class review 3



Citarasa Baru Dalam Menulis
(By: Fitriatuddiniyah)

            Ibaratkan sebuah kapal laut yang sedang berlayar mengarungi dunianya, namun seketika dia hampir tidak bisa berlayar lagi untuk mengarungi perjalanannya dalam menggapai pulau impiannya.  Banyak hal yang membuatnya terpaku.  Mungkin karena mesinnya yang tak lagi gesit, atau mungkin karena awak kapal yang belum pandai berpegangan erat satu sama lain dan kurang bekerja keras.  Namun, dengan harapan yang teguh, usaha yang membuat  jantung dan hati ini berdetak lebih cepat, dan fikiran yang berputar lebih jernih.  Akhirnya, kapal laut itu kembali berlayar pasti.
            Rabu siang tepatnya, kita kembali mengarungi luasnya ilmu, khususnya writing.   “Coming with a torch, not a bucket”, harmoni kata yang Mr. Lala lantunkan untuk kami.  Artinya, beliau memberikan apinya, sedangkan kami harus mampu menjaga torch itu untuk tetap menyala dan berkobar, begitu pun dengan kualitas akademik kami.

            Minggu pertama hingga keempat merupakan latihan dengan endurence yang mengenai kefokusan kita dalam segala hal.  Apakah kita sudah mampu untuk fokus atau belum siap? Kuat atau tidak? Selain itu, ada cohesion, dimana ketika kita membaca, apakah mendatar biasa-biasa saja atau ada ganjalan yang membuat kita penasaran?  Semua itu tergantung kita dalam melakukannya.
            Ketika menulis, kita harus tau bagaimana cara menulis dan mempresentasikannya.  Tidak hanya dengan memproduksi, namun harus mampu mereproduksinya.  Selain itu, kita juga harus memperhatikan hal-hal penting sebagai berikut:
·         Kohesi
Gerakan halus atau aliran kalimat dan paragraf.  Kohesi merupakan keserasian hubungan antar unsur yang satu dengan unsur yang lainnya dalam wacana.  Kohesi mengacu pada aspek bentuk atau aspek formal bahasa, dan wacana itu sendiri dari kalimat-kalimat.
·         Kejelasan
Kejelasan makna dari apa yang kita hendak komunikasikan harus jelas dan tidak membingungkan.  Supaya pembaca pun mampu menangkap maksud dan tujuan dari tulisan kita tersebut.
·         Urutan logis
Penulisan mengacu pada urutan logis dari informasi.  Dalam penulisan akademik, penulis cenderung bergerak dari umum ke khusus.
·         Konsistensi
Konsistensi mengacu pada keseragaman gaya penulisan.
·         Unity
Sederhananya, kesatuan mengacu pada pengecualian informasi yang tidak secara langsung berhubungan dengan topik yang dibahas dalam paragraf tertentu.
·         Keringkasan
Keringkasan adalah ekonomi dalam penggunaan kata-kata.  Tulisan yang bagus dengan cepat sampai ke titik dan menghilangkan kata yang tidak perlu pengulangan.  Pengecualian dari informasi yang tidak perlumempromosikan persatuan dan kesatuan.
·         Kelengkapan
Sementara informasi berulang-ulang atau tidak perlu harus dihilangkan, penulis memiliki hal untuk memberikan informasi penting mengenai suatu topik tertentu.  Misalnya dalam makna cacar air, pembaca akan berharap untuk mengetahui bahwa itu adalah penyakit utama anak-anakyang ditandai dengan ruam.
·         Ragam
Keragaman membantu pembaca dengan menambahkan  beberapa bumbu-bumbu untuk teksnya, dan terciptalah rasa yang luar biasa.
·         Formalitas
Menulis akademik adalah formal, dalam nada ini berarti bahwa kosakata canggih dan struktur tata bahasa yang digunakan. Selain itu penggunaan kata ganti “I” dan kontraksi dihindari.

Literasi adalah sesuatu yang kita lakukan.  Hamilton (1998), seperti dikutip dalam Hyland (2006:21), melihat keaksaraan sebagai kegiatan yang terletak di interaksi antara manusia. Hyland furhter berpendapat: " melekak ademik menekankan bahwa cara kita menggunakan bahasa, disebut sebagai praktik keaksaraan, berpola oleh lembaga sosial dan hubungan kekuasaan.
Keberhasilan akademik berarti persembahan kita dengan cara dihargai oleh disiplin kita, mengadopsi nilai-nilai, keyakinan, dan identitas yang menunjukkan wacana akademik.  Rekaya literasi berarti merekayasa pengajaran membaca dan menulis.  Ketika kita diberi teks, yang harus kita lakukan adalah: read with high repetition, respond, (re-) write, dan reproduce.  Pengajaran reading and writing mempunyai empat dimensi yang saling berkaitan yaitu: teks, minda, perkembangan, dan sosiokultural.
Dari semua pembahasan di atas, dapat disimpilkan bahwa yang direkayasa dalam literasi adalah merekayasa membaca dan menulis dengan mengikat dimensi pengetahuan, kognitif, perkembangan, dan sosiokultural.  Linguistik diakses lewat teks, minda, perkembangan, dan sosiokultural.  Dan orang yang mau mengajar bahasa harus jago dalam linguistik.  Hanya orang yang berliterasi tinggi yang mampu menjulang tinggi, bahkan hingga mampu menggapai bulan. 

Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment