GAPTEK Vs BODOH
EDISI CLASS
REVIEW-3 PEKAN KE-3 WRITING 4
Mungkin seluruh mahasiswa di muka bumi
ini akan menertawakan kita sebagai mahasiswa semester 4 Pendidikan Bahasa
Inggris di IAIN Syekh Nurjati Cirebon karena gagap teknologi alias gaptek. Hal
ini tanpa kita sadari memang benar adanya, contoh kecilnya ialah ketika seorang
dosen menginginkan mahasiswanya untuk membuat blog di komputer sebagai wadah
untuk tugas-tugas kuliah maupun yang lainnya, ternyata keinginan dari seorang
dosen itu tidak melulu mulus seperti apa yang diharapkannya. Pasalnya, mayoritas
mahasiswa tidak mengerti akan tata cara pembuatan dan penggunaan sebuah blog di
komputer. Ini menjadi hal yang sangat ironis mengingat seorang (maha)siswa
harusnya mampu menguasai seluruh pengetahuan yang ada baik itu tentang ilmu IT
maupun yang lainnya. Tidak peduli basic dari kampus tersebut entah berbasis
islam atau umum, mereka semua hukumnya wajib
untuk menguasai teknologi khususnya IT.
Pelajaran yang sangat berharga yang di
dapatkan oleh kita warga “PBI-A” pada minggu ke-3 ini layaknya sebuah pukulan
tajam yang dihantamkan tepat di muka kita, memang rasanya sangat terpukul ketika mengatahui bahwa tingkat kecakapan
dalam penggunaan IT kita sangatlah rendah dibandingkan dengan mahasiswa lain di
luar IAIN, parahnya lagi tingkat kecakapan dalam penggunaan IT kita jauh
tertinggal walaupun dibandingkan dengan seteru abadi kita sesama mahasiswa PBI
semester 4. Sangat ironis memang.
Hakekat mahasiswa yang sebenarnya ialah
mampu menghadapi semua tuntutan zaman yang semakin hari semakin canggih. Jika
seorang mahasiswa mampu bertahan dalam kerasnya persaingan teknologi, maka akan
maju pula suatu peradaban yang dibawanya di masa depan. Sebaliknya, jika
mahasiswa terjerumus jauh dalam kebutaan teknologi, maka akan memusnahkan suatu
peradabannya di masa depan. Dalam UUD 1945 juga jelas menyuruh kita demikian
agar lebih tanggap terhadap tuntutan zaman namun tetap pada poros yang benar
karena mengacu pada UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang
sebenarnya.
Pendidikan nasional adalah pendidikan
yang mengacu pada pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman.
Sesuatu yang paling dikhawatirkan ketika
seseorang mahasiswa itu gaptek ialah ketidak mampuan mahahasiswa/i setelah di
wisuda nanti tidak bisa bersaing dengan teman sekelasnya dan yang lebih berat
lagi ialah bersaing dengan ribuan bahkan jutaan mahasiwa-mahiswa lain di
seluruh pelosok jagat ini. Jika sudah seperti ini, maka hal yang paling parah
ialah seseorang sarjana tersebut hanya menjadi pengisi daftar panjang pengangguran
di Indonesia.
Menurut kalangan dosen, tentunya hal
seperti ini tidak ingin terjadi pada mehasiswa IAIN Cirebon. Selain harus
menguasai materi yang ada pada mata kuliah, mahasiswa juga harus menguasai IT
agar mampu bersaing menjadi lulusan yang handal dan professional.
Yah, menguasai seluruh materi yang
diberikan memang tidaklah mudah, harus
ada momentum yang tepat dalam perjalanannya. Kebanyakan mindset yang ada pada
mahasiswa IAIN Cirebon ini ialah ketika mereka pergi kuliah maka hanya
berfikiran bahwa datang ke kelas lalu duduk manis mendengarkan ceramah dari
dosen, setelah itu pulang ke rumah/kost-an tanpa mendapatkan apa-apa dari
pembelajaran tersebut. Merka datang ke kelas sama sekali tidak mencerminkan
layaknya torch atau obor yang
menyinari gelapnya kebodohan dengan suatu obor ilmu tersebut.
Jika saja mereka lebih berbudaya
literasi, maka hal ini sungguh sangat merugikan untuknya. Orang-orang yang
literat tidak akan membiarkan suatu momen pergi begitu saja, mereka selalu
aktif dalam mencatat suatu apapun yang terjadi di lingkungannya untuk
setidaknya menjadi bahan evaluasi diri agar lebih baik lagi. Ketika sudah
seperti ini maka petualangan selanjutnya ialah mencari lebih banyak lagi
informasi melalui kegiatan membaca, karena membaca merupakan salah satu asupan
gizi yang sangat penting untuk kalangan mahasiswa.
Ketika seseorang itu sudah sangat
memahami suatu bacaan ‘read with high
repetition’, maka step selanjutnya ialah ‘respond’ atau merespon apa yang terdapat di dalam bacaan tersebut
yang nantinya dikumpulkan dalam sebuah rangkuman ‘re-write’, setelah itu tulis apa maksud dari bacaan tersebut
melalui gaya kita ‘reproduce’ . Jika
kegiatan seluruh mahasiswa seperti ini, maka bukan tidak mungkin akan
memunculkan pemikiran-pemikiran baru melalui karya tulis yang terbarukan.
Kesimpulan pada edisi class review di
minggu yang ke 3 ini ialah, gaptek itu hukumnya haram
buat mahasiswa IAIN Cirebon jika mahasiswanya ingin maju dan dipandang bagus
oleh perguruan tinggi lain. Seorang mahasiswa dapat di katakan sempurna ialah
mereka yang mampu menguasai seluruh materi-materi pengajaran baik itu yang
formal maupun non-formal, menguasai dunia lewat karya tulis merupakan idaman
semua mahasiswa calon sarjana. Akan tetapi, semua itu jika di paksakan maka
dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi dirinya sendiri karena dalam suatu
hadits sahih menyatakan bahwa kullu
syai’in fak-fakun, segala sesuatu itu harus pada tempatnya. Walaupun
demikian, menulis merupakan hal yang wajib untuk kalangan mahasiswa, apa
salahnya jika kita semua mencoba sesuatu yang di anggap susah oleh kita. Jika
semuanya itu terus menerus di jalani, maka yang terjadi nantinya ialah adanya
perasaan nyaman serta terbiasa.
Thank you… J