“Garam Bahasa”
{DIANA}
Garam
merupakan salah satu bahan pokok sebagai bumbu dalam memasak. Beuntuknya
Kristal, kecil, berwarna putih dan rasanya asin mampu menggugah rasa masakan
menjadi istimewa dan nendang di lidah. Tanpa garam masakan tidak tercipta
karena semua masakan membutuhkan garam. Seistimewa appun masakan yang kita buat
tidak mampu tanpa garam tidak mampu menggoyahkan lidah.
Adapun garam bahasa disini
adalah Literasi karena dalam ilmu
bahasa tanpa adanya literasi tidak akan mampu mencetak potensi yang baik dan
berkualitas. Adanya literasi atau” garam” dalam bahasa mampu memprioritaskan
kualitas berbahasa yang tingggi. Literasi tidak akn pernah terlepas dari ranah
pendidikan dan bahkan pada zaman di era globalisasi ini literasi sudah merombak
dalam berbagai bidang. Literasi dapat di artikan sebagai kunci keberhasailan
atau kemahiran dalam meningkatakan kemampuan, keterampilan, serta bakat
seseorang dalam ilmu pengetahuan. Dari orang biasa yang terbiasa melatih diri
untuk berliterasi maka orang tersebut menjadi orang yang cerdas dan multi
skill.
Istilah garam juga dapat diartikan
dalam proses pembelajaran di kelas, yaitu tepatnya pada mata kuliah writing 4
yang di ampuh oleh seorang dosen yang berkompeten dan spektakuler, siapa lagi
kalau bukan Mr. Lala Bumela yang mampu merubah kebiasaan mahasiswanya dari yang
biasa menjadi luar biasa dengan menerapkan literasi yaitu dengan menulis dan
menulis sampai hasil mahakarya kita di akses ke media sosial yaitu blog. Sehingga
itu dapat dikatakan sebagai bukti bahwa kita bukan mahasiswa biasa melainkan
mahasiswa yang bisa menulis. Salah satu kebiasaan yang sudah menjadi bagian
dari perjalanan kita yaitu kita melatih menulis mulai dari menulis class review
dalam setiap minggunya.
Dengan menulis class review seakan
belajar kita lebih terarah. Tanpa adanya class review seperti kehilangan arah
yang bisa di ibaratkan ketika kita menempuh perjalana yang panjang dengan
menelusuri hutan yang begitu luas dan rindang dengan kompas kita dapat terarah
kemanakah langkah kita dan tidak tersesat.
Sepeti halnya class review sebagai kompas kita dalam belajar. Kita tidak
akan merasa bingung dengan materi apa yang kita pelajarai sebelimnya karena
secara sistematis materi tersebut tertulis dalam tulisan class review sebagai
aktualisasi diri. Ketika suatu saat nanti kita membutuhkan materi tersebut maka
dengan mudak kta dapat mengaksesnya yaitu hanya dengan membuka buku. Hla
tersebut dapat dikatakn berliterasi.
Literasi
merupakan pundi- p[undi bahasa karena dari empat skill berbahasa yaitu membaca,
menulis, mendengar, dan berbicara merupakan kesatuan komponen penting dalam
berbahasa. Namun dari keempat skill berbahasa itu yang menjadi inti dari
keberhasilan dalam berliterasi adalah membaca dan menulis. Adapun yang menjadi
pusat dari keberhasilan literasi adalah pengajaran.
Pengajaran
merupakan alat atau media penting dalam berliterasi karena dengan pengajaran
yang baik otomatis buadaya literasi dapat terbangun. Sedanglkan dalam
pengajaran sendiri didasarkan pada membaca dan menulis. Antara kegiatan membaca
dan menulis tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Beralih pada teks yaitu dengan
membiasakan diri kita untuk sharing teks satu sama lain ayitu dengan menulis
teks mahakarya kita dan mengakses teks tersebut pada media online seperti blog
untuk bertukar informasi, mempertahankan pengetahuan dan menganalisa ide- ide
dalam bebrapa genre. Kemudian memunculkan inovasi dan kreatifitas kita dalam
mengajar.(Alwasilah,2012).
Terkait dengan sharing teks kita
sebagai mahasiswa sudah sudah melakukan budaya literasi yang diterapkan oleh
Mr. lala karena semua tugas tulisan kita di akses pada blog sebagai bentuk
sharing teks. Tujuan dari pengepostan mahakarya kita tiada lain kita berusaha
untuk bereksistensi dalam menulis dan memperlihatkan potensi kita dalam
menulis. Begitu juga pada abad ke-20 standar kelas dunia menuntut kita untuk
cakap dalam pengolahan informasi, berhitung dan kita harus mampu memainkan peran
kita sebagai warga negara yang demokratis.
Ada beberapa element dalam akademik
writing yaitu:1. Kohesi; yaitu adanya gerakan halus atau aliran antara kalimat
dan paragraph.2. kejelasan; makna dari apa yang kita gunakan dalam
berkomunikasi harus jelas.3. urutan logis; penulisannya logis yang biasanya
lebih cenderumg dari umum ke khusus.4. konsisten; konsiten dalam gaya
penul;isan tidak berubah- ubah.5.Unity; informasinya nyambung dengan topic
antar paragraph yang satu dan yang lain menyatu.6.keringkasan; keringkasan
mengacu pada penggunaan kata- kata yaitu menghilangkan kata- kata yang toidak
perlu hanya langsung padatitik inti informasi.7. kelengkapan; informasi yang di
tulis lengkap.8. ragam; penulisannya beragam supaya tidak membosankan.9. formalitas;
penggunaan katanya formal dan struktur bahsanya pun padu.
Menurut hyland(2006) bahwa literasi
adalah sesuatu hal apa yang kita lakukan. Artinya segala sesuatiu yang kita
lakukan bisa dikatakan literasi. Misalnya cermata dalam pengeluaran biaya hidup
yang tercatat secara rinci sepeti halnya ibu- ibu yang biasa mengatur keuangan
rumah tangga. Adapun menurut Hamilton(1998) seperti di kutip dalam
Hyland(2006:21) bahwa aksara itu terletak pada interaksi manusia. Di dalam
akadem,ik writing kita di tekan dan di tuntut untuk mahir dalam penggunaan
bahasa sebagai praktik keaksaraan. Keberhasialn dalam akdemik itu berarti
representing diri kita yaitu demnghan melatih diri untuk disiplin.
“ Rekayasa literasi” ,literasi adalah
praktik budaya yang berkaitan dengan artikel baru terkait persoalan spial
politik yamg di latar belakangi oleh perkembangan zaman yang begitu pesat
sehingga dalam pengajaran harus bisa di rubah sesuai dengan perkembangan zaman
yaitu dengan meningkatkan kualitas pengajaran. Adapun menurut Freebody dan
Lukas(2003) bahwa model literasi itu terkait pengkodean teks, pemaklnaan teks,
penggunaan fungsional teks, kritis dan menganalisis teks dan mempu merubah
teks. Misalnya dari teks wacana di rubah menjadi teks kritikal. Sedangkan menurut
Lehtonen dan Chaedar bahwa linguitik itu terkait system pemikiran kita yang
dituangkan kedalam teks.
Ada empat hal pentingterkait literasi
yaitu:1. Read with high repetition; membaca dengan pengulangan yang tinggi.2.
Respon; pembaca respon terhadap teks .3. Re-write; seorang pembaca harus bisa
menulis ulang teks tersebut menggunakan bahsa sendiri sesuai dengan pemahaman
dari analisisnya.4. Re-produce; seorang pembaca yang produktif harus bisa
menghasilkan teks baru dan merubahnya disertai dengan argumen dan kritik.
Jadi dari serangkaina pemaparan
diatas terkait literasi dapat disimpulkan bahwa literasi merupakan pundi- pundi
bahasa yang tidak akan pernah lepas dari pendidkan karena dimana dalam
pendidikan harus diterapkan literasi yaitu dengan membaca dsan menulis. Salah
satu hal literasi yaitu sharing teks yaitu dengan mengakses mahakarya kita pada
media online sepeti blog supaya karya tulis kita dapat di baca oleh orang alin
guna untuk mengukur kemampuan klita dalam menulis. Sejauh mana kemampuan kita
dalam menulis apakah masih biasa apakah sudah matang selayaknya penulis.
Literasi juga mengikuti alur kemajuan zaman yaitu dengan meningkatkan kualitas
pengajaran sebagai bentuk prioritas pendidikan yang lebih baik. Jika
penagajarannya biasa dan tidak modern sedangkan kondisi zaman sudah maju maka
bangsa kita akan tertinggal. Adapun dalam akademik writing bisa berjalan dengan
baik dengan berpatokan pada 9 elemen yaitu: kohesi, kejelasan, urutan logis,
konsisten, unity, keringkasan,kelengkapan, ragam, dan formalitas. Dan pada
dasarnya literasi itu adalah hal apa yang kita klakukan.