Class review 7



Focus on History
Class review 7 enggan beranjak dari pembahasan critical review that focus on history. Sejarah yang cnasih digarap minggu-minggu ini tentang kebenaran sejarah yang ada dalam karangannya Howard Zinn. Dalam artikelnya Howrad Zinn yang berjudul “Speaking truth to power with book” bahwa kebenaran harus dibuktikan dalam sebuah bukti, serta atas dasar penglaman yang dialami oleh seorang pembuat bukti. Kebenaran yang berpusat pada bukti yang dituliskan memiliki tujuan yaitu bisa mengubah pikiran dan kepercayaan orang-orang sekitar yang mengetahui.
Pernyataan Carl Becker bahwa everyman his own historian yang artinya adalah setiap orang (adalah) sejarawan untuk dirinya sendiri berangkat dari asumsi bahwa setiap manusia adalah penggerak sejarah. Manusia pada hakiaktnya yang membuat sejarah baik itu sebagai pelaku sejarah atau pun sebagai saksi sejarah.  Setiap orang “normal” mengenal sejarah dan karena itu ia adalah “sejarawan”.
Berbicara tentang sejarah yang sangat komplek, memang sulit untuk menetukan kebenaran yang sesungguhnya.  Dalam hal ini terkandung sebuah makna yang tersembunyi, adanya keterkaitan antara sejarah komponen-komponen penting. Komponen-komponen ini  yang sering Mr. Lala ingatkan diantaranya literasi, history dan ideology. Bagaimana seorang wrtier atau kritikus mengaitkan komponen tersebut, keterhubungan yang bisa dijadikan sebagai bukti kesalahan yang kuat dari artikel Howard Zinn.

Literacy is never neutral (Alwasilah 2007:2012). Perihal ini berdasarkan dengan ideology yang dimiliki seorang literate, seseorang yang memiliki ideology berbeda tentunya akan memepngaruhi literacy mereka masing-masing. Seseorang akan menciptakan sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda, mereka mempercayai ideologi mereka dengan fakta yang mereka pahammi atau kasus yang mereka hadapi.
Ideology sebagai seperangkat gagasan atau pemikiran yang beorientasi pada tindakan yang diorganisir menjadi suatu siste yang teratur . dalam hal ini ada beberapa unsure yang terkandung, yaitu:
1.         Adanya suatu penafsiran atau pemahaman terhadap kenyataan.
2.         Setiap ideology memiliki seperangkat nilai atau moral. 
3.         Ideology merupakan pedoman untuk mewujudkan nilai-nilai didalamnya.

Dilihat dari sudut pandang sejarah penyabaran literasi telah berdampak pada konsepsi perubahan manusia. Dalam budaya lisan, diri belum tentu dipahami suatu entitas seperti dalam budaya sastra (Lehtonen, 2000:54). Dalam praktik literasi di sini, ada dua sisi yang terlibat yaitu konsumen atau pembaca dan sejarawan atau penulis, mereka sama-sama saling memiliki keterkaiatan, bagaimana seorang sejarawan memberikan asupan informasi dan pembaca menikmati apa yang sejarawan tuliskan. Keduanya saling menggambarkan keterhubungan mereka satu sama lain.
 Penjelasan sejarah menurut Milan Kundera on his comments (in L'Art duroman , 1986): `to write,means for the poet to crush the wall behind which something that ``was always there'' hides. In this respect, the task of the poet is not different from the work of history, which also discovers rather than invents‘ History, like poets, uncovers, in ever new situations, the human possibilities heretofore hidden.  
Dalam karyanya Zinn ternyata banyak sekali kebenaran yang harus di ungkap dengan bukti yang kuat untuk mrngkritisi bukunya Zinn. Menurut Mr. Lala kita bisa melihat kekurangan Zinn dari sisi ideology, sejarah dan literasi. Dalam paragraph ini akan diulas kembali tentang history yang masih menyimpan teka teki, seperti buku history karangan Zinn yaitu “A people’s history of united state”.  Dalam chapter satu (1) Zinn menegaskan Chistoper Colombus bukanlah penemu benua Amerika. Zinn menggambarkan sisi lain dari Colombus yaitu seorang pembunuh, pemerkosa, dan penakluk yang penuh dengan kekejaman.
Memandang hal di atas, ternyata Zinn telah melakukan rekayasa yang disengaja. Dengan tujuan untuk membuat karyanya lebih berbeda dengan yang lain. Dalam hal ini Zinn mempunyai ideology  lain. Sudut Howard Zinn mengatakan bahwa ada pembuktian dari penelitiannya. Zinn mempercayai atas pengalamannya.
Membicarakan tentang pengalaman, minggu lalu saya dan kawan-kawan mendapatkan trouble. Trouble yang datang dari kesalahan dalam pembuatan critical review. Ada beberapa komponen dalam genric structure, antara  lain:
Pertama introduction, yaitu menyatakan thesis statement dengan gambling. Memaparkan topic yang akan diangkat dalam paragraph pertama. Topic menjadi pembuka untuk menuju ke pembahasan inti atau main idea. Selain itu susunan yang harus dituliskan seperti ini: “This paper offers a critical insight/perspective on Howard Zinn’s article entitled “Speaking Truth to Power with Books”.

Kedua summary, seorang writer harus menyatakan  kembali ringkasan dari artikel yang diangkat mengenai topic yang dibahas. Seorang writer bisa menyantumkan bebrapa alas an dengan ditambahkan kata tranisi seperti first, second, third. 
Ketiga Critique, bagian ini merupakan main body yang berisikan tentang argument seorang writer berupa kritik. Selain itu juga writer menerangkan alasan tidak setuju atau menyangkal isi article yang  dibahas. Satu hal yang paling penting adalah writer harus menguatkan argumennya atas dasat ketidak setujuan tentang isi article.  Writer bisa menyantumkan sususan seperti ini: “There are four points on Columbus that are neglected in Zinn’s article.  First....second...third....fourth.....
Keempat Conclusion, dalam paragraph ini writer menyertakan argument khusus yang berkaitan dengan topic yang dibahas. Dengan kata lain restatement argument yang sudah dibahas. Artinya alasan yang telah kemukakan di paragraph sebelumnya harus diulas kembali dengan menggunakan rangkuman kecil yang menjadi poin pentingnya saja. Contohnya seperti in: There are two basic points that can be concluded from Zinn’s article......
Dalam pembuatan critical review, seorang writer tidak melupakan generic structure yang akan membantu penulis mengungkapkan argument yang tersusun. Tujuannya adalah essay kritik ini bisa dipahami oleh banyak pembaca, serta bisa meyakinkan pembaca tentang argument si penulis.  Ini juga merupakan penguatan bukti dari seorang kritikus atau writer untuk memaparkan argumennya secara jelas, bahwa penggambaran ketidak setujuannya terhadap artikel lain mengenai topic yang dibahas.
Sejarah merupakan element yang sangat penting  bagi manusia. Sejarah adalah bagian yang terjadi dari pengalaman hidup manusia. Selain itu sejarah berpengaruh terhadap element penting lain seperti, literasi, ideology yang membentuk segitiga yang saling berkaitan. Keterkaitannya akan menghasilkan pemahaman baru. Oleh karena itu, focus on history.
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment