Class Review 2 : Membaca atau Tidak Menulis Sama Sekali!

Membaca atau Tidak Menulis Sama Sekali!
Author: Ida Fauziyah


Kembali bertemu dengan senin pagi. Kembali juga bertemu dengan Writing 4 berama Mr. Lala. Pada semester 4, hari senin merupakan hari “crucial” bagi kami. Tentu saja karena ada Mr. Lala dengan writing 4 nya.
Minggu ini merupakan minggu kedua kami bersama Writing 4. Pada pertemuan kedua ini kami membhas banyak hal. Pembahasan pertama mengenai tugas kami sebelunya yaitu mengenai “literasi”. Baru setelah itu Mr. Lala menjelaskan tentang beberapa pendapat para ahli bahasa mengenai teks, konteks, penulis, pembaca dan makna.

Hyland mengatakan “menulis adalah suatu latihan berdasarkan harapan: kesempatan pembaca untuk menterjemahkan tujuan dari penulis. Jika mendapati kesulitan untuk mengantisipasi apa yang pembaca harapkan berdasarkan teks sebelumnya yang telah dia bacadengan jenis atau tipe yang sama”. (Hyland 2004:4)
Where language to saussure was a system which itself defined its meanings, Barthes saw the role of the people who practised linguistoc activity as also being central i the formation of meanings. (Lehtonen 2000:74 on Barthes)
Barthes did indeed declare “The death of the author” simultaneously signifying “The birth of the reader”. The reader ascended to the nucleus of the formatin of meaning and reading became the place where meanings belonged.
Dalam bukunya yang berjudul “The Cultural Analysis of Texts”, Lehtonen banyak mengungkapkan tentang text, context, writer, reader, meaning serta hubungan antara mereka.
ü  Text
Untuk mempelajari sebuah teks dari dua sudut yaitu secara fisik dan materi semiotik. Berkenaan dengan fisik, kita dapat mengetahui bahwa teks adalah artefak yang komunikatif,dengan kata lain, instrumen manusia yang dihasilkan dari komunikasi. Sebagai artefak, teks dihasilkan melalui bantuan dari berbagai teknologi. Bentuk-bentuk teks mencerminkan sifat teks tersebut.
Berkenaan dengan materi semiotik, teks dapat berupa tulisan, pidato, gambar, musik atau simbol lain. Titik paling penting adalah bahwa teks-teks terorganisir dan ada kombinasi simbolis relatif padat yang tampaknya agak jelas. Dalam segala bentuknya, teks ditandai dengan tiga ciri, yaitu:
1.      Materialitas
2.      Hubungan formal, dan
3.      Kebermaknaan
ü  Context
Dalam pemikiran tradisional tentang teks dan konteks, konteks dilihat sebagai “latar belakang yang terpisah dari teks, yang dalam peran jenis tertentu merupakan informasi tambahan yang bisa jadi bantuan dalam memahami teks tersebut.
Konteks dapat berarti (tergantung pada konteks) seperti berbagai hal yang samar hati. Konteks teks dapat berupa misalnya struktur global sosial tertentu, situasi langsung, atau co-text dari teks. Konteks mencakup semua faktor-faktor seperti penulis, dan pembaca membawa ke dalam proses pembentukan makna.
Menurut Cook, konteks cukup praktis yaitu “faktor eksternal untuk teks” (situasi, pembaca dan fungsi ditujuak untuk teks) yang sangat ditampilkan.
ü  Writers
Menurut Barthes, penulis bukanlah agen yang benar-benar bebas dalam menciptakan makna. Sebagai penulis yang beroperasi dalam bahasa, kegiatannya diatur oleh batas-batas bahasa, tekstual pendahulu, sastra dan konvensi lainnya yang bukan buatan sendiri. Arus waktu terakhir juga penting. Semua fator ini menentukan batas-batas para penulis untuk menulis dan memimpinnya ke arah tertentu. Penulis, kemudian, merupakan sosok yang ada bersama tulisan bahkan mengambil bentuk di dalamnya, bukan mendahuluinya.
ü  Readers
Menurut Lehtonen, teks dan pembaca tidak pernah ada secara independen satu sama lain, tetapi sebenarnya menghasilkan satu sama lain. Teks tidak semiotically ada tanpa pembaca, akan tetapi, tidak akan ada pembaca tanpa adanya teks.
Membaca dapat menjadi berbagai macam kegiatan. Seorang pembaca dapat membaca kata demi kata atau melompat bolak-balik dalam teks seuai keinginannya. Seorang pembaca dapat memikirkan untuk menghubungkan teks dengan kejadian yang terjadi dalam kehidupannya atau mencari kumpulan kata-kata tertentu di dalamnya. Masing-masing cara membaca tersebut menghasilkan makna yang berbeda.
ü  Meaning
Pengorganisasian dunia makna menafsirkan kehidupan makna-maknsa tersebut. Makna adalah sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Makna juga merupakan sesuatu yang didapat atau diciptakan oleh pembaca dari teks.
(Lehtonen 2000 on Roland Barthes) pembentukan makna dalam interaksi tanda-tanda dan pembaca (saya menggunakan kata “pembaca” sebagai arti luas sebagai dunia “teks”: “pembaca” adalah orang yang membentuk makna dari teks dalam berbagai bentuk).
Barthes juga menjelaskan bahwa interaksi yang tercipta ketika tanda bertemu pengalaman dan suber daya budaya penggunanya dengan konotasi istilah. Meurutnya, teks linguistik yang produktif adalah di mana produsen teks (penulis) dan pembaca bertemu satu sama lain.
(Lehtonen 2000:13) dari sudut pandang kedua, teks-teks memiliki signifikasi dalam pembentukan makna. Mereka berusaha untuk memposisikan pembaca mereka dalam berbagai cara, yang pembaca dapat menerima atau menolak.
Sebenarnya, sebuah teks yang telah ditulis oleh penulisnya tidak lain adalah sesuatu yang mati. Teks tersebut aka hidup kembali apabila ada yang menghidupkannya, yaitu pembaca. Pembaca menciptaka makna yang terkubur dalam  teks tersebut. Jadi, hubungan antara teks, konteks, dan pembaca adalah mereka bisa menjadi titik keberangkatan pencarian untuk pembetukan makna.
Beberapa hal lain yang juga dipaprkan oleh Mr. Lala yaitu mengenai Teaching Orientation.
1.      Academic Writing
Academic Writing biasanya bersifat formal, inpersonal, evidence-based, objective, systematic, precise, analysis dan ditulis dengan aturan dan bahasa yang kaku,
2.      Critical Thinking
Dalam Writing 4 ini kami akan belajar untuk berfikir kritis. Berfikir kritis di antaranya yaitu:
a.       You will not take a text for granted
b.      Relation to the other texts
c.       Using many point of view
3.      Writing is:
a.       a way of knowing something
b.      a way of representing something
c.       a way of reproducing something


Dari beberapa pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kami akan lebih banyak membaca dari sebelumnya. Kami juga akan banyak menciptakan makna serta belajar bagaimana kami menghadirkan ulang informasi yang kami peroleh.
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment