Class Review 2: Sang Ilmiah



Sang Ilmiah
Oleh Fatimah
            Complicated. Writing is so complicated. Memeng menulis bukanlah perkara yang mudah dan instan, tetapi membutuhkan kesabaran dan ketekunan disamping pendidikan yang menunjang gaya bahasa dan isi sebuah teks. Menjadi penulis tidak secepat mearebus mie instan sekali celup jadi. Namun perlu adanya latihan yang intens, melewati dan merelakan tulisan kita di corat-coret oleh sang ahlinya. Hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan menulis kita, karena kita dapat belajar dari teks yang telah di corat-coret tadi. Seperti proses bimbingan skripsi yang siap di beri tanda silang di atas kertas kita.
 
            Membaca berarti mencari informasi dari teks yang kita baca. Menulis berarti memproduksi informasi untuk para pembaca. Kedua proses tersebut sangat penting karena dapat mensejajarkan negara kita dengan negara lain.
            Kita dapat melihat negara yang dulunya merupakan negara yang miskin namun sekarang dapat merajai dunia. Negara tersebut adala negara Japan dan Korea. Jepang merupakan negara yang telah hancuar karena ulah dari sekutu yang membombardir kota Hirosima dan Nagasaki. Namun karena kegiatan baca-tulis sangat tinggi di kedua negara tersebut maka tak heran kuat dan dapat seimbang bahkan lebih dari bangsa-bangsa Eropa. Bukan hanya jepang dan korea tetapi china juga sangat berpengaruh terhadap pasar global. Bnyak barang di indoneia yang bertuliskan made in china.
            Korea juga merupakan negara yang tingkat perkembangannya sangat pesat karena budata literasinya sangat tinggi. Prestasi yang sangat mencengangkan adalah korea mampu menjadi produsen smartphone yang paling banyak di pakai orang di dunia dengan nam Samsung. Begitu juga di bidang transporasi mempunyai perusahaan penghasil mobil yang bernama Hyundai dan KIA.
Apakah Indonesia hanya menjadi penonton kesuksesan negara lain dan bertepuk tangan senang? Masih banyak PR yang harus dikerjakan di negeri ini. budaya literasi di indonesia masih rendah, dibuktikan dengan banyaknya pelanggar aturan di Negeri ini. seperti orang membuang sampah di sungai padahal ia mengetahui bahwa yang ia lakukan dapat menyebabkan banjir. Merokok di dalam ruangan paahal dalam ruangan tersebut tertulis tulisan “No Smoking”.dari hal tersebut dapat di simpulkan bahwa hal yang sangat kecil saja kita tidak dapat menerapkannya. Orang seperti itu disbut illiter.
Aademic wrtiting bersifat kaku, formal, impersonal, objectif, analitik. Mengapa jika membaca buku pengetahuan atau pelajaran membuat kita bosan dan mengantuk jika di bandingkan dengan membaca novel atau cerpen? Salah saty penyebabnya adalah karena gaya bahasanya yang lebih kaku dan formal sedangkan novel atau cerpen gaya bahasanya mudah di pahami untuk kalangan remaja. Salah satu faktor yang ekali dibaca.
Selain bahasanya yang kau dan formal tulisan akademik atau academic writing juga mempunyai sifat objektif. Objektif dalam hal ini adalah menilai sesuatu yang telah kita amati dengan penilaian yang sama dengan orang lain yang menilainya. Jadi, sudah mempunyai standar tersendiri dalam menilai sesuatu. Contohnya adalah batu yang mempunyai berat 1 kg dengan kapas yang mempunyai berat 1 kg secara kasat mataa berbeda massa karena akan lebih banyak kapas dari pada batu. Namun jika kita objektif kita akan bekata jika keduanya sama beratnya karena dilihat dari massanya yang sama karena memakai standar timbnagan kg.
Dalam hal literasi, kita sebagai pembaca perlu adanya critical thinking artinya bahwa pembaca tidak akan menerima teks begiu saja. Bahwa kita harus berfikir kritis terhadap suatu teks.
Writing Are:
First, writing adalah jalan untuk mengetahui suatu hal atau informasi. Second, wrting juga sebuah cara untuk menyajikan ulang adan third suatu cara untuk mereproduksi ilmu pengetahuan.
Menurut Hyland 2004:4 menulis adalah prektek mengira-ngira atau menduga perubahan pembaca dalam menginterpretasikan tujuan penulis naik jika penulis takes the trouble untuk mengantisipasi apa yang pembaca mungkin harapkan berdasarkan pada teks sebelumnya telah dia baca pada jenis teks yang sama .   
  Menurut Hoey (2001) seperti yang di kutip dalam Hayland(2004), mempersamakan pembaca dan penulis untuk menari-nari mengikuti step satu dengan yang lainnya.masing-masing pengumpulan makna dari teks oleh antisipasi apa persamaan yang lainnya untuk membuat koneksi pada teks utama. Pada kata lain, menurut Hyland penulis-pembaca membuat sebuah koneksi yang disebut Art.
Lehtonen (2000) on Barthes. Dimana bahasa untuk saussure sebuah sistem penggambaran maknanya. Barthes telah melihat aturan orang-orang yang telah mempraktekan aktifitas bahasa seperti juga menjadi pusat dalam formasi makna.
Masih menurut Lehtonen penulis bukan penulis sebelumnya untuk tindakan penulisan, tetapi mengambil bentuk seperti one while writing. Barthes tentu saja mengumkan teh death of author, tanda secara serempak he birth of the reader.
Pembaca termasuk pilihan apa yang di baca, di olah dan penghubung mereka bersama dalam order toform meaning, sebaik mungkin membawa pengetahun dari pembaca kedalam teks.
Teks dan pembaca tidak pernah keluar dengan bebas dengan lainnya. Tetapi faktanya memproduksi yang lainnya. Pembaca naik pada nucleus pada formasi makna dan pembaca menjadi tempat dimana makna terdapat di dalam nya.
Pendapat Lehtonen tentang teks  yaitu beliau menjelaskan bahwa teks terbagi menjadi dua bagian ,  text as physical being and kedua  text as semiotic beings.kedua sisi ini saling berkaitan. Hal ini berguna untuk mempelajari teks dan sudut ini, baik sebagai dalam fisik dan semiotik.
Dari semua bentuk teks di karakterkan oleh tiga segi yaitu:
·         Materialy
·         Meaning fullness

Context tidak selalu ada sebelum penulis atau teks. Perubahan masalah kontekstual mungkin memiliki kekuatan yang mempengaruhi bagaimana kita membaca teks. Reader yang mampu melihat apa yang ada dalam bacaan itu. Kemampuan ini merupakan kemampu untuk melihat di balik teks. ketika pembaca mampu mengenali keberadaan dari beberapa teks, maka ia menjadi pembaca berkualitas.
Meaning menurut Saussare bahasa adalah suatu sistem yang memdefinisikan makna itu sendiri. Barthes melihat peraturan seseorang yang melakukan practice linguistik yang menjadi pusat adalah informasi makna.
Dari pemaparan tersebut dapat kita simpulkan bahwa academic writing itu sangat penting terhadap literasi di Indonesia. Meskipun academic writing bersifat kaku dan enggan di baca oleh para remaja namun pada masa sekarang karya ilmiah adalah suatu keharusan untuk kemajuan dalam bidang pendidikan.
Peran komponen literasi seperti teks, context, meaning, reader dan writer saling berkaitan. Dalam sebuah teks membahas tentang suatu informasi atau masalah yang melihat atau mendapatkan maknna dari context text tersebut yang diproduksi oleh writer dan di apresiasi oleh reader untuk di maknai.
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment