Berputar
pada Academic Writing
Author
: Dwi Arianti
Senin pagi yang cerah, tepat 10 februari 2014 merupakan
pertemuan kedua saya dengan mata kuliah Writing 4. Pada pertemuan kali ini,
materi yang disuguhkan semakin berat. Tugas yang diberikan pun semakin penuh
dengan tantangan. Semakin lama saya menulis semakin lama saya sadar bahwa writing is so complicated.
Mengapa menulis itu begitu rumit? Hal ini karena ketika
menulis, kita bagaikan sedang menciptakan sebuah informasi untuk orang lain
(memproduksi teks). Hyland (2004:4) berpendapat bahwasannya:
“writing is a practice based on expectations: the
reader’s chances of interprenting the writer’s purpose are increased if the
writer takes the trouble to anticipate what the reader might be expecting base
on previous texts he or she read of
the same kind.”
Pernyataan ini jelas bahwa menulis adalah cara atau
latihan dari seorang pembaca untuk menginterpretasikan maksud dari penulis pada
teks atau bacaan yang telah ia (pembaca) baca sebelumnya. Jelaslah, menulis
merupakan kegiatan yang sangat rumit. Ini karena sebelum seseorang menulis,
tentunya ia harus membaca terlebih
dahulu. Dari text tersebutlah, penulis akan mampu menuliskan maksud (informasi)
dari teks tersebut.
Sebelum membahas mengenai lebih dalam mengenai menulis
(writing), terlebih dahulu membahas mengenai teaching orientation of writing. Ada tiga hal penting yang perlu
diketahui diantaranya yaitu: academic
writing, critical thinking dan meaning
of writing. Academic writing adalah
bentuk karangan expository dan argumentative yang digunakan oleh mahasiswa atau
peneliti untuk membaca penuh informasi tentang sebuah subjek atau topik khusus.
Secara umum, academic writing mempunyai ciri khusus
seperti formal, impersonal, evidence based, objective, systematic, precise dan
analytical. Adapun tujuan dari academic writing menurut buku Goals
for Academic, Sternglass (1997) berpendapat mengenai kesimpulan dari pembelajaran
dari pengembangan menulis, mengidentifikasi empat tujuan umum writing di
universitas diantaranya yaitu:
Ø to make knowledge
conscious
Ø to help remember facts
Ø to analyze concepts
Ø to construct new knowledge
Secara spesifiknya bahwa mahasiswa mahasiswa menulis
untuk menerjemahkan konsep-konsep kedalam bahasa mereka sendiri, berpindah dari
pengumpulan fakta-fakta sampai
menganalisisnya dan menyesuaikan fakta-fakta tersebut kedalam tugas yang dari
spesific courses dan field.
Beralih kepada pembahasan mengenai critical thinking
(berpikir kritis). Berpikir kritis adalah cara berpikit yang tidak akan
memahami teks secara keseluruhan (will
not take a text for granted). Selain itu, orang yang berpikir kritis adalah
orang dapat menghubungkan satu teks dengan teks yang lain (relating to others text) dan biasanya menggunakan banyak sudut
pandang (using rich point of view).
Setelah mengetahui academic writing dan critical
thinking, kita juga perlu mengetahui meaning of writing. Arti menulis adalah
cara untuk mengetahui (knowing), menunjukkan (representing) dan menghasilkan
kembali (reproducing) sesuatu. Sesuatu yang dimaksud disini dapat berupa
informasi (information), pengetahuan (knowledge), ataupun pengalaman
(experience). Dari ketiga ini, sesuatuyang dapat bertahan lama yaitu pengalaman
atau experience.
Menurut Hoey (2001), seperti yang dikutip Hyland (2004)
mengibaratkan reader dan writer bagaikan penari (dancer) yang mengikuti
langkah-langkahnya masing-masing. Apa yang akan ditulis oleh penulis tentunya
sama atau berkaitan dengan apa yang dibaca oleh penulis tersebut. Peranan
penulis disini bukan saja sebagai penulis melainkan juag sebagai pembaca.
Penulis bukanlah seorang yang bertindak sebelum menulis
saja tetapi juga mengambil peranan ketika ia sedang menulis. Disini Barthes
berpendapat terjadinya kematian penulis, tetapi juga menandakan kelahiran
pembaca. Kegiatan membaca merupakan kegiatan menemukan makna atau maksud teks
itu berada. Oleh karena itu pembaca dan teks memiliki hubungan satu sama lain.
Keduanya saling mengahasilkan satu sama lain. Reading terdiri dari memilih apa yang
harus dibaca, mengorganisir dan menghubungkan keduanya secara bersamaan agar
mengetahui makna tersebut, serta membawa pengetahuan yang dimiliki pembaca
kedalam teks tersebut.
Ketika kita berbicara mengenai writing, ada beberapa aspek
yang ternyata memiliki kaitan atau hubungan satu sama lainnya. aspek tersebut
terdiri dari teks, konteks, reader, writer dan meaning. Menurut Mikko Lehtonen
dalam The Cultural Analysis of Texts, terjadi pertemuan atau hubungan
antara text, context dan reader. Didalam text terdapat yang namanya context.
Text adalah suatu tulisan yang berfungsi menyampaikan informasi atau pesan
dalam kontek situasi. Dimana text ditulis oleh seorang penulis. Disini sudah
jelas bahwa ada kaitannya antara teks, kontek dan penulis. Jika kita hubungkan
pembaca (reader)dengan meaning, tentunya juga memiliki keterkaitan dimana
meaning diciptakan oleh reader (pembaca). Tentu teks, kontek, pembaca, penulis,
serta meaning (arti) memiliki hubungan yang terkait satu sama lain.
Setelah mengetahui mengenai teaching orientation yang
terdiri dari academic writing, critical thinking serta meaning of writing, maka
harus disadari bahwa writing yang dipelajari sudah semakin kompleks. Tulisan yang
diciptakan tentunya sudah semakin mengarah pada academic purpose. Oleh karena
itu, marilah kita ciptakan tulisan menjadi ledih baik lagi dan sekarang adalah
waktunya untuk berputar pada academic writing.