Literasi sebagai Pencerahan Pengetahun
Author : Dwi Arianti
Author : Dwi Arianti
Perjalanan panjang yang telah dilalui begitu penuh
tantangan. Semakin hari semakin sulit dan tidak mudah untuk dilewati. Banyak
sekali hambatan namun semuanya tidak dijadikan suatu hal yang membuat seseorang
untuk menyerah. Dengan tekad dan niat yang kuat, yakinlah bahwa semuanya dapat
dihadapi dan dilalui dengan baik.
Seperti halnya seseorang yang ingin menjadikan dirinya sebagai
kaum yang literat, tentu membutuhkan perjalanan panjang. Perjalanan yang dapat
menjadikannya sebagai orang yang berliterasi. Perjalanan tersebut adalah
perjalanan untuk membiasakan diri membaca dan menulis. Semua hambatan seperti
rasa malas, ternyata dapat dilalui dengan baik. Hal itu karena mereka mempunyai
tekad dan niat untuk menjadikan pribadinya sebagai orang yang berpengetahuan.
Didalam dunia pengetahuan, pasti ada yang namaya ceruk
baru-ceruk baru. Seperti halnya tugas kaum literat yaitu menemukan ceruk-ceruk
baru tempat pengetahuan dan keterampilan dapat diperoleh, dikumpulkan, serta
dikuasai dalam hidup mereka. Kaum literate atau ie literate dapat disebut
dengan kaum yang tercerahkan. Hal ini karena kegiatan literasi tetentu akan
memberi pencerahan (enlightened).
Ketika seseorang membaca ataupun menulis, pengetahuan yang dimiliki akan
bertambah. Awalnya tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti.
Disinilah tentu adanya pencerahan yang dapat diambil dari berliterasi. Bagian sederhana
dari kaum berliterasi ini adalah the love
of knowledge and also spending the knowledge.
Literasi is never neutral (Alwasilah, 2001; 2012). Hal ini
karena literasi selalu termotivasi secara ideologis. Ideologi adalah set of belief atau seperangkat
kebiasaan. Ideologi inilah yang nantinya akan mempengaruhi literasi seseorang.
ideologi adalah omnipresent in every
single text (spoken, written, audio, visual, or the combination of all of them)
(Fowler, 1996). Menurut Fowler (1996:10) bahwa “like the historian critical linguist aims to understand the values
which underpin social, economic and politic formation, and diachronically,
change in value and changes in formations”. Dari pernyataan tersebut jelas
memiliki perbedaan satu sama lain.
Menulis di perguruan tinggi biasanya berbentuk persuasi
(meyakinkan seseorang bahwa kita memiliki hal yang menarik, sudut pandang
logika pada subjek yang kita pelajari). Persuasi adalah sebuah keterampilan untuk berlatih secara teratur dalam kehidupan
sehari-hari. Bentuk persuasi seperti ini dapat disebut academic argument. Elemen-elemen
dari academic argument diantaranya yaitu :
Ø Thesis : pandangan atau ide utama dari topik yang
disajikan serta proposisi utama dari essay yang ditunjukkan.
Ø Motive : alasan yang diberikan diawal essay tersebut. Istilah
lain dari motive adalah reason.
Ø Evidence : data, fakta, contoh yang lengkap untuk
mendukung thesis tersebut.
Ø Analysis : dugaan atau perkiraan tentang apa yang ada
pada data tersebut.
Ø Keyterm : konsep dasar dari analisis atau argument
tersebut.
Di dalam academic argument, setelah menyisipkan
pengenalan singkat mengenai topik maka dilanjut dengan thesis statement. Thesis
statement adalah sudut pandang mengenai topik secara langsung dan sering dalam
satu kalimat. Thesis statement ini sebagai sebuah ringkasan atau rangkuman dari
argument yang akan dibuat dalam paper. Thesis dalam essay disebut juga dengan
main idea. Thesis statement dalam essay adalah satu atau dua kalimat pernyataan
yang mengungkapkan main idea. Ada dua fungsi
thesis statement yaitu the writer creates a thesis to focus the essay subject dan the
presence of a good thesis statement aids reader understanding.
Ada beberapa pengertian dari thesis statement,
diantaranya yaitu:
ü Menceritakan atau memberitahu pembaca bagaimana
penafsiran mengenai pentingnya materi pelajaran
yang sedang dibahas.
ü Sebuah peta perjalanan dari paper yang dibuat (memberitahu
pembaca apa yang diharapkan dari paper tersebut).
ü Interpretasi dari pertanyaan atau subjek tersebut.
ü Membuat klaim yang orang lain mungkin membatah.
ü Satu kalimat dalam paragraf yang menyajikan argumen pada
pembaca.
Berbicara mengenai claim, ada beberapa quality of main claim. Quality atau
kualitas tersebut terdiri dari interpretive, specific, contestable, significant
dan reasinable. Di dalam claim ada empat kategori dasar secara umum
diantaranya:
1.
Designative
These
claims involve questions of fact (whether or that something is likely, accurate
or true) and they generally do not create much disagrement.
2.
Definitive
These
claims involve questions of definition –what something is or how it can be
defined, classified, or categorized. These claims may or may not generate disagrement.
3.
Evaluative
These
claims involve making a value judgment especially concerning ethical, social,
or political worth. They are usually more controversial than designative or
definitive claims.
4.
Advocative
These
claims involve advocating a course of action and can be controversial.
Selain claim, faktor yang ada dalam elemen of academic
argumen adalah motive atau reason. Ada beberapa arti dari reason, diantaranya
yaitu:
ü Reason adalah hubungan yang dibangun dalam pikiran
seseorang untuk menjelaskan sesuatu.
ü Reason adalah apa yang diberikan untuk menjelaskan
sesuatu untuk membuat sesuatu yang masuk akal.
ü Reason menafsirkan (menjelaskan bukti untuk pembaca dan
menunjukkan bagaimana bukti yang mendukung klaim tersebut.
Jenis- jenis
dari reasoning, yaitu induktive (dari
khusus ke umum, menyatakan pengamatan yang khusus) dan deduktive (dari umum ke khusus, menggambarkan kesimpulan dari fakta
yang diketahui sebelumnya).
Elemen selanjutnya adalah evidence. Evidence adalah hal-hal luar dari
pemikiran atau pikiran yang kita mikili (facts, figures, reports, books, etc)
yang mendukung alasan yang kita tunjukkan untuk membuat klaim. Evidence ada dua
macam yaitu extrinsic (data, fact,
testimony, authority) dan intrinsic
(invented). Evidence yang kuat adalah evidence yang sufficient, precise, accurate, representative dan authoritative.
Didalam beberapa sumber, elemen selanjutnya adalah
warrant. Warrant adalah prinsip umum dari reason. Ada dua jenis kategori yaitu commonly held belief or principles ( berdasarkan pada
asumsi-asumsi atau bukti empiris) dan appeal
to authority.
Kaum literate adalah kaum yang tercerahkan dimana
tugasnya yaitu menemukan ceruk-ceruk baru tempat pengetahuan dan keterampilan
dapat diperoleh, dikumpulkan, serta dikuasai dalam perjalanan hidup mereka
sebagai bagian sederhana dari rasa cintanya terhadap pengetahuan dan pemberi
pengetahuan. Literasi sendiri termotivasi oleh ideologi sehingga literasi tidak
pernah netral. Ideologi seseorang berbeda-beda sehingga cara memahami value pun
berbeda. Hal ini karena value tergantung pada ideologi. Ini menunjukkan bahwa
literasi dan ideologi memiliki kaitan yang dekat.
Berbicara literasi, pengajaran menulis di perguruan
tinggi lebih berbentuk persuasi. Dimana bentuk ini sering disebut dengan
academic argument. Ada lima elemen yang ada pada academic argument diantaranya adalah
thesis, motive (reason), evidence, analysis dan keyterm atau dapat juga
warrant. Kita harus mengetahui dan
memahami setiap bagiannya. Dengan begitu kita akan mampu menciptakan academic
argument dengan baik.