Pentingnya
Pendidikan Demi Mewujudkan Kerukunan
BY : ATIN HARTINI
Kerukunan beragama ditengah keanekaragaman budaya merupakan aset dalam kehidupa berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah
bangsa, pancasila telah teruji sebagai alternatif yang paling tepat untuk
mempersatukan masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dibawah suatu tatanan
yang inklusif dan demokratis. Sayangnya wacana mengenal pancasila seolah lenyap
seiring dengan berlangsungnya reformasi. Berbagai macam kendala yang sering
kita hadapi dalam mensukseskan kerukunan antar umat beragama di Indonesia, dari
luar maupun dalam negeri kita sendiri. Namun dengan kendala tersebut warga
Indonesia selalu optimis, bahwa dengan
banyaknya agama yang ada di Indonesia, maka banyak pula solusi untuk
mengahadapi kendala-kendala tersebut. Keharmonisan dalam komunikasi antar
sesama penganut agama adalah tujuan dari kerukunan beragama, agar terciptanya
masyarakat yang bebas dari ancaman, kekerasan hingga konflik agama.
Dalam wacana kelas untuk memupuk kerukunan dalam beragama sangat
diharuskan. Jika kita ingin mengetahui kualitas suatu bangsa, tentunya kita
tidak hanya melihat kualitas dan praktek sistem pendidikannya, tetapi kerukunan
dalam beragamanya pun harus kita perhatikan. Jika itu semua sudah terlihat,
maka dengan demikian sistem pendidikannya pun akan terbentuk dengan baik sesuai
dengan apa yang kita inginkan. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam
pengembangan kemampuan kompetensi seseorang. Pendidikan merupakan salah satu
sarana untuk mendapatkan pengetahuan yang nantinya menjadi bekal dalam kehidupan
masyarakat. Untuk itu, sebagai orang tua sangat wajib untuk menyekolahkan
anak-anaknya, mulai dari sekolah dasar. Salah satu tujuan dari pendidikan dasar
yang dipaparkan ialah untuk memberikan siswa dengan keterampilan dasar untuk mengembangkan kehidupan mereka sebagai individu, anggota
masyarakat dan warga negara. Keterampilan dasar ini juga merupakan dasar untuk
pendidikan lebih lanjut.
Secara umum pengertian pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan
diri manusia, berawal dari tahu menjadi tidak tahu, dari tidak bis menjadi
bisa, dari tidak paham menjadi paham dan sebagainya. Pendidikan itu bisa didapatkan
dan dilakukan dimana saja, bisa di lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga,
dan yang paling penting untuk diperhatikan adalah bagaimana memberikan atau
mendapat pendidikan yang baik dan benar. Jika kita mendapatkan pendidikan yang
baik, maka hasil dan apa yang hendak kita capai pula akan baik. Sebaliknya,
jika kita mendapatkan pendidikan yang tidak bagus, maka dalam sikap kita pun
akan menjadi tidak baik.
Dalam dunia pendidikan, pasti ada saja masalah sosial yang terjadi.
Baik itu tawuran pelajar ataupun bentrokan pemuda. Itu merupakan salah satu
penyakit sosial di seluruh Indonesia yang harus di hentikan. Salah satu konflik
sosial dan ketidakharmonisan agama khususnya merupakan tantangan bagi pendidik.
Tantangan itu harus kita lewati dengan baik. Kita sebagai warga demokratis dan
generasi penerus seharusnya bisa melakukan dan mempersiapkan sesuatu yang baik
untuk negara kita, dengan sikap yang dan karakter yang baik. Untuk mewujudkan
tujuan ini, sebagai orang tua yang baik harus menanamkan dan mengembangkan
kerukunan antar umat beragama kepada anak-anaknya sejak masih keci, supaya
anak-anaknya kelak dewasa bisa menghargai dan tahu kerukunan umat beragama.
Bahkan sebagai seorang guru didik pun harus menerapkan kepada murid-muridnya
tentang kerukunan beragama. Untuk mendukung wacana sipil yang baik dn positif
dikalangan siswa, alangkah bagusnya jika dibentuk program-program kreatif dan
inovatif.
Kemudian siswa-siswa harus bisa saling berinteraksi satu sama lain,
supaya mereka tahu bagaimana menghormati dan membantu ke sesama temannya.
Seperti yang dikemukakan oleh Rubbin, 2009 bahwa banyak penelitian telah
menunjukkan bahwa anak-anak sekolah lebih memilih berinteraksi dengan
rekan-rekan sesama mereka. Saya setuju dengan pertanyaan itu, siswa lebih bisa
berinteraksi dengan rekan sesamanya mungkin karena mereka lebih bisa bebas
berinteraksi satu sama lain. Dalam tahapan sekolah dasar dan umur yang masih kecil, mereka masih
sangat polos. Dalam konteks sekolah, hubungan interaksi ini bisa diperlihatkan
dimana rekan-rekan saling menghormati, saling membantu dan umumnya sopan santun
terhadap satu sama lain. Menurut Robbin, konsep interaksi dengan rekan sebaya
merupakan komponen penting dalam teori pembangunan sosial. Dengan konsep ini
mereka bisa menumbuhkan sikap kerukunan.
Telah kita ketahui bahwa dalam pengaturan multikultular,
siswa-siswa atau semua manusia itu berasal dari latar belakang etnis, agama,
budaya dan sosial yang berbeda-beda. Pola pikir mereka pun dominan dibentuk
oleh latar belakang mereka. Untuk
terjalinnya adanya suatu persaudaraan dan kebersamaan antar semua orang, kita
harus bisa menjalin kerukunan dan bisa saling menghargai satu sama lain,
walaupun kita berbeda-beda suku, agama, ras dan golongan sekalipun. Di sekolah
seharusnya bisa memfasilitasi interaksi rekan untuk mengembangkan wacana sipil
yang positif. Wacana sipil yang positif harus dikembangkan dengan baik, supaya
siswa bisa berinteraksi dengan baik pula.
Dalam indikator wacana sipil termasuk mendengarkan penuh perhatian,
menyumbangkan ide-ide atau pendapat, mengajukan pertanyaan, menyatakan
kesepakatan dan ketidaksepakatan, dan mencapai kompromi dengan cara yang
hormat. Dalam arti praktis, ini akan berlaku untuk setiap mata pelajaran yang
ada di sekolah masing-masing. selain
itu, siswa harus dilatih untuk mendengarkan secara aktif dengan mempertahankan
kontak mata langsung , berdiri diam dan bergiliran di berbicara. Dengan adanya
praktek berbicara langsung, mereka akan selalu terbiasa untuk berbicara tanpa
disuruh. Mereka juga harus diajarkan bagaimana untuk menyumbangkan ide-ide yang
relevan dengan baik sesuai dengan topik-topik yang dibahas ketika diskusi.
Pada sekolah dasar , guru kelas berfungsi untuk mengawasi siswa untuk
hampir sepanjang hari. Dengan cara mengawasi hampr sepanjang hari memang bagus,
namun kita harus bisa lebih memperhatikan bagaimana mengawasi seorang siswa,
jangan sampai mereka merasa tertekan dengan pengawasan itu sendiri. Sebagai
seorang guru juga harus mengajarkan siswa-siswanya cara berinteraksi yang baik.
Sebagai seorang siswa juga harus tahu bagaimana merancang dan memfasilitasi
interaksi teman sebaya dengan benar, mereka akan mengembangkan wacana sipil
positif sebagai bagian dari pendidikan kewarganegaraan. Pada menyelesaikan
pendidikan formal mereka, siswa memasuki dunia di mana kemampuan untuk menjaga
hubungan baik sangat penting untuk keberhasilan individu. Sebaliknya, ketidakmampuan
untuk menjaga hubungan baik dapat merugikan individu dan dapat menyebabkan
tingkat tertentu konflik sosial dalam suatu masyarakat tertentu. Jadi, kita
harus bisa memupuk dan saling menjaga hubungan baik dengan orang lain, baik
dengan rekan sebaya maupun tidak sebaya.
Sebuah laporan penelitian oleh Apriliaswati ( 2011 ) menyimpulkan bahwa
interaksi teman sebaya dalam dukungan kelas wacana sipil yang positif di
kalangan siswa. Interaksi rekan dalam studi sosial, kelas Indonesia dan
Pancasila tidak perilaku mengganggu jika guru mengelola secara efektif. Menjadi
berisik tidak selalu negatif . Ini bisa menjadi bukti interaksi interaktif dan
mencerahkan. Jika susana kelas ingin menjadi interaktif, tentunya sebagai
seorang guru harus bisa mengelola kelas secara efektif pula, supaya suasana
kelas pun menjadi nyaman dan tenang ketika pelajaran yang disampaikan oleh guru
berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, disarankan agar mempromosikan
interaksi sebaya harus dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan rutin kelas. Dengan
itu siswa bisa lebih memahami dan berinteraksi dengan sesama rekan sebayanya
dengan baik. Siswa juga harus diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan satu
sama lain melalui tugas-tugas kelompok untuk berlatih mendengarkan penuh
perhatian, berdebat hormat dan suara mengorbankan untuk mempersiapkan mereka
untuk hidup lebih baik lagi sebagai anggota fungsional dari suatu masyarakat
yang demokratis.
Kemudian sebagai siswa Sekolah Dasar , anak-anak yang belum mampu
memberikan alasan informasi dan bukti dari argumen mereka tapi bisa
mengekspresikan kesepakatan dan ketidaksepakatan dengan cara yang sopan,
tentunya sebagai seorang guru kita harus bisa menghargai keberanian siswa itu
untuk bisa mengekspresikan apa yang ia ketahui dan apa yang ia kemukakan.
Selain itu, para siswa harus tampak percaya satu sama lain, sehingga kompromi
dan konsensus dapat dicapai dengan cara sipil yang lebih baik lagi. Studi
Aprilliaswati mengajarkan kepada kita bahwa pendidikan harus mengembangkan
tidak hanya penalaran ilmiah , tetapi juga wacana sipil positif. Tentunya penalaran
ilmiah sangat diperlukan dalam mengembangkan warga intelektual, sedangkan
kompetensi wacana sipil sangat penting untuk menciptakan kerukunan antar sesama
dan menciptakan warga negara yang selalu adil dan beradab kepada sesama manusia.
Pendidikan kita saat ini gagal untuk memberikan para siswa dengan
kompetensi wacana sipil. Sebagian besar politisi dan birokrat telah datang ke
kekuasaan karena pendidikan yang mereka telah diperoleh. Sayangnya, banyak dari
mereka tidak memiliki kompetensi tersebut. Masih segar dalam ingatan kita insiden
memalukan pada tahun 2010, ketika anggota parlemen saling bertukar kata-kata
kasar dengan cara tidak sopan dalam sidang yang disiarkan langsung di seluruh
negeri. Alih-alih mendidik anak-anak sekolah , politisi ini telah menetapkan
contoh yang sangat miskin bagaimana berperilak. Untuk mengulang, kejadian ini
menunjukkan bahwa pendidikan politik belum berbuat cukup untuk mempromosikan
kompetensi dalam wacana sipil.
Ketika politisi dan birokrat gagal untuk mendidik masyarakat, sekolah harus
dikembalikan dan diberdayakan untuk berfungsi secara maksimal. Guru SD harus
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendorong pengalaman bermakna,
yaitu interaksi dengan siswa lain dari
agama yang berbeda, etnis dan dari kelompok-kelompok sosial yang berbeda pula.
Dengan cara itu seorang siswa bisa menjalin kerukunan dan bisa menghargai orang
yang berbeda agama. Idealnya kebijakan harus ditegakkan dimana sekolah yang
dikelola oleh guru dan tenaga yang berbeda agama, etnis dan dari
kelompok-kelompok sosial yang berbeda. Kampus ini juga harus menyediakan tempat
ibadah bagi siswa dari semua agama agar siswa belajar bagaimana menghargai
orang lain saat melakukan ritual keagamaannya masing-masing, Dan ini akan
menjadi bentuk efektif pendidikan agama dalam lingkungan sekolah multikultural.
Apa berarti jadi orang berpendidikan? Apakah mempunyai kekuatan untuk
membaca serta menulis? Apakah mempunyai kekuatan untuk menjaga pengetahuan?
Definisi ini tidak jelas atau runcing. Perihal ini tidak mutlak baik. Yang
menjadi lebih mutlak yaitu orang bebas berpendidikan, yaitu tambah lebih mutlak
untuk mempunyai kekayaan pengetahuan perihal beragam mata pelajaran. Ini
merupakan definisi kasar dari pendidikan liberal. Bertentangan dengan apa apa
yang sebagian orang barangkali berpikir, memperolah pendidikan liberal tidak ada
hubungannya dengan identifikasi diri sendiri sebagai politik liberal. Meraih
pendidikan liberal amat mutlak untuk jadi berpengetahuan luas, dan individu
yang berhasil. Sesuatu pendidikan liberal berikan siswa keterampilan basic tata
bahasa, retorika serta logika. Keterampilam ini selalu mendorong siswa untuk
belajar, belajar dari tiap-tiap kondisi.
Secara umum liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang
bebas,digambarkan dengan kebebasan berpikir bagi para individu. Paham
liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
Liberalisme menghendaki adanya pertukaran gagasan atau ide-ide yang bebas. Oleh
karena itu, paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya
kapitalisme. Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam
sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanaya sama-sama mendasarkan kebebasan
mayoritas.
Liberal atau liberaliseme adalah suatu pandangan yang menekankan
pengembangan kemampuan seseorang, melindungi hak dan kebebasan (freedom), serta
mengidentifiksi problem dan upaya perubahan sosial secara inskrimental demi
menjaga stabilitas jangka panjang. Bagi kaum liberalis sendiri bahwa pendidikan
merupakan usaha untuk melestarikan dan meningkatkan mutu tatanan sosial yang
ada dengancara mengajarkan pada setiap anak bagaimana cara mengatasi
masalah-masalah kehidupannya sendiri secar efektif.
Adapun ciri-ciri umum liberalisme pendidikan yaitu : menganggap bahwa
pengetahuan terutama berfungsi sebagai sebuah alat untuk digunakan dalam
pemecahan masalah secara praktis, menekankan kepribadian unik dalam diri tiap
individu, menekankan pemikiran efektif (kecerdasan praktis), memandang
pendidikan sebagai perkembangan dari keefektifan personal,memutuskan perhatian
kepada tata cara pemecahan masalah secara individual maupun kelompok.
Kemudian adapun landasan pendidikan liberal adalah seluruh kegiatan belajar
bersifat relatif terhadap sifa-sifat dan isi pengalaman personal, muncul dari
proses-proses perkembangan personal dan seluruh tindakan belajar yang mempunyai
arti penting cederung untuk bersifat subjektif, seluruh kegiatan belajar pada
dasarnya merupakan proses pengujian gagasan, dalam situasi pemecahan masalah
secara praktis, cara terbaik untuk mempelajari sesuatu dan sebagai implikasinya
juga cara terbaik untuk hidup, dan tindakan belajar dikendalikan oleh
konsikuensi-konsikuensi emosional dan perilaku personal.
Filsuf Amerika pendidikan , Emerson ( 1837 ) pernah berkata, " Seorang
pria harus menjadi seorang pria sebelum ia bisa jadi petani yang bai, pedagang
, atau insinyur . " Dia menunjukkan pentingnya pendidikan liberal untuk
membuat pria pria sejati atau lengkap. Pria sejati memiliki pengetahuan yang
lebih luas untuk dapat menghindari pemahaman dalam setiap provinsi. Dalam
konteks Indonesia, pendidikan liberal harus mencakup pengetahuan etnis , agama dan
minoritas bahasa dan budaya. Terlepas dari karir mereka politisi, insinyur,
petani, atau pengusaha sekalipun. Siswa harus diberikan pengetahuan yang luas
dan memadai di daerah-daerahnya. Dengan demikian didefinisikan, pendidikan
liberal bertujuan membebaskan siswa dari sikap rabun dan provinsi terhadap
orang lain. Pada dasarnya, itu penempaan kamil insan, yaitu orang yang ideal
yang memenuhi kriteria untuk mengasumsikan setiap pekerjaan atau penunjukan sebagai
warga negara yang demokratis .
Kemudian bukan hanya pendidika liberal saja yang harus kita ketahui dan
kita pahami. Selain pendidikan liberal yang sangat penting, pendidikan umum pun
sangat penting untuk kemajuan anak bangsa. Pendidikan umum merupakan pendidikan
dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh
pesert didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan
ini merupakan pendidikan yang berkenaan dengan pengembangan keseluruhan kepribadian
seseorang dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungannya hidupnya. Bisa
juga disebut program pendidikan yang membina dan mengembangkan seluruh aspek
kepribadian siswa dan mahasiswa.
Pendidikan umum juga merupakan pendidikan yang komprehensif, yaitu
mendidik kepala, hati dan tangan( sasaran yang disentuh : rasio, rasa dan
tingkah laku ).
Dalam setiap program
pendidikan tentunya mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan dari pendidikan
umum ini yaitu :
a) membiasakan siswa berpikir kritis dan
terbuka.
b) memberikan pandangan tentang
berbagai jenis nilai hidup, seperti kebenaran, keindahan dan kebaikan.
c) Menjadi manusia yang sadar akan didirnya sebagai makhluk, sebagai manusia,
sebagai pria dan wanita, dan sebagai warga negara.
d) Mampu mnghadapi tugasnya, bukan hanya karena menguasai bidang profesinya,
tetapi karena mampu mengadakan bimbingan dan hubungan sosial yang baik dalam
lingkungannya.
Pendidikan umum
merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan
yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Bentuknya sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah
menengah atas. Dalam SK Mendiknas No.008-/E/U/1975 disebutkan bahwa pendidikan
umum ialah pendidikan yang bersifat umum, yang wajib diikuti oleh semua siswa
dan mencakup program pendidikan moral pancasila yang berfungsi bagi pembinaan
warga negara yang baik.
Jadi, dapat disimpulkan
bahwasanya kita sebagai manusia perlu pendidikan yang bagus dan baik. Sebagai
orang tua, sejak dini anak-anaknya harus di didik. Bukan hanya sejak dini,
namun sejak dalam kandungan pun harus di didik bahkan sampai kelak dewasa
pendidikan itu harus diterapkan dan diajarkan. Sebagai seorang guru harus bisa
mendidik siswa-siswanya dengan benar. Siswa harus diajarkan untuk bisa
bersosialisas. Bukan hanya itu, mereka juga harus diajarkan bagaimana cara
menghargai orang lain, bagaimana cara menghormati orang lain bahkan membantu
satu sama lain. Walaupun berbeda-beda negara, agama, bahasa ataupun ras nya,
tetap saja menghargai dan menghormati sesama itu sangat penting, sangat
diperlukan, untuk apa? Tentunya untuk terciptanya kerukunan antar umat manusa.
Yang dibahas disini
lebih condong pada pendidikan liberal dan pendidikan umum. Setelah pengertian
kedua pendidikan itu dibahas tadi diatas, dapat kita simpulkan bahwasanya kedua
pendidikan itu sangat penting untuk kemajuan negara kita, bahkan untuk anak-anak
didik yang mempunyai potensi kuat untuk mencapai jenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Kita harus mendapatkan pendidikan yang baik dan benar, supaya
apa?tentunya supaya manusia tidak terjerumus dalam kehidupan yang berdampak negatif.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan
hidup negara, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan, kehiduan manusia
bisa jadi lebih terarah.
Kemudian kita simpulkan
bahawa pendidikan liberal merupakan pendidikan yang menjadi lebih mutlak yaitu
orang bebas berpendidikan, yaitu tambah lebih mutlak untuk mempunyai kekayaan
pengetahuan perihal beragam mata pelajaran. Ini merupakan definisi kasar dari
pendidikan liberal. Jadi, pendidikan liberal ini merupakan suatu keyakinan
dimana pendidikan yang terbaik adalah yang ada untuk melatih anak berpikir
kritis dan objetif, mengikuti bentuk-bentuk dasar proses ilmiah, dan melatih
anak untuk meyakini hal-hal tersebut berdasarkan pengetahuan ilmiah.kita
dibebaskan untuk berpikir secara kritis dan baik. Kita bebas mencari dan
mendapatkan ilmu pengetahuan yang luas. Pendidikan liberal ini fokus utama
terletak pada bagaimana membuat anak didik memiliki kemampuan sehingga mereka
bisa bersama ditengah sistem yang berlaku pada masyarakat.
Sedangkan pendidikan
umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan
pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan
sekolah menengah atas. Dengan adanya pendidikan dan dengan diterapkannya
ilmu-ilmu pendidikan, kita bisa saling menghargai dan menghormati sehingga
tercipta kerukunan yang kita harapkan.