Class Review 3: Dunia Literasi


Class Review 3
                                                                                                            Rabu 19 Febuari 2014
Dunia Literasi

            Rabu 19 Febuari 2014 adalah hari dimana aku beserta prajurit-prajurit yang lain kembali mengikuti pelatihan dunia Writing 4, yang di pimpin oleh Mr. Lala Bumela. Hmmmm sepertinya ada yang beda? Kenapa hari rabu? Lalu hari senin kemana? Pertanyaan satu persatu akan terkupas dalam tulisan ini dengan tuntas.
            Yaps ! pada hari senin kemarin adalah hari yang begitu kurang bersahabat untuk aku dan para prajurit yang lainnya dalam memerangi World of Writing. Dimana pada hari itu pemimpin kita telah mengeluarkan sesuatu senjata yang dimilikinya. Pemimpin yang tegas dan penuh semangat dalam melatih kita untuk menuju kemenangan yang masih jauh terlihat oleh mata kita. Beliau keluarkan berbagai senjata yang dimilikinya. Senjata itu adalah kasih saying beliau yang begitu amat untuk kita semua, sehingga kasih saying beliau mampu membangkitkan kembali semangat ini yang hampir musnah di tengah medan perang, mampu menjadikan para prajuritnya lebih bertanggungjawab, menjadikan semuanya lebih kedalam bentuk kekeluargaan yang sudah lama hilang di medan perang kemarin. Kasih saying itu juga seolah mengatakan bahwa kita para prajurit harus berintropeksi diri.
              Tak perlu aku terlalu lama dan dalam menceritakan kasih saying beliau, karena semua prajuritpun tau betapa besar kasih saying beliau terhadap pasukannya. Harapan dan impiannya yang begitu tinggi mampu membangkitkan rasa semangat para prajuritnya, yang dimana beliau menginginkan para prajuritnya menjadi prajurit yang berkualitas tinggi dari yang lainnya. Pada hari Rabu siang itu kami semua kembali memerangi World of Writing latihan minggu inipun kembali menjelaskan tentang literasi atau bagaimana berliterasi yang benar.
              Rekayasa Literasi? Sebenarnya apa sih yang harus direkayasa? Lalu rekayasa itu seperti apa? Pertanyaan-pertanyaan itu yang keluar dari beliau. Menurut aku rekayasa adalah sesuatu pekerjaan atau pembelajaran yang direkayasa, yang dimana akan di buat keinginan apa saja yang merekayasa kita. Lalu apa yang direkayasa? Yang direkayasa adalah cara pengajarannya, cara pelatihannya. Karena untuk menuju menjadi seorang penulis adalah harus dengan proses tidak bisa langsung bisa menulis. Menulis adalah sesuatu pekerjaan yang menuangkan segala bentuk tulisan atau kata-kata yang ada didalam diri kita. Seperti halnya yang sudah saya jelaskan pada class review minggu lalu, bahwa menulis adalah mempublikasikan apa yang ada didalam pikiran dan diri kita kedalam buku diary atau jejaring social dan lain sebagainya. Seperti halnya menulis adalah mengeksplor.
              Seperti halnya di dunia ini, yang hidup saling berpasang-pasangan, ada perempuan ada laki-laki, ada buku ada pena, begitupun dengan penulis pasti ada pembaca. Kenapa demikian karena bilamana hanya ada penulis lalu siapa yang akan membaca hasil tulisan tersebut?  Dalam rekayasa literasi tentu saja ada dua hal yang harus direkayasa yaitu Reading dan Writing. Ada  lima method untuk merekayasa Reading dalam dunia pendidikan yaitu:
1.      Reading
2.      Respond ( discussion and essay)
3.      Re-read
4.      Re- write
5.      Discuss
              Dalam membacapun akan berbeda ketika kita juga membaca dalam bentuk dua teks. yang berbeda jenisnya. Maksudnya adalah, ketika kita membaca puisi dengan membaca sebuah teks berita atau pidato maka nada dan iramanyapun akan berbeda. Ketika membaca teks puisi maka nadanya akan sedikit berirama. Dari dua teks tersebut sangat jauh berbeda cara penyampaiannya. Menurut Ken Hyland (2006) literasi adalah sesuatu yang kita lakukan, melek akademik menekankan bahwa cara kita menggunakan bahasa, disebut sebagai praktik keaksaraan berpola oleh lembaga social dan hubungan kekuasaan.
              Keberhasilan akademik berarti repersenting diri kita dengan cara dihargai, disiplin oleh kita, mengadopsi nilai nilai, keyakinan, dan identitas yang dissouse akademik. Point penting rekayasa literasi. Literasi adalah praktik cultural yang berkaitan dengan artikel baru persoalan social politik. Jelasnya Negara literasi terus menjamur sesuai sesuai artikel baru tuntutan “zaman edan” sehingga tuntutan mengenai perubahan pengajaranpun regular tidak bisa dihianati. Ujung tombak pendidikan literasi adalah artikel guru baru yaitu, komitmen, profesioanal, komitmen terhadap etis, pengembangan strategi analitis dan reflektif, serta efikasi diri.
              Jadi rekayasa literasi adalah dimana ketika seorang guru mampu memberikan hal-hal baru dalam pengajarannya. Ketika seorang guru memberikan kesempatan untuk muridnya membaca atau menulis sebuah teks.
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment