“Makna
dibalik Kekuatan ”
{DIANA}
Kekuatan merupakan simbol dari rasa
keteguhan diri seseorang untuk tetap bertahan terhadap suatu keadaan yang
terjadi. Seperti yang terjadi dalam diri saya yang terbaring seharian tidak
berdaya. Akan tetapi meski keadaan saya yang sakit tidak membuat saya untuk
tidak mengerjakan tugas karena ini sudah menjadi kewajiban saya yang harus
diselesaikan tepat pada waktunya. Bagi saya tugas ini ibaratnya bisa dikatakan
sebagai hidup dan mati saya
.
Adapun kekuatan dalam kualitas
bacaan karena adanya sistematik dari sebuah bentuk teks yang sesuai dengan
konteks yang sebenarnya sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan serta
tergantung pada kualitas pembacanya, artinya jika kualitas pembaca tinggi maka
teks itu akan semakin mudah di analisis baik mengenai kualitas teks ataupun
pemaknaannya. Sehingga dapat dikatakan pembaca adalah sebuah kunci terhadap
teks.
Sebuah kata yang sangat familiar
ditelinga kita yaitu singkat dan bermakna. Meski kata itu singkat hanya
tersusun oleh satu kata namun penuh makna karena kata ini telah digunakan dalam
kehidupan dan tidak akan pernah lekang oleh waktu. Apakah itu?”. Dan apa
fungsinya?”.
Teks merupakan sejumlah tanda- tanda di
atas kertas, televisi atau layar lebar. Dan bahkan teks keberadaan teks selalu
ada dimana- mana mulai dari kantor, sekolah, toko, produk, ataupun hal
lainnya.Teks dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu bersifat sebagai bahan
fisik seperti tinta dan sebagai bahan semiotic yang berupa kata- kata gambar
atau lagu. Selain itu jika dipandang dari segi fisiknya, maka teks bisa disebut
sebagai artefak komunikatif, dengan kata lain, instrument- instrument manusia
yang dihasilkan dari komunikasi sebagai artefak yaitu dengan bantuan teknologi.
Namun, keberadaan teknologi masih terbilang sederhana dan kurang memadai.
Mengapa demikian?” karena bentuk teknologi itu hanya menggunakan kapak dan
pisau yang dijadikan sebagai media komunikasi. Bahkan kita juga bisa
menggunakan batu. Penggunaan alat komunikasi sederhana itu seperti yang sering
dilakukan pada zaman manusia purba yang sangat cerdas dan mampu bertahan hidup
dengan keadaan yang sederhana hanya memanfatkan benda- benda alam sebagai bahan
untu makan dan mampu merakit senjata
dari benda- benda alam seperti tombak dan perunggu. Namun kebiasaan itu masih ada tepatnya
didaerah pelosok dan terpencil seperti di papua.
Penggunaan media sederhana itu tidak
memungkinkan untuk dapat menghasilkan atau membuat teks dengan jumlah yang
panjang dan banyak. Maka teknologi komunikasi beralih dengan menggunakan bulu
dan perkamen berebentuk gulungan sehingga teksnya lebih banyak. Kondisi penggunaan media tulis terus mengalami
perubahan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat yaitu adanya
mesin cetak yang sangat praktis mampu menghasilkan jumlah buku yang besar dan
banyak. Namun keberadaan mesin cetak ini bukan akhir dari kemajuan teknologi
karena adanya komputer yang dihasilkan oleh keyboard komputer. Komputer ini
adalah teknologi yang samgat canggih dimana kapasitas komputer ini mampu
menampung data yang berjumlah banyak bahkan jutaan data. Komputer ini disebut
sebagai tiruan otak manusia karena mampu memproses informasi yang banyak dan
cepat.
Teks sebagai semiotic berupa
penulisan, pidato, gambar, musik atau simbol lain. Dari berbagai macam bentuk
teks, ditandai oleh tiga karakter khusus yaitu materialitas, hubungan formal,
dan kebermaknaan. Keberadaan teks semoitik seperti novel dan serial tv ini
mampu menghipnotis para pembaca dan penonton karena karakter dalm novel dan
serial tv benar- benar dibuat seperti karakter mereka sendiri yang dibentuk
dari imajinasi mereka. Sehingga pembaca dan penonton seolah- olah bisa
merasakan hal yang mereka baca dan tonton karena pada dasarnya tujuan dari
novel dan serial tv dibuat dengan meniru realitas yang ada. Dan dapat dikatakan
sebagai jendela dunia.
Menurut Saussure, tanda lingistik dapat
dikatakan analitik apabila memiliki dua hal penting yaitu: penanda dan
signified. Namun, tanda tersebut telah berubah karena tanda yang tersaji dalam
entitas psiologi berupa gambar. Selain itu Sussure juga mengartikan bahwa tanda
lingistik itu bisa berpacu pada kewenangan masyarakat dan orang- orang
practising lingistik. Namun dilihat dari kenyataan, objek nyata lingistik itu
sendiri adalah norma karena dengan norama hidup masyarakat teratur dan aman.
Adapun menurut Roland Barthes(1915-
1980) yang mengangkat tentang system pembentukan makna dalam interaksi tanda-
tanda pembaca,artinya yang menjadi pusat pembentukan makna dari sebuah teks itu
adalah pembaca. Selain itu adanya
perbedaan penggunaan istilah dalam pemaknaan antara Saussure dan Barthes.
Saussure menggunkan istilah denotasi yang didasarkan pada pengalaman dan sumber
daya.. Sedangkan Barthes menggunakan istilah konotasi. Istilah konotasi dan denoitasi
memiliki sejarah yang panjang dalam pemaknaannya. Makna denotasi disebut dengan
makna primer(sebenarnya). Sedangkan makna konotasi dijadikan untuk merujuk pda
kualitas terkait dengan rujukan kata, seperti konteks dan adanya
emosi.Misalnya: Di dalam sebuah laboratorium sering kita temui botol- botol
ilmiah yamg biasanya terpasang sebuah kode sebagai makna dari rujukan kata
seperti botol yang berlabel tengkorak( denotasi). Sedangkan secara konotasinya
itu menandakan bahwa tanda label tengkorak itu bermakna berbahaya atau jangan
di minum.
Ketika kita mempelajari makna, makna
sosok penulis harus diposisikan dalam konteks bukan teks karena seorang
penulis dalam kegiatan menulisnya harus didasarkan pada
konmteks sesuai dengan interpretasi mereka. Selain itu antara teks murni dan
pembaca yang berkualitas sangat mempengaruhi pemaknaan teks. Dalam sebuah teks
biasanya makna dari sebuah teks itu tidak semuanya dimengeti dan di pahami oleh
semua pembaca karena tingkat kualitas pembaca berbeda- beda. Seperti halnya
pabila kita sebagai pembaca yang belum berkualitas ketika kita membaca teks
ataupun bacaan lainnya terkadang kita tidak mengerti apa maksud dari kata- kata
yang tersirat dalm teks tersebut. Sehingga hal itu membuat kita menjadi
bertanya- tanya tentang makna dibalik kata yang tertulis tersebut. Dan
menjadi teka- teki pemaknaan khususnya
bagi pembaca. Adapun posisi pembaca disini harus didasarkan pada konteks dan
praktek budaya terkait teks karena pada dasarnya pemaknaan itu bersifat prosesual
yaitu harus dipelajari.
Selain itu kedudukan narasi adalah
mengatur bahan spasial dsan temporal dalam rantai sebab dan akibat. Narasi ini
berisi tenyang sifat kejadian, serta informasi tentang bagaimana narrator
mengetahui peristriwa atau narasinya untuk dapat menceritakannya kepada orang
lain. Fungsi dari cerita narasi bisa
menjadi informasi baru bagi seorang pembaca dan pendengar sebagai bentuk
pemaknaan yang sesuai dengan persepsi mereka. Dalam penyajiannya pun antara
narasi factual dan fiksi dapat di asumsikan oleh pembaca tentang modus yang
ditetapkan dari narasi tersebut.Adapun asal kata fakta dan fiksi itu pada
dasarnya diambil dari sebuah istilah. Kata fakta berasal dari istilah factus
kata latin, yang berarti kuno artinya fakta itu diproduksi dan dibudidayakan
oleh sesirang dengam cara tertentu. Sedangkan kata fiksi berasal dari bahasa
latin fingo kata kerja yang mmiliki makna seperti untuk membentuk makna. Adapun
metafora yaitu makna kiasan yang menghasilkan makna melalui analogi yaitu dengan
menjelaskan dan menfsirkan makna dengan bantuan orang lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
penulisan teks berasal dari susunan kata yanh ditulis berdasrkan konteks yang
sebenarnya sesuai dengan nalar. Sehingga keberadaan teks dapat dipertanggung
jawabkan. Seorang penulis dalam membuat teks biasanya cenderung tidak
mengeksplor makna yang tersirat dalam teks
yaitu kata dalam teks terkadang tidak dapat dipahami oleh pembaca.
Sehiungga hal itu menjadi teka- teki bagi pembaca apakah makna dibalik teks
tersebut. Kasus seperti itu membuktikan bahwa pemaknaan teks itu didasarkan
pada kualitas pembaca. Tentunya kualitas pembaca harus didasrkan pada
pengalaman dan pengetahuan. Dan biasanya dalam pembuatan teks itu menggunakan
system pengkodean ataupun simbol. Penggunaan kode dan simbol itu ada yang
bersifat denotasi dan konotasi artinya menunjukkan kualitas dari rujukan kata yang tertulis dalam teks.