Class Review 3: Semua Dapat Dikabulkan, Tanpa Kantong Ajaib



Semua Dapat Dikabulkan, Tanpa Kantong Ajaib
Oleh Hadi Wibowo

Langkah yang jauh telah tertempuh untuk mengarungi lebatnya rimba hutan pengetahuan. Meski lelah, letih, lesu, lunglai, lamban, dan lapar tapi harus dilalui dengan segenap hati. Perjuangan yang kita ambil untuk menggapai ilmu tidaklah sia-sia karena memang fitrah kita sebagai manusia adalah untuk mencari ilmu sehingga seberapa pun jauhnya harus kita tempuh.

Writing and Composition 4 telah memasuki babak keempat. Kali ini kita akan membahas mengenai chapter review kemarin yang telah kita racik sedemikian rupa sehingga menghasilkan ramuan baru untuk dihidangkan di pertemuan ini. Format yang digunankan untuk membuat chapter review ini yaitu dengan format karya ilmiah yaitu menulis dengan menggunakan fakta yang ada dan mengkritisinya dengan menggunakan bukti memperkuatnya.
Karya ilmiah bersifat objektif. Sehingga tidak menggunakan atau melihat dari salah satu sisi saja. Karya ilmiah mempuanyai beberapa elemen penting, di antaranya yaitu:
1.      Cohesion
Kohesi atau kelancaran atau kelembutan isi antar kalimat dan paragraf. Ada hubungan yang saling menyambung antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya.
2.      Clarity
Kejelasan antara arti atau maksud yang ingin penulis ungkap dapat tertangkap dengan jelas oleh si pembaca.
3.      Logical Order
Urutan penyampaian informasi. Maksudnya yaitu informasi yang disampaikan seharusnya dari yang umum dulu lalu ke yang spesifik.
4.      Consistensy
Yaitu bagaimana si penulis menggunakan gaya penulisannya secara konsisten. Tidak berganti-ganti dan menetap pada satu gaya penulisan saja.
5.      Unity
Kesatuan antar bacaan yang secara tidak langsung dibahas dalam paragraf.
6.      Conciseness
Penghematan kata-kata yang digunakan dalam tulisan seharusnya tidak bertele-tele dan langsung kepada intinya. Pemakaian kata yang berlebihan sebisa mungkin harus dihindari. Contohnya penggunaan kata:
“Sangat amat tidak hebat sama sekali!”
Pemubaziran kata ini bisa diminimalisir dengan menggantinya menjadi “sangat tidak hebat” atau “tidak hebat sekali.”
7.      Completeness
Penggunaan informasi yang tidak penting seharusnya dibuang atau tidak digunakan. Penulis yang baik hanya memberikan informasi yang menyambung dnegan topik yang dibahas saja. Contohnya tentang teks yang membahas tentang Tahu Gejrot. Pembaca pasti menginginkan informasi mengenai sejarah dan cara pembuatannya. Bukannya malah membahas mengenai perasaan mamang penjual tahu gejrotnya yang tidak laku lalu dimarahi oleh istrinya sehingga diusir dari rumah.
8.      Variety
Variety membuat sebuah tulisan menjadi tidak flat atau biasa-biasa saja. Layaknya bumbu, variety adalah bumbu pedas atau cabainya.
9.      Formality
Karya ilmiah bersifat formal karena bertujuan untuk dipublikasikan ke masyarakat umum. Sehingga penggunaan, tanda baca, kosa kata yang sopan, dan tata bahasa harus diperhatikan dengan baik dan benar. Penggunaan kata-kata sepeti saya juga harus dihindari.
            Elemen-elemen dalam karya ilmiah terlihat sangat sulit untuk dipraktekan. Tapi, semua itu dapat dikabulkan tanpa bantuan kantong ajaib Doraemon. Penulis yang baik dapat meneliti bagian mana dari tulisannya yang kurang dan dapat memperbaikin. Kemauan dan tekad yang kuat adalah modal utama untuk menjadi penulis yang baik sehingga siapapun kita, percayalah kita dapat menjadi penulis yang baik.
            Hal lain yang perlu diperhatikan saat menulis karya ilmiah adalah target pembaca. Anak-anak, remaja, kaum alay, dewasa atau manula. Tulisan kita harus kita sesuaikan dengan target pembaca, sehingga maksud yang ingin kita sampaikan dapat tercapai. Penggunaan kata koreografi pada anak-anak akan membuat mereka bingung dan mengira koregrafi adalah jenis biskuit. Begitu juga penggunaan kata masbuloh yang sedang ngetrend di kalangan kaum alay. Jika digunakan untuk manula maka akan fatal, karena masbuloh akan dikira temannya mas duloh.
            Untuk memperkuat tulisan kita, bukti harus dipergunakan. Maksdunya ialah untuk memperjelas argumen-argumen yang kita gunakan. Apabila kita tidak menggunakan bukti maka argument kita hanya bersifat pemikiran belaka, karena tanpa dilandasi fakta yang ada. Sehingga bukti menjadi hal yang wajib kita tambahkan.
            Dapat kita tarik kesimpulan di sini bahwa untuk dapat memproduksi karya ilmiah yang baik harus menggunakan elemen yang tepat dan kemauan juga tekad untuk menulis yang besar.
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment