Class Review 3




“Garam Bahasa”
{DIANA}
            Garam merupakan salah satu bahan pokok sebagai bumbu dalam memasak. Beuntuknya Kristal, kecil, berwarna putih dan rasanya asin mampu menggugah rasa masakan menjadi istimewa dan nendang di lidah. Tanpa garam masakan tidak tercipta karena semua masakan membutuhkan garam. Seistimewa appun masakan yang kita buat tidak mampu tanpa garam tidak mampu menggoyahkan lidah.

            Adapun garam bahasa disini adalah Literasi karena dalam ilmu bahasa tanpa adanya literasi tidak akan mampu mencetak potensi yang baik dan berkualitas. Adanya literasi atau” garam” dalam bahasa mampu memprioritaskan kualitas berbahasa yang tingggi. Literasi tidak akn pernah terlepas dari ranah pendidikan dan bahkan pada zaman di era globalisasi ini literasi sudah merombak dalam berbagai bidang. Literasi dapat di artikan sebagai kunci keberhasailan atau kemahiran dalam meningkatakan kemampuan, keterampilan, serta bakat seseorang dalam ilmu pengetahuan. Dari orang biasa yang terbiasa melatih diri untuk berliterasi maka orang tersebut menjadi orang yang cerdas dan multi skill.
            Istilah garam juga dapat diartikan dalam proses pembelajaran di kelas, yaitu tepatnya pada mata kuliah writing 4 yang di ampuh oleh seorang dosen yang berkompeten dan spektakuler, siapa lagi kalau bukan Mr. Lala Bumela yang mampu merubah kebiasaan mahasiswanya dari yang biasa menjadi luar biasa dengan menerapkan literasi yaitu dengan menulis dan menulis sampai hasil mahakarya kita di akses ke media sosial yaitu blog. Sehingga itu dapat dikatakan sebagai bukti bahwa kita bukan mahasiswa biasa melainkan mahasiswa yang bisa menulis. Salah satu kebiasaan yang sudah menjadi bagian dari perjalanan kita yaitu kita melatih menulis mulai dari menulis class review dalam setiap minggunya.
        Dengan menulis class review seakan belajar kita lebih terarah. Tanpa adanya class review seperti kehilangan arah yang bisa di ibaratkan ketika kita menempuh perjalana yang panjang dengan menelusuri hutan yang begitu luas dan rindang dengan kompas kita dapat terarah kemanakah langkah kita dan tidak tersesat.  Sepeti halnya class review sebagai kompas kita dalam belajar. Kita tidak akan merasa bingung dengan materi apa yang kita pelajarai sebelimnya karena secara sistematis materi tersebut tertulis dalam tulisan class review sebagai aktualisasi diri. Ketika suatu saat nanti kita membutuhkan materi tersebut maka dengan mudak kta dapat mengaksesnya yaitu hanya dengan membuka buku. Hla tersebut dapat dikatakn berliterasi.
           Literasi merupakan pundi- p[undi bahasa karena dari empat skill berbahasa yaitu membaca, menulis, mendengar, dan berbicara merupakan kesatuan komponen penting dalam berbahasa. Namun dari keempat skill berbahasa itu yang menjadi inti dari keberhasilan dalam berliterasi adalah membaca dan menulis. Adapun yang menjadi pusat dari keberhasilan literasi adalah pengajaran.
          Pengajaran merupakan alat atau media penting dalam berliterasi karena dengan pengajaran yang baik otomatis buadaya literasi dapat terbangun. Sedanglkan dalam pengajaran sendiri didasarkan pada membaca dan menulis. Antara kegiatan membaca dan menulis tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
       Beralih pada teks yaitu dengan membiasakan diri kita untuk sharing teks satu sama lain ayitu dengan menulis teks mahakarya kita dan mengakses teks tersebut pada media online seperti blog untuk bertukar informasi, mempertahankan pengetahuan dan menganalisa ide- ide dalam bebrapa genre. Kemudian memunculkan inovasi dan kreatifitas kita dalam mengajar.(Alwasilah,2012).
           Terkait dengan sharing teks kita sebagai mahasiswa sudah sudah melakukan budaya literasi yang diterapkan oleh Mr. lala karena semua tugas tulisan kita di akses pada blog sebagai bentuk sharing teks. Tujuan dari pengepostan mahakarya kita tiada lain kita berusaha untuk bereksistensi dalam menulis dan memperlihatkan potensi kita dalam menulis. Begitu juga pada abad ke-20 standar kelas dunia menuntut kita untuk cakap dalam pengolahan informasi, berhitung dan kita harus mampu memainkan peran kita sebagai warga negara yang demokratis.
        Ada beberapa element dalam akademik writing yaitu:1. Kohesi; yaitu adanya gerakan halus atau aliran antara kalimat dan paragraph.2. kejelasan; makna dari apa yang kita gunakan dalam berkomunikasi harus jelas.3. urutan logis; penulisannya logis yang biasanya lebih cenderumg dari umum ke khusus.4. konsisten; konsiten dalam gaya penul;isan tidak berubah- ubah.5.Unity; informasinya nyambung dengan topic antar paragraph yang satu dan yang lain menyatu.6.keringkasan; keringkasan mengacu pada penggunaan kata- kata yaitu menghilangkan kata- kata yang toidak perlu hanya langsung padatitik inti informasi.7. kelengkapan; informasi yang di tulis lengkap.8. ragam; penulisannya beragam supaya tidak membosankan.9. formalitas; penggunaan katanya formal dan struktur bahsanya pun padu.
         Menurut hyland(2006) bahwa literasi adalah sesuatu hal apa yang kita lakukan. Artinya segala sesuatiu yang kita lakukan bisa dikatakan literasi. Misalnya cermata dalam pengeluaran biaya hidup yang tercatat secara rinci sepeti halnya ibu- ibu yang biasa mengatur keuangan rumah tangga. Adapun menurut Hamilton(1998) seperti di kutip dalam Hyland(2006:21) bahwa aksara itu terletak pada interaksi manusia. Di dalam akadem,ik writing kita di tekan dan di tuntut untuk mahir dalam penggunaan bahasa sebagai praktik keaksaraan. Keberhasialn dalam akdemik itu berarti representing diri kita yaitu demnghan melatih diri untuk disiplin.
      “ Rekayasa literasi” ,literasi adalah praktik budaya yang berkaitan dengan artikel baru terkait persoalan spial politik yamg di latar belakangi oleh perkembangan zaman yang begitu pesat sehingga dalam pengajaran harus bisa di rubah sesuai dengan perkembangan zaman yaitu dengan meningkatkan kualitas pengajaran. Adapun menurut Freebody dan Lukas(2003) bahwa model literasi itu terkait pengkodean teks, pemaklnaan teks, penggunaan fungsional teks, kritis dan menganalisis teks dan mempu merubah teks. Misalnya dari teks wacana di rubah menjadi teks kritikal. Sedangkan menurut Lehtonen dan Chaedar bahwa linguitik itu terkait system pemikiran kita yang dituangkan kedalam teks.
    Ada empat hal pentingterkait literasi yaitu:1. Read with high repetition; membaca dengan pengulangan yang tinggi.2. Respon; pembaca respon terhadap teks .3. Re-write; seorang pembaca harus bisa menulis ulang teks tersebut menggunakan bahsa sendiri sesuai dengan pemahaman dari analisisnya.4. Re-produce; seorang pembaca yang produktif harus bisa menghasilkan teks baru dan merubahnya disertai dengan argumen dan kritik.
          Jadi dari serangkaina pemaparan diatas terkait literasi dapat disimpulkan bahwa literasi merupakan pundi- pundi bahasa yang tidak akan pernah lepas dari pendidkan karena dimana dalam pendidikan harus diterapkan literasi yaitu dengan membaca dsan menulis. Salah satu hal literasi yaitu sharing teks yaitu dengan mengakses mahakarya kita pada media online sepeti blog supaya karya tulis kita dapat di baca oleh orang alin guna untuk mengukur kemampuan klita dalam menulis. Sejauh mana kemampuan kita dalam menulis apakah masih biasa apakah sudah matang selayaknya penulis. Literasi juga mengikuti alur kemajuan zaman yaitu dengan meningkatkan kualitas pengajaran sebagai bentuk prioritas pendidikan yang lebih baik. Jika penagajarannya biasa dan tidak modern sedangkan kondisi zaman sudah maju maka bangsa kita akan tertinggal. Adapun dalam akademik writing bisa berjalan dengan baik dengan berpatokan pada 9 elemen yaitu: kohesi, kejelasan, urutan logis, konsisten, unity, keringkasan,kelengkapan, ragam, dan formalitas. Dan pada dasarnya literasi itu adalah hal apa yang kita klakukan.



Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment