critical review 1



PENDIDIKAN UNTUK ANAK BANGSA
By: Dian Eka Indriyani

Pendidikan memang segalanya dalam kehidupan, dalam pendidikan kita mampu memahami apa yang seharusnya dan yang tidak seharusnya kita lakukan. Dalam hal ini pendidiklah yang berperan penting didalamnya, namun yang menjadi pertanyaan di sini siapakah pendidik tersebut? Kita sudah tentu tahu siapa pendidik disini tidak lain dan tidak bukan adalah orang tua dan guru di sekolah, pendidik disini lebih dominan lagi dalam membangun setiap karakteristik dari setiap anak.
Memahami dari hal tersebut kita bisa lihat sekarang disetiap sekolah-sekolah yang ada, terutama disekolah-sekolah dasar (SD) karena yang namanya anak sd itu masih memiliki sifat yang murni atau masih polos, mereka belum mengetahui apa yang mananya berinteraksi dengan benar, disana juga seorang anak cenderung memiliki sifat egois atau acuh pada lingkungannya. Tidak dipungkiri memang karena itu semua adalah sifat naluriyah yang memang masih melekat dihati mereka.

Pada pendidikan dasar ini, seorang guru harus mampu membekali siswanya dengan sebuah keterampilan untuk melanjutkan kejenjang berikutnya dan sebagai bekal menjadi individu dimasyarakat nantinya. Pada pendidikan dasar ni juga sebagai dasar pendidikan untuk pendidikan selanjutnya, karena dalam pendidikan dasar seorang anak mulai diolah kemampuan yang dia miliki, dipahami tentang bakat yang dia miliki sehingga nantinya seorang anak mampu berinterasi dan mampu mengolah sendiri bakat yang dia miliki. Pada bakat ini setiap anak pasti memiliki ciri khasnya tersendiri, tidak dipungkiri memang terkadang dari apa yang dimiliki dia merasakan sulit untuk mengolahnya disitulah tugas pendidik untuk mampu mengarahkannya.
Dalam pendidikan sudah tentu memiliki perbedaan dan perbedaan itu sudah tentu jelas apalagi ketika kita memiliki perbedaan dalam keyakinan, suku atau budaya. Memiliki perbedaan sebenarnya menjadi ciri tersendiri dalam kehidupan terutama di indonesia juga memiliki suku dan kebudayaan yang beragam yang terangkum dalam “ Bhineka Tunggal Ika”. Dimana didalamnya perbedaan bukan penghalang bagi setiap manusia untuk tetap bersatu, maka itu dalam pendidik juga demikian halnya.
Pada fakta dilapangan sekarang, dalam dunia pendidikan masih banyak masalah yang belum juga teratasi, apalagi ketika kita menemui sebuah perbedaan yang begitu sulit untuk disatukan. Masih banyak diluar sana apalagi seorang siswa yang terlibat tawuran, semua itu sudah tidak asing kita jumpai, penyebabnya tidak lain adalah perbedaan pendapat. Bagaimana bisa menjadi sebagai calon penerus bangsa yang baik jika demikian yang terus terjadi? Dari perbedaan itu seharusnya mampu menumbuhkan rasa toleran yang tinggi sebagai warga yang hidup dinegara yang menganut sistem demokrasi, seorang guru juga harus memberikan pemahaman yang lebih bagi toleran agar tidak menjadi suatu permasalah yang terus menerus menjamur, terutama toleran dalam beragama karena disini menyangkut keyakinan dalam hati.
Pada umat beragama di indonesia yang memiliki banyak perbedaan, sebagai negara yang memiliki kebebasan untuk memilih keyakinannya sendiri indonesia didominasi oleh perbedaan agam dan juga kebudayaan, disitulah kita diharuskan memiliki sifat tenggang rasa dan toleran yang tinggi, maka itu sedini mungkin kita mengenalkan rasa toleran itu terhadap seorang anak agar nantinya tidak saling berseteru lantaran keyakinan yang dia miliki, bukan gimana sekarang perbedaan agama sudah menjadi tren yang mencolok di indonesia.
Pada usia yang masih dini seorang anak wajib mendapat pengetahuan yang dapat mengembangkan rasa kebersamaan yang luas, luas disini dia mapu berinteraksi dengan berbagai kalangan namun masih memiliki norna-norma dalam bergaulnya dia, itu yang dibutuhkan kita saat ini dan kebutuhan dalam jangka waktu yang panjang, sebab pada pendidikan yang ini jangankan seorang guru yang mengajar disekolah dari orang tua juga harus aktif memantau kemampuan anaknya, bukan berarti karena ada guru lantas orang tua membiarkannya saja tidak memperhatikan kesehariannya pula sebab guru hanya mengajar ketika disekolah selebihnya orang tualah yang berperan aktif membimbing anaknya.
Bila kita bicara tentang pendidikan pasti pikiran kita tidak lepas dari yang namanya seorang guru, tentu saja demikian sebab disini seorang anak tidak hanya belajar tentang ilmiah atau sosialnya saja namun dari segi pengetahuan lainnya juga perlu di ajarkan sebagai pengetahuan dari luar, apalagi ketika seorang anak yang aktif pasti dia memiliki rasa penasaran yang tinggi dan itu akan dia bawa sampai nanti dia dewasa ketika apa yang dia dapat di oleh dengan benar bukan hanya sebatas pengetahuan dan sebatas belajar tapi membiarkannya tanpa dia gunakan.

Dalam hal seperti ini menurut saya memang pantas jika seorang ank di ajarkan tentang pengetahuan yang sebatas ilmu dari sekolah, namun penalaran untuk berinteaksi dengan sesama yang memiliki perbedaan memang penting diterapkan. Disini saya juga menghibau agar tidak terlalu terpaut pada ajaran yang dipraktekkan semua harus berimbang dan sesuai dengan porsinya, karena sesuatu yang berlebih juga tidak baik apalagi terhadap seorang anak yang masih memiliki perkembangan yang luas, dari situ pula yang kemudian menjadi sebuah tugas bagi semua yang mendidik agar mampu membiasakan diri dengan pengetahuan karena dalam hidup kita belajar dari hari kehari sejak kita masih dalam kandungan sampai kita berada diliang lahat.
Pada dasarnya disini yang bernama interaksi memang idak akan pernah lepas dari kita juga, sebab dari interaksi itulah semua dapat terbuka menuju sebuah pengetahuan dan dari interaksi itu juga dapat menciptakan sebuah perbedaan serta dari perbedaan itu yang banyak menimbulkan sebuah perselisihan. Banyak yang tidak menyadari hal tersebut karena dalam sebuah interaksi kita menggunakan pengetahuan yang kita miliki dan terkadang penalaran yang kita miliki tidak sesuai dengan apa yang kita sampaikan.
Contoh perbedaan yang banyak menyebabkan perselisian disini adalah tentang etnis dan budaya, didaerah-daerah tertentu masih banyak mempersoalkan hal ini seperti didaerah sumbah (2008), Ambon (2009), Papua (2010) dan masih banyak lagi yang tidak kita ketahui tempatnya. Ini menunjukan rasa toleran kita yang masih kurang dinegara yang memiliki sistem demokrasi, harusnya kita menyadri tentang perbedaan itu bukan menjadikannya sebagai masalah yang tidak tahu dimana ujungnya.
Masalah perbedaan itu dapat kita atasi ketika sejak kecil kita jua sudah terbiasa menghadapi sebuah perbedaan maka itu sebisa mungkin bagaimana caranya kita mampu menyesaikannya dan pendidikan juga yang menjadi nomor satu disini, memang terkadang sangat sulit untuk menumbuhkan pandangan masyarakat tentang pendidikan, namun setidaknya kini sudah mulai berangsur membaik meski disini masih sedikit menemui kendalanya. Disini kita juga masih menemui kendala ketika orang tua tidak bisa atau merasa tidak mampu membiayai anaknya untuk sekolah mski sudah ada beasiswa masih saja sulit untuk bisa mewujudkannya.
Pada umumnya pendidikan pasti menumbuhkan keterampilanyang dimiliki oleh setiap siswanya, pada usia anak yang masih kecil pendidikan mungkin belum mereka pahami apa manfaatnya mereka lebih senang untuk bermain dan berkomunikasi dengan sebayanya membuat gaduh ruangan dengan canda tawa mereka, tappi semua itu tidak selamanya bersifat negatif karena dalam hal ini pelajaran yang mudah dipahami oleh mereka melalui cara dengan bermain bukan dengan kefokusan yang menimbulkan ketegangan. Tinggal bagaimana seorang guru yang menghadapi.
Pendidikan yang mengmbangkan pribadi dalam skala yang lebih luas tidak sekedar aspek intelektualnya saja, namun dapat menjadikan siswa berkembang dengan cepat dan apa yang dia pahami juga dapat menjadi acuan dia ketika dia sudah mulai bermasyarakat. Pendidikan seperti ini berguna juga buat siapa saja karena tidak dipungkiri sebagai mahasiswa saya juga lebih nyama ketika belajar dengan situasi yang santai tidak terburu-buru atau mungkn merasa tegang, atau lebih luasnya sambil bermain.
Pendidikan bukan hanya sebatas untuk mencari gelar seperti yang banyak orang pikirkan sekarang, memang mungkin dari sebagian ada yang seperti itu, tapi bukan mayoritas dilakukannya karena pada dasarnya sebenarnya pendidikan itu untuk bekal kita  siapa saja orangnya untuk memberikan pengetahuan tentang dunia yang luas dan bagaimana cara dia menghadapinya. Dan didalamnya kita mampu mengolah sejauh mana keterampilan dan sebuah bakat yang tersimpan dalam diri kita.
Pada pendidikan umum, dia harus membekali seorang dengan kemampuan untuk melakukan hal-hal secara benar dan membawa kemaslahatan, maka dari itu pendidikan diutamakan bukan sekedar mencari gelar seperti yang banyak orang sangkakan. Dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti melakukan aktifitas dan itu membutuhkan sebuah keterampilan, dan keterampilan inilah yang menunjangnya untuk melakukan apa yang harusnya dia lakukan.
Dalam hal ini pendidikan tentang keterampilan seorang anak tidak hanya dikembangkan disekolah dan menjadi tuntutan sekolah saja tapi lebih didominasi ketika dia berada diluar, dan itu berarti tugas orang tua yang membimbingnya jangan sampai dari keterampilan itu menjadikan suatu masalah yang fatal bagi sang anak apalagi pada jaman sekarang yang memiliki teknologi yang canggih.
Berbicara tentang teknologi, sekarang siapapun orangnya tidak akan bisa lepas dari yang namanya teknologi dan itulah salah satu keterampilan seorang manusia yang mampu mengolahnya dengan baik, disitu juga juga bagi penggunanya diharuskan mampu mengolahnya dengan baik, sekarang ini dalam dunia anak SD saja sudah banyak yng menggunakan teknologi, dari orang tua juga mendukung agar anak mengikuti tren teknologi dijaman sekarang maka tidak aneh semakin pandai seorang semakin mudah untuk mengoleksi barang-barang yang mengguakan keterampilan didalamnya.
Dalam dunia anak SD atau mungkin bagi anak TK seharusnya pengenalan tentang dunia teknologi tidak terlalu di umbar, sebab disini si anak baru menyerap bagian-bagian bermain dan belajar mengenali sifat-sifat yang akan dia hadapi dimasa yang akan datang, sedang pada teknologi dunia itu sudah menyeluruh maka dikhawatirkan seorang anak tidak mampu menyaring informasi dengan benar dan baik.
Disini moral anak mulai dipupuk agar tumbuh dengan subur dengan kebaikan yang dibawanya, bukan justru membawa petaka bagi disekelilinganya apalagi di indoneisia yang memiliki banyak ragam sehingga mungkin sulit bagi kita menenali semua itu. Disini moral kita dituntut untuk mampu menghormati setiap keragaman itu bukan untuk menyisihkan satu budaya dari budaya yang lain. Kebanyakan guru disekolah sekarang banyak yang berambisi untuk menjadikan siswanya pintar, mereka tidak menyadari bahwa yang utama disini adalah akhlak dari siswa tersebut atau moral yang ditanamkan dalam hati mereka.
Tidak dapat kita pungkiri sekarang ini banyak siswa yang terlibat sebuah tawuran dijalanan, bukan hanya karena suatu perbedaan semata namun lebihnya juga sebab moral mereka yang sudah tidak lagi mampu dikuasai oleh dirinya. Bagaimana tidak demikian seorang siswa hanya diberikan pelajaran yang terus dan terus agar dia pandai, pintar dalam hal pelajaran namun tidak diajarkan untuk saling menghormati satu sama lainnya. Jangan aneh bila kita melihat hal-hal yang demikiat tadi.
Pada dasarnya manusia itu memiliki banyak kelebihan namun bagaimana kita mengolahnya itu bergantung pada diri kita. Kita juga tidak bisa memaksakan kehendak kita pada siswa agar menjadi seperti apa yang kita mau, kita hanya bisa mentransfer apa yang kita ketahui dengan cara kita sendiri dan dengan melihat kemampuan dari siwa tersebut, memaksa untuk mengerjakan hal-hal baik itu memang baik tapi bagaimana dengan kadar kemampuan siswa tersebut mampu atau tidak dia dan jangan sampai siswa tersebut menjadi tersesat oleh apa yang kita ajarkan.
Tersesat disini bukan berarti buruk, namun bermakna seorang siswa justru tidak memahami siapa dirinya yang sebenarnya. Dalam pendidikan kita juga harus mementingkan seorang siswa bukan hanya mengajarkan materi-materi yang sudah dituliskan, namun mengajarkan sebuah moral justru itu yang paling sulit, sebab setiap anak sudah membawa kebiasaanya sendiri-sendiri dan sudah tent itu bersautan dengan perbedaan, jadi jangan menyalahkan bila siswa kurang memahami apa yang kita sampaikan meski dalam hati ada rasa yng kurang enak, namun cobalah berfikir bagaimana jika moral siswa tersebut sudah hancur siapa yang menjadi generasi penerus kita yang akan mengajarkan kebaikan dan moral bagi anak cucu kita kelak.
Begitu pengetahuan sangat penting bagi kehidupan kita, memang kita tidak mampu lepas dari dunia pengetahuan, pendidikan dan apa yang di ajarkan pada kita maka kelak kita yang akan menjadikan apa yang kita dapat sebagai pengetahuan bagi generasi dimasa yang akan datang, bukan hanya sebatas bagi seorang siswa yang duduk dibangku sekolah saja melainkan lebih spesifik untuk anak cucu kita nanti, sebab pengetahuan bukan hanya disekolah saja melainkan yang terpenting dalam keluarga, bagaimana seorang orang tua mengajarkan pengetahuan dunia luar pada anaknya.
Sekarang ini justru banyak orang tua yang membiarkan anaknya belajar pada orang lain saja tidak mendampingi anak tersebut dalam keluarga, mereka sibut untuk mencari nafkah bagi anaknya tidak disadari oleh mereka kasih sayang orang tua justru yang paling ampuh mengajarkan pengetahuan bagi anaknya, karena sekolah hanya sebatas sekolah dan pengalaman sekolah itu yang dapat di aplikasikan dengan pengalaman di rumah sebagai bukti kesatuan sebuah pengetahuan.
Menanggapi masalah pengetahuan atau pendidikan memang sangat banyak pembahsannya, karena yang dimanakan pendidikan bukan hanya berlingkup disekolah semata namun bagaimana orang itu atau siswa itu memnyambungkannya dengan kehidupan sehari-hari dia dalam bermasyarakat. Apalagi ketikat dia sudah beranjak dewasa maka dia dihadapkan pada gerbang dunia yang penuh dengan problema. Dia tidak hanya akan berfikir tentang sekolahnya saja, melainkan bagaimana dia mampu menyambung hidupnya dan memiliki segalanya untuk bekal dia didunia dan di akhiratnya.
Jangankan seorang yang anak yang mulai beranjak dewasa, seorang anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar saja sudah memiliki angan-angan untuk melaju ke arah itu, kemampuan itulah yang kemudian menjadikan mereka seorang pemimpi yang terus mengejar impiannya dari situ juga peranan orang tua dibutuhkan kembali sebagai pembimbing dijalan yang akan di tempuh oleh orang tersebut.
Keterampilan yang mereka miliki tidak hanya sebatas keterampilan dalam mengerjakan sesuatu, namun labh jauh lagi dia mampu mengurai bahasa yang baik untuk syarat komunikasi yang baik, komunikasi yang baik itu yang menhadirkan mimpi dia menjadi sebuah kenyataan bukan hanya sebatas mimpi belaka, mengapa harus bahasa? Itu terang saja sebab dalam komunikasi kita menggunakan bahasa tanpa adanya bahasa yang baik sulit bagi siapapun memahami apa yang menjadi tujuan dia danorang yang dihadapi.
Kenapa kita juga harus menggunakan bahasa yang baik? Sebab bagi manusia itu memiliki perbedaan, ada yang memiliki sifat lemah, kasar dan sebaginya dan dari bahasa inilah seseorang biasanya menilai, dan disini orang yang mampu berbicara dapat bergantung dari gizi yang dibaca, mengapa harus demikian sebab semakin banyak pengetahuan yang dia baca maka semakin baik dan luas pemahaman dia dan apa yang dia ucapkan juga memiliki bobot atau nilai yang lebih tersendiri.
Jadi pada keseluruhannya, bahwa manusia hidup itu tidak akan lepas dari pendidikan selain itu pendidikan juga buka hanya mencangkup pada pendidikan ilmiah saja melaikan sosialnya juga perlu dikembangkan, ketika seorang anak duduk dibangku sekolah dia akan mengikuti apa yang di sampaikan oleh gurunya dan ketika di berada dirumah dia akan mempraktekan apa yang dia dapat disekolah dan bagi orang tua yang mendampingi mereka juga dijadikan sebagai panutan bagi anak itu untuk lebih mengekspresikan apa yang dia ketahui.
Sifat anak memang hanya meniru, adapun ketika seorang anak memiliki kecenderungan yang berbeda itu berasal dari naluriahnya yang mungkin dia lihat pula ketika berada diluaran sana. Kita hanya perlu membimbing, membimbing dan membimbing mereka agar tidak terjerumus pada jalan yang mungkin tidak diridhoi, maka sebisa mungkin semuanya harus dalam takaran yang sesuai bagi anak tersebut.
Keterampilah juga memang sangat dibutuhkan dalam hal ini, tapi bukan berarti memaksakan kehendak kita agar seorang anak menjadi seperti yang kita inginkan, kita lebih baik membimbing mereka ketika anak iru memiliki sebuah kemamuan yang berasal dari anak tersebut bukan sesuatu yang berasal dari orang tua. Begitupun bagi seorang guru, ketika menghadapi seorang muridnya yang berbeda-beda kemampuannya, memang hakekatnya manusia itu tidak ada yang bodoh atau tidak mampu semuanya mampu tapi tergantung pada seberapa besar kemampuan yang dia mencari pengetahuan tersebut, seberapa besar usaha dia untuk mampu mengejar apa yang dia impikan, dari situ semua dapat dijadikan sebagai bahan acuan kita untuk lebih memperhatikan apa yang anak inginkan.
Dalam hati seorang guru memang menginginkan anak didiknya menjadi yang pintar tapi pintar saja tidak cukup untuk kita, kita juga harus bisa mendidik mereka agar memiliki moral bangsa yang baik yang mampu mewarnai negaranya dengan kepandainnya sehingga menjadi anak bangsa yang mampu mengharumkan nama bangsanya, bayangkan saja jika moralnya sudah tidak ada mau jadi apa kita dimasa yang akan datang? Sekarang saja sudah banyak pertentangan dinegara kita jika kita tidak mampu merubah kebiasaan itu lalu bagaimana bangsa kita bisa menjadi bangsa yang maju yang kaya akan orang-orangnya yang pandai dan yang berintelektual.
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment