Jangan Biarkan Tanganmu Mengeras seperti Batu! (Class Review-1)



Jangan Biarkan Tanganmu Mengeras seperti Batu!
(By: Alifah Rohmatilah)
Coretan class review satu (1) menjadi pembuka log book writing 4. Senin kemarin menjadi bahan catatan log book pertama untuk class review satu (1). Ada timbul rasa kaku, ketika akan menuliskan serangkaian kata. Akibat liburan yang terlalu panjang mengakibatkan rasa kaku dalam berpikir. Bahkan alat penggerak pena pun sedikit kaku, karena tak lama bersentuhan dengan kertas-kertas kosong.  
Hari senin telah mempertemukan kembali calon-calon penulis handal, yaitu saya dan kawan-kawan seperjuangan, beserta seorang inspirator sekaligus pembimbing mata kuliah yang lama tak bertatap muka. Mr. Lala Bumela, nama yang sudah melekat dialat pendengaran. Setelah satu bulan lamanya saya dan kawan-kawan tidak menikmati wejangan-wejangan yang biasa beliau hadirkan dalam setiap perkuliahan. Hari pertama dan di jam pertama perkuliahan telah menghantarkan saya dan kawan-kawan dalam mata kuliah writing 4.
Angin segar bagi calon-calon penulis dihari senin telah dihisap hingga puas. Perkuliahan yang diawali dengan kontrak belajar menjadi pengawal perkuliahan. Masing-masing pribadi telah memegang hand out foto copy syllabus yang sudah dibagikan, kemudian membaca sederetan kata-kata yang ada dalam syllabus. Beberapa daftar schedule yang akan dilakukan Mr. Lala di tahun 2014 telah tertera dalam syllabus. Beliau mengatakan daftar schedule semester sekarang ini akan menyita banyak waktu  dalam aktivitasnya. Dalam syllabus beliau juga terdapat beberapa poin-poin penting yang perlu digaris bawahi mengenai writing 4 ini, dianataranya class review dan chapter review yang bertambah menjadi 5 page. Disamping itu beliau juga mencantumkan progress writing 4 yang baru yaitu mahasiswa akan mendapatkan tugas membuat text argumentative essay dan critical review di progress test nanti.
Writing 4 sangat berbeda dengan writing-writing sebelumnya, karena tingkat kesulitan dan belajar kali ini semakin bertambah. Mata kuliah writing 4 juga menjadi sebuah ajang pelatihan untuk bibit-bibit penulis yang sedang merinits belajar menulis yang berkualitas. Serta bisa meningkatkan intelektualtas calon-calon penulis dan meningkatkan cara berfikir lebih kritis. Sehingga calon-calon penulis bisa menghasilkan karya tulis berkualitas yang terus mengalami perkembangan yang lebih baik lagi. Bahkan writing 4 ini menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam bidang akademik. Oleh karena itu Mr. Lala memberi julukan writing for academic atau academic writing.
   Dengan julukkan writing for academic ini, maka setiap minggunya mahasiswa akan mendapat tugas yang ekstra. Mahasiswa diwajibkan mempunyai buku-buku lain untuk referensi bahan catatan setiap minggunya. Dalam progress semester ini, mau tidak mau mahasiswa harus menyediakan waktunya untuk membaca dan menulis. Hal ini dikarenakan tugas-tugas yang dihadapi cukup berat, serta ini membutuhkan banyak informasi dalam kegiatan menulis akademik. Menulis akademik menjadi sorotan penting, karena tugas mahasiswa di akhir menuju kelulusan adalah menulis skripsi. Oleh karena itu academic writing sangat menunjang sekali khusunya bagi mahasiswa dalam dunia pendidikan di perguruan tinggi.
Academic writing bukan kegiatan menulis sembarangan, karena kegiatan ini bersifat formal dan objective. Mahasiswa harus bisa mengaitkan hasil pemikirannya dengan isu-isu diluar atau disekeliling kita khususnya yang sifatnya objective, maka diperlukan juga kegiatan penelitian yang real. Menulis yang berkualitas adalah menulis yang benar-benar semuanya membutuhkan sesuatu yang ekstra, serta membutuhkan pengalaman dan pengetahuan yang banyak sekali. Akan hasilnya sangat bermanfaat bagi diri sendiri, juga bisa mengamalkan ilmu yang didapat dengan memberikan informasi pengetahuan yang kita dapat. Amin.
 Menulis adalah kegiatan yang cukup sulit, karena bukan hal yang mudah seperti memikirkan sebuah ide dalam otak. Terkadang bagi yang tidak terbiasa dengan menulis akan lebih sulit lagi, karena tidak terbiasa memainkan kosa kata dalam tulisan. Sehingga nutrisi kosa yang dimiliki tidak mendukung untuk membuat karangan atau karya tulis. Bisa jadi hal ini akan berpengaruh terhadap bahasa ibu yang kurang bermutu. Padahal bahasa ibu adalah bahasa yang seharusnya menjadi bagaian yang tidak dilepas lagi. Sempat disinggung oleh Mr. Lala ketika seseorang sudah baik dalam first language-nya, maka tidak akan diragukan lagi seseorang itu akan bisa menulis dalam second language. Jadi tidak akan ada hambatan bagi siapa pun yang bisa menulis dengan bahasa ibu, kemudian menulis dengan menggunakan second language.
Menulis dalam menggunakan second language adalah sebuah keunggulan tersendiri bagi siapa pun, karena saya percaya bahwa orang yang bisa menulis dalam dua bahasa tentunya memiliki pengetahuan yang sangat banyak. Di sisi lain orang-orang seperti itu mungkin tidak akan merasa bosan menghadapi persoalan apa pun mengenai bahasa atau pendidikan. Jadi mulai sekarang untuk diri saya sendiri dan kawan-kawan sebaiknya luangkan banyak waktu untuk menulis, karena selain bermanfaat hasilnya sangat memuaskan bagi diri sendiri. Seharusnya tak ada kata melelahkan lagi untuk kegiatan yang satu ini, apalagi kata malas. Meskipun banyak menyita waktu, tenaga, dan pikiran yang banyak, jika hasilnya sangat mujarab dan penting sekali dalam kemajuan pendidikan kita kenapa tidak ! hasilnya juga akan selalu abadi, tidak akan terhapus oleh waktu. Jadi tidak ada kata sia-sia dalam menulis, dimana pun keberadaan penulis entah di dunia atau di akhirat karyanya akan selalu ada.
Ada atau tidak nya sebuah maha karya dalam menulis tergantung pada manusia itu sendiri. Jikalau manusia itu ingin membuktikan dedikasinya terhadap bangsa atau menjadi lebih maju lagi, maka sudah saatnya menghasilkan lembaran-lembaran penuh coretan hasil tangan. Mulai saat ini juga penuhi pengetahuan dalam otakmu, dan selipkan penamu pada kepalan tanganmu. Biarkan kertas kosongmu dipenuhi tinta, tapi jangan biarkan tangan kosong, berhenti dan, mengeras seperti batu. 
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment