Class Review 3: Dunia Rekayasa Literasi



3rd Class Review
Dunia Rekayasa Literasi
(by: Fitria Dewi)
Masih dalam dunia rekayasa literasi, rekayasa literasi di dunia ini sebenarnya msih banyak yang harus diperbaiki, terutama literasi di negara kita ini karena kita tidak bisa menutup mata dengan keadaan literasi yang ada di negara kta sendiri.  Negara Indonesia ini masih sangat rendah sekali sistem dan kualitas pendidikannya, terutama dengan pendidikan literasinya.

Sebenarnya rekayasa literasi itu masih sangat perlu kita terapkan, karena rekayasa literasi itu bisa menjadikan manusia itu menjadi lebih terdidik, dan berbudaya melalui bahasa secara lebih optimal.  Yah, pendidikan literasi di Indonesia itu masih sangat kurang sekali, negara kita masih kalah jika dibandingkan dengan negara-negara kecil yang memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik dibandingkan dengan negara kita.  Seperti contohnya negara Malaysia dan Singapura yang sebenarnya negara kecil tetapi memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik dibandingkan dengan negara Indonesia.
Masalah literasi di negara kita ini memang masih sangat sulit untuk diatasi, karena ini semua menyangkut dengan kebiasaan masyarakat di negara kita ini yang notabennya itu mereka masih sangat kurang sekali dengan kebiasaan membaca dan menulisnya.  Mereka biasanya lebih suka dengan mendengar lewwat orang lain saja dibandingkan harus bersusah payah dengan membaca atau menulis dahulu, jika mereka ingin mendapatkan informasi yang baru mereka biasanya lebih suka menanyakan informasinya itu kepada orang lain dibandingkan dengan membacanya di surat kabar, buku atau sejenisnya.
Kembali pada pembahasan yang telah dibahas dalam pertemuan minggu kemarin, yaitu pada hari rabu tanggal 19 februari 2014.  Hari itu pertemuan kita yang ketiga kalinya dengan mata kuliah writing and composition 4 itu, dan dalam pertemuan minggu kemarin itu kita masih membahas mengenai rekayasa literasi. Dalam pertemuan kemarin kita membahas mengenai teknik yang harus di lakukan dalam upaya merekayasa literasi di dalam dunia pendidikan itu, hal pertama yang harus direkayasa adalah sistem pengajarannya, terutama dalam pengajaran writing and readingnya.  Kedua pengajaran itu yang harus terlebih dahulu direkayasa karena itu sangat penting sekali, jika kita ingin merekayasa sistem pendidikan di Indonesia dalam sistem pengajarannya, kita harus terlebih dahulu merekayasa hal itu.
Ada sistem untuk merekayasa proses pengajarannya tersebut, yang pertama dalam sistem pengajaran reading, yaitu dengan cara:
Ø Read with repetition (pengulangan)
Ø Respond: 1. Discuss
2. Writing
Ø Re-write
Ø Reproduce
Menurut Donica Hubbard, sharing teks satu sama lain dengan yang lain itu setiap harinya akan membuka pintu menuju sukses.  Menjelajahi tantangan yang berbeda untuk bertukar informasi, mempertahankan pengetahuan dan menganalisa ide-ide dalam beberapa genre dengan memunculkan inovasi dan kreatifitas dalam mengajar.
Seperti yang dikutip dari Alwasilah (2012) bahwa “Pada abad ke-21 standar kelas dunia akan menuntut bahwa setiap orang akan melek hurup, mampu berhitung, menerima informasi yang lebih baik lagi, mampu belajar terus-menerus dan percaya diri, dan mampu memerankan perannya sebagai warga negara yang demokratis.
Ada beberapa element untuk menulis essay, yaitu:
·      Kohesi             : Gerakan halus atau “aliran” antara kalimat dan paragraf.
·      Kejelasan        : Makna yang ingin disampaikan itu bisa dikomunikasikan dengan jelas.
·      Urutan Logis   : Informasi itu urutannya harus logis. 
Seperti contoh dalam penulisan akademik yang cenderung dari umum ke khusus.
·      Konsistensi     : Ini mengacu pada keseragaman dalam penulisan.
·      Unity               : Kesatuan ini mengacu pada pengecualian yang tidak berhubungan
langsung dengan topik yang akan dibahas di paragraf tertentu.
·      Ringkasan       : Ringkasan dalam penggunaan kata.
                          Membuang atau memilih kata-kata yang akan digunakan dalam teks.
·      Kelengkapan   : Memberikan informasi secara berulang.
                          Penulis memiliki kewajiban untuk memberikan informasi dari teksnya tersebut.
·      Variety            : Penulis bisa memberikan bumbu dalam tulisannya tersebut.
·      Formalitas       : Akademik menulis menggunakan kosa kata yang canggih, struktur
katanya kaku dan bersifat formal.
Kembali pada topik pembahasan mengenai rekayasa literasi, literasi itu adalah sesuatu yang harus kita lakukan.  Hyland Further mengemukakan “ melek akademik menekankan cara kita menggunakan bahasa, disebut sebagai praktik keaksaran, berpola oleh lembaga sosial dengan hubungan kekuasaan”.  Terakhir adalah keberhasilan akademik berarti refresenting diri kita sendiri, dengan cara menghargai sikap disiplin anda, mengadopsi nilai-nilai, keyakinan, dan identitas yang akan mewujudkan akademic discourse.
Di “zaman edan” pengertian literasi terus bermunculan, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pengajaran tidak bisa dihindari lagi.  Kita harus ingat, pendidikan yang berkualitas tinggi itu pasti akan menghasilkan literasi nyang kualitasnya tinggi pula dan begitupun sebaliknya, karena menurutnya writing, reading, arithmatic and reasoning itu adalah modal hidup.
Kita itu harus menjadi orang yang multiliterate, karena orang yang multiliterate adalah orang yang mampu berinteraksi dalam berbagai situasi.  Orang yang tidak literate tidak akan mampu memahami bagaimana hegomoni di wacanakan di media masa.
Sebenarnya pengajaran di bidang bahasa itu haruslah mengajarkan mengenai berfikir kritis, dan ujung tombak dari semua pengajaran itu adalah guru.  Guru harus mampu mengajarkan literasi yang baik, salah satunya bisa dengan menggunakan metode rekayasa literasi contohnya.  Gruu juga harus bisa bersikap profesionaldengan beberapa langkah dengan menjadikannya profesional menggunakan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu komitmen profesional, komitmen etis, strategi analitis,dan reflektif, efikasi diri, pengetahuan bidang studi, keterampilan literasi dan nemerasi (Alwasilah 2012).
Jadi sebenarnya jika kita ingin memperbaiki sistem pendidikan literasi di negara kita ini, kita harus menggunakan metode rekayasa literasi dalam pengajarannya terlebih dahulu.  Merekayasa literasi itu harus dilakukan oleh para pendidik, karena dialah yang menjadi ujung tombak dari semuanya itu, pendidik juga ikut bertanggung jawab atas perkembangan literasi di negaranya tersebut, tentunya dengan sikap profesional guru.  Pendidikan literasi itu sangat penting, karena kualitas suatu negara bisa dilihat dari kualitas oendidikannya.  Maka dari itu kita harus segera memperbaiki sistem pendidikan di negara kita ini agar tidak dipandang sebelah mata oleh negara lain.
Semangaaaaatttt...



Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment