Class Review 2: DIBALIK MAKNA TERSIRAT MAKNA



DIBALIK MAKNA TERSIRAT MAKNA
(By: Erni Nuro)
Seperti layaknya komputer biasa, bahwa semakin banyak program terinstall akan memerlukan ruang hardisk, memori/ramp dan prosesor yang cukup untuk mengimbangi software yang telah di install. Karena itu perlu selalu di UPDATE baik software maupun hardwarenya agar komputer bisa bekerja dengan baik. Sebaliknya bila komputer tidak di update software, antivirus dan hardwarenya akan menjadi komputer JADUL atau lambat sehingga tidak bisa bekerja dengan baik.

Demikian juga hidup kita, banyak sudah pengetahuan yang dipelajari namun hari berlalu demikian cepat sehingga perlu selalu di update pengetahuan dengan belajar…belajar…dan terus belajar…. Betul kata pepatah belajarlah sepanjang hayat masih dikandung badan, dan benar pula firman Allah,”sesungguhnya bila air lautan menjadi tinta untuk menulis pengetahuan tidak  akan habis sebelum pengetahuan itu terpelajari semuanya”. Semakin banyak buku yang dibaca semakin banyak tahu bahwa ketidak tahuan kita.
            Kemudian apa sih manfaat menulis bagi mahasiswa dalam academic writing? Pembelajaran kemarin memaparkan bagaimana mengetahui arti penting dari menulis. Menulis memiliki makna yang tersirat didalamnya. Tanpa kita ketahui ternyata banyak hal mengenai arti, manfaat serta tujuan penting dari menulis. Menulis itu adalah cara mengetahui sesuatu “writing is a way of knowing something”, kenapa? Karena menulis itu membutuhkan suatu pengetahuan, dimana pengetahuan ini didapat dari kegiatan membaca. Dengan membaca kita akan dapa memperoleh informasi yang belum diketahui, kemudian setelah kita mengetahui informasi yang telah kita ketahui maka kita mampu untuk menulisnya.
Selanjutnya writing is representasing something, mengapa? Karena menulis adalah salah satu bentuk ekspresi kita. Kita dapat meluapkan berbagai ekspresi atau perasaan kita. Tanpa kita sadari disitulah kita menemukan diri kita yang sebenarnya.
Selain itu writing is a way of reproducing something. Dengan menulis kita mampu mengembangkan otak kita, kita mampu mengembangkan ide-ide cemerlang kita. Karena menulis berawal dari pengalaman, baik itu pengalaman membaca, ataupun pengalam-pengalaman lainnya. Sehingga dari pengalam-pengalaman tersebut kita mampu mengetahui informasi atau pengetahuan-pengetahuan yang sebelumnya belum kita ketahui.
Membaca dan menulis memang memiliki hubungan yang erat. Pengalaman membaca yang dimiliki seseorang dapat menentukan kekuatan orang tersebut dalam menulis. Ilmu pengetahuan misalnya, ilmu pengetahuan biasanya didapat dari hasil membaca, sementara menulis dapat digunakan sebagai mediauntuk mengekspresikan ilmu pengetahuan kita dalam bentuk tulisan. Mungkin itulah yang dimaksud dengan membaca menentukan kekuatan menulis. Oleh karena itu sebaiknya kita  membiasakan menuangkan kembali apa yang pernah kita baca dalam bentuk tulisan. Tulisan ini dapat berupa refleksi, respon, pendapat, ataupun yang mewakili ekspresi diri biasanya didapat dari hasil membaca, sementara menulis dapat digunakan sebagai media untuk mengekspresikan ilmu pengetahuan kita dalam bentuk tulisan. Mungkin itulah yang dimaksud dengan membaca menentukan kekuatan menulis. Oleh karena itu sebaiknya kita  membiasakan menuangkan kembali apa yang pernah kita baca dalam bentuk tulisan. Tulisan ini dapat berupa refleksi, respon, pendapat, ataupun yang mewakili ekspresi diri.
Menurut Lehtonen, penulis itu dalam menulis membuat sebuah tema, dimana tema tersebut berisikan rangkuman semua ide-ide yang akan dikembangkan. Yang dimana endingnya membuat pembaca semakin berfikir, bahwasanya, tulisan itu berlalu begitu saja didalm pikiran menurutnya. Hubungan antara teks dan pembaca itu seperti bagaimana memproduksi makna. Dimana dalam makna tersebut ditandai dengan simbol, bentuk-bentuk, peran dari konteks, serta pesan dari pembaca. Tentang yang tidak diketahui.
Di dalam kebudayaan makna terdapat pada sentral atau pada inti dari kehidupan manusia. Seperti rutinitas, ritual, tradisi dan mitos, dimana bagian itu tak terpisakan dari keberadaan kita sehari-hari. Menurutnya kita adalah manusia yang mampu memahami dan menafsirkan apa yang kita rasakan yaitu dengan membangun atau membuat simbol yang berdiri atau memberi makna. Dengan simbol kita mampu membuat atau mampu memikirkan apa yang tidak bisa kita hadirkan.
Merenungkan masalalu, merencanakan masa depan untuk mengeksplorasi serta berpekskulasi tentang yang tidak diketahui. Dimanapun kita pergi mita meliat makna, pola dan analogi dan apa yang kita hadapi dengan pengalaman sebelumnya. Menurutnya setiap saat kita mebafsirkan kebutuhan, keinginan dan kemampuan diri kita sendiri dan orang lain. Dalam pengertian umum ini menghasilkan makna dan membaca dengan kegiatan manusia yang sering paling diundang.
TEXT
Menurut Lehtonen, setiap teks memiliki konteks yang mengelilingi dan memnembus temporal dan lokal dan link dengan teks-teks lain, serta dengan praktik manusia. Banyaknya makna ditandai dengan tanda-tanda bahasa yng bergantung pada posisinya, serta kait hubungannya dengan tanda-tanda lain. Makna dari teks tidak mungkin dipelajari tanpa konteks. Karena teks sebagai semiotik yang tidak berarti apa-apa tanpa pembaca. Dalam pemikiran tradisional tentang teks dan konteks, konteks dilihat sebagai latar belakang dari teks yang terpisah, yang dalam perannya dapat menjadi batuan dalam memahami teks itu sendiri.
THE WORD OR READER
Menurutnya membaca itu adalah memiliki kata apa yang harus dibaca, mengorganisir dan menghubungkannya kedalam pembentukan makna, serta membawakan pengetahuan pembaca sendiri. Teks adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Mempelajari sebuah teks berarti juga belajar mengenai kehiduoan sehari-hari kita. Dari sudut pandang ini,study budaya teks bisa ditandai sebagai penempatan objek baru. Objek ini adalah bagaimana teks-teks yang terkandung dalam menjadi atau menghubungkan dengan averchanging yang dilakukan sehari-hari.
Penelitian Hobson menunjukan bahwa hubungan pembaca teks dengan teks itu adalah yang didefinisikan tidak hanya dari teks, tetapi juga dari posisi pembaca sendiri atau seluruh sumberdaya mereka (tekstual non teks tual) dari pengetahuan dan pengalaman.
Kesimpulannya adalah membaca dan menulis memiliki hubungan yang sangat erat. Pengalaman membaca yang yang dimiliki seseorang dapat menentukan kekuatan orang tersebut dalam menulis. kemudian hubungan teks dengan pembaca itu adalah yang didefinisikan tidak hanaya dari teks, tetapi juga dari posisi pembaca sendiri, semuanya didapat dari pengetahuan dan pengalaman. Selanjutnya hubungan antara teks, konteks, meaning, reader dan writer itu adalah tidak akan mungkin ada konteks tanpa teks, dan tidak akan ada makna atau meaning tanpa konteks, dan tidak adanya tiga hal tersebut tanpa adanya penulis dan pembaca. Tidak akan mungkin ada makna tersebut tidak dibaca.
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment