanamkan pada pola pikir Anda adalah “Jika ingin menulis, maka haruslah menulis dengan jujur dan sesuai dengan fakta yang ada.” Maksudnya, seorang penulis pun harus memiliki ideologi tersendiri, hal ini karena setiap sejarahwan memiliki ideologi masing-masing dalam menulis sejarah. Seperti yang Fowler (1996: 12) katakan “Ideology is of course both a medium and instrument of historical processes”. Dengan kata lain ideologi merupakan sebuah media atau pengantar dan alat dari sebuah proses sejarah. Fowler (1996: 10) juga mengatakan bahwa “Like the historian critical linguist aims to understand the values which underpin social, economic, and political formations, and diachronically, changes in values and changes in formations”.
Dari beberapa pembahasan diatas dapat kita lihat bagaimana serunya episode pertandingan ke-6 ku dengan writing 4. Dapat dilihat pula bahwa semakin hari semakin seru pula episode hidupku, khususnya episode-episode yang berkaitan dengan writing 4 ini. Dari episode kali ini dapat kita ketahui betapa pentingnya keberadaan thesis statement dalam suatu paragraf.  Dalam episode kali ini juga kita lebih mendalami tentang Christopher Columbus, salah satunya melalui karya fenomenal dari seorang Howard Zinn. Hal ini semakin menguatkan pendapat bahwa keyakinan seseorang dapat berubah hanya karena ia membaca sebuah buku. Ya, secara ajaib buku memiliki kekuatan yang dapat mencerahkan pikiran setiap pembacanya tentang suatu hal.


Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment