Class Review 3




JUNJUNG TINGGI PERADABAN LITERASI !!
 ( By: Ade Puadah)

Menulis, satu memo yang akan mengenangkan keabadian yang akan datang. Menutup pagar longgar yang berduri, saat semua hanya tinggal kenangan, maka tulisan menjadi sebuah keabadian untuk dikenang.
Satu kotak pesan yang dapat kulontarkan, semoga bisa diamalkan. Akhir-akhir ini, menulis memang sudah menjadi suplement yang sangat rutin aku konsumsi setiap hari. Dosenku memang mampu membuat aku berlatih keras untuk selalu menulis, karena menurutnya menulis merupakan jalan aku menuju literasi.
Literasi, ya... literasi! Sebuah nama sederhana namun punya arti yang mendunia. Nama yang kerap kali menjadi peran utama setiap pertemuan antara kami dengan mata kuliah Writing. Mungkin tak akan pernah habis di semester 4 untuk ini membahas tentang literasi. Literasi memiliki banyak makna, tapi tak banyak orang yang ingin berjabatan dengannya. Kebanyakan dari mereka matanya terpejam dan telinganya tertutup ketika mendengar literasi. Padahal literasi merupakan salah satu peran penting untuk memajukan kualitas, baik kualitas diri sendiri, maupun kualitas negara. Orang yang berliterasi berarti orang yang faham tentang aturan. Mereka akan lebih mementingkan kualitas daripada sebuah gengsi.
Pertemuan lalu, kita ditemukan dengan pembahasan yang bertema Exploring “Nothing but Literacy Engineering”. Sesuai dengan judul, kita di sarankan untuk melek literasi. Melek Literasi berarti menjadi orang yang berliterasi dan menjunjung tinggi budaya literasi. Untuk itu Danica Hubbard mengatakan bahwa kita harus sering melakukan sharing dengan orang lain setiap hari, karena dengan itu dapat membuka pintu menuju sukses. Ya.. mungkin salah satu menuju sukses bisa jadi dengan sering mendengarkan perkataan orang lain. Mendengarkan pengalamannya, meniru kebaikannya, mengambil manfaat dari mereka dan sebagainya. Selain itu, menjelajahi tantangan dalam kelas tradisional dan pengaturan online menyenangkan, menjelajahi cara yang berbeda untuk mengakses informasi, mempertahankan pengetahuan dan menggunakan ide-ide dalam beberapa genre dapat memunculkan kualitas dalam mengajar.
Hal ini dapat memicu kita untuk terus belajar dan menggali semua ilmu yang berhamburan di bumi kita. Dengan itu, kita akan tahu mengenai apa saja yang terkandung di dalmnya. Setidaknya kita bisa mengenalnya dan berusaha mengamalkannya. Oleh karena itu kita bisa dengan mudah menjadi orang yang berliterasi. Melalui akses yang luas dan tahu akan literasi.
Pada abad ke-21, standar kelas dunia akan menuntut semua orang agar melek literasi/ berliterasi tinggi. belajar terus-menerus, mampu berhitung dengan cepat, mengakses informasi dengan baik, berusaha percaya diri dan mampu memainkan peran masyarakat sebagai masyarakat yang demokratis. Semua merupakan wujud dari berliterasi. Literasi memang harus ditekankan untuk diterapkan di setiap umat manusia, karena literasi merupakan pemasok utama untuk dapat maju ke dunia internasional.
Mahasiswa di perguruan tinggi merupakan salah satu kelompok penerus literasi melalui menulisnya. Berbeda dengan siswa, mereka akan lebih berfikir kritis tentang literasi. belajar membuat sebuah karya, belajar menulis jurnal, belajar menghargai sebuah waktu dan menulis dengan cermat dan tepat, merupakan salah satu jalan untuk melek literasi. Di kampus, menulis bukan sembarang menulis melainkan berusaha menciptakan sebuah karya yang layang untuk dibaca oleh semua pembaca. Namanya akademik writing, yang selalu mengajarkan mahsiswa menulis dengan tertib dan benar.
Tidak mudah untuk dapat menulis di akademik, mahasiswa membutuhkan tenaga dan mengasah fikiran mereka untuk dapat menuangkannya dengan maksimal. Oleh karena itu, dalam academic writing, ada beberapa element yang dapat digunakan, diantaranya:
a.       Kohesi, yaitu gerakan halus atau aliran antara kalimat dengan paragraf. Kekohesian ini dianjurkan agar tulisan dapat saling berhubungan dan dapat dimengerti
b.      Kejelasan, yaitu makna dari apa yang kita niatkan untuk berkomunikasi sangat jelas. Kejelasan merupakan hal penting yang harus kita tulis, karena antara pembaca dan penulis dapat saling memberi makna.
c.       Urutannya logis, mengacu pada urutan yang dituangkan melalui informasi dan logis menurut pembaca. Dalam academic writing, penulis cenderung bergerak dari umum ke khusus.
d.      Konsistensi, merupakan keseragaman gaya penulisan dengan baik dan memberika keyakinan dan tidak berubah-ubah.
e.       Unity, yaitu pada kesederhanaaa menulis dan kesatuan yang mengacu pada penegcualian informasi yang tidak secara langsung berhubungan dengan topik yang dibahas dalam paragraf tertentu.
f.       Keringkasan, yaitu batasan-batasan dalam penggunaan kata-kata. Tulisan yang bagus akan sampai dengan cepat ke titik poin dan menghilangkan kata yang tidak perlu pengulangan. Pengecualian dari informasi yang tidak perlu mempromosikan persatuan dan kesatuan.
g.      Kelengkapan, yitu penulis memiliki operator untuk memberikan informasi penting mengenai suatu topik tertentu.
h.      Variety, yaitu keragaman membaca dengan menambahkan beberapa bumbu untuk teks.
i.        Formalitas, academic writing adalah formal dalam nada. Artinya bahwa kosa kata yang mutakhir dan struktur grammatikal digunakan. Selain itu, penggunaan kata ganti seperti “I” dan kontraksi disindari.

Hamilton berkata bahwa kita harus melihat keaksaraan sebagai kegiatan yang terletak dalam interaksi manusia. Agar manusia bisa memahami tulisan, mereka harus mengibaratkannya dengan cara mereka dalam interaksi. Namun, Further berpendapat lain. Dia mengibaratkan aksara sebagai cara kita menggunakan bahasa yang berpola oleh lembaga sosial dan hubungan kekuasaan.keberhasilan akademis berarti mewakili dirinya sendiri dengan cara dihargai oleh disiplin, mengadopsi nilai-nilai, keyakinan dan identitas yang dissourse untuk mewujudkan akademik.
Menulis memang salah satu cara untuk berliterasi. Apapun alasannya, menulis memang salah satu cara agar dapat berliterasi. Meskipun banyak faktor yang dapat dilatih untuk berliterasi. Literasi juga mereupakan praktek kultural yang berkaitan dengan persoalan sosial politik. Saat ini, ujung tombak pendidikan literasi adalah Guru dengan komitmen profesional, komitmen etis, strategi analitis dan reflektif, efikasi diri, pengetahuan bidang studi, dan keterampilan literasi dan numerasi. Literasi memaksa guru agar menjadi guru yang profesional, karena guru ya ng profesional adalah guru yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas baik makro maupun mikro dan memiliki literasi yang tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu cara agar manusia dapat berliterasi. Namun tidak hanya menulis yang dapat menjunjung tinggi literasi melainkan semua pengetahuan yang dapat diamalkan, dan peraturan yang dapat dipatuhi adalah salah satu berliterasi. Mahasiswa merupakan harapan bangsa menuju literasi, karena disana mereka dididik dengan berbagai ilmu pengetahuan yang dapat menjunjung tinggi literasi. Menulis salh satu yang diterapkan. Oleh karena itu, menjadi mahasiswa yang dapat menjunjung tinggi literasi merupakan mahasiswa yang memiliki pengetahuan standar  dunia. Maka junjung literasi setinggi angkasa.

Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment