Adakah
Keinginan untuk Menulis?
(By: Atiyah)
Jika
kita membicarakan tentang menulis dan membaca yang paling banyak diminati oleh
banyak orang adalah membaca dibandingkan dengan menulis.Mengapa demikian? Itu
karena kebanyakan orang ingin praktisnya saja dan tidak mau berpusing-pusing
untuk menuliskan apa yang akan ditulis. Disamping itu juga menulis membutuhkan
waktu pembelajaran yang cukup lama, sehingga dapat menghasilkan tulisan yang
bagus, dan diminati atau disukai oleh para pembaca. Jika menulis asal jadi
pembaca pun akan merasa jenuh.
Di
Indonesia misalnya, para pelajar di Indonesia tidak banyak yang bisa menulis
tetapi lebih banyak pembaca. Jangankan unutk menulis sebuah karya ilmiah dan
lain semacamnya, untuk menulis kegiatan sehari-seharinya saja sangat sulit.
Padahal itu hanya menuliskan kegiatan sehari-hari. Sedikitnya pelajar di
Indonesia untuk bisa menulis membuat Indonesia dalam bidang pendidikan sangat
tertinggal jauh dari Negara-negara yang lain, akan tetapi walau demikian masih
ada para pelajar Indonesia yang tidak menyerah untuk bisa menyeimbangi
Negara-negara lain.
Di
Indonesia lebih banyak novel yang dituliskandibanding dengan karya ilmiah.Saat
inipun banyak anak-anak yang sudah menerbitkan beberapa novel yang
dibuatnya.Sedangkan mahasiswa untuk mencapai kelulusannya harus bisa menulis
karya ilmiah skripsi, thesis dan semacamnya yang didasari oleh bidang studynya
masing-masing.Sangat sulit bukan? Jika seorang mahasiwa yang sama sekali tidak
bisa untuk menulis sebuah karya ilmiah apakah akan tetap di luluskan? Jawabanya
adalah “tidak" karena harus mengikuti syarat atau prosedur-prosedur yang
ada.
Oleh
karenanya seorang mahasiswa yang tidak mempunyai kemampuan untuk menulis harus
diusahakan untuk bisa menulis. Penulisan karya ilmiah pun banyak macamnya
misalnya, karyah ilmiah skripsi, thesis, jurnal. Dari beberapa karya ilmiah
tersebut ada satu yang cukup sulit unutk dibuat yaitu jurnal. Kembali yang
sudah saya jelaskan tadi, bahwa ketika seseorang tdak bisa menulis kemudian
dipaksa untuk menulis maka yang ada orang itu akan stress. Untuk mendapatkan
hasil tulisan yang baik dan benar harus didasari dengan hati dan pikiran yang
tenang dan jernih, sehingga ketika kita memulai menulis tidak ada rasa takut
atau khawatir dengan hasil tulisan yang akan dibuatnya.
Bila
mana kita ingin mendapatkan hasil tulisan yang bagus maksimal kita juga harus
bisa menjadi seorang pembaca yang aktif dan selektif, seperti yang di jelaskan
oleh Krashen (1984) dalam penelitiannya adalah bahwa para penulis produktif dewasa
adalah mereka yang sewaktu duduk dibangku SMAnya banyak membaca karya sastra
dan lain sebagainya. Sehingga dengan itu ada pembekalan sejak dini, dan tidak
akan kaget bilamana duduk di bangku perkuliahan ditugaskan untuk menulis
berbagai karya-karya ilmiah.
Bahkan
untuk menulis essay pun tidak kaget dan merasa cukup bisa atau mudah dalam
mengerjakannya karena sudah ada pembekalan. Tidak hanya itu saja pembaca juga
harus lebih kritis dengan apa yang dibacanya. Tulisan yang dibacanya dalam
artian pembaca mampu menganalisis mana tulisan yang bagus dan mana tulisan yang
tidak bagus, dalam hal tersebut akanada kemungkinan seorang pembaca yang kritis
akan menjadi seorang penulis.
Ketika
seseorang ingin menjadi penulis maka kitapun harus bisa menjadi pembaca yang
setia, karena dari membaca kita menemukan atau mendapatkan hal-hal yang baru
yang bisa kita gunakan untuk menjadi bekal dalam memulai menulis.
Dimana
ketika para pendidik atau dosen menginginkan mahasiswanya untuk bisa menulis
sebuah essay maka perluada pembelajaran yang intensive, sehingga dapat
ditangkap secara cepat. Jika para pendidik hanya memikirkan bagaimana caranya
untuk bisa meluluskan para peserta didiknnya, itu sama halnya dengan tidak
memberikan apa yang harus diberikan oleh para peserta didik, khususnya
dijurusan sastra, yang dimana harus bisa menuliskan berbagai karya tulisan
ilmiah.
Setidaknya
kita bisa menuliskan dengan menggunakan bahasa Indonesia walaupun jurusan kita
bukan bahasa Indonesia. Disamping itu ada dorongan positif dari para pendidik
sehingga menumbuhkan rasa percaya diri untuk menulis sebuah karya tulisan.
Seperti yang bapak A. Chaedar katakana bahwa seorang pengajar adalah mampu
memberikan apa yang seharusnya siswa dapatkan yaitu, mengajar siswa penguasaan
bahasa asing sehingga mereka dapat berbicara, mendengarkan, memahami dan membaca
dan menulis,dengan lancar dan dimana mereka dianjurkan untuk membaca sebanyak
mungkin. Sehingga siswa mampu menghadapi segala sesuatu yang nantinya mereka
temukan ditingkat pendidikan selanjutnya.