Gaya Baru Wrtiting
(By: Alfiniya Fitrotur
Rakhmah)
Senin, 03 Pebruari 2014 adalah hari
pertama saya di semester 4. Mata kuliah writing 4 dengan Mr. Lala Bumela ini
mata kuliah saya pertama yang masuk di senin pagi pada pukul 07.30. Semoga jadi
awal yang baik untuk saya di semester 4 ini.
Writing 4 mungkin akan menjadi
langkah awal saya benar-benar bisa meulis lagi dari semester lelu. Semester
pertama di writing saya baru di kenelkan dengan jenis-jenis teks dan capital
leter dan tentu saya juga di tugaskan untuk mebuatnya. Lalu di semester dua
saya bertemu awal dengan Mr. Lala dan tidak beda jauh dengan sebelumnya,
bedanya beliau ketika itu langsung di terapkna dalam praktiknya. Contohnya
sajamateri teks Narasi, kami di minta untuk membuat dan meriviewnya. Mulai dari
grammar, punctuationhingga kecocokan bahasanya. Selain itu juga judul teks yang
sangat di pentingkan dalam setiap teksnya. Lain lagi dengan writing tiga,
ketika itu susunan kata dan paragraf harus benar sama denag contoh agar menjadi
paragraf yang hoheeren.
Dari pengalaman-pengalaman saya
belajar writing materinya tidak jauh berbeda walaupun pnyampaiannya berbeda
pada tiap semester dengan dosen yang tidak sama sifat karakternya. Pada writing
4yang juga di bimbing lagi oleh Mr. Lala, sepertinya akan berbeda materi dan
penyampaiannya. Semester lalu masih sekitar teks saja, namun kali ini jauh
berbeda yaitu dengan writing akademik. Boleh dikatakan ebih serius dari judul
ynag pernah tenar dan sering di dengar tahun lalu “litle red riding hood”. Judul
yang sebelumnya telah beri saya kesempatan untuk menulis isi atau cerita dari
karangan saya sendiri. Keseriusan menulis atau writing akademik akan menjadi
trending topic saya tiap minggunya. Semangat untuk materi baru, gaya baru,
tugas baru.
Untuk materinya, minggu inimungkin
belum dimulai, hanya baru menyampaikan silabus dan aturan main di semester
ini.Semester ini Mr. Lala menugaskan kami banyak macamnya dari semester lalu.
Hanya macam saja, isi dan tugasnya tidak beda jauh dengan lainya. Sebenarnya pada
silabus ada 12 referensi yang beliau sarankan pada kami untuk mencari dan
membacanya. Namun buku dari pa chaidar al wasilah denagn judul “pokoknya
rekayasa literasi” yang setidaknya ada untuk pegangan kami. Tugas yang sudah
ada pada silabus inisepertinya sudah di prediksi beliau jelas tertera di
halaman pertama. Tari karena semua telah di pikirkan banyak baiknya untuk kami
pelajari, maka semangat kebersamaan dari kelas kami semoga dapat bmeningkatkan
kembali predikat kelas peringkat pertama lagi dari Mr.lala.
Bahan yang di gunakan pada
tugas-tugas Mr. Lala tidak begitu
memberatkan kami dalm mengerjakannya.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang masih di sarankan di pakai pada tugas
menulis akademik. Namun jumlah suku kata yang kali ini di perhitungkan. Selain
di lod buku ada pula yang baru tugas di writing 4 yaitu di blog. Kami di minta
untuk membuat blog kelas agar tugas dapat di shahhkan dengan dua bukti. Buku
dan blog baik untuk tingkatkan teknologi khususnya untuk yang belum punya blog.
Sedikit ada yang berbeda pada Mr.
Lala pada saat pertama introduction, sedikit menyinggung pengarang buku din
materi writing 4. Tidak salah lagi pa Chaedar Al wasilah. Pa Chaedar pernah
mengatakan bahwa language atau bahasa adalah architecture. Di jabarkan lainnya
bahasa itu kompleks yang dapat di aplikasiakn denagn berbagai macamnya.
Lainnya beliau juga sampaikan ada kesinambunagn
antara teks, contexs, dan reader, ketika itu Mr. Lala sampaikan dengan gambar
segitiga denagn reader di bawah. Mr. Lala sempat bertanya pada kami, apakah
ketiga kata itu saling berkaitan? Dan jawabannya, tidak dari satu orang dari
kami yang menjawab tidak ada hubungannya, jawabannya ketiganya saling berkaitan. Contohnya, teks,
teks yang tidak bagus maka jelas contexsnya juga tidak akan bagus dan
readernyapun belum tentu ada yang tertarik bacanaya. Kebalikannya dari texs
yang bagus, texs yang baik sudah jelas jangan ditanya lagicontexs dan readernya
akan lebih banyak. Jika ketiganya sukses menyajikan maka penulispun akan lebih
giat lagi denagn karangan barunya yang di yakin akan sama bagus dengan
sebelumnya. Segitiga kata yang Mr.lala tunjukan pada kami dapat membuat
motivasi agar kami dapat seperti yang di contohkan. Gigih berusaha.
Pada pertemuan pertama saja sudah
dapat motivasi dari Mr.lala maka dapat semangat baru lagi untuk pertemuan
berikutnya. Materi yang tidak banyak di sampaikan minggu ini setidaknya sudah
menggambarkan materi yang akan saya tekuni di minggu-minggu berikutnya.
Appetizer
1
Cobalah
Haus Literasi
Name:
Alfiniya Fitrotur Rakhmah
NIM:
14121310266
Class:
TBI A/4
Indonesia
merupakan negara yang mempunyai banyak pendudduknya, yaitu sekitar 250 juta
jiwa. Dari sekian banyak penduduknya, Indonesia tentu memiliki kesempatan
banyak dan besar pula potensi pengetahuan dan lainnya.
Dibanding
negara lainnya, Indonesia salah satu negara yang tingkat pengetahuannya kurang.
Hal ini berbanding terbalik denagn jumlah penduduknya. Negara yang berkembang
dan yang memiliki banyak penduduknya ini, Indonesia seharusnya bangkit dari cap
buruknya dan malaingnya pula di rasakan oleh warganya. Denagn kenyataan ini
hanya sedikit yang membangun anisiatif membangun pengetahuan di Indonesia dan
selebihnya masih perlu di ingatkan dan butuh pula bimbingan.
Pengetahuan
yang ada di Indonesia masih banyak yang di ambil dari negara lain yang lebih
baik. Buku yang guru beri pada murid-muridnya masih ada yang di adopsi dari
negara lain. Sama dengan guru, dosenpun
demikian. Ini merupakan fakta pendukung lainnyayang mencerminkan bahwa
Indonesia memang mempunyai rendahnya pengetahuan, sehingga terbitan buku di
Indonesia masih sedikit yang dipakai.
Lemahnya
literasi di Indonesia mendukung sekali cap buruk pendidikannya menjadikan top
brand. Bansa Indonesia memang menyadari hal ini dan mereka juga pasti tahusolusi
baiknya. Namun seperti wataknya, mereka malas dan saling andal-mengandalkan.
Mulai dari siswa hingga dosen, mereka jarang sekali yang menciptakan karya
tulis yang dapat diandalkan mutu pendidikannya. Sebenarnya bis asaja siswa dan
dosen saling bekerjasama atou sisbiosis mutualisme dalam hal karya tulis.
Dari tingkatan siswa, mereka dapat ciptakan
karya tulis fiksi sepert cerpen atau novel. Dengan ciptaannya ini, siswa dapat
mempublishnya dan dosen dapat pula mengambil karyanya. Bisa dijadikan karya itu
sebagai conttoh dalam buku penelitianny, dapat dijadikan ajang lomba karya yang
dapat memotivasi orang lain unuk berbuat sama dan masih banyak lagi cara
lainnya.
Hal
semacam ini bisa saja dilakukan dan pengetahuan pun akan terus mengalir.
Contohnya pengajar bisa memberikan materi dan pelajar dapat mengerjakannya
dengan benar. Hasil dari pelajar dapat dijadikan pengajar untuk pengembangan
literasi Indonesia. Dari hal sederhana ini dan denagn keseriuysannya, bukan
tidak mungkin siswa akan termotiuvasi untuk membuat karya yang lebih baik lagi,
banyak denagn referensi yang lebih baik. Dengan kgemaran menulisny ini kelaki
siswa akan mencoba membuat karya tulis akademik secara perlahan. Tentu mereka
tudak dapat berdiri sendiri, dari pengajar siswa butuh arahan dan motivasi.
Sanngat indah cerminan Indonesia bila penduknya seperti demikian.
Setelah
melihat dari sissi positifnya, dari negatifnya masih ada pula literasi di
Indonesia yang cukup sulit di kalahkan. Kebiasaan orang Indonesia yang inginnya
serba instan salah satunya . kebiasaan ini untuk pengetahuan sebaiknya dijauhi,
selain efeknya mengandalkan, malas juga termasuk akibat buruknya. Jika mereka
masih ingin tetap instan dengan menerima buku begitu saja dari karya orang
lain, maka mereka dapt pula melihat hancurnya Indonesia akibat ulahnya.
Sisi
positif dan negatif itu bsangat lazim terjadi. Keduanya bisa saja disatukan
dengan kesadaran masing-masingnya. Jika tetap sulit di tumbuhkan kesadaran
dorongan motivasi juga salah satunya. Budayaa literasi di Indonesia ini awalnya
sulit di berdiriakn. Untuk itu semua pihak harus saling bantu membantu.selain
motivasi dan dorongan dari kebiasaan instan, litersi positif sebaiknya tidak
salah dilakukan , denagn hal ini Indonesia akan sedikit mengurangi level
ketertinggalan ilmu pengetahuannya.
Apabial
sukses denagn cara itu, Indosia bisa serius tinggalkan cap buruknya. Jika
denagn hal itu pual Indonesia bisa hasilkan karya tulis minimal untuk
Indonesia, maka akan lebih mudahn pula antarkan penulis sejajar hebat dengan
penulis di luar sana. Karya tulis yang sudah terbitkan Indonesia dan ingin
sejajar denagn penulis yang hebat, maka literadi yang dinutuhkan. Untuk ini
penulis Indonesia bisa membaca karya tulis luar dan ditulis denagn cara tulis
Indonesia. Penulis Indonesia denagn keseriuasan literasinya dan sejajar sedikit
denagn penulis lainya, karya Indonesia akan dipakai dalam pengajaran karna mutu
dan isi yang lebih baik.
Dengan
banyaknya kualitas karya tulis Indonesia semacam ini, maka tidak perlu khawatir
akan ilmu-ilmu pengetahuannya. Tidak usah lagi ambil dari karya luar karena
Indonesiapun sudah banyak yang baik. Denagn banyaknya penulis Indonesia yang
sukses denagn jalan ini dan banyak pual yang termotivasi denagn literasinya,
maka Indonesia pasti akan kurangi cap burruknya.