JUNJUNG TINGGI PERADABAN LITERASI !!
( By: Ade Puadah)
Menulis, satu memo yang akan mengenangkan keabadian yang akan
datang. Menutup pagar longgar yang berduri, saat semua hanya tinggal kenangan,
maka tulisan menjadi sebuah keabadian untuk dikenang.
Satu kotak
pesan yang dapat kulontarkan, semoga bisa diamalkan. Akhir-akhir ini, menulis
memang sudah menjadi suplement yang sangat rutin aku konsumsi setiap hari.
Dosenku memang mampu membuat aku berlatih keras untuk selalu menulis, karena
menurutnya menulis merupakan jalan aku menuju literasi.
Literasi,
ya... literasi! Sebuah nama sederhana namun punya arti yang mendunia. Nama yang
kerap kali menjadi peran utama setiap pertemuan antara kami dengan mata kuliah
Writing. Mungkin tak akan pernah habis di semester 4 untuk ini membahas tentang
literasi. Literasi memiliki banyak makna, tapi tak banyak orang yang ingin
berjabatan dengannya. Kebanyakan dari mereka matanya terpejam dan telinganya
tertutup ketika mendengar literasi. Padahal literasi merupakan salah satu peran
penting untuk memajukan kualitas, baik kualitas diri sendiri, maupun kualitas
negara. Orang yang berliterasi berarti orang yang faham tentang aturan. Mereka akan
lebih mementingkan kualitas daripada sebuah gengsi.
Pertemuan
lalu, kita ditemukan dengan pembahasan yang bertema Exploring “Nothing but
Literacy Engineering”. Sesuai dengan judul, kita di sarankan untuk melek
literasi. Melek Literasi berarti menjadi orang yang berliterasi dan menjunjung
tinggi budaya literasi. Untuk itu Danica Hubbard mengatakan bahwa
kita harus sering melakukan sharing dengan orang lain setiap hari, karena
dengan itu dapat membuka pintu menuju sukses. Ya.. mungkin salah satu menuju
sukses bisa jadi dengan sering mendengarkan perkataan orang lain. Mendengarkan pengalamannya,
meniru kebaikannya, mengambil manfaat dari mereka dan sebagainya. Selain itu, menjelajahi
tantangan dalam kelas tradisional dan pengaturan online menyenangkan,
menjelajahi cara yang berbeda untuk mengakses informasi, mempertahankan
pengetahuan dan menggunakan ide-ide dalam beberapa genre dapat memunculkan
kualitas dalam mengajar.
Hal ini
dapat memicu kita untuk terus belajar dan menggali semua ilmu yang berhamburan
di bumi kita. Dengan itu, kita akan tahu mengenai apa saja yang terkandung di dalmnya.
Setidaknya kita bisa mengenalnya dan berusaha mengamalkannya. Oleh karena itu
kita bisa dengan mudah menjadi orang yang berliterasi. Melalui akses yang luas
dan tahu akan literasi.
Pada
abad ke-21, standar kelas dunia akan menuntut semua orang agar melek literasi/
berliterasi tinggi. belajar terus-menerus, mampu berhitung dengan cepat,
mengakses informasi dengan baik, berusaha percaya diri dan mampu memainkan
peran masyarakat sebagai masyarakat yang demokratis. Semua merupakan wujud dari
berliterasi. Literasi memang harus ditekankan untuk diterapkan di setiap umat
manusia, karena literasi merupakan pemasok utama untuk dapat maju ke dunia
internasional.
Mahasiswa
di perguruan tinggi merupakan salah satu kelompok penerus literasi melalui
menulisnya. Berbeda dengan siswa, mereka akan lebih berfikir kritis tentang
literasi. belajar membuat sebuah karya, belajar menulis jurnal, belajar
menghargai sebuah waktu dan menulis dengan cermat dan tepat, merupakan salah
satu jalan untuk melek literasi. Di kampus, menulis bukan sembarang menulis
melainkan berusaha menciptakan sebuah karya yang layang untuk dibaca oleh semua
pembaca. Namanya akademik writing, yang selalu mengajarkan mahsiswa menulis
dengan tertib dan benar.
Tidak
mudah untuk dapat menulis di akademik, mahasiswa membutuhkan tenaga dan
mengasah fikiran mereka untuk dapat menuangkannya dengan maksimal. Oleh karena
itu, dalam academic writing, ada beberapa element yang dapat digunakan,
diantaranya:
a.
Kohesi,
yaitu gerakan halus atau aliran antara kalimat dengan paragraf. Kekohesian ini
dianjurkan agar tulisan dapat saling berhubungan dan dapat dimengerti
b.
Kejelasan,
yaitu makna dari apa yang kita niatkan untuk berkomunikasi sangat jelas. Kejelasan
merupakan hal penting yang harus kita tulis, karena antara pembaca dan penulis dapat
saling memberi makna.
c.
Urutannya
logis, mengacu pada urutan yang dituangkan melalui informasi dan logis menurut
pembaca. Dalam academic writing, penulis cenderung bergerak dari umum ke
khusus.
d.
Konsistensi,
merupakan keseragaman gaya penulisan dengan baik dan memberika keyakinan dan
tidak berubah-ubah.
e.
Unity,
yaitu pada kesederhanaaa menulis dan kesatuan yang mengacu pada penegcualian
informasi yang tidak secara langsung berhubungan dengan topik yang dibahas
dalam paragraf tertentu.
f.
Keringkasan,
yaitu batasan-batasan dalam penggunaan kata-kata. Tulisan yang bagus akan
sampai dengan cepat ke titik poin dan menghilangkan kata yang tidak perlu
pengulangan. Pengecualian dari informasi yang tidak perlu mempromosikan
persatuan dan kesatuan.
g.
Kelengkapan,
yitu penulis memiliki operator untuk memberikan informasi penting mengenai
suatu topik tertentu.
h.
Variety,
yaitu keragaman membaca dengan menambahkan beberapa bumbu untuk teks.
i.
Formalitas,
academic writing adalah formal dalam nada. Artinya bahwa kosa kata yang
mutakhir dan struktur grammatikal digunakan. Selain itu, penggunaan kata ganti
seperti “I” dan kontraksi disindari.
Hamilton
berkata bahwa kita harus melihat keaksaraan sebagai kegiatan yang terletak
dalam interaksi manusia. Agar manusia bisa memahami tulisan, mereka harus
mengibaratkannya dengan cara mereka dalam interaksi. Namun, Further berpendapat
lain. Dia mengibaratkan aksara sebagai cara kita menggunakan bahasa yang
berpola oleh lembaga sosial dan hubungan kekuasaan.keberhasilan akademis
berarti mewakili dirinya sendiri dengan cara dihargai oleh disiplin, mengadopsi
nilai-nilai, keyakinan dan identitas yang dissourse untuk mewujudkan akademik.
Menulis
memang salah satu cara untuk berliterasi. Apapun alasannya, menulis memang
salah satu cara agar dapat berliterasi. Meskipun banyak faktor yang dapat
dilatih untuk berliterasi. Literasi juga mereupakan praktek kultural yang
berkaitan dengan persoalan sosial politik. Saat ini, ujung tombak pendidikan
literasi adalah Guru dengan komitmen profesional, komitmen etis, strategi
analitis dan reflektif, efikasi diri, pengetahuan bidang studi, dan
keterampilan literasi dan numerasi. Literasi memaksa guru agar menjadi guru
yang profesional, karena guru ya ng profesional adalah guru yang memiliki ilmu
pengetahuan yang luas baik makro maupun mikro dan memiliki literasi yang
tinggi.
Dapat
disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu cara agar manusia dapat
berliterasi. Namun tidak hanya menulis yang dapat menjunjung tinggi literasi
melainkan semua pengetahuan yang dapat diamalkan, dan peraturan yang dapat
dipatuhi adalah salah satu berliterasi. Mahasiswa merupakan harapan bangsa menuju
literasi, karena disana mereka dididik dengan berbagai ilmu pengetahuan yang
dapat menjunjung tinggi literasi. Menulis salh satu yang diterapkan. Oleh karena
itu, menjadi mahasiswa yang dapat menjunjung tinggi literasi merupakan
mahasiswa yang memiliki pengetahuan standar
dunia. Maka junjung literasi setinggi angkasa.