DIBALIK
MAKNA TERSIRAT MAKNA
(By:
Erni Nuro)
Seperti layaknya komputer biasa, bahwa semakin banyak
program terinstall akan memerlukan ruang hardisk, memori/ramp dan prosesor yang
cukup untuk mengimbangi software yang telah di install. Karena itu perlu selalu
di UPDATE baik software maupun hardwarenya agar komputer bisa bekerja dengan
baik. Sebaliknya bila komputer tidak di update software, antivirus dan
hardwarenya akan menjadi komputer JADUL atau lambat sehingga tidak bisa bekerja
dengan baik.
Demikian juga hidup kita, banyak sudah pengetahuan
yang dipelajari namun hari berlalu demikian cepat sehingga perlu selalu di
update pengetahuan dengan belajar…belajar…dan terus belajar…. Betul kata
pepatah belajarlah sepanjang hayat masih dikandung badan, dan benar pula firman
Allah,”sesungguhnya bila air lautan
menjadi tinta untuk menulis pengetahuan tidak akan habis sebelum pengetahuan itu terpelajari
semuanya”. Semakin banyak buku yang dibaca semakin banyak tahu bahwa ketidak
tahuan kita.
Kemudian
apa sih manfaat menulis bagi mahasiswa dalam academic writing? Pembelajaran
kemarin memaparkan bagaimana mengetahui arti penting dari menulis. Menulis
memiliki makna yang tersirat didalamnya. Tanpa kita ketahui ternyata banyak hal
mengenai arti, manfaat serta tujuan penting dari menulis. Menulis itu adalah
cara mengetahui sesuatu “writing is a way
of knowing something”, kenapa? Karena menulis itu membutuhkan suatu
pengetahuan, dimana pengetahuan ini didapat dari kegiatan membaca. Dengan
membaca kita akan dapa memperoleh informasi yang belum diketahui, kemudian
setelah kita mengetahui informasi yang telah kita ketahui maka kita mampu untuk
menulisnya.
Selanjutnya writing
is representasing something, mengapa? Karena menulis adalah salah satu
bentuk ekspresi kita. Kita dapat meluapkan berbagai ekspresi atau perasaan
kita. Tanpa kita sadari disitulah kita menemukan diri kita yang sebenarnya.
Selain itu writing
is a way of reproducing something. Dengan menulis kita mampu mengembangkan
otak kita, kita mampu mengembangkan ide-ide cemerlang kita. Karena menulis
berawal dari pengalaman, baik itu pengalaman membaca, ataupun
pengalam-pengalaman lainnya. Sehingga dari pengalam-pengalaman tersebut kita
mampu mengetahui informasi atau pengetahuan-pengetahuan yang sebelumnya belum
kita ketahui.
Membaca
dan menulis memang memiliki hubungan yang erat. Pengalaman membaca yang
dimiliki seseorang dapat menentukan kekuatan orang tersebut dalam menulis. Ilmu
pengetahuan misalnya, ilmu pengetahuan biasanya didapat dari hasil membaca,
sementara menulis dapat digunakan sebagai mediauntuk mengekspresikan ilmu
pengetahuan kita dalam bentuk tulisan. Mungkin itulah yang dimaksud dengan
membaca menentukan kekuatan menulis. Oleh karena itu sebaiknya kita membiasakan menuangkan kembali apa yang
pernah kita baca dalam bentuk tulisan. Tulisan ini dapat berupa refleksi,
respon, pendapat, ataupun yang mewakili ekspresi diri biasanya didapat dari
hasil membaca, sementara menulis dapat digunakan sebagai media untuk
mengekspresikan ilmu pengetahuan kita dalam bentuk tulisan. Mungkin itulah yang
dimaksud dengan membaca menentukan kekuatan menulis. Oleh karena itu sebaiknya
kita membiasakan menuangkan kembali apa
yang pernah kita baca dalam bentuk tulisan. Tulisan ini dapat berupa refleksi,
respon, pendapat, ataupun yang mewakili ekspresi diri.
Menurut Lehtonen, penulis itu dalam
menulis membuat sebuah tema, dimana tema tersebut berisikan rangkuman semua
ide-ide yang akan dikembangkan. Yang dimana endingnya membuat pembaca semakin
berfikir, bahwasanya, tulisan itu berlalu begitu saja didalm pikiran
menurutnya. Hubungan antara teks dan pembaca itu seperti bagaimana memproduksi
makna. Dimana dalam makna tersebut ditandai dengan simbol, bentuk-bentuk, peran
dari konteks, serta pesan dari pembaca. Tentang yang tidak diketahui.
Di dalam kebudayaan makna terdapat
pada sentral atau pada inti dari kehidupan manusia. Seperti rutinitas, ritual,
tradisi dan mitos, dimana bagian itu tak terpisakan dari keberadaan kita
sehari-hari. Menurutnya kita adalah manusia yang mampu memahami dan menafsirkan
apa yang kita rasakan yaitu dengan membangun atau membuat simbol yang berdiri
atau memberi makna. Dengan simbol kita mampu membuat atau mampu memikirkan apa
yang tidak bisa kita hadirkan.
Merenungkan masalalu, merencanakan
masa depan untuk mengeksplorasi serta berpekskulasi tentang yang tidak
diketahui. Dimanapun kita pergi mita meliat makna, pola dan analogi dan apa
yang kita hadapi dengan pengalaman sebelumnya. Menurutnya setiap saat kita
mebafsirkan kebutuhan, keinginan dan kemampuan diri kita sendiri dan orang
lain. Dalam pengertian umum ini menghasilkan makna dan membaca dengan kegiatan
manusia yang sering paling diundang.
TEXT
Menurut Lehtonen, setiap teks
memiliki konteks yang mengelilingi dan memnembus temporal dan lokal dan link
dengan teks-teks lain, serta dengan praktik manusia. Banyaknya makna ditandai
dengan tanda-tanda bahasa yng bergantung pada posisinya, serta kait hubungannya
dengan tanda-tanda lain. Makna dari teks tidak mungkin dipelajari tanpa
konteks. Karena teks sebagai semiotik yang tidak berarti apa-apa tanpa pembaca.
Dalam pemikiran tradisional tentang teks dan konteks, konteks dilihat sebagai
latar belakang dari teks yang terpisah, yang dalam perannya dapat menjadi
batuan dalam memahami teks itu sendiri.
THE WORD OR READER
Menurutnya membaca itu adalah
memiliki kata apa yang harus dibaca, mengorganisir dan menghubungkannya kedalam
pembentukan makna, serta membawakan pengetahuan pembaca sendiri. Teks adalah
bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Mempelajari sebuah teks berarti juga
belajar mengenai kehiduoan sehari-hari kita. Dari sudut pandang ini,study
budaya teks bisa ditandai sebagai penempatan objek baru. Objek ini adalah
bagaimana teks-teks yang terkandung dalam menjadi atau menghubungkan dengan
averchanging yang dilakukan sehari-hari.
Penelitian Hobson menunjukan bahwa
hubungan pembaca teks dengan teks itu adalah yang didefinisikan tidak hanya
dari teks, tetapi juga dari posisi pembaca sendiri atau seluruh sumberdaya
mereka (tekstual non teks tual) dari pengetahuan dan pengalaman.
Kesimpulannya adalah membaca dan
menulis memiliki hubungan yang sangat erat. Pengalaman membaca yang yang
dimiliki seseorang dapat menentukan kekuatan orang tersebut dalam menulis.
kemudian hubungan teks dengan pembaca itu adalah yang didefinisikan tidak
hanaya dari teks, tetapi juga dari posisi pembaca sendiri, semuanya didapat
dari pengetahuan dan pengalaman. Selanjutnya hubungan antara teks, konteks,
meaning, reader dan writer itu adalah tidak akan mungkin ada konteks tanpa
teks, dan tidak akan ada makna atau meaning tanpa konteks, dan tidak adanya
tiga hal tersebut tanpa adanya penulis dan pembaca. Tidak akan mungkin ada
makna tersebut tidak dibaca.