Class Review 2: Makna di Balik Kekuatan




“Makna dibalik Kekuatan ”
{DIANA}
           Kekuatan merupakan simbol dari rasa keteguhan diri seseorang untuk tetap bertahan terhadap suatu keadaan yang terjadi. Seperti yang terjadi dalam diri saya yang terbaring seharian tidak berdaya. Akan tetapi meski keadaan saya yang sakit tidak membuat saya untuk tidak mengerjakan tugas karena ini sudah menjadi kewajiban saya yang harus diselesaikan tepat pada waktunya. Bagi saya tugas ini ibaratnya bisa dikatakan sebagai hidup dan mati saya
.
           Adapun kekuatan dalam kualitas bacaan karena adanya sistematik dari sebuah bentuk teks yang sesuai dengan konteks yang sebenarnya sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan serta tergantung pada kualitas pembacanya, artinya jika kualitas pembaca tinggi maka teks itu akan semakin mudah di analisis baik mengenai kualitas teks ataupun pemaknaannya. Sehingga dapat dikatakan pembaca adalah sebuah kunci terhadap teks.
         Sebuah kata yang sangat familiar ditelinga kita yaitu singkat dan bermakna. Meski kata itu singkat hanya tersusun oleh satu kata namun penuh makna karena kata ini telah digunakan dalam kehidupan dan tidak akan pernah lekang oleh waktu. Apakah itu?”. Dan apa fungsinya?”.
        Teks merupakan sejumlah tanda- tanda di atas kertas, televisi atau layar lebar. Dan bahkan teks keberadaan teks selalu ada dimana- mana mulai dari kantor, sekolah, toko, produk, ataupun hal lainnya.Teks dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu bersifat sebagai bahan fisik seperti tinta dan sebagai bahan semiotic yang berupa kata- kata gambar atau lagu. Selain itu jika dipandang dari segi fisiknya, maka teks bisa disebut sebagai artefak komunikatif, dengan kata lain, instrument- instrument manusia yang dihasilkan dari komunikasi sebagai artefak yaitu dengan bantuan teknologi. Namun, keberadaan teknologi masih terbilang sederhana dan kurang memadai. Mengapa demikian?” karena bentuk teknologi itu hanya menggunakan kapak dan pisau yang dijadikan sebagai media komunikasi. Bahkan kita juga bisa menggunakan batu. Penggunaan alat komunikasi sederhana itu seperti yang sering dilakukan pada zaman manusia purba yang sangat cerdas dan mampu bertahan hidup dengan keadaan yang sederhana hanya memanfatkan benda- benda alam sebagai bahan untu makan dan mampu merakit senjata  dari benda- benda alam seperti tombak dan  perunggu. Namun kebiasaan itu masih ada tepatnya didaerah pelosok dan terpencil seperti di papua.
           Penggunaan media sederhana itu tidak memungkinkan untuk dapat menghasilkan atau membuat teks dengan jumlah yang panjang dan banyak. Maka teknologi komunikasi beralih dengan menggunakan bulu dan perkamen berebentuk gulungan sehingga teksnya lebih banyak. Kondisi  penggunaan media tulis terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat yaitu adanya mesin cetak yang sangat praktis mampu menghasilkan jumlah buku yang besar dan banyak. Namun keberadaan mesin cetak ini bukan akhir dari kemajuan teknologi karena adanya komputer yang dihasilkan oleh keyboard komputer. Komputer ini adalah teknologi yang samgat canggih dimana kapasitas komputer ini mampu menampung data yang berjumlah banyak bahkan jutaan data. Komputer ini disebut sebagai tiruan otak manusia karena mampu memproses informasi yang banyak dan cepat.
           Teks sebagai semiotic berupa penulisan, pidato, gambar, musik atau simbol lain. Dari berbagai macam bentuk teks, ditandai oleh tiga karakter khusus yaitu materialitas, hubungan formal, dan kebermaknaan. Keberadaan teks semoitik seperti novel dan serial tv ini mampu menghipnotis para pembaca dan penonton karena karakter dalm novel dan serial tv benar- benar dibuat seperti karakter mereka sendiri yang dibentuk dari imajinasi mereka. Sehingga pembaca dan penonton seolah- olah bisa merasakan hal yang mereka baca dan tonton karena pada dasarnya tujuan dari novel dan serial tv dibuat dengan meniru realitas yang ada. Dan dapat dikatakan sebagai jendela dunia.
        Menurut Saussure, tanda lingistik dapat dikatakan analitik apabila memiliki dua hal penting yaitu: penanda dan signified. Namun, tanda tersebut telah berubah karena tanda yang tersaji dalam entitas psiologi berupa gambar. Selain itu Sussure juga mengartikan bahwa tanda lingistik itu bisa berpacu pada kewenangan masyarakat dan orang- orang practising lingistik. Namun dilihat dari kenyataan, objek nyata lingistik itu sendiri adalah norma karena dengan norama hidup masyarakat teratur dan aman.
         Adapun menurut Roland Barthes(1915- 1980) yang mengangkat tentang system pembentukan makna dalam interaksi tanda- tanda pembaca,artinya yang menjadi pusat pembentukan makna dari sebuah teks itu adalah pembaca. Selain itu  adanya perbedaan penggunaan istilah dalam pemaknaan antara Saussure dan Barthes. Saussure menggunkan istilah denotasi yang didasarkan pada pengalaman dan sumber daya.. Sedangkan Barthes menggunakan istilah konotasi. Istilah konotasi dan denoitasi memiliki sejarah yang panjang dalam pemaknaannya. Makna denotasi disebut dengan makna primer(sebenarnya). Sedangkan makna konotasi dijadikan untuk merujuk pda kualitas terkait dengan rujukan kata, seperti konteks dan adanya emosi.Misalnya: Di dalam sebuah laboratorium sering kita temui botol- botol ilmiah yamg biasanya terpasang sebuah kode sebagai makna dari rujukan kata seperti botol yang berlabel tengkorak( denotasi). Sedangkan secara konotasinya itu menandakan bahwa tanda label tengkorak itu bermakna berbahaya atau jangan di minum.
           Ketika kita mempelajari makna, makna sosok penulis harus diposisikan dalam konteks bukan teks karena seorang penulis  dalam  kegiatan menulisnya harus didasarkan pada konmteks sesuai dengan interpretasi mereka. Selain itu antara teks murni dan pembaca yang berkualitas sangat mempengaruhi pemaknaan teks. Dalam sebuah teks biasanya makna dari sebuah teks itu tidak semuanya dimengeti dan di pahami oleh semua pembaca karena tingkat kualitas pembaca berbeda- beda. Seperti halnya pabila kita sebagai pembaca yang belum berkualitas ketika kita membaca teks ataupun bacaan lainnya terkadang kita tidak mengerti apa maksud dari kata- kata yang tersirat dalm teks tersebut. Sehingga hal itu membuat kita menjadi bertanya- tanya tentang makna dibalik kata yang tertulis tersebut. Dan menjadi  teka- teki pemaknaan khususnya bagi pembaca. Adapun posisi pembaca disini harus didasarkan pada konteks dan praktek budaya terkait teks karena pada dasarnya pemaknaan itu bersifat prosesual yaitu harus dipelajari.
      Selain itu kedudukan narasi adalah mengatur bahan spasial dsan temporal dalam rantai sebab dan akibat. Narasi ini berisi tenyang sifat kejadian, serta informasi tentang bagaimana narrator mengetahui peristriwa atau narasinya untuk dapat menceritakannya kepada orang lain.  Fungsi dari cerita narasi bisa menjadi informasi baru bagi seorang pembaca dan pendengar sebagai bentuk pemaknaan yang sesuai dengan persepsi mereka. Dalam penyajiannya pun antara narasi factual dan fiksi dapat di asumsikan oleh pembaca tentang modus yang ditetapkan dari narasi tersebut.Adapun asal kata fakta dan fiksi itu pada dasarnya diambil dari sebuah istilah. Kata fakta berasal dari istilah factus kata latin, yang berarti kuno artinya fakta itu diproduksi dan dibudidayakan oleh sesirang dengam cara tertentu. Sedangkan kata fiksi berasal dari bahasa latin fingo kata kerja yang mmiliki makna seperti untuk membentuk makna. Adapun metafora yaitu makna kiasan yang menghasilkan makna melalui analogi yaitu dengan menjelaskan dan menfsirkan makna dengan bantuan orang lain.
          Jadi dapat disimpulkan bahwa penulisan teks berasal dari susunan kata yanh ditulis berdasrkan konteks yang sebenarnya sesuai dengan nalar. Sehingga keberadaan teks dapat dipertanggung jawabkan. Seorang penulis dalam membuat teks biasanya cenderung tidak mengeksplor makna yang tersirat dalam teks  yaitu kata dalam teks terkadang tidak dapat dipahami oleh pembaca. Sehiungga hal itu menjadi teka- teki bagi pembaca apakah makna dibalik teks tersebut. Kasus seperti itu membuktikan bahwa pemaknaan teks itu didasarkan pada kualitas pembaca. Tentunya kualitas pembaca harus didasrkan pada pengalaman dan pengetahuan. Dan biasanya dalam pembuatan teks itu menggunakan system pengkodean ataupun simbol. Penggunaan kode dan simbol itu ada yang bersifat denotasi dan konotasi artinya menunjukkan kualitas  dari rujukan kata yang tertulis dalam teks.
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment