Chapter Review : Tetap Literasi



Tetap Literasi
(By : Alfiniya FR)


            Literasi merupakan kata yang sering didengar sekarang-sekarang ini, walau begitu, masih banyak orang yang belum paham benar arti katanya. Literasi atau kemampuan baaca-tulis seharusnya tidak hanya diucap dan didengar saja, melainkan jauh lebih baik dipraktikan. Populernya kata ini salah saatunya disebabkan boleh melihat kenyataan bahwa literasi di Indonesia sangatlah rendah jika dibanding negara lain, berbanding terbalik dengan jumlah penduduknyayang hanya seper sepuluh dari tingkat literasinya.
            Literasi merupakan salah satu cara bangsa Indonesia untuk menunjukan bahwa pengetahuan Indonesuia pun dapat diperhitungkan. Sayang, hanya sedikit orang yang berpartisipasi dalam hal ini, selebihnya hanya menonton dan menikmati hasil karya saja, walau begitu banya dari mereka yang sudah pendidikan tingkat tinggin . Entah apaa yang mereka pikir dan rasakan denagn realita ini.
Dari kenyataan ini, tidak heran lagi jika Indonesia akan mudah sekali tertinggal pendidikannya dari negara lain. Tidak hanya penfetahuan dan pendidikan saja, Indonesia juga akan mudah dikelabuhi, peralat dijadikan konsumen untuk negara lain dan mereka pun mau dijadikan seperti itu. Contohnya sajabanyak TKI Indonesia yang bekerja rendah, bangga dengan produk lua yang dikatakan lebih baik kualitas mutunya daripada produk dalam dan lain sbagainya. Smua dampak dari rendahnya literasi di Indonesia akan merugikan sendirinya, sampai produk dalam  negri pun tidak banyak konsumennya, karena memang banyak yang dikatakan produknya kurang berkualitas. Walau dengan conth saja Indonesia suadah mengetahuinya, tapi tetap mereka enggan untuk memmerbaiki fakta ini enga ber literasi. Padahal literasi pun tidak harus tiba-tibadan dengan tahapan yang dapat membantu mewujudkannya.
Denagn sudah adanya fakta ini, maka literasi Indonesia harus lebih ditingkatkan pada generasi yang akan datang, mereka generasi masa kini sedikit yang bisa diandalkan. Oleh karenanyadi pendodikan dasar siswa dapat diajarkan untuk nanti mereka berliterasi. Seperyi mereka diajarkan komunikasi dengan baik, dikenalkan denagn bahasa baku, Bahasa Inggris,  karena di samping mereka masih kental denagn baghasa ibu, zaman sekarang ini siswa sekolah dasar juga sudah banyak menggunakn bahasa yang kurang sopan. Penggunaan bahasa yang dinilai kurang sopan bagi siswa pengaruh dari budaya asing dan ini merupakan kendala lagi untuk mempopulerkan literasi.
Tidak mudah memang mengenalkan literasi di era sekarang ini yang budaya Indonesian nya sudah terkikis. Pelaku utama sasaran literasi adalaah siswa. Dan siswa saja sulit untuk diarahkan, dari itun tangan kreatif guru yang akan melawannya. Bisa saja denagn cara mengenalkan sebuah cerita yang yang disampaikan lebih menarik pada siswanya, mengenlkan puisi dengan nada, gerakan dan bahasa sastrea nya mengenalkan cerpen dengan tanda bacanya, mengenalkan drama dengan dialog dan ceritannya dan membuat organisasi jurnalis juga salah satunya dan banyak hal lainnya yang dapat membuat siswa tertarik denagn terlibat di dalamnya. Hal ini sedikit membuat siswa meningkatkan literasinya, siswa akan mengetaui ceria denagn denagn  tanda baaca yang baik yang kemudian dituangkan dalam tulisan. Hasil litersi dari siswa dapt memotivasi orang-oranga yang sudah seharusnya mereka lakukan ini tapi malas mengerjakn nya.
Dari kasus dia atas, siswa saja sudah mampu berliterasi ala mereka, hanya tingggal sedikit polesan saja kaere mereka sudah mempunyai kemauan. Unutuk itu diperlukan lagi hubungan guru dan siswa denagn baik agar dapat termotivasi untuk membuat karya-karya alainya, dengan bimbingan guru yang profesional, peduli, malka siswa pun akan giat belajar menbulis, mendengar, berbicara, membacayang semua akan dikemas oleh tanagn guru yang kreatifdan menghasilkan karya kecil baru. Tingkat literasi Indonesia pun akan sedikit meningkat jika gurunya dapat demikian.
Gurunyang melakukan hal ini nadalah guruynag mempunyai kesadaran dan prifesional tinggi. Kemauanya untuk memperbaiki literasi Indonesiaakan lebih baik lagi untuk meyakinlkan siswanya tidak ada yang men agalahkan hasil karyanya.. menagdakan lomba salah satunuya, selain berlomba memcari dan menjadi yang terbaik siswa juga dapat termotivasi untuk serius membuat karyanya. Ini merupakn kesempatan baik untuk tingkakan literasi.
Setelah melihat ke tingkat yang rendah, dari siswa yang membuat karya non-akademik, maka dari tingkatan mahasiswa mencoba membuat karya akademik denagn tahapan-tahapannya yang berbeda dari tingkatan siswa. Mahasiswa sudah dikatakan sudah dapat menulis akademik. Karya tulis akademik memang lebih sulit dibanding karya tulis yamng non-akademik. Jika karya non-akademik hanya menulis dari imajinasi dan bahasanya pun tidak terfokus pada bahasa baku, maka karya tulis akaemik menulis dengan pengetahuan, data yang benar, bahasa yang baik untuk kalanagn apapun, tanda bacajuga jelas. Untuk itu perlu keseriusan dalam melakukannya dan itu denagn waktu yang tidak sebentar.
Literasin adalah modal awalnya, karena dengan injakan mencakup seluruh asper untuk terciptanya karya tulis akademik. Literasi itu harus dapaat mengetahui, memahami, menganalisis, dan menggunakn text dengan baik, kritis, nyataa dan bermakna. Telah diketahui bahwa literasi di Indonesia sangat jauh tertinggal , ketertinggalan ini tidak menyebabkan penduduknya sadrar akan hal ini, akan tetapi banyak yang bermalas-malasan, banyak yang berhenti sekolahkarna menurutnya sekolah hanya menghabiskan uang dan memilih untuk bejerja. Fakta dari Indonesia masihmau dipekerjakn negara lain dan mereka dibutakan oleh hasilnya.
Aspek akademik yang sudah disebutkan sebelumnya akan mudah dikuasai atas dasar motivasinya. Literasi yang kuat pandangannya denagnh bahasa juga merupakn cara yang sedikit mudah untuk berkarya, karena sesungguhnya bahasa merupakan hal yang biasa diginakan dalm keseharian. Untuk itu bahasa sudah tidaka ada kendala nkarena ruang linkupnya masih lokal atau sekitaran Indonesia, jika akan diterbitkan di negara luar maka perlu di fasihkan Bahasa Inggris nya agar tidak dikucilkan karyanya karena bahasa walaupun isinya sudah baik.
Mahasiswa yang literat merupakan orang yang mampu melakukan apapun, selalu saja mempunyai jalan keluarnya. Mahasiswa yang mempunyai pengetahuan luas namun aplikasi Bahasa Indonesia dan Inggris nya belum lancar benar, maka orang literat pasti tahu caranya, seperti menggunakan bahasa yang baku namun belum populer majka ia bisa mempopulerkannya, ia juga bisa mempublish karya nya di berbagai media seperti koran, majalah, blog  sebelum dibukukan. Ini merupakn cara yang menurutnya akan ditunggu karya lainya oleh pembaca.
Selain orang literat yang mempunyai ide, mahasiswa lain pun dapat membuat karya tuis denagn caranya. Seperti meluapkan bakat bekal bahasa yang ketika ia kecil dituangkan lagi dalam karya tulis non-akademik misalnya. Ini salah satu manfaat penanaman literasi sejak dini, selain mampu membuat karya non-akademik karya akademik pun bisa ia karyakan, ini merupakan literasi yang sesungguhnya. Dilatih, dicoba, dibuat, dilomba lalu diterbitkan agar literasinya berkualitas tinggi, maka pendidikan pun harus tinggipual tidak lagi menjadi buruh di negara luar.
Setelah literasi dapat sedikit teruaraidenagn mata rantainya, saat ini sarjana juga dapat menigkatkan literasinya tidak hanya dengan baca ulis tapi juga denagn kepintaran hitungannya. Ketermpilan ini masih sama jauh denagn literasi dan denagn ini keduanya harus berdampingan sejajar, dapat pual diaplikasiakn dalam data hitung dalam tulisan. Untuk itu kecocokan bahas adengan data angka sebisa mungkin harus dikuasai keduanya. Lalau diterbitkan denagn bahasa yang fasih walau lewat media apapun.
Mahasiswa sudah dikenalkan literasi ketika mereka masih status siswa, namun dosennya ada yang belum berliterasi. Dosen yang pendidikannya tinggi ternyata masih tidak haus literasi. Iini juga merupakn pemicu rendahnya literasi. Dosen yang baik pasti kan mengajak siswanya berliterasi bersama membuat karya tulis agar ada peningakatan literasi di Indonesia. Sebenarnaya solusi baik nya seperti menugaskan siswanya membuat karya tulis dengan cara literasi. Denagn kerjasama seperti ini maka terbitan buku atau karrya tulis pun akan berlipat ganda jika keduanya sadar akan realita literasi Indonesia.
Kasus literasi di Indonesa darii siswa hingga dosen sudah dijabarkan masalahnya.denagn siswa ciptakn karya non-akademik dengan sastranya, mahasiswa ciptakan karya tulis dengan tugas dan survey, dan dosen berliterasi dengan penelitian. Ketiganya saling butuh membutuhkan. Literasi pun kini dapat berpindah peringkat jika kenyataannya seperti ini.
Literasi harus pula didukung oleh target utamnya. Untuk itu harus memiliki pengetahuan banyak, keterampilan olah bahasa, ketermpilan hitung yang semuanya harus dibangun denagn literasi yang baik yang akan ciptakan penulis yang cerdas, terdidik, berliterasi, dan dapat memfungsikan keseluruhannya menjadi satu yaitu karya tulis.
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment