Pertemua
Penuh Makna
Waktu
begitu cepat beranjak, tak terasa liburan telah usai kini datang masa penuh
cerita. Dimana aku akan memasuki dunia yang penuh dengan warna. Tak sabar aku
menunggu pertemuan penuh keriduan ini, yang telah menggebu-gebu. Hujan yang
mengguyur kota tercintaku. Bahkan sampai
meredam sekelilingku rumahku, tak membuatku gentar untuk tetap maju mencari
ilmu. Inilah kisah pertamaku masuk kuliah wriring and composition 4 bersama Mr.
Elbi.
Terdengar
begitu jelas gemercik air mengetuk atap rumahku, rupanya hujan tak kunjung
henti. Ku coba untuk bersabar menunggu redanya hujan. Tak beberapa lama, suara
germercik air sudah tak terdengar lagi di telinga. Ku pun menengok kearah
jendela, terlihat jelas matahari mulai menerobos awan hitam. Mega-mega pun
mulai menampakkan dirinya. Aku juga tak mau kalah, ku beranjak dari rumah
menuju kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Hari
ini hari spesial, dimana hari ini adalah hari pertama aku mulai aktif kuliah
lagi. Diperjalanan aku membayangkan betapa serunya berjumpa kembali dengan
sohab-sobatku. Tak sabar rasanya ingin segera sampai dikampus tercinta. Rupanya
rindu ini tak tertahan lagi dalam dada. Jantung ini berdetak tak terkendali dan
hati ini menuntut bertemu. Mereka disana
juga merasakan hal yang sama. Itu semua terlihat dari pesan yang mereka
kirimkan kepadaku.
Tiba
sudah aku dikampus, terlihat orang berlalu-lalang disekitar kampus. Awalnya aku
berfikir didalamnya juga pasti sama, tapi ternyata tidak. Kulihat hanya sedikit
anak yang ada didalam kampus. Yah, aku
berfikir mungkin karena masih terlalu pagi. Sebenarnya aku sengaja berangkat
lebih cepat agar tidak sampai telambat. Telah ku niatkan jauh-jauh hari
sebelumnya, pertemuan pertama berikan kesan yang bermakna. Ini adalah usaha dan
misiku disemester ini.
Ku
terkejut tak kepayang, mendengar kabar dari tetangga kelas kalau jadwal kita
ketuker. Kekecewaan membawa bahagia itulah yang ku rasakan saat itu. Bukan
apa-apa di semester kemarin aku sering banget telat. Al hasil aku tidak boleh
mengikuti UAS di Mata Kuliah Phonology. Move dari masalah itu, sekarang tekatku
sudah bulat. Aku takkan pernah berhenti apalagi menyerah dimata kuliah Pak
Lala. Apapun hasilnya nanti, tak mengecilkan tekatku untuk maju. Kegagalan
kemarin adalah senjata tangguh yang membentengiku dalam jumpaku dengan Pak Lala
disemester.
Kabar
itu pun menghembus di uadara sampai ketelinnga mahasiswa PBI.A/4. Rasa kecewa,
bahagia, senang, dan sedih terlihat diwajah mereka. Tak ambil fikir masalah itu
dengan penuh percaya diri kami naik ke lantai 2 menuju ruang 44. Sembari
berjalan ke atas aku mencoba untuk menerawang, takku lihat adanya sosok Pak
Lala. Kemudian aku duduk dan mempersiapkan alat tulis. Sembari menunggu
kedatangan Pak Lala, aku melewati waktu dengan mengobrol dengan teman bangku
sebelahku.
Mata
mengarah kearah jarum jam yang melekat ditangan ku. Jarum jam sudah melewati
angka 6, tapi belum terdengar tanda-tanda Pak Lala datang. Kursi-kursi yang
awalnya tak berpenghuni kini telah terisi hampir penuh oleh mahasiswa PBI.A.
Bak laser mataku begitu cepat melesat kearah pintu seperti merasakan kedatangan
sosok yang ditunggu. Akhirnya yang ditunngu datang juga, bukan Pak Lala kalau
beliau tidak bisa tampil perfect dimata para mahasiswa.
Keliahaiannya
dalam membawakan materi, walaupun hanya sekeadar pengenalan tapi suaranya mampu
mengikat para pendengarnya. Akupun tersirap olehnya, tercengah aku dibuatnya
“Kontrak Belajar” itu adalah topik pembahasanya. Pak Lala menerapkan
schedulenya disyllabus dihalaman pertamanya. Wow betapa seru dan menantang
jalan yang akan ditempuh oleh Beliau. Aktifitas yang padat telah menunggu
Beliau di tahun ini. Semua aktifitas itu akan dijalaninya dalam kurun waktu
yang berurutan dan bertempat didalam maupun diluar Negeri.
Otakku
tak mampu menerawang, bagaimana Pak Lala dapat melewati schudulenya dalam kurun
waktu yang sangat berurutan. Belanjut, Pak Lala juga sempat menyinggung masalah
nilai mata kuliah Phonology disemester kemarin. Astagfifullah kelas kita
mendapati nilai pertama dari deretan terbawah. Ketidak kompakkan dalam
melangkah, membuat kita dudduk dalam posisi terbawah. Terpukul dan sungguh
memprihatinkan tapi kita tak mau berlarut-larut dalam kesedihan. Ini bukan
akhir melainkan titk awal dari sebuah keberhasilan atau kemenangan. kini
saatnya kita bergandeng tangan menggapai cita.
Materi
writing disemester 3 juga ikut disinggung dalam pertemuan pertama ini.
Tujuannya mengingat sekaligus mempelajari kembali materi yang sudah diajari
tentunya lebih dalam lagi. Kami juga sudah siap menggali dan menerimailmu yang
akan Pak Lala beri. Pak Lala juga memberi kami tantangan untuk menulis lebih
keras lebih banyak lagi dari kemaren, sekaligus mengekspos apapun yang kami
tulis ke blog. Itu adalah tantangan yang harus kami di semester ini.
Pak
Lala ya, Pak Lala seperti biasa, seperti semester-semester sebelumnya Beliau
selalu menpersiapakan untuk kita tinjau atau review. Dimana Pak Lala mengambil
buku penggarang karya Pak Chaedar, tokoh penulis yang sudah tidak asing lagi
bagi kita. Namanya pun telah melegenda dikalangan perbukuan. Disini kita akan membedakan
dua pendapat atau lebih. Tentunya mereka adalah tokoh-tokor penulis ternama,
yang sama-sama kuat dan digabungkan lalu di tuangkan kedalam bahasa sendiri.
Beliau
juga menerangkan beberapa slide dalam power points yang dibuatnya. Dalam buku
Hyland tahun 2003 mengemukakan pokok-pokok dalam menulis ada 4 kursus.belajar
bagaimana menulis dalam bahasa kedua adalah salah satu aspek yang paling
menantang dalam pembelajaan bahasa kedua (Hyland 2003). Disini kita dituntut dalam
kreatifitasan darai pembelajan bahasa kedua. Kedua seseorang mampu menulis dengan
bahasa kedua dan benar, berarti dia mampu mengatasi tantangan.
Bagi
mereka berbahasa Inggris sebagai bahasa pertaman, kemampuan yang mampu untuk
menulis secara efectif adalah sesuatu yang membutuhkan exensive dan khusus intruksi (Hyland 2003).
Dinegara-negara lain, bahasa Inggris seabagai bahasa pertama, sedangkan
dinegara kita bahasa Inggris masih menduduki bahasa kedua. Itu membuat kita
lemah dalam keeftifan dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu kita masih sukar
sekali dalam membangun bahasa Inggris.
Pak
Lala juga memberikan tantangan kita saat ini. Meneliti bagaiman teori-teori
penulisan dan pengajara menulis berkembang. Sifat penulisan yang baik, sifat
teks yang bergaya dan bagaimana mereka mencerminkan penggunaan dalam komunitas
tantangan tertentu. Hubungan antara menulis pertama dan kedua bahasa. Bagaimana
kurikulum dapat dikembangkan untuk khusus menulis. Pengembangan bahan ajar
untuk kelas menulis.
Pengembangan
komputer dalam menulis intruksi dan pendekatan untuk umpan baik dan penilaian.
Itu adalah PR dalam yang membudayakan, budaya menulis sejak sekarang. Agar
tertanam untuk jiwauntuk ingin selalu menulis dalam kondisi maupun dalam
keadaan apapun. Membiasakan menulis dari dini akan membangun budaya menulis yang baik dan berkualitas. Tentunya dengan
aturan dan pola yang benar.
Harapan
Pak Lala juga dituangkan dalam power pointsadalah kejujuran untuk membantu Guru
menjadai Guru menulis. Seseorang Guru yang efektif adalah salah satu yang dapat
membuat pilihan informasi tentang metode, material dan prosedur untuk digunakan
dalam kelas didasarkan pada pemahaman jelas tentang sikap saat ini dan praktik
dalam prosesnya. Seorang Guru yang kuat adalah seorang Guru reflektif,
rekleftik membutuhkan pengetahuan untuk berhubungan kegiatan untuk penilaian
dan teori yang relavan.
Disini
Pak Lala mengharapkan kita untuk bisa menulis damn membuat orang lain mau
menulis. Dijelaskan juga diatas seorang Guru yang efektif adalah yang mampu
memberikan informasi. Seorang Guru yang mampu membangun budaya menulis kepada
muridnya berarti dia adalah Guru yang efektif dan mampu memotivasi muridnya.
Sebagai
pengingat sederhana, menulis melibatkan dalam mengubah keterampilan dan
pengetahuan tentang teks, konteks dalam membaca. Seperti kerajinan apapun,
menulis baik dengan praktik. Bahasa pertama anda (L1) adalah dasar untuk bahasa
kedua (L2). Berarti disini kita dituntut terampil dalam menulis kita juga harus
membaca terlebih dahulu sebuah teks atau artikel. Agar bisa kita kembangkan
dalam bahasa kita sendiri.
Pengajaran
menulis meliputi L2. Struktur bahasa, fungsi teks, tema atau topik, ekpresi,
proses menulis, isi, dan gaya serta konteks penulisan. Itulah yang meliputi
bahasa kedua atau yang biasa disebut L2. Ketika kita mau mempelajari sesuatu,
apaun itu. Maka kita harus bersungguh-sungguh dalam melakukannya. Karena hasil
yang maksimal (memuaskan) atau tercapai dengan usaha yang maksimal atau
sungguh-sungguh dan tentunya atas kehendak Allah.
Disemester
4 ini, terutama dalam mata kuliah writing and composition 4. Kita benar-benar
dituntut untuk lebih bekerja keras lagi. Kita juga harus bisa menulis dengan
bahasa kedua, tentunya dengan tulisan yang baik. Itu semua adalah tantangan
yang diberikan Mr. Elbi pada kita harus bisa menyelesaikannya.
Kesimpulan
Bagaimana cara kita dalam membangun
budaya menulis. Bukan hanya bisa menulis tapi mampu membuat orang untuk mau
menulis. Adapun harapan Mr. Elbi pada kita adalah jujur atau kejujuran. Jujur
disini dalam artian dapat membantu Guru menjadi Guru penulis. Mampu mengelola
informasi, materi-materi dan efektif.
Sebuah pengingat sederhana, menulis melibatkan
dalam mengubah keterampilan, dan pengetahuan tentang sebuah teks. Seperti
keterampilan apapun dalam menulis baik dengan praktik. Bahasa pertama adalah L1
dasar untuk bahasa kedua L2. Pengajaran menulis meliputi L2. Struktur bahasa, fungsi teks, tema atau taufik ekpresi
kreatif. Proses menulis, isi, dan gaya bahasa serta konteks penulisan.