Chapter Review: Kemampuan untuk membaca dan menulis dalam rekayasa literasi



"Kemampuan untuk membaca dan menulis dalam rekayasa literasi"

(By: Dhika Irhamullah Yusuf)

Pada tanggal 10 february 2014, tepatnya pada pukul 09.10 AM diruang 44 lantai 03 gedung bahasa Inggris. Mr.Lala Bumela datang dan menyapa kelas kami pbi-a semester 04, lalu setelah itu Mr.Lala Bumela memberikan sebuah chapter atau bab yang akan dibahas kepada kelas kami. bab yang akan dibahas adalah tentang "Kemampuan untuk membaca dan menulis dalam rekayasa literasi".

Pada "Bab" ini akan dibahas tentang kemampuan untuk membaca dan menulis dalam rekayasa literasi. Pada zaman dahulu orangnya sangat ramah tamah dan masih tradisional dalam hal apapun seperti tekhnologi pun tidak ada, dan walaupuna ada akan tetapi hanya ada beberapa sebagian dan juga tidak canggih berbeda dengan zaman sekarang. Zaman sekarang tekhnologi sudah canggih-canggih, seperti komputer, laptop, HP, dll. Sama halnya dengan tema kita kali ini yaitu kemampuan untuk membaca dan menulis dalam rekayasa literasi. Di zaman sekarang ini (maaf) zaman yang gila, sangat lemah di zaman sekarang ini dalam mengembangkan kemampuan untuk membaca dan menulis. Mengapa lemah? Mari kita jawab pertanyaan ini dengan baik dan benar, dalam hal mengemnbangkan tentunya tersebut. Di zaman sekarang ini, kemampuan untuk membaca dan menulis sangat lemah karena sistem pembelajaran yang masih lemah, dan juga pendidikan yang kurang tinggi. Pendidikan dasar saja tidak cukup yaitu sampai dengan (SD) sekolah dasar, karena mengingat di zaman sekarang ini adalah zaman yang begitu sangat ketat dan tentunya tantangan-tantangan pun ada di hadapan kita semua. Memang benar pendidikan dasar atau pendidikan yang kurang tinggi tidak cukup untuk membekali atau hanya menjadi modal dasar untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Sehingga di zaman sekarang ini kita harus meningkatkan mutu pendidikan kita dari yang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan yang lebih tinggi. Ternyata tidak cukup, jika kita mengandalkan kemampuan membaca dan menulisnya saja karena mengingat di zaman yang sekarang ini tantangan-tantangannya yang begitu besar dan begitu ketat. Lalu, bagaimana supaya kita meningkatkan lagi kemampuan dalam membaca dan menulis. Seharusnya kita semua harus ditingkatkan lagi segi pendidikannya, dari yang dasar menjadi lebih tinggi bahkan menjadi lebih tinggi lagi sampai dengan S3. Ternyata, pendidikan itu sangat penting untuk kita semua dalam mencapai keberhasilan, dan tentunya dalam hal untuk meningkatkan kemampuan untuk membaca dan menulis hal apapun. Peran literasi atau kemampuan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis begitu sangat penting di zaman sekarang ini, memang benar keterampilan-keterampilan membaca dan menulis itu bagus dan sangat penting, akan tetapi dalam mempunyai keterampilan-keterampilan membaca dan menulis saja tidak cukup dan harus ditingkatkan lagi level pendidikannya. Peran literasi juga termasuk dalam sistem bahasa. Literasi juga dapat dikatakan tingkat nasioanla dan internasional, dan itu juga tergantung pada tingkatan pendidikan seseorang tersebut. Literasi termasuk kedalam kategori bidang pendidikan. Sejauh man tingkat pendidikan kita, pendidikan rendahkah atau pendidikan tinggikah. Bukan hanya itu saja akan tetapi juga, sejauh mana kecanggihan tekhnologi-tekhnologi yang ada dinegara kita ini melesat jauh. Seperti tekhnologi elektronik: HP, komputer, laptop,dll. Lalu, tekhnologi komunikasi seperti tepefon. Jiak kita berpedidikannya tinggi maka literasi (kemampuan membaca dan menulis) nya pun tinggi, jadi literasi tersebut tergantung tingkat pendidikan kita, maksudnya adalah sejauh mana tingkat pendidikan kita. Pendidikan dasar (SD), atau pendidikan tinggi seperti sarjana (S3). Agar literasi kita ingin bagus atau kemampuan untuk meningkatkan kemampuan dalam membaca dan menulis bagus maka, tingkat pendidikan kita pun harus tinggi yang pastinya. Kemudian, ketrampilan-ketrampilan yang lain adalah yaitu keterampilan membaca, menulis, menghitung, dan berbicara. Dalam literasi tidak hanya mengandalkan satu aspek saja, akan tetapi beberapa aspek atau semua aspek. Seperti menulis dan berbicara juga termasuk dalam aspek-aspek literasi karena itu merupakan keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh seseorang. Ternyata pendidikan zaman sekarang makin meningkat, karena bukan hanya pendidikan membaca dan menulis saja, akan tetapi juga pendidikan-pendidikan tekhnologi juga perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Seperti alat-alat media baik berupa visual, HP, komputer, laptop, dll. Faktor ini dilihar dari segi pendidikan. Literasi atau kemampuan membaca dan menulis, ternyata membekali kita dalam potensi diri dan ilmu pengetahuan. Setiap halnya sama budaya jawa dengan budaya sunda yaitu adalah seseorang akan sadar bahwa pendidikan bukan hanya kemampuan membaca dan menulis saja, akan tetapi juga pendidikan-pendidikan yang lainnya yaitu skills yang lainnya, yakni pendidikan yang lebih tinggi yaitu seperti sarjan (S3). Kemampuan lierasi sama saja dengan kemampuan tingkat pendidikan yang kita jalani, jika kitaberpendidikan rendah maka literasinya pun akan rendah, akan tetapi sebaliknya jika kita berpendidikan tinggi maka literasi kita pun nantinya juga akan tinggi. Bahasa Inggris begitu mendunia saat ini, karena bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Banyak para peajar maupun para mahasiswa sekarang ini yag sedang belajar bahasa inggris, karena untuk meningkatkan kemampuan dalam membaca dan menulis. Budaya literasi bahasa Inggris atau budaya membaca dan menulis bahasa Inggris memang perlu dipelajari dan dikembangkan karena bahasa Inggris ini adalah bahasa internasional. Dinegara kita ini, memang masih lemah negara indonesia ini dalam hal literasi (kemampuan membaca dan menulis). Budaya literasi ini perlu untuk dikembangkan dan ditingkatkan oleh siapapun. Dalam hal ini, dari segi tingkat pendidikan indonesia menempati peringkat ke-183 dunia, akan tetapi dari segi korupsi indonesia menempati peringkat ke-03 dunia. Saat ini, negara indonesia masih tertinggal dari negara lain atau lebih tepatnya adalah indoneisa menempati peringkat bawah didunia saat ini dalam hal literasi yaitu budaya membaca dan menulis. Mengapa orang-orang luar negeri setiap harinya membaca buku, membaca buku, dan membaca buku. Akan tetapi dinegara indonesia setiap harinya berbeda-beda dan bermacam-macam. Faktor apa sajakah yang membuat negara kita malas untuk membaca dan menulis dalkam hal literasi (Budaya membaca dan menulis). Apa karena faktor malas atau karena faktor-faktor yang lainnya, sehingga tidak mau untuk membaca dan menulis. Seperti seorang guru juga pastinya guru-guru yang professional juga mempunyai skills dalam literasi. Lalu, setiap guru yang professional itu tentunya memiliki kriteria-kriteria seperti mempunyai sifat yang baik, lalu mempunyai pengetahuan dan wawasan yang umum maupun yang khusus luas dan kaya ilmu pengetahuan dan wawasannya, dan skills dalam literasi tentunya. Kemudian, dengan membangun budaya literasi maka harus diawali dengan guru yang professioanal. Guru yang professional adalah guru yang mampu mempunyai sifat-sifat yang baik dan benar, mempunyai ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas dan banyak, maka literasi akan bagus dan professional. Sekolah adalah pendiddikan formal, dan dimana sekolah adalah tempat belajar dan mencari ilmu. Kemudian, disekolah saja pastinya diajarkan tentang budaya literasi atau budaya membaca dan menulis. Orang yang harus mempunyai kemampuan literasi saja tidak cukup, karena orang tersebut haruslah dididik agar menjadi baik dan benar dalam hal terdidik dan terbudaya. Awalnya, manusia-manusia dididik yaitu lewat tutur bahasa atau penuturan kata dalam hal-hal tersebut. Pastinya berbeda-beda, tingkat literasi disekolah, dimasyarakat, dan didalam keluarga akan berbeda tentunya. Begitu juga, dinegara kita ini indonesia yaitu tingkat literasinya masih lemah dan menempati peringkat bawah didunia. Didalam budaya literasi itu sangat perlu yang namanya skills itu dikembangkan dalam setiap harinya, dan proses literasi ini tentunya melalui proses pembelajaran atau proses belajar mengajar, dan makna dari literasi ini adalah untuk mengembangkan semua skills yang ada pada diri seseorang tersebut. Tujuan dari adanya literasi adalah untuk mengetahui sejauh mana titik tolak ukurseseorang dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Budaya dinegara indonesia ini berbeda-beda suku bangsa, agama, ras, dan juga tradisinya berbeda-beda. Ada yang beragama islam, kristen, hindhu, budha, dan konghucu. Adatnya juga berbeda-beda ada yang adat jawa, sunda, batak, dll. Bermacam-macam budaya-budaya dinegara indonesia ini. Oleh karena itu, tujuan dari literasi ini sangat penting, karena untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Dizama sekarang ini adalah zaman modern, tentunya skills literasi saja tidak cukup di zaman yang modern ini, dan dizaman yang modern ini perlu yang namanya skills yang lain selain literasi. Yaitu kemampuan berbicara, gaya bahasa atau tutur kata, dan alat-alat media lainnya. Saat ini, kurikulum pembelajaran di negara indonesia ditingkatkan. Pada waktu itu kurikulum 2006 akan tetapi sekarang menjadi kurikulum 2013. Sekarang ini pendidikan bertambah meningkat dalam bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab, dan tentunya kemampuan literasi baik bahasa Inggris maupun bahasa Arab perlu yang namanya untuk ditingkatkan. Sebenarnya, mengajarkan literasi kepada peserta didik adalah menjadikan para peserta didik yang bebas dari buta huruf dalam hal literasi. Memang literasi saja tidak cukup dalam hal pendidikan saat ini. Perlumemiliki skills yang lainnya seperti kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan. Skills ini juga mereproduksi ilmu pengetahuan. Masyarakat pada umumnya dengan mempelajari literasi saja beranggapan sudah cukup, akan tetapi tidak dalam mempelajari literasi saja tidak cukup harus yang namanya mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan yang lainnya selain hal literasi atau budaya membaca dan menulis. Bahasa, kini menjadi hal yang fenomenal dan luar biasa. Bahasa menjadikan nilai-nilai komunikasi yang bagus dan akurat lau berualitas bukan hanya itu saja akan tetapi juga bahasa menjadikan kemampuan bahasa menjadi meningkat dan ada kemajuan tentunya. Menekankan nilai-nilai komunikasi adalah menjadi masa-masa saat ini dimana bahasa sangat luas maknanya dalam meningkatkan literasi. Perubahan literasi dari masa ke masa semakin maju dan meningkat, kemampuan budaya membaca dan menulis pun semakin meningkat dari masa ke masa. Budaya membaca dan menulis adalah budaya yang harus dikembangkan, karena saat ini kita sangat butuh yang namanya literasi didalam kehidupan. Membaca dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentunya dan begitu juga dengan menulis, dengan menulis otak kita akan berfikir dan menemukan beberapa ide-ide yang bagus dan cemerlang yang ada didalam fikiran kita, dengan menulis otak kita tidak akan beku karena otak kita berfikir. Memang dinegar kita ini yaitu indonesia masih lemah dalam hal literasi, akan tetapi budaya literasi menjadi suatu ttik tolak ukur untuk kemajuan bangsa ndan negara indonesia, Sangat perlu untuk dipelajari budaya literasi ini, karena budaya literasi ini sangat penting untuk semua orang, khususnya para pelajar dan juga para mahasiswa tentunya. Dalam pengetahuan literasi, perlu yang namanya sistem bahasa karena didalam setiap sistem bahasa itu mengandung makna. Bukan hanya itu saja, akan tetapi juga persamaan dan perbedaan bahasa omongan atau bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa omongan atau bahasa lisan perlu dicermati begitu juga dengan bahsa tulis perlu juga dicermati dan juga dipraktikkan. Macam-macam ragam bahasa literasi yaitu agama, pekerjaan, status sosial, dan sebagainya. Lalu, setelah itu budaya literasi juga memerlukan ilmu pengetahuan dan skills. Ilmu-ilmu pengetahuan harus digalih sejak dini, karena untuk membangun makna dan juga mengevaluasi budaya literasi. Kemudian, kini menjadi trend perbincangan budaya literasi ini diseluruh dunia, dan strategi dalm proses pembelajaran budaya literasi ini meningkat dari masa ke masanya. Belajar atau mempelajari budaya literasi, perlu memerlukan yang namanya pengetahuan ikhwal dan juga adanya aturan-aturan dan norma-norma dalam melakukan budaya literasi ini perlu memperhatikan sejumlah kelompok suku bangsa, budaya, ras, agama, keluarga, dan sekolah. Tahapan-tahapan gtersebut adalah tahapan-tahapan dalam mempelajari budaya literasinya. Dalam proses pembelajaran, tentunya ada empat keterampilan dalam berbahasa yaitu adalah membaca, menyimak atau mendengarkan, menulis, dan berbicara. Akan tetapi, entah mengapa budaya literasi saa t ini sangat susah atau maksudnya adalah sudah tidak dipelajari kembali. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan budaya literasi ini tidak dipelajari, sehingga budaya literasi ini kurang begitu dikenal dikalangan masyarakat saat ini. Apakah karena faktor sulit, sehingga para pendidik maupun para peserta didik tidak mau mempelajari yang namanya budya literasi atau budaya membaca dan menulis. Mungkin juga, pengajaran bahasa selama ini tidak mengajarkan yang namanya budaya literasi (budaya membaca dan menulis). Jadi, Kesimpulannya adalah budaya literasi adalah budaya membaca dan menulis. Dalam kemampuan membaca dan menulis, kemampuan budaya literasi ini perlu dipelajari dan juga perlu dikembangkan dikalangan masyarakat saat ini. Karena keterampilan-keterampilan itu bukan hanya membaca dan menulis saja, akan tetapi juga keterampilan-ketempilan yang lainnya yaitu keterampilan-keterampilan menyimak atau mendengarkan, dan kemampuan berbicar juga tentunya. Orang yang berpendidikan tinggi pastinya akan mempunyai budaya literasi yang tinggi juga, begitu juga sebaliknya, yang pendidikan rendah akan punya literasi rendah.

Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment