Cahaya Cinta yang Perlahan
Menyilaukan
Oleh Hadi Wibowo
Keluh keringat dan sapuan angin
sejuk menyapa pagi yang indah di hari senin ini. Pertemuan kedua mata kuliah
writing and composition 4 ini menggoreskan banyak kenangan di lembaran
perjalanan kehidupan kulia saya. Mr. Lala Bumela sebagai dosen pengampu mata
kuliah ini mengajarkan saya banyak pengetahuan baru yang akan mengubah dunia
baca-tulis saya.
Di pertemuan kedua ini banyak hal
yang harus diperbaiki. Terutama dari class review, banyak hal yang harus
diperhatikan karena mulai dari sekarang Class Review tidak hanya menampung
curhatan kita saja melainkan materi yang harus kita perdalam lebih lanjut.
Seperti halnya di pertemuan sebelumnya yang membahas tentang teks, konteks dan
pembaca yang mempunyai hubungan internal. Sedangkan untuk Appetizer Essay, kata
kenyang mungkin bisa menggambarkan
bagaimana perasaan kita saat meracik Essay yang satu ini. Tiga artikel dari
para penulis terkenal itu mampu membuat kita melek mengenai keadaan pendidikan di Indonesia sekarang.
Pembahasan di pertemuan kedua ini
mengenai rahasia dari Academic Writing. Menulis untuk kepentingan akademik
memerlukan beberapa hal yang harus diperhatikan. Berikut beberapa kriterianya:
·
Formal:
Menggunakan kata-kata yang baku dan tata-bahasa yang benar,
·
Impersonal:
Bersifat public, karena untuk dipublikasikan untuk masyarakat luas,
·
Evidence Based:
Nyata, berdasarkan bukti dari kejadian dan fakta yang ada, bukan
mengarang-ngarang,
·
Objective: Tidak
bersifat subjektif, atau mementingkan suatu golongan saja,
·
Systematic:
Mengikuti sistematik yang tepat, tidak mengacak atau ujug-ujug kesimpulan,
·
Analytical: Data
yang data dihasilkan berdasarkan analisis yang benar, bukan asal caplok saja
tanpa tujuan yang jelas.
Untuk dapat menguasai Academic Writing, kita juga harus menguasai
Critical Writing. Untuk dapat menguasainya kita harus bisa meneliti dengan
cermat teks atau bacaan yang kita dapat. Apa saja informasi yang bisa kita
dapat, kenapa itu bisa terjadi dan bagaimana hal itu bisa terjadi harus kita
perhatikan dengan cermat. Tidak hanya sampai di situ tapi kita juga harus
mencari teks lain yang mempunyai teks yang kita dapat, sehingga akan banyak
referensi yang ada untuk memperkuat teori kita. Tak lupa dengan menggunakan
banyak Point of View maka akan mempertajam pertunjukan menulis kita.
Menulis memang pekerjaan
menyenangkan dan mengerikan juga. Misteri dalam menulis masih banyak yang harus
kita kuak sehingga akan terlihat cahaya cintanya. Namun sebenarnya apakah makna
dari menulis itu?
·
Menulis adalah
sebuah cara untuk mengetahui sesuatu. Yaitu bagaimana cara kita menganalisa
sebuah teks, mengkritisinya dan kemudian mengambil informasi yang ada.
·
Menulis adalah
sebuah cara untuk mempresentasikan kembali sesuatu. Bagaimana cara kita mentransformasikan
ide kita ke dalam bentuk lain, dan menyajikannya kepada orang lain.
·
Menulis adalah
sebuah cara untuk memproduksi kembali sesuatu. Bukan hanya untuk memproduksi
kembali tapi untuk membuat sesuatu yang belum pernah dijamah oleh orang lain
sebelumnya.
Untuk dapat menulis dengan baik,
kita juga harus mengetahui apa yang akan kita tulis nanti. Berangkat dari
informasi yang kita gali dari teks yang ada, lalu kita olah informasi tersebut
sehingga menjadi pengetahuan yang bermakna. Dimulai pengetahuan tersebut maka
kita akan mendapatkan sebuah pengalaman yang aka mengantarkan kita untuk
menciptakan tulisan yang baru. Ada hubungan yang menarik antara teks, konteks
dan pembaca. Berikut diantaranya:
1.
Teks
Hubungan antara pembaca dan teks memegang kunci
penting atas terciptanya karya ilmiah yang baik. Pembaca dengan membaca teks
dapat menyerap isinya dan memproduksi ulang teks yang baru. Pembaca tersebut
telah menjadi penulis dan membuat teks yang baru, dan secara tidak langsung
teks juga memproduksi pembaca.
2. Konteks
Posisi konteks itu sangatlah vital. Dalam suatu teks
maka konteks ini dianggap sebagai asisten dari teks karena posisinya layaknya
perangko yang menempel terus di dalam teks karena tidak mungkin ada teks jika
tidak ada sebuah konteks. Konteks dianggap seperti background dari sebuah teks,
ketika mencari sesuatu pengertian dalam suatu teks, maka harus melihat terlebih
dahulu konteksnya. Sebuah konteks di dalam sebuah teks layaknya susuan puzzle
yang saling berkaitan satu sama lain yang saling tambal menambal satu sama
lain, jika konteks itu tidak ada, maka itu dinamakan bukan sebuah teks.
3. Pembaca
Pembaca merupakan unsur yang sangat erat dikaitkan
dengan sebuah teks. Ketepatan membaca dalam menganalisis sebuah teks menjadi
nilai tersendiri karena ketika pembaca yang tidak mampu menangkap suatu maksud
yang ingin disampaikan oleh sebuah teks maka yang terjadi adalah kesalah
pahaman di antara teks dan pembaca.
Dengan ini maka dapat kita simpulkan
bahwa penulisan karya ilmiah membutuhkan kemampuan Critical Writing. Dengan
menguasai dan memahami makna dari tulisan yang akan kita buat, maka kita akan
dapat dengan mudah menentukan dan menulis dengan mudah. Sehingga akan kita
temukan cahaya cinta dari menulis yang perlahan menyilaukan.