Class Review 6



Orang Yang Berliterat, Orang Yang Tercerahkan
By : Atin Hartini
 
Sore hari yang sejuk  dan cuacanya pun sangat bersahabat untuk saya memulai aktifitas seperti biasanya yaitu menuangkan  ilmu-ilmu yang telah saya dapatkan ke dalam bentuk tulisan. Senin,  10 Maret 2014 tepatnya pukul 09.10 kami bertemu lagi dalam mata kuliah Writing 4. Minggu kemarin, Mr.Lala masih membahas sekitar literasi. Sebelum kepada pembahasan lebih lanjut, alangkah baiknya untuk sekedar mengingatkan, saya akan menjelaskan kembali pengertian dari literasi itu sendiri.
Banyak yang beranggapan bahwa literasi itu dianggap hanya sekedar masalah psikologi saja, kita tidak menyadari bahwa ihwal literasi itu akan sangat berhubungan dengan masalah  ekonomi, social dan politik. Bahkan sejarah sekalipun masih tersangkut paut dengan literasi. Literasi adalah praktik kultular yang berkaitan dengan persoalan social dan politik. Jadi,  literasi ialah kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis atau melek aksara serta bagaimana seseorang bisa berkomunikasi dengan nalar social, ekonomi dan politik. Berbicara literasi, kita tidak akan luput dari baca-tulis. Pembaca dan penulis mempunyai koneksi satu sama lainnya.

Saya akan sedikit mengutip kata-kata yang Mr.Lala katakan bahwa kaum yang berliterat itu adalah mereka yang tercerahkan. Orang yang berliterat itu sebelum menemukan harus meniru terlebih dahulu lalu menciptakan. Meniru adalah bagian penting dari menemukan kemudian menciptakan. Seperti yang telah dijelaskan Mr.Lala bahwa “kalian itu adalah emulator” yaitu aplikasi untuk menjalankan system di system lain. Supaya kita tercerahkan sebagai orang yang berliterat, tentunya kita harus cinta akan pengetahuan. Kemudian disamping itu, kita harus affordance yaitu sanggup menemukan sesuatu yang baru, intinya harus berkembang dan paham akan sesuatu yang baru maupun sebuah pengetahuan. Kita disini sedang disiapkan untuk menjadi orang yang dicerahkan.
Kemudian orang yang membuat history itu adalah orang yang berliterat yang tercerahkan. Orang yang berliterat harus mampu memahami values. Dalam power point, menurut Fowler (1996: 10) bahwasanya dia menemukan dis interesting "Seperti linguis kritis sejarawan bertujuan untuk memahami nilai-nilai yang mendukung formasi sosial, ekonomi, dan politik, dan diakronis, perubahan nilai dan perubahan formaitons. Yang namanya values itu pasti berubah tergantung situasi dan kondisinya. Fowler (1996: 12) juga mengatakan bahwa "Ideologi ini tentu saja baik, media baik dan sebuah alat proses sejarah." Pengertian ideology itu sendiri ialah kumpulan ide-ide atau gagasan.
Disamping itu, juga Perlu dis Mind. Perlu kita ketahui bahwa menulis di perguruan tinggi sering mengambil bentuk persuasi untuk meyakinkan orang lain, kita harus menunjukkan bahwa kita ini memiliki hal menarik pada sudut pandang logika dan pada subjek yang  telah anda pelajari. Tentunya kita tahu bahwa persuasi adalah keterampilan anda berlatih secara teratur dalam kehidupan sehari-hari anda. Persuasi bisa disebut dengan suatu bentuk pengaruh social atau sebuah proses membimbing diri sendiri atau yang lain terhadap adopsi ide, sikap, atau tindakan dengan cara rasional dan simbolik (meski tidak selalu logis).
Di perguruan tinggi, sering kali kita diminta untuk membuat kasus persuasif secara tertulis oleh petugas kursus. Anda akan diminta untuk meyakinkan si pembaca agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis berdasarkan sudut pandang si penulis itu sendiri. Bentuk persuasi, sering disebut dengan argumen akademis, mengikuti pola diprediksi secara tertulis. Setelah pengenalan singkat dari topik anda, anda menyatakan sudut pandang anda pada topik secara langsung dan sering dalam satu kalimat. Kalimat ini adalah pernyataan tesis, dan berfungsi sebagai ringkasan dari argumen anda.
Tesis essai adalah ide utamanya. Pernyataan dari tesis esai adalah pernyataan satu atau dua kalimat yang mengungkapkan gagasan utama. Pernyataan tesis mengidentifikasi topik penulis dan pendapat penulis memiliki sekitar topik itu. Kemudian laporan fungsi tesis. Pernyataan tesis melakukan dua fungsi yaitu : penulis menciptakan tesis untuk fokus subjek esai dan kehadiran pernyataan tesis yang baik membantu pemahaman pembaca. Thesis statement sebenarnya kalimat yang mengandung hal-hal yang akan anda paparkan dalam batang tubuh essai (body of paragraph).
Thesis statement ini memberitahu pembaca bagaimana anda akan menafsirkan pentingnya materi pelajaran yang sedang dibahas atau peta jalan untuk kertas. Dengan kata lain, ia memberitahu pembaca tentang apa yang diharapkan dari sisa kertas tersebut. Tesis merupakan interpretasi dari pertanyaan atau subjek, bukan subjek itu sendiri. Subyek atau topik dari sebuah esai mungkin Perang Dunia II atau Moby Dick, tesis maka harus menawarkan cara untuk memahami perang atau novel,  membuat klaim bahwa orang lain mungkin membantah. Biasanya satu kalimat di suatu tempat di paragraf pertama anda yang menyajikan argumen anda kepada pembaca. Sisa kertas, tubuh esai, mengumpulkan dan mengatur bukti yang akan membujuk pembaca logika penafsiran anda.
Kemudian pengingat penting lainnya yaitu bahwa tesis adalah hasil dari proses berpikir yang panjang. Sebelum anda mengembangkan argumen tentang topik apa saja, lebih baik anda harus mengumpulkan dan mengatur bukti, mencari kemungkinan hubungan antara fakta yang diketahui  (seperti kontras mengejutkan atau kesamaan ), dan berpikir tentang pentingnya hubungan ini.
Selanjutnya tentang prosedur  self assessment . Apakah tesis saya lulus dan  "Jadi apa?" kita lakukan sebuah test? Jika pembaca respon pertamanya  adalah, "Jadi apa?" Maka anda perlu menjelaskan, untuk menjalin hubungan, atau menghubungkan ke masalah yang lebih besar.
kemudian apakah esai saya mendukung tesis  saya secara khusus dan tanpa berkeliaran? Jika tesis anda dan tubuh esai anda tampaknya tidak pergi bersama-sama, maka salah satu dari mereka harus berubah. Ini untuk mengubah tesis anda bekerja untuk mencerminkan hal-hal yang sudah tahu dalam rangka penulisan makalah anda. Ingat, selalu meninjau kembali dan merevisi tulisan anda yang diperlukan. Apakah tesis saya lulus "bagaimana dan mengapa?"  Coba test? Jika pembaca respon pertamanya  adalah "bagaimana atau "mengapa?"  Maka tesis anda mungkin terlalu terbuka dan kurang bimbingan bagi pembaca. Lihat apa yang dapat anda tambahkan untuk memberikan pembaca mengambil  lebih baik pada posisi anda yang benar dari awal.
Jadi, kesimpulannya ketika kita membaca cerita-cerita sejarah dan menulis, itu masih bersangkut paut dengan literasi. Tentunya menjadi orang yang berliterat itu sangat susah. Perlu kita ingat bahwa orang yang berliterat itu merupakan orang yang tercerahkan. Orang yang berliterat itu sebelum menemukan harus meniru terlebih dahulu lalu menciptakan. Tentunya dia juga harus cinta akan pengetahuan dan harus affordance yaitu sanggup menemukan sesuatu yang baru. Kemudian orang yang membuat history itu adalah orang yang berliterat yang tercerahkan. Orang yang berliterat harus mampu memahami values.
Ketika kita menulis, pastinya dalam isinya akan ada yang namanya persuasi. Persuasi bisa disebut dengan suatu bentuk pengaruh social atau sebuah proses membimbing diri sendiri atau yang lain terhadap adopsi ide, sikap, atau tindakan dengan cara rasional dan simbolik (meski tidak selalu logis). Dalam persuasi pasti tercantum tesis essai yang merupakan ide utamanya. Thesis statement ini sebenarnya kalimat yang mengandung hal-hal yang akan anda paparkan dalam batang tubuh essai (body of paragraph).

Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment