Class Review 9 :
“Detik-detik Terakhir dalam
Penentuan Masa Depan, Papua Barat”
(By : Hanifatus Sholihah)
Pagi
berjalan menggugurkan kegelapan malam. Sebuah tanda akan munculnya masa terang
serta perubahan bagi manusia yang bersungguh-sungguh. Manusia berpacu dengan
waktu, siapa cepat dia yang dapat, begitulah bunyi sebuah perumpamaan.
Hari
ini, tepat pada hari senin, tanggal 5 Mei 2014 pukul o9.oo seperti biasa, kita
sudah standby diruang 44 menantikan sesosok “extraordinary lecturer”
yaitu Mr. Lala Bumela yang paling saya segani dan saya idolai pula.
Kami
memulai kegiatan hari ini dengan melanjutkan diskusi mengenai seluk beluk
penelusuran “West Papua” dengan segala fakta-fakta mengagetkan (tidak
terduga). Sebelum melanjutkan diskusi hari ini, Mr. Lala memberikan perintah
untuk memperlihatkan paper class review dan juga brainstorming
argumentative essay yang telah kami buat. Beliau lalu membagi kedalam dua
kelompok, yang masing-masing kelompoknya berjumlah 12 orang.
Lalu
yang diperiksa oleh beliau adalah mengenai argumentative essay kami.
Hal-hal yang dinilai oleh beliau adalah mengenai apa yang harus ditulis di
introduction, apa yang menjadi main point yang akan digali dan
dikembangkan beserta fakta-faktanya serta apa yang pantas ditulis sebagai conclusion
sebagai akhir dari penulisan detail menyangkut masalah Papua.
Banyak
sekali (mistake) yang dilakukan oleh anak-anak kelas A yaitu mengenai main
body (thesis statement) yang akan menjadi main point yang akan dijelaskan. Kebanyakan
dari teman-teman ini menjadikan “natural resources” sebagai salah satu
alasan utama pada “main body” mengapa kita sebagai warga negara republik
indonesia harus tetap mempertahankan Papua. Jika kita menggunakan “natural
resources” sebagai alasan mempertahankan Papua sebagai bagian dari NKRI,
maka menurut Mr. Lala itu kurang tepat, dan akan menimbulkan pertanyaan is
it true? Karena walaupun Papua itu kaya raya akan kekayaan alam, apakah
kekayaan Papua ada dampak yang terasa pada diri kita? Lalu, pemikiran seperti
itu adalah suatu pemikiran yang salah, pemikiran materialisticts. Jadi, Mr Lala
memberi gambaran, ada beberapa point yang menjadi alasan Papua Barat harus
dipertahankan, yaitu:
1.
Political Dignity
Apa
itu maksudnya? Maksudnya adalah kita wajib atau sudah merupakan kewajiban kita
sebagai warga negara Indonesia untuk mempertahankan Papua utuh atau bernaung
dalam NKRI karena kita harus realistis, melihat ke belakang bahwa perjuangan
para pahlawan Indonesia di masa lalu memperjuangkan Papua, tepatnya merebut
Papua dari warga negara asing (khususnya Belanda) secara mati-matian, dengan
adanya perang yang berbentuk non kekerasan dan kekerasan dengan tujuan agar
Papua tetap di NKRI. Oleh sebab itu, kita harus tetap mempertahankan Papua
secara kita sudah bersusah payah merebut serta memperjuangkan Papua, lalu
dengan gampangnya kita rela melepaskan Papua dari NKRI?
2.
Social Welfare
Pasti
ini menjadi impian yang ingin terwujud bagi orang Papua asli, karena banyak
sekali sikap diskriminasi yang didapatkan oleh para penduduk asli Papua.
3.
Corrupt – Minded People
Pemikiran
orang-orang akan “kelemahan dan ketidaksanggupan” warga Papua asli dalam
memimpin, memberikan suatu hal positif bagi daerahnya itu adalah salah.
Seharusnya warga Papua asli bisa mengolah daerahnya sendiri bukannya malah
dikuasai atau didominasi oleh warga non penduduk asli. Disitu banyak perlakuan
buruk atau jelek yang dilakukan oleh warga luar Papua. Langkah yang seharusnya
diambil adalah kita mengajari, mengayomi, dan mendidik warga Papua agar bisa
menyetarakan kemampuannya seperti kita.
Jika
kita membahas Papua, maka kita juga harus berbicara mengenai negara kita, yaitu
Indonesia. Indonesia merupakan negara yang sangat kompleks. Dalam ilmu politik
klasik, negara didefinisikan sebagai sesuatu yang mengumpulkan warga negara
dalam satu wilayah, dan warga itu harus menerima kekuasaan dari pemerintahnya.
Salah satu sebab yang membuat negara-negara itu kuat ialah bahwa mereka
merupakan negara yang betul-betul tua. Akan tetapi, sebab yang paling penting
ialah negara-negara ini berwarga yang homogen, serta tinggal bersama sejak saat
lama. Berabad-abad hidup bersama. Hal ini menyebabkan warga negara di Eropa,
Perancis maupun Inggris merasa memiliki kesatuan dan tahu mereka punya budaya sama dan sama-sama
menanggung kesadaran bernegara.
Namun,
situasi di Indonesia sangatlah berbeda. Pada awalnya Indonesia adalah negara
yang sangat muda. Negara ini baru merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pertempuran-pertempuran untuk kemerdekaan sudah dimulai sebelum Indonesia
merdeka dan kita tahu bahwa negara Indonesia merasa seperti satu negara sebelum
kemerdekaan. Akan tetapi, meskipun ada ide-ide kesatuan Indonesia sebelum 1945,
pengertian Indonesia sebagai salah satu negara yang bersatu belum lama.
Misalnya, kita tahu bahwa kata “Indonesia” muncul pada tahun dua puluhan.
Selain itu, sebelum penjajahan, kepulauan Indonesia tidak punya satu sejarah
wilayah yang sama. Kepulauan Indonesia terdiri dari banyak pulau dan suku
bangsa yang mempunyai budaya, bahasa dan sejarah yang sangat berbeda. Walaupun
hampir semua negara Barat terdiri dari satu bangsa yang memiliki satu bahasa, di
Indonesia ada lebih daripada tujuh ratus bahasa daerah yang masih hidup. Semua
kenyataan ini, mempertunjukkan perbedaan-perbedaan antara Indonesia dan
negara-negara Barat yang mempunyai susunan yang bersahaja dengan satu bangsa
saja.
Terlihat
bahwa Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku bangsa. Riset ini akan
difokuskan pada satu bagian Indonesia yang bermasalah sangat kompleks : Papua.
Riset ini akan dimulai dari satu fakta : Papua dan Papua Barat (bagian barat
pulau Papua yang merupakan wilayah Indonesia terdiri dari dua provinsi)
merupakan dua provinsi yang paling miskin di Indonesia. Selain itu, warga Papua
sangat tidak senang dengan kekuatan pemerintahan negara Indonesia. Papua
merupakan salah satu bagian wilayah Indonesia yang sangat sering memahami
konflik antara aparat militer dan penduduk.
Kalau
kita membaca surat kabar seperti Jakarta Post atau Kompas, dapat
dilihat terlalu banyak tajuk yang mempertunjukkan bahwa tingkat kekayaan atau
kesehatan umum lebih rendah disitu (Papua) daripada di provinsi lain di
Indonesia. Terbaca juga bahwa situasi keamanan di Papua tidak damai dengan
banyaknya huru hara dan lain-lain. Misalnya, pada bulan November, terbaca dalam
website Jakarta Post (www.thejakartapost.com)
beberapa artikel tentang masalah yang dihadapi oleh Papua : yang satu tentang
angka kematian ibu-ibu selain kehamilan, yang satu lagi adalah angka AIDS di
Papua yang sangat tinggi. Selain itu, terbaca juga banyak berita tentang
ketegangan sosial di Papua. Pada November ada dua demonstrasi besar di Jayapura
dan Timika yang selesai dengan kekerasan-kekerasan.
Yang
disebutkan itu merupakan beberapa contoh saja. Akan tetapi, kedaulatan
Indonesia tidak selalu diakui warga Papua. Kemiskinan di provinsi Papua dan
kemarahan penduduk Papua itu merupakan akibat integrasi encer dalam negara
Indonesia. Kesenjangan ekonomi dan sosial disebabkan oleh masalah-masalah pada
bilangan antara pemerintahan Indonesia dan warga Papua.
Dalam
penelitian ini, dicari jawaban mengapa situasi dewasa ini di Papua seperti itu.
Ditemukan fakta-fakta seperti yang sudah dijelaskan tetapi sungguh penelitian
ini akan memfokuskan alasan-alasan yang membuat Papua sebagai bagian Indonesia
mengalami banyak persoalan yang sangat kompleks. Pertama, dipertunjukkan bahwa
sejarah itu merupakan sesuatu yang sangat penting (asset) untuk mengerti Papua
sekarang. Dibantu oleh penerangan-penerangan itu, akan dicari alasan-alasan
mengapa kedaulatan Indonesia sering dicela disitu. Setelah itu, akan difokuskan
tentang Papua pada waktu sekarang terutama dengan salah satu contoh yang sangat
menarik untuk mengerti keadaan Papua : pemogokan di ranjau Grasberg. Pada
akhirnya, akan ditemukan bahwa hubungan antara warga Papua dan Indonesia tidak
sulit di luar provinsi mereka karena mereka korban pemisahan kalau mereka
tinggal di tempat lain di Indonesia.
Tujuan
riset ini tidak mencela pemerintah Indonesia, tetapi mencoba memahami keadaan
satu provinsi yang sering mengkhawatirkan dan tidak diketahui sebab-sebabnya.
1.
Papua,
Provinsi Indonesia yang kedua puluh enam. Konteks sejarah yang rumit
Dalam bagian
penelitian ini, yang pertama akan dijelaskan sejarah wilayah Papua. Mengetahui
sejarah provinsi ini adalah suatu hal yang penting agar dapat memahami situasi
Papua saat ini.
A.
Sejarah
Provinsi Papua sebelum tahun lima puluhan
Sudah dijelaskan dalam perkenalan bahwa sejarah adalah sesuatu yang
sangat penting pada pembangunan negara-negara. Warga yang memiliki persamaan
sejarah akan merasa lebih dekat dengan warga lainnya. Dalam hal ini, akan
diperlihatkan bahwa sejarah Papua sangatlah berbeda dengan sejarah Indonesia,
hal ini akan membantu untuk memahami kesulitan-kesulitan penggabungan Papua
dengan negara Indonesia.
Hal pertama yang akan dibahas adalah sejarah Papua sebelum tahun
enam puluhan, warga papua saat itu merupakan bangsa yang lahir dan tinggal
ribuan tahun tanpa mempunyai banyak hubungan dengan kepulauan Indonesia
Jared Diamond adalah
ilmuwan dari Amerika serikat.
Dia seorang dosen ilmu bumi di "Universty of California Los Angeles". Sebelum menjadi seorang
ilmuwan, beliau meneliti alam dan tinggal lebih daripada setengah hidupnya di
Pulau Papua-Niugini. Dia membuang banyak waktu di hutan-hutan untuk meneliti
berbagai jenis burung. Beliau meminta bantuan dengan warga sekitar untuk
menjelajahi hutan-hutan yang belum terjamah. Dengan menghabiskan waktu
bertahuntahun di pulau papua membuat beliau lebih mengenali warga setempat.
Beliau telah menulis dua buku yang sangat terkenal yang berjudul "Guns, Germs,
and Steel: The Fates of Human Societies" dan
"Collapse: How societies choose to fail or succeed".
Dua buku ini menceritakan tentang masalah lingkungan dan memfokuskan pada
hubungan antara masyarakat dengan lingkungan dan sumberdaya alam mereka. Beliau
mengambil beberapa contoh masyarakat dari berbagai macam tempat untuk meneliti
hubungan mereka dengan lingkungan hidup mereka. Salah satu masyarakat yang
paling sering dibicarakan didalam bukubuku tersebut adalah masyarakat Papua.
Pada awal buku "Guns, Germs, and Steel", Jared
Diamon menjelaskan bahwa pertanian tidak ditemukan pada satu tempat saja. Dia menunjukan
bahwa manusia mulai bertani di berbagai macam tempat di dunia tanpa memiliki
hubungan diantara satu tempat dengan tempat lainnya. Oleh karena itu, pertanian
merupakan suatu hal yang ditemukan sendiri diberbagai tempat di waktu yang
sama. Tertulis dalam buku tersebut salah satu tempat dimana pertanian ditemukan
ribuan tahun yang lalu adalah di pulau Papua-Niugini. Hal ini menjadi salah
satu bagian penting untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang sejarah Papua.
Suatu hal yang sulit dipercaya bahwa salah satu tempat dimana pertanian
ditemukan sendiri oleh warganya adalah dipulau Papua sedangkan seperti di pulau
Jawa dan pulaupulau lainya di Indonesia, pertanian dipengaruhi oleh adanya
pendatang seperti orang-orang india dan asia lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa
papua adalah sebuah pulau yang mandiri.
Selain itu, tertulis lebih banyak lagi tentang Papua dalam "Collapse:
How societies choose to fail or succeed". Dalam buku ini, Jared
Diamond mencoba memahami bagaimana suatu masyarakat dapat hidup dilingkungan
yang sulit dan sebaliknya beberapa masyarakat yang tidak berhasil untuk
bertahan dalam lingkungan yang subur (seperti warga Maya atau Inca di Amerika
Selatan). Setelah membicarakan tentang masyarakat-masyarakat yang gagal dalam
menjalani hidup dengan lingkungan mereka, beliau memfokuskan pada masyarakat
yang pandai mengurus sumber-sumber daya alam mereka. Salah satu bab ini adalah
bab tentang warga Papua dan bagaimana mereka dapat menjalani hidup mereka
ribuan tahun dalam lingkungan yang sulit. Dalam bab ini, dijelaskan bahwa warga
Papua sejak dahulu sudah mampu memanfaatkan lingkungan mereka secara efisien.
Mereka menemukan cara yang pas untuk hidup dipedalaman Papua. Tentu saja, Jared
Diamond memfokuskan pada wilayah-wilayah di Papua, seperti Baliem. Beliau
menggambarkan sistem pertanian mereka yang sangat pandai. Sistem tersebut hanya
terdiri dari penggunaan beberapa jenis tanaman dan binatang akan tetapi tanaman
dan binatang tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungan. Ayam, kasuari,
umbiumbian dan buah-buahan merupakan makanan pokok warga Papua selama ribuan
tahun. Hanya dengan makanan pokok tersebut diatas masyarakat papua dapat
bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungannya, walaupun kondisi
lingkungan mereka kurang subur dibandingkan pulau Jawa atau tempat-tempat lain
di Indonesia.
Setelah memperlihatkan bagaimana cara warga Papua dapat bertahan
hidup dalam lingkungan mereka, Jared Diamond menjelaskan bahwa hal ini sangat
mengejutkan karena sistem pertanian yang sangat efisien tersebut dibangun oleh
warga Papua sendiri dan belum ditemukan bukti bahwa mereka mempelajari sistem
ini dari orang luar daerah mereka. Disaat penjajahan Belanda, dimana Belanda
menempati berbagai macam kota dan membuat pelabuhan diberbagai macam tempat di
Indonesia. Mereka menjelajahi hampir seluruh pulau di kepulauan Indonesia,
seperti Jawa, Sulawesi, Maluku. Akan tetapi, saat mereka berada di Papua,
mereka hanya tinggal di daerah pesisir pantai karena wilayah ini sangat sulit
dijelajahi. Ketika orang Belanda melihat bahwa di wilayah Papua terdiri dari
pegunungan yang tinggi dan hutan yang belum pernah dijelajahi, mereka berpikir
selama tiga abad bahwa
Papua tengah tidak berpenghuni.
Oleh karena itu, warga pedalaman papua baru dapat ditemukan pada
tahun 1930an. Hal ini baru diketahui setelah beberapa ekspedisi ilmiah dan
beberapa penggalian tambang di Papua dan disaat itulah pertama kali warga papua
berkomunikasi dengan orang luar pulau mereka.
Sejarah Papua tidak diketahui dengan sempurna karena tidak ada
banyak bukti ilmiah supaya belajar tentang sejarahnya. Meskipun mereka telah
ditemukan, orang Papua tetap tinggal sendiri dalam waktu yang sangat lama. Hanya ada beberapa ranjau besar yang dibangun
dalam gunung-gunung. Ada juga bermacam-macam misionaris yang mencoba berkenalan
dengan warga Papua dan mempopulerkan agama kristen di wilayah baru ini.
Pada tahun enam puluhan, ada dua penjelajah Perancis yang pergi ke
pulau Papua-Niugini dan mencoba menyebrang wilayah ini dari utara ke selatan
melalui berbagai tempat yang belum dijelajah. Ekspedisi ini sangat sulit,
Gaisseau dan Delloye (nama dua orang Perancis tersebut) berjalan kaki selama
tujuh bulan untuk menyebrangi wilayah Papua. Selama perjalanan mereka
berkenalan dengan banyak suku-bangsa yang belum melihat manusia yang berkulit
putih. Mereka menulis suatu buku dengan melihat banyak gambar yang mengajarkan
bahwa pada tahun enam puluhan, Papua adalah tempat yang sangat berbeda dengan
Indonesia.
Satu hal yang tidak dijelaskan dalam buku-buku Jared Diamond itu
bahwa populasi di Papua tidak terdiri dari satu bangsa. Tentu saja, diketahui
sekarang bahwa ada lebih dari 300 suku dalam Bagian pulau Papua-Niugini yang
dimiliki Indonesia (provinsi Papua). Kadang-kadang suku-suku ini berkomunikasi
dan saling berhubungan tetapi mereka masih memiliki bahasa, budaya, agama,
sistem pertanian berbeda. Ada yang tinggal dalam gunung-gunung besar dengan
sistem pertanian kompleks, ada juga yang tinggal di hutan atau di rawa dengan
gaya hidup yang sangat primitif seperti memancing atau berburu untuk makan.
Penelitihan ini terlalu pendek untuk berbicara secara detail
tentang sejarah Papua yang sangat menarik. Akan tetapi rangkuman tersebut
menjelaskan dengan bagus bahwa sejarah Papua sangat berbeda dengan sejarah
Indonesia. Hampir semua warga dan bangsa Papua tinggal sejak ribuan tahun
mandiri dan tidak dikenal warga Indonesia dan orang Barat. Pada tahun tiga
puluhan di bagian Papua Barat ditemukan banyak manusia yang sudah tinggal
disana tanpa sekalipun berhubungan dengan Indonesia jadi, itulah mengapa orang
Papua sulit menjadi anggota negara Indonesia selama tahun enam puluhan.
B.
Sejarah
Provinsi Papua setelah tahun lima puluhan
Pada tahun 1945, Indonesia menjadi negara merdeka. Kemerdekaan
Indonesia terjadi setelah Perang Dunia Kedua. Selama konflik tersebut, wilayah
Indonesia diserbu oleh tentara Jepang. Sebelum Perang Dunia, wilayah Indonesia
diduduki Belanda selama lebih daripada empat abad (waktu kolonisasi). Pada awal
Perang Dunia Kedua, Belanda harus meninggalkan Indonesia karena serangan
Jepang.
Selama Perang Dunia Kedua, warga Indonesia mengerti bahwa mereka
bisa tinggal tanpa Belanda meskipun negara Indonesia masih diduduki oleh
Jepang. Selain itu, tentara Jepang mengalahkan tentara Belanda dengan sangat
cepat dan itu membuktikan kepada warga Indonesia bahwa Belanda tidak sekuat
selama waktu kolonisasi.
Dua faktor tersebut telah menjelaskan mengapa setelah Perang Dunia
Kedua, Jepang meninggalkan Indonesia dan warga Indonesia tidak lagi menerima
kekuasan Belanda. Pada tanggal 17 Agustus 1945, akhirnya Kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan oleh Soekarno. Pada tahun 1945 sampai 1949, Belanda masih
mencoba mempengaruhi Indonesia tetapi pada tahun 1949, Indonesia sah merdeka
dan diakui oleh Belanda.
Yang menarik dalam penelitihan ini adalah ketika Indonesia merdeka
dan Papua belum menjadi anggota negara Indonesia. Ini salah satu hal yang
membantu memahami situasi Papua sekarang. Pada tahun 1949, semua bagian wilayah
Indonesia sudah disatukan dalam satu negara kecuali Papua. Ini mempertunjukkan
bahwa integrasi Papua dalam negara Indonesia kurang jelas daripada integrasi
provinsi-provinsi yang lain.
Pada 1949, ketika Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia,
bagian barat dari Pulau Papua tetap dikendalikan oleh Belanda. Akan tetapi
Belanda mengerti mereka tidak bisa memiliki Papua selama-lamanya karena itu
waktu dekolonisasi. Sebetulnya, setelah tahun lima puluhan, Belanda mulai
berpikir tentang mempersiapkan bagian barat dari Pulau Papua menjadi negara
merdeka. Akan tetapi pemerintah Indonesia tidak setuju dengan itu. Setelah
kemerdekaan, Indonesia berkata kepada Belanda untuk meninggalkan Papua. Ada dua
alasan yang menjelaskan mengapa Indonesia mencoba menggambil alih Papua.
Pertama, pemerintah dari Jakarta telah mengetahui bahwa wilayah Papua sangat
kaya dan dengan hasil bumi karena, Indonesia itu negara yang sedang berkembang.
Selain itu, Indonesia adalah negara yang muda dan belum disatukan dengan kuat.
Pada waktu ini, tidak bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah bangsa atau negara
kuat, kemerdekaan baru terjadi dan identitas Indonesia belum ditetapkan dengan
bagus. Tokoh-tokoh politik Indonesia
mengerti bahwa warga Indonesia memerlukan hal-hal yang baru yang dapat
mengumpulkan populasi Indonesia dan membuktikan kekuatan negara yang baru.
Situasi Papua menjadi salah satu faktor utama. Indonesia meminta kepada Belanda
karena ini kesempatan pemerintah Indonesia untuk meyakinkan warga Indonesia dan
membuktikan kekuatannya sebagai suatu negara.
Pada awalnya, Belanda memang menolak permintaan dari Indonesia dan
Hubungan diplomatik antara Belanda dan Indonesia menjadi tidak baik. Akhirnya,
pada tahun 1960 Indonesia memilih untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan
pemerintah Belanda.
Situasi menjadi lebih berat setelah itu karena pada bulan Desember
1961 Soekarno memilih menyerang pasukan Belanda yang mengendalikan Papua dengan
dibantu oleh Uni Soviet. Pada saat itu, situasi geopolitik adalah Perang Dingin
: Dunia dibagi antara dua blok, yang satu pro dengan Amerika Serikat, yang satu
pro dengan Uni Soviet. Belanda merupakan anggota blok Barat, sedangkan
Indonesia pertama ingin tetap netral tapi akhirnya mendekati Uni Soviet.
Sebenarnya, masalah Papua menjadi sesuatu yang berhubungan dengan Perang
Dingin.
Konflik antarblok sangat mempengaruhi takdir Papua. Pertama, Uni
Soviet memilih membantu Indonesia melawan Belanda dengan menjual banyak senjata
kepada tentara Indonesia yang diperbaikkan dengan cepat. Selain itu, Belanda
yang mempersiapkan kemerdekaan Papua dianggap tidak netral karena merupakan
salah satu anggota Blok Barat. Pada saat itu, Amerika Serikat mulai khawatir
situasi di Vietnam. Mereka mengerti bahwa satu konflik di Asia itu cukup dan
tidak ingin konflik di Papua menjadi satu perang lagi yang menghabiskan uang,
senjata-senjata dan prajurit-prajurit. Amerika Serikat tidak mampu membantu
Belanda berjuang melawan Indonesia di Papua dan tidak mau salah satu sekutunya
kehilangan melawan suatu negara yang baru mendekati Blok Soviet. Jadi, pada
1962, setelah suatu konflik kecil yang terjadi terutama di laut selatan Papua,
Belanda menyetujui meninggalkan wilayah Papua. Belanda hanya menyerahkan Papua
kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada saat itu, PBB dikendalikan oleh
Amerika Serikat dan melakukan apa yang diinginkan negara ini. Pada tanggal 1
Mei 1963, PBB memberikan bagian barat dari Pulau Papua kepada Indonesia.
Wilayah ini menjadi anggota negara Indonesia secara resmi. Sesudah Papua
menjadi provinsi Indonesia yang kedua puluh enam, warga Papua menentang Papua
merupakan bagian dari kedaulatan Indonesia.
Supaya membuktikan bahwa warga Papua merasa menjadi anggota negara
Indonesia, Soeharto (yang menggantikan Soekarno pada Maret 1966) mengadakan
suatu Pemungutan Suara Umum pada 1969. Referendum tersebut bernama Act of Free Choice, pemerintah
Indonesia mengumpulkan seribu wakil dari beberapa bagian Papua dan meminta
mereka memilih kalau mereka mau tetap warga Indonesia atau tidak. Hasil
referendum tersebut adalah warga Papua ingin menjadi warga Indonesia dan
mengakui kedaulatan Indonesia.
Kini, referendum ini sungguh dikritik. Banyak penelitih berpikir
bahwa dia ditipu dan tidak mempertunjukkan kemauan populasi Papua secara jujur.
Itu sangat mungkin karena hasil referendum tersebut sangat berbeda dengan
situasi Papua pada 1969 karena pada waktu itu sudah ada banyak protes. Hal yang
pasti itu bahwa setelah Act of
Free Choice, situasi di Papua tidak menjadi tenang.
Sejarah integrasi Papua ke Indonesia menarik sekali. Terbukti bahwa
Papua menjadi bagian Indonesia karena wilayah ini diinginkan oleh pemerintah
pusat meskipun warga Papua tidak ingin menjadi warganegara Indonesia. Selain
itu, integrasi Papua adalah hasil konteks geopolitik tahun enam puluhan.
Dalam ilmu politik, diketahui bahwa pembangunan suatu negara itu
sangat penting untuk kekuatannya. Ada banyak contoh yang membuktikan bahwa
negara-negara yang dibangun dengan cepat dan tanpa menghiraukan keinginan
rakyat sering menjadi rapuh. Salah satu contoh yang paling terkenal itu konflik
antara Israel dan Palestina. Pada tahun empat puluhan, Inggris yang memiliki
Palestina mulai mempersiapkan orang-orang Palestina menjadi merdeka. Tetapi
setelah Perang Dunia Kedua, bangsa Yahudi tiba di wilayah Palestina karena
mereka ingin suatu tanah setelah Shoah. Sesudah mereka tiba, bangsa Palestina
marah karena mereka merasa seperti wilayah mereka dianeksasi orang Israel.
Kini, konflik itu belum selesai. Ada konflik dan perang sejak enam puluh tahun
dan situasi ini adalah akibat dari pembangunan negara yang buruk.
Untuk Papua, situasi sedikit seperti itu. Dalam bagian riset yang
kedua, akan dijelaskan mengenai warga Papua yang hingga kini tidak senang
dengan kedaulatan Indonesia dan itu sebenarnya hasil dari pembangunan bangsa
yang salah.
Diketahui bahwa orang-orang yang tinggal dalam satu negara perlu
merasa satu bangsa atau harus menerima kedaulatan negara mereka. Tanpa ini,
negara-negara menghadapi banyak permasalahan, banyak protes dari rakyat yang
tidak merasa menjadi anggota dan akhirnya pasti konflik terjadi.
Sejarah Papua menunjukkan dengan sempurna bahwa warga Papua sangat
berbeda dengan suku-suku lain yang ada di Indonesia. Selain itu, integrasi
Papua ke dalam Indonesia itu contoh pembangunan negara yang salah. Biasanya,
supaya suatu negara menjadi bersatu, diperlukan penerimaan semua rakyat.
Terlihat sebelumnya bahwa Papua menjadi provinsi Indonesia karena alasan yang
berbeda dengan kemauan masyarakatnya.
Di Jakarta turis-turis
biasanya menikmati Monumen Nasional Indonesia di pusat Kota. Di bawah Monas ada
Museum Nasional Sejarah Indonesia. Dari
beberapa gambar di sana,
pengunjung dapat belajar tentang sejarah Indonesia dari prasejarah hingga kini. Tentu saja, ada bermacam-macam gambar
tentang sejarah Papua dan hubungan-hubungan antara wilayah ini dan Indonesia
hingga proses integrasi. Sudut pandang yang dijelaskan gambar-gambar ini
sungguh "Indonesia". Papua dianggap seperti suatu wilayah yang
merupakan bagian Indonesia sejak lama dan yang menerima dengan baik kedaulatan
Indonesia.
Itu merupakan simbol dari sikap Indonesia terhadap warga Papua.
Pengintegrasian Papua sudah selesai tetapi masih ada banyak masalah dan
pembangunan-pembangunan harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia supaya
memuaskan warga Papua dan memperbaiki integrasinya.
II. Papua kini: Pemberontakan dan Ketidakadilan
Dalam
bagian penelitian yang kedua akan menjelaskan masalah yang dihadapi warga Papua
sebagai warganegara Indonesia. Selain itu, akan dijelaskan tentang posisi Papua
yang sangat penting bagi Indonesia karena kekayaan alamnya.
a.
Integrasi
wilayah Papua masih menghadapi banyak hambatan
Pertama, akan dijelaskan bahwa situasi di daerah Papua belum
stabil. Akan terlihat bahwa hubungan antara pemerintah Pusat Indonesia dan
warga Papua tidak tenang sejak integrasi Papua. Setelah itu, akan dijelaskan
bahwa orang-orang Papua yang tinggal di provinsi-provinsi yang lain di
Indonesia tidak selalu dihormati. Mayoritas orang Indonesia punya prasangka
terhadap orang Papua.
Harus diingat bahwa sesudah integrasi Papua pada tahun enam
puluhan, banyak orang Papua memprotes melawan kedaulatan Indonesia. Pada tahun
1969, banyak orang yang merasa ditipu oleh Act of free choice mendirikan
Organisasi Papua Merdeka (OPM). Organisasi tersebut merupakan kelompok
pro-kemerdekaan di Papua yang paling terkenal. Sejak 1969, OPM membuktikan kemarahannya
melalui berbagai tindakan. Tindakan-tindakan paling sering dilakukan oleh OPM
adalah mengorganisir demonstrasi-demonstrasi, penyebaran bendera nasional Papua
seperti gambar di bawah ini.
Kadang-kadang, OPM lebih ekstrim, misalnya, mereka sudah mengatur
usaha-usaha melawan perusahaan-perusahaan asing karena mereka ingin memprotes
dalam hal eksploitasi sumber daya alam daerah meraka oleh orang-orang asing.
Protes-protes OPM bisa dikritik karena kadang-kadang keras. Akan
tetapi, hal yang perlu dikhawatirkan adalah konflik-konflik yang sering terjadi
antara polisi atau tentara Indonesia dan organisasi tersebut. Pemerintah
Indonesia sungguh memerlukannya untuk melindungi kesatuan Republik Indonesia.
Itulah mengapa pergerakan pro-kemerdekaan ditekan oleh polisi Indonesia.
Represi ini juga dihadapi oleh orang-orang pro-kemerdekaan di Maluku tetapi
paling sering terjadi di Papua. Sejak 1969, banyak polisi atau militer
Indonesia dan pejuang Papua meninggal karena konflik ini.
Dan situasi ini masih tidak adanya perbaikkan, sering terbaca dalam
surat kabar nasional Indonesia seperti Kompas atau Jawa Pos dan lain lain
tentang pertempuran di Papua. Misalnya, pada bulan November 2011, dua
demonstrasi pro-kemerdekaan yang sangat besar diatur di Papua, yang satu di Jayapura
yang satu di Wamena. Kedua demonstrasi tersebut berakhir dengan perlawanan
polisi karena polisi harus menghentikan mereka sebab mereka dilarang secara
hukum. Warga Papua merasa diserang meskipun mereka tidak melakukan hal yang
buruk. Pada November 2011, selama satu bulan saja tujuh orang meninggal dalam
demonstrasi-demonstrasi di Papua. Jumlah korban yang meninggal sejak 1969 sulit
diperkirakan. Hal yang pasti, sudah terlalu banyak orang meninggal dan
pemerintah Indonesia sangat keras dalam represinya dan sudah melanggar hak
asasi manusia.
Dijelaskan bahwa situasi di Papua masih mengkhawatirkan. Akan
terlihat sekarang bahwa warga Papua tidak selalu dihormati jika mereka tinggal
di luar wilayah mereka.
Di Jawa, sering didengar penghinaan dan olok-olok tentang
orang-orang yang berasal dari Papua. Pada umumnya, penghinaan-penghinaan itu
dikatakan dalam konteks bercanda akan tetapi itu masih mengejutkan. Misalnya,
sering didengar bahwa warga Papua berbau busuk, tidak bertingkah laku dengan
sopan dan santun dan lain lain. Banyak orang juga takut dengan orang-orang
Papua, mereka berpikir bahwa mereka kasar dan mengatakan cerita tentang
orang-orang Papua yang tidak membayar taksi, yang selalu mabuk.
Tentu saja, ketakutan dan kebencian tersebut itu tidak adil. Mereka
hasil masalah dalam hubungan-hubungan antarbangsa. Telah terlihat dalam riset
ini bahwa budaya Indonesia dan budaya Papua sangat berbeda dan kedua bangsa ini
belum dipersiapkan untuk tinggal bersama. Warga Papua perlu menyesuaikan diri
kepada budaya Indonesia dan masyarakat Indonesia harus mentolerir mereka
sebagai "teman-teman sebangsa".
Situasi ini menunjukkan bahwa integrasi Papua dan masyarakatnya
belum stabil meskipun Papua sudah provinsi Indonesia sejak lebih daripada empat
puluh tahun. Itu juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sebenarnya tidak
mengetahui banyak tentang orang Papua. Padahal hal itu merupakan masalah
penting karena dua bangsa tidak bisa hidup bersama jika mereka tidak mengenal
satu sama lain dengan bagus.
b.
Kepentingan ekonomi
di Papua untuk Indonesia: Tambang Freeport
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa situasi di Papua
mengkhawatirkan. Bisa dipertanyakan mengapa pemerintah Indonesia masih keras
dalam perjuangannya melawan ide-ide pro-kemerdekaan Papua. Warga Papua tidak
menerima kedaulatan Indonesia dan masyarakat Indonesia pada umumnya tidak
menyambut warga Papua. Situasi ini sulit untuk suatu pemerintahan.
Akan tetapi, harus diketahui bahwa ada satu alasan yang membuat
Papua sangat penting untuk pemerintah Indonesia : kekayaan wilayah ini.
Papua memang penuh dengan sumber daya alam. Dan wilayah ini belum
dieksploitasi karena belum dijelajah hingga baru-baru saja. Emas dan tembaga
merupakan sumber daya alam utama : di pedalaman Papua, ada beberapa tambang
yang paling besar di dunia. Akan tetapi Papua juga berharga karena
hutan-hutannya yang belum dieksploitasi. Diketahui bahwa hutan-hutan di Sumatra
dan Kalimantan sudah banyak dimanfaatkan dan perdagangan kayu tetap
menguntungkan. Selain itu, wilayah Papua mampu menjadi salah satu tujuan
pariwisata yang paling terkenal di Indonesia. Alamnya indah sekali dan belum
ramai seperti Bali atau tempat-tempat wisata lain di Indonesia. Semakin banyak
wisatawan ingin berkunjung ke Papua karena bisa menikmati gunung-gunung tinggi dan
masih alami, bisa bertemu dengan suku-bangsa yang tidak diketahui. Sudah ada
tempat-tempat yang sangat populer seperti kepulauan Raja Ampat, di Papua Barat.
Kepulauan tersebut merupakan tempat yang memiliki biodiversitas laut yang
paling besar di dunia. Penyelam-penyelam dari mana-mana mengunjungi tempat ini
dan menghabiskan banyak uang supaya menyelam di tempat ini.
Contoh-contoh tersebut membuktikan bahwa Papua adalah wilayah yang
sangat kaya. Kekayaan tersebut merupakan alasan yang menjelaskan mengapa pemerintah
Indonesia tetap menginginkan Papua menjadi bagian Indonesia.
Ada suatu contoh yang sangat jelas untuk memahami sifat Indonesia
terhadap wilayah Papua, yaitu peristiwa yang terjadi di Tambang Freeport dari
September 2011 sampai Desember 2011. Tambang Freeport atau Tambang Grasberg
merupakan tambang emas yang paling besar di dunia. Dia terletak di pedalaman
wilayah Papua, kurang lebih 4000 meter di atas permukaan laut. 12 000 buruh
bekerja dalam tambang ini dan menghasilkan sekitar 4% setiap tahun dari
produksi emas dan tembaga global.
Pada September 2011, 8000 dari 12000 buruh tersebut memilih
berhenti bekerja untuk memprotes karena mereka meminta kepada Freeport
(perusahaan Amerika Serikat yang memiliki dan mengendalikan Tambang Grasberg)
kenaikan gaji mereka. Pemogokan ini berlangsung selama tiga bulan dan
menyebabkan kematian pegawai dan polisi karena perjuangan-perjuangan antara
demonstran dan polisi.
Sifat pemerintah Indonesia menghawatirkan. Dia tidak mencoba
membantu warga Papua meskipun orang-orang Papua merupakan warganegara
Indonesia. Pertama, pemerintah Indonesia tidak mendengar kemauan-kemauan
demonstran meskipun itu biasanya tugas pemerintah membantu rakyat negaranya
ketika terjadi konflik. Selain itu, diketahui bahwa sejak sangat lama, polisi
Indonesia membantu perusahaan Freeport menekan gerakan-gerakan demonstrasi yang
diatur pegawai Papua. Diperkirakan bahwa lebih daripada 20 juta dolar diberikan
kepada polisi Indonesia oleh perusahaan Freeport selama 20 tahun.
Selama pemogokan tersebut, banyak perjuangan terjadi dan lima orang
(satu orang polisi, empat pegawai) meninggal. Pada Desember 2011, suatu
perjanjian ditetapkan oleh Freeport dan buruh-buruh Papua dan pemogokan
berhasil diselesaikan.
Akan tetapi, kejadian tersebut dan sifat pemerintah Indonesia
selamanya mewakili masalah-masalah yang masih dihadapi oleh warga Papua.
Dipahami dengan mudah mengapa pemerintah perlu wilayah Papua dalam negara
Indonesia. Freeport membayar kepada negara Indonesia banyak pajak sebanyak 2
milyar dolar setiap tahun hanya untuk tambang Grasberg. Dengan jumlah uang
tersebut, dipahami dengan mudah mengapa Indonesia tidak mendengarkan kemarahan
warga Papua dan akan terus berhubungan dengan perusahaan-perusahaan asing
meskipun mereka tidak menghormati masyarakat lokal.
Masih banyak warga Papua berharap untuk merdeka dan berjuang untuk
pergerakan ini. Akan tetapi, Papua sudah anggota Indonesia sejak 40 tahun dan
organisasi-organisasi pro-kemerdekaan cukup lemah. Dijelaskan dalam bagian
terakhir riset ini bahwa Papua merupakan terlalu penting untuk Indonesia secara
ekonomi. Papua tidak akan menjadi merdeka meskipun integrasinya bisa diragukan.
Akan tetapi, situasi provinsi ini harus dan bisa diperbaiki. Warga
Papua perlu menerima integrasi yang lebih baik. Masyarakat Indonesia harus
mengerti bahwa orang-orang Papua adalah orang-orang yang sama baiknya seperti
orang Indonesia yang lain. Warga Papua yang tinggal di luar wilayah mereka
harus dihormati. Banyak orang bercanda tentang Papua karena provinsi ini masih
dihuni oleh suku-bangsa yang sangat primitif (seperti suku-bangsa Korowai,
Asmat). Keragaman budaya itu sesuatu yang penting dan perlu dipertahankan.
Akhirnya, prasangka-prasangka masyarakat tentang Papua tidak akan
menghilang jika pemerintah Indonesia tidak mulai memperbaiki hubungan-hubungan
dia dengan provinsi ini. Pemerintah harus mengerti bahwa Papua merupakan
provinsi Indonesia yang biasa dan bukan hanya suatu wilayah yang kaya.
Pemerintah harus mengerti bahwa kalau dia mau Papua tetap anggota Indonesia tanpa
protes, orang Papua perlu diperlakukan sama dengan orang-orang Indonesia yang
lain. Hal yang perlu diperbaiki dengan paling cepat adalah menurunkan
ketidaksamaan ekonomi antara Papua dan wilayah-wilayah lain di Indonesia.
Misalnya, penghasilan dari eksploitasi sumber daya alam Papua harus diberikan
kembali ke Papua. Karena diketahui bahwa hanya 65 juta dolar diberikan ke Papua
atas 1,5 milyar yang didapat setiap tahun dari Tambang Freeport. Kalau
masalah-masalah seperti ini diperbaiki, pasti situasi di Papua akan menjadi
lebih baik dan pasti warga Papua akan menerima kedaulatan Indonesia dengan
lebih baik.
Beralih kepada
pembahasan Argumentative Essay maka kita harus melihat beberapa point
penting secara detail, yaitu :
1.
Reasoning not Emotion
Saat kita menulis, khususnya dalam Argumentative Essay kita harus memberikan suatu fakta yang memiliki
alasan. Contoh dalam kehidupan sehari-hari, apabila kamu diberikan pertanyaan
“mengapa kamu memakai baju hitam hari ini?” Mungkin ada yang hanya bisa
menjawab dengan, “ya karena saya suka” (tidak ada alasan lain yang lebih logis)
itu merupakan sebuah emotion bukan reasoning. Namun, dalam menulis Argumentative
Essay harus
berbentuk reasoning.
2.
Definite Evidence
Saat kita mencari suatu fakta untuk dijadikan sebuah bukti atau
pendukung dari apa yang kita tulis, harus berdasarkan dari sumber yang
terpercaya (definite
evidence). Beberapa
syarat sumber tersebut terpercaya yaitu : tokoh yang terkenal (banyak diketahui
khalayak ramai), terdapat tanggal si tokoh tersebut menulis, tidak banyak
mengambil sumber lain (copy paste), disajikan juga berdasarkan pengalaman yang dialami diri sendiri (research dsb).
Lalu ada juga beberapa hal yang belum tersentuh, yakni mengenai :
-
The role of Mnc.
-
The role of Media.
The role of Mnc. Mnc (Multinational Corporation) telah memberikan
kontribusi signifikan terhadap perkembangan ekonomi dunia pada umumnya. Mereka
juga telah menjabat sebagai mesin pertumbuhan di negara-negara tuan rumah.
Pentingnya Mnc di suatu negara berkembang dapat ditelusuri sebagai berikut :
1 . MNC membantu negara tuan rumah berkembang dengan meningkatkan
investasi , pendapatan dan lapangan kerja dalam perekonomian .
2 . Mereka berkontribusi pada proses yang cepat dari pembangunan
negara melalui alih teknologi , keuangan dan manajemen modern .
3 . MNC mempromosikan manajemen profesionalisme dalam perusahaan
dari negara tuan rumah .
4 . MNC membantu dalam mempromosikan ekspor dari negara tuan rumah
.
5 . MNC dengan memproduksi barang-barang yang diperlukan tertentu
di host country membantu dalam mengurangi ketergantungan pada impor .
6 . MNC karena jaringan luas mereka kegiatan produktif menyamakan
biaya produksi di pasar global.
7 . Masuknya perusahaan multinasional di negara tuan rumah membuat
pasar lebih kompetitif dan mematahkan monopoli domestik .
8 . MNC mempercepat proses pertumbuhan di negara tuan rumah melalui
industrialisasi yang pesat dan bersekutu kegiatan .
9 . Pertumbuhan perusahaan multinasional menciptakan dampak positif
pada lingkungan bisnis di negara tuan rumah .
10 . MNC dianggap sebagai agen modernisasi dan pertumbuhan yang
cepat .
11 . MNC adalah kendaraan untuk perdamaian di dunia . Mereka
membantu dalam mengembangkan hubungan politik ramah antara negara-negara dunia
.
12 . MNC membawa ide-ide dan bantuan dalam pertukaran nilai-nilai
budaya .
13 . MNC melalui sikap positif dan upaya bekerja untuk pembentukan
lembaga-lembaga kesejahteraan sosial dan peningkatan fasilitas kesehatan di
negara-negara tuan rumah .
14. Pertumbuhan MNC membantu dalam meningkatkan keseimbangan status
pembayaran dari negara tuan rumah.
15. Perusahaan-perusahaan multinasional mengintegrasikan pasar
nasional dan internasional . Pertumbuhan mereka di hari-hari ini telah sangat
dipengaruhi ekonomi , industri , lingkungan sosial dan kondisi bisnis .
Singkatnya, melalui dasarnya mencari maksimalisasi keuntungan
dengan menggunakan semua jenis sumber daya dan strategi ekonomi global ,
akhirnya globalisasi telah menjadi fokus utama dari bisnis mereka . Dengan cara
ini , ia telah menjadi kekuatan utama di balik propelling ekspansi ekonomi
dunia pada umumnya.
The role of Media. Peran media saat ini (Muzna Shakeei,
Karachi). Dalam dunia saat ini, media telah
menjadi suatu keharusan sebagaimana makanan dan pakaian. Hal ini memainkan
peran penting dalam memperkuat masyarakat. Media dianggap sebagai "cermin"
dari masyarakat modern , menginfeksi , itu adalah media yang membentuk
kehidupan kita .
Tujuan dari media adalah untuk menginformasikan orang-orang tentang
saat ini , urusan baru dan menceritakan tentang gosip terbaru dan fashion . Ini
menceritakan tentang orang-orang yang secara geografis dibagi .
Peran media telah menjadi salah satu cara perdagangan dan pemasaran
produk dan prasangka . Media mengaku diatur oleh kebenaran dan keadilan , tapi
keserakahan dan membesarkan diri telah meracuni kebajikan .
Media bertanggung jawab atas :
1.
Informasi
2.
Pendidikan
3.
Hiburan
4.
Iklan
5.
korelasi
bagian dari masyarakat
Masyarakat dipengaruhi oleh media dalam banyak cara . Ini adalah
media massa yang membantu mereka untuk mendapatkan informasi tentang banyak hal
dan juga untuk membentuk opini dan membuat penilaian mengenai berbagai isu !
Ini adalah media yang membuat orang-orang diperbarui dan informasi tentang apa
yang terjadi di sekitar mereka dan dunia . Semua orang bisa menggambar sesuatu
dari itu .
Media telah memiliki efek buruk pada generasi , terutama karena ,
pemuda sangat dipengaruhi oleh media yang . Remaja dan anak-anak ingin
mengikuti orang yang mendapatkan diakui dan melakukan apa yang mereka lakukan
untuk mendapatkan perhatian. Kadang-kadang, mereka fokus pada bagian yang buruk
dari media dan berusaha untuk menjadi bagian dari itu . Namun, banyak yang
tidak menyerah pada kehidupan kejahatan !
Ini adalah hal-hal yang masuk ke dalam pikiran sipil Muda !
Media mempengaruhi perspektif masyarakat. Terlalu banyak intervensi
media dalam segala hal merupakan masalah yang memprihatinkan. Media dapat
dianggap sebagai " anjing penjaga " demokrasi politik . Selama
berabad-abad , penekanan media berita telah disamarkan . Media hari ini ,
mencoba untuk mata berita , yang dapat membantu mereka untuk menjual informasi
yang dikumpulkan di seluruh dunia , sehingga mereka bisa membuka jalan
kesuksesan dan ketenaran saluran masing-masing . Radio Fm , surat kabar ,
informasi yang ditemukan di internet dan televisi adalah media massa yang berfungsi
untuk mengurangi kesenjangan komunikasi antara penonton , pemirsa dan dunia
media . Demi publisitas dan penjualan , tokoh-tokoh penting , gaya hidup mereka
biasanya ditargetkan . Berita tidak penting dan tidak relevan , yang biasanya
tidak memiliki kepentingan diberikan prioritas dan karena alasan atau yang lain
, mereka mendapatkan ke benak para pemirsa dan dengan cara ini berkali- kali ,
berita politik , ekonomi dan sosiologis yang penting bisa diabaikan dan secara
bertahap , kehilangan pentingnya mereka!
Tidak diragukan lagi , media telah memainkan peran penting dalam
membuat dunia menjadi desa global dan untuk mengurangi kesenjangan komunikasi
antara orang-orang yang tinggal di daerah yang jauh tapi sayangnya , media hari
ini telah menjadi SEKTOR dikomersialkan, eying berita yang panas dan pandai
menjual . Tujuannya adalah untuk mendapatkan poin rating televisi .
Saya percaya , jika media mengidentifikasi tanggung jawab dan
bekerja dengan tulus dan jujur , maka dapat berfungsi sebagai kekuatan besar
dalam membangun bangsa. (http://www.hamariweb.com/articles/article.aspx?ideoloi66)
Jadi kesimpulannya, jika kita menguak segala hal tentang Papua maka
erat sekali kaitannya dengan sejarah. Sejarah juga merupakan “asset” yang
berharga serta sejarah juga merupakan perjuangan yang tidak ternilai. Segala
macam bentuk perjuangan yang menuai kegagalan bukan berarti kemunduran.
Kegagalan seharusnya menjadi pemacu untuk bertindak (membuat tindakan baru)
secara cepat (segera) untuk mendapatkan hasil yang baik. Proses yang dialami
dalam sejarah yang perlu mendapatkan apresiasi, melalui pembuktian sejarah yang
sesungguhnya.