Literasi sebagai Pencerahan Pengetahun ( Class Review 6)



Literasi sebagai Pencerahan Pengetahun
Author : Dwi Arianti
Perjalanan panjang yang telah dilalui begitu penuh tantangan. Semakin hari semakin sulit dan tidak mudah untuk dilewati. Banyak sekali hambatan namun semuanya tidak dijadikan suatu hal yang membuat seseorang untuk menyerah. Dengan tekad dan niat yang kuat, yakinlah bahwa semuanya dapat dihadapi dan dilalui dengan baik.
Seperti halnya seseorang yang ingin menjadikan dirinya sebagai kaum yang literat, tentu membutuhkan perjalanan panjang. Perjalanan yang dapat menjadikannya sebagai orang yang berliterasi. Perjalanan tersebut adalah perjalanan untuk membiasakan diri membaca dan menulis. Semua hambatan seperti rasa malas, ternyata dapat dilalui dengan baik. Hal itu karena mereka mempunyai tekad dan niat untuk menjadikan pribadinya sebagai orang yang berpengetahuan.

Didalam dunia pengetahuan, pasti ada yang namaya ceruk baru-ceruk baru. Seperti halnya tugas kaum literat yaitu menemukan ceruk-ceruk baru tempat pengetahuan dan keterampilan dapat diperoleh, dikumpulkan, serta dikuasai dalam hidup mereka. Kaum literate atau ie literate dapat disebut dengan kaum yang tercerahkan. Hal ini karena kegiatan literasi tetentu akan memberi pencerahan (enlightened). Ketika seseorang membaca ataupun menulis, pengetahuan yang dimiliki akan bertambah. Awalnya tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti. Disinilah tentu adanya pencerahan yang dapat diambil dari berliterasi. Bagian sederhana dari kaum berliterasi ini adalah the love of knowledge and also spending the knowledge.
Literasi is never neutral (Alwasilah, 2001; 2012). Hal ini karena literasi selalu termotivasi secara ideologis. Ideologi adalah set of belief atau seperangkat kebiasaan. Ideologi inilah yang nantinya akan mempengaruhi literasi seseorang. ideologi adalah omnipresent in every single text (spoken, written, audio, visual, or the combination of all of them) (Fowler, 1996). Menurut Fowler (1996:10) bahwa “like the historian critical linguist aims to understand the values which underpin social, economic and politic formation, and diachronically, change in value and changes in formations”. Dari pernyataan tersebut jelas memiliki perbedaan satu sama lain.
Menulis di perguruan tinggi biasanya berbentuk persuasi (meyakinkan seseorang bahwa kita memiliki hal yang menarik, sudut pandang logika pada subjek yang kita pelajari). Persuasi adalah sebuah keterampilan  untuk berlatih secara teratur dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk persuasi seperti ini dapat disebut academic argument. Elemen-elemen dari academic argument diantaranya yaitu :
Ø  Thesis : pandangan atau ide utama dari topik yang disajikan serta proposisi utama dari essay yang ditunjukkan.
Ø  Motive : alasan yang diberikan diawal essay tersebut. Istilah lain dari motive adalah reason.
Ø  Evidence : data, fakta, contoh yang lengkap untuk mendukung thesis tersebut.
Ø  Analysis : dugaan atau perkiraan tentang apa yang ada pada data tersebut.
Ø  Keyterm : konsep dasar dari analisis atau argument tersebut.
Di dalam academic argument, setelah menyisipkan pengenalan singkat mengenai topik maka dilanjut dengan thesis statement. Thesis statement adalah sudut pandang mengenai topik secara langsung dan sering dalam satu kalimat. Thesis statement ini sebagai sebuah ringkasan atau rangkuman dari argument yang akan dibuat dalam paper. Thesis dalam essay disebut juga dengan main idea. Thesis statement dalam essay adalah satu atau dua kalimat pernyataan yang mengungkapkan main idea. Ada  dua fungsi thesis statement yaitu the writer creates a thesis  to focus the essay subject dan the presence of a good thesis statement aids reader understanding.
Ada beberapa pengertian dari thesis statement, diantaranya yaitu:
ü Menceritakan atau memberitahu pembaca bagaimana penafsiran mengenai pentingnya materi pelajaran  yang sedang dibahas.
ü Sebuah peta perjalanan dari paper yang dibuat (memberitahu pembaca apa yang diharapkan dari paper tersebut).
ü Interpretasi dari pertanyaan atau subjek tersebut.
ü Membuat klaim yang orang lain mungkin membatah.
ü Satu kalimat dalam paragraf yang menyajikan argumen pada pembaca.
Berbicara mengenai claim, ada beberapa quality of main claim. Quality atau kualitas tersebut terdiri dari interpretive, specific, contestable, significant dan reasinable. Di dalam claim ada empat kategori dasar secara umum diantaranya:
1.      Designative
These claims involve questions of fact (whether or that something is likely, accurate or true) and they generally do not create much disagrement.
2.      Definitive
These claims involve questions of definition –what something is or how it can be defined, classified, or categorized. These claims may or may not generate disagrement.
3.      Evaluative
These claims involve making a value judgment especially concerning ethical, social, or political worth. They are usually more controversial than designative or definitive claims.
4.      Advocative
These claims involve advocating a course of action and can be controversial.
Selain claim, faktor yang ada dalam elemen of academic argumen adalah motive atau reason. Ada beberapa arti dari reason, diantaranya yaitu:
ü Reason adalah hubungan yang dibangun dalam pikiran seseorang untuk menjelaskan sesuatu.
ü Reason adalah apa yang diberikan untuk menjelaskan sesuatu untuk membuat sesuatu yang masuk akal.
ü Reason menafsirkan (menjelaskan bukti untuk pembaca dan menunjukkan bagaimana bukti yang mendukung klaim tersebut.
Jenis- jenis dari reasoning, yaitu induktive (dari khusus ke umum, menyatakan pengamatan yang khusus) dan deduktive (dari umum ke khusus, menggambarkan kesimpulan dari fakta yang diketahui sebelumnya).
Elemen selanjutnya adalah evidence. Evidence adalah hal-hal luar dari pemikiran atau pikiran yang kita mikili (facts, figures, reports, books, etc) yang mendukung alasan yang kita tunjukkan untuk membuat klaim. Evidence ada dua macam yaitu extrinsic (data, fact, testimony, authority) dan intrinsic (invented). Evidence yang kuat adalah evidence yang sufficient, precise, accurate, representative dan authoritative.
Didalam beberapa sumber, elemen selanjutnya adalah warrant. Warrant adalah prinsip umum dari reason. Ada dua jenis kategori yaitu commonly held belief or  principles ( berdasarkan pada asumsi-asumsi atau bukti empiris) dan appeal to authority.
Kaum literate adalah kaum yang tercerahkan dimana tugasnya yaitu menemukan ceruk-ceruk baru tempat pengetahuan dan keterampilan dapat diperoleh, dikumpulkan, serta dikuasai dalam perjalanan hidup mereka sebagai bagian sederhana dari rasa cintanya terhadap pengetahuan dan pemberi pengetahuan. Literasi sendiri termotivasi oleh ideologi sehingga literasi tidak pernah netral. Ideologi seseorang berbeda-beda sehingga cara memahami value pun berbeda. Hal ini karena value tergantung pada ideologi. Ini menunjukkan bahwa literasi dan ideologi memiliki kaitan yang dekat.
Berbicara literasi, pengajaran menulis di perguruan tinggi lebih berbentuk persuasi. Dimana bentuk ini sering disebut dengan academic argument. Ada lima elemen yang ada pada academic argument diantaranya adalah thesis, motive (reason), evidence, analysis dan keyterm atau dapat juga warrant.  Kita harus mengetahui dan memahami setiap bagiannya. Dengan begitu kita akan mampu menciptakan academic argument dengan baik.

Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment