2nd Critical Review



Menerobos Keaktualan Sebuah Sejarah
Buku yang orang tulis adalah sebuah karya indah yang dapat dinikmati diri sendiri, pembaca, dan masyarakat. Sebuah buku adalah magnet pengetahuan yang mahal perkatanya. Penulis menuangkan kata-kata dengan penjiwaan yang mendalam agar maksud tulisan tersebut dapat terkirim ke pembaca yang menikmatinya. Menanggapi sebuah karya  masterpiece rangkain kata karya Howard Zinn  dalam sebuah artikel  berjudul “Speaking The Truth to Power with Books”. Artikel ini cukup menarik untuk diperbincangkan. Kata-kata yang dirangkai sang historian handal ini menggugah selera bacaan pembaca. Beliau mengambil pandangan dan sudut tulisan yang berbeda dan unik.  Beribu kata muncul di dalam benak seketika membaca masterpiece ini. Kata-kata setuju dan tidak setuju pun muncul sebagai rasa kepekaan membaca. Terselubung ide-ide baru yang mencuat dalam pikiran mengenai the book, Christopher Colmubus, history, dan lain sebagainya.


index.jpg
Picture : Howard Zinn (Historian)
Berbicara mengenai buku yang dapat mempengaruhi seorang pembaca memanglah benar. Buku dapat mengubah kehidupan dan pemikiran seseorang. Background seseorang pun dapat di lihat dari apa yang ia baca. Terlebih untuk seorang penulis, mereka merujuk dan berpedoman kepada buku-buku yang mereka baca. Apabila buku yang ia baca tidak valid maka tulisan yang ia tulis tak akan benar. Oleh karena iu, pembaca dan penulis harus menganalisa dan mengolah terlebih dahulu mengenai keaktualan sebuah buku tersebut.
Menulis sebuah buku bukan sesuatu yang mudah dan dianggap enteng. Seorang penulis harus melakukan analisa bahkan observasi. Hal tersebut dilakukan untuk kevalidan sebuah informasi yang terdapat di dalam buku agar tidak menjadi sebuah kebohongan publik. Apabila kebohongan publik terjadi maka hal tersebut berakibat fatal bagi pengetahuan masyarakat. Hal tersebut karena buku itu akan mempengaruhi mind set sang pembaca dan mengendalikan pikiran mereka.
Historian, seorang penulis sejarah menjadi pusat perhatian penganalisis karena sejarah itu tidak sembarang ditulis. Sejarah ditulis dengan hati-hati karena penulis sekarang hanya mendapatkan data-data terdahulu dan cerita turun-temurun, bukan merasakan kejadian yang ia tulis. Sejarahwan harus lebih berhati-hati mendapatkan sumber agar pembaca percaya terhadap apa yang buku jabarkan dan memang tidak ada yang mengada-ada. Penulis sejarah dianggap sebagai seorang pemenang. Pada masa islam, sejarah ditulis pada masa dinasti Abbasiyah sebagai pemenang di periode pertengahan sejarah peradaban Islam.di era modern ini sejarah di tulis oleh orang-orang barat sebagai pemenang dan menguasai berbagai media informasi. (kisahmuslim.com)
Howard Zinn adalah historian yang berasal dari Amerika. Beliau melimpahkan sejarah pada bukunya ‘A People's History Of The United States.’  Apakah buku yang ia tulis mampu mengubah dunia dan mempengaruhi pembacanya? Bagaimanakah cara beliau mengeksplor history tersebut? Bagaimana pula pendapat ia mengenai Chistopher Columbus? Beliau pula engeksplornya dalam artikel ‘Speaking The Truth to Power with Books’
 Penulis memberikan arah bacaannya dengan mendefskripsikan sebuah kekuatan buku untuk penulis. Dalam artikel, yang harus menggarisbawahi bialah “Book changed my life’. Begitu berharganya buku untuk kehidupan kita, terlebih bagi seorang penulis, buku adalah senjatanya dan sangat mempengaruhi hasil tulisannya. Bagaimanakah buku bisa sangat berpengaruh besar bagi penulis? Ternyata Zinn menyatakan pula bahwa menulis mengubah kesadaran masyarakat.
Howard Zinn banyak menuangkan pengalaman pribadinya ke dalam tulisannya. Beliau pula menuangkan kisah dari para ilmuan terkenal yang menjadikann buku sebuah barang berharga bagi kehidupuan. Di sini pula sangat menekannkan bahwa buku itu memiliki efek yang kuat terhadap pembacanya. Buku mengarahkan kita untuk tahu seluk beluk sesuatu. Here, knowledge we get!
Di dalam artikel dijelaskan bahwa  penulis telah membuat buku yang berjudul ‘A People’s History The United States’. Buku tersebut dikritisi banyak orang,  hal itu karena pembaca merasa dibohongi tulisan tersebut. Pembaca mengkritisi kesalahan fakta-fakta yang ada di dalam sejarah Colmubus. Mereka merasa ada fakta yang tidak benar tepatnya pada bab awal buku tersebut. Dalam bukunya tersebut Zinn melihat sejarah Amerika Serikat dari sudut kiri. Beliau menganggap bahwa penemu benua Amerika, Christopher Columbus dan gerombolannya itu telah melakukan genocide (Pembunuh yang menyelapkan suatu bangsa atau kaum). Sejarah Amerika Serikat mnurut Zinn adalah sejarah orang-orang kecil. Zinn melihat sejarah Amerika Serikat sebagai sejarah perlawanan penghambaan, hak orang asal Red Indian. Para pembaca tidak mempercayai kebobrokan penemu benua ini. Yang diketahui mereka selama ini adalah Christopher Columbus adalah orang pahlawan, penemu besar, dan pembaca kitab yang saleh.  
Di sinilah Zinn dapat menyimpulkan bahwa buku yang ia buat telah mengubah kesadaran seseorang dan mempengaruhi para pembacanya. Buku memberikan efek yang kuat terhadap pembaca. Bahkan pembacadari buku Zinn mengirimkan kritik-kritik pedasnya. Mereka menilai Zinn orang yang berbeda sendiri dan tidak umum. Bagaianakah dengan kualitas buku yang ditulisnya dan artikel yang ia kemas?

Menanggapai sebuah artikel dari semua sisi, di sini Zinn  yang seorang historian mengawalinya artikelnya dengan menjelaskan buku sebagai suatu magnet yang penting bagi kita. Book changed my life. Hal tersbut emang benar adanya. Jika Zinn berkata ‘Hisory is weapon.’ So, I say ‘Book is weapon.’ Buku adalah senjata ilmu pengeahuan kita. Bukulah yang menjadi jendela dunia sehingga kita mengetahu anything in the world. seperti yang telah dikatakan Zinn bahwa orang yang menulis srbuah buku, merekalah yang sedang menceritakan tentang dunia.
Penulis hanya menyebutkan pentingnya buku tanpa menyebutkan asal-usulnya.untuk membuat pembacanya yakin akan statementnya, penulis harus detail mengeksplor sisi-sisi sebuah buku. Jika dilihat pada peradaban Islam, tepatnya pada abad ke-19, kebanyakan teks keagamaan yang beredar di dunia Islam masih berupa tulisan tangan. Di dunia Islam, percetakan dan peredaran buku sebenarnya sudah mulai berkembang pada abad ke-17. Tetapi itu pada mulanya belum menyangkut teks keagamaan, karena percetakan dan peredarannya oleh para penguasa, dan terutama ulama, dianggap sebagai pembaharuan yang membahayakan. Teks keagamaan baru dicetak di persia pada awal abad ke-19 dan di masa kerajaan Usmani pada pertengahanan kedua abad yang sama. (Ensiklopedia Islam untuk pelajar, 2004:45).  Di dalam Islam, buku dijadikan sumber pengetahuan, bahkan pada masa Abbasiyah diadakan pembukuan dalam berbagai ilmu pengetahuan. Hal itu menandakan bahwa sanga pentingnya buku bagi peradaban umat manusia.
Zinn menyebutkan bahwa  buku memiliki effek yang besar untuk pembacanya. Hal itu memang benar karena buku adalah bukanlah sumber kebenaran melainkan sumber pengetahuan. Buku pula bukan dibuat untuk orang pintar, tetapi orang yang terbuka dengan sesuatu yang baru atau orang yang ingin memperluas ilmu  pengetahuannya tentang sesuatu.
Zinn menuangkan pengalaman pribadinya ketika dia membuat sebuah buku sejarah karena kebetulan beliau adalah sejarahwan. Buku yang berjudul ‘A People's History Of The United States (1980)’. Buku tersebut memang benar mengenai sejarah ditemukannya benua Amerika dan peristiwa yang terjadi pada saat itu. Zinn memang tidak memuliakan penemu dan dan bapak-bapak pendiri bangsa itu seperti Christopher Columbus. Di sini ada yng salah,  Columbus yang dikenal sebagai penemu benua Amerika sangatlah salah. Historian barat memang tidak mengutamakan keobjektifan. Berbeda dengan sejarahwn muslim yang mengutamakan objektifitas dan keaslian cerita (fakta) tanpa mengubahnya.
Christopher Columbus menyebut Amerika sebagai ‘Thee new World’ ketika pertama kali menginjakkan kakinya di benua itu pada 21 Oktober 1492. Namun, bagi umat Islam di era keemasan, Amerika bukanlah sebuah ‘Dunia Baru’. Sebab, 603 tahun sebelum penjelajah spanyol  itu ( Columbus) menemukan benua tersebut, para penjelajah muslim dari Afrika Barat telah membangun peradaban di Amerika. Klaim sejarah barat yang menyatakan bahwa Columbus sebagai penemu benua Amerika akhirnya terpatahkan. Sederet sejarahwan menemukan fakta bahwa para penjelajah Muslim telah menginjakkan kaki dan menyebarkan Islam di benua itu lebih dahulu, bahkan dari setengah millenium sebelum Columbus.
Secara historis umat Islam telah memberi kontribusi dalam ilmu pengetahuan, seni, serta kemanusia di benua Amerika. Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation berkata: ‘Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya.’ Di Washington DC ada perpustakaan Kongres (Library of Congress) yang di sana terdapat arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan suku Cherokee (salah satu suku Indian tahun 1787). Di arsip tersebut ada tanda tangan kepala suku Cherokee saat itu. (www.suaramerdeka.com)
 
Sesungguhnya kebencian dan sikap anti yang dimiliki oleh Barat dan Eropa nampak ketika mereka menjajah negeri timur yang mayoritas Muslim. Barat telah memiliki anggapan bahwa tidak boleh dibiarkan Islam memegang sejarah dunia. Untuk itulah para ahli mereka dikerahkan untuk bisa memblokir seluruh informasi dan data tentang kejayaan Islam. Semangat kebencian itu mulai timbul sejak mereka kalah total dalam perang salib yang terjadi selama dua abad. Perang salib yang telah banyak memberikan sumbangan manfaat itu tidak disyukuri oleh Barat, bahkan justru mereka melemparkan gelar negative bagi kaum Muslimin. Mereka ibarat, “Diberi air susu malah membalas air tuba“.
Kebangaan yang dilandasi atas kebencian itu mereka wariskan kepada generasi penerus mereka untuk terus memusuhi Islam. Merekapun berseboyan “ West is west and east is east “ (Barat adalah barat dan timur adalah timur). Dengan itulah mereka menulis sejarah mereka. Mereka menganggap bahwa semua yang ada di dunia ini adalah milik mereka, baik ilmu, filsafat, kebudayaan daan segala hasil kemajuan serta penemuan-penemuan. Bangsa lain tidak pernah berperan di dunia. Sebuah sikap arogan yang masih terwarisi hingga sekarang.
Fakta dan bukti tersebut telah cukup meyakinkan kita bahwa sebenarnya Columbus bukanlah penemu benua Amerka karena bukti jelas menunjukkan bahwa umat Islamlah yang menemukannya dan menciptakan peradabannya di benua tersebut. Dalam buku Zinn, Columbus dianggap  sebagai  bagian dari sejarah Amerika dan pendiri benua tersebut. Namun, Zinn memang tidak memihak pada Columbus karena Zinn menganggap Columbus sebagai provokator dan orang keras yang telah melibas rakyat-rakyat Amerika.
Zinn menganggap Columbus bukanlah pahlawan, bahkan yang dikatakan pahlawan adalah para rakyat yang telah berjuang terhadap penjajahan Columbus itu sendiri. Bangsa Amerika kala itu tidak bisa melakukan perlawanan lebih terhadap para penguasa, bahakan tidak bisa menyamai mental kuatnya bangsa Indonesia yang mampu merebut kemerdekaan atas orang-orang Eropa yang kejam.  Zinn menceritakan kebobrokan Columbus.
Sangat setuju apabila Columbus dinyatakan penulis bukan pahlawan. Dia tidak bisa memberikan contoh yang baik bagi rakyatnya, bahkan terungkap fakta bahwa  alasan Columbus pergi ke Amerika ialah tak lain sebagai tempat pelampiasan karena dia telah memperkosa puti Spanyol yang berumur 13 tahun. Hal itu menyebabkan Ratu Isabella mengirim Columbus ke Amerika agar dia bebas dari hukuman tersebut. (forum.viva,co.id)
Columbus yang selama ini dikenal sebagai hero akhirnya terungkap semua sikap sebenarnya oleh Zinn. Namun, dia belum mampu memberikan pernyataan kuatnya agar pembaca percaya dan membenarkan bukunya. Banyak pembaca yang mengkritisi dan mengkomplain buku yang dibuat Howard Zinn tersebut karena pembaca tidak menerima kenyataan mengenai Christopher Columbus. Namun, kembali lagi ke statement awal bahwa buku memang mempengaruhi pembacanya dan akan mengubah emosional pembaca.
Begitulah memang yang menjadi tujuan Zinn dalam menulis buku karyanya tersebut yakni mempengaruhi pembacanya. Namun, dilihat dari artikelnya ini Howard Zinn kurang megkait-kaitkan sebuah kekuatan buku dengan sejarah yang menjadi contoh. Variabel yang diberikan Zinn masih membingungkan. Apakah Columbus di sini hanya berperan sebagai contoh atau bagaimana? Secara content Zinn lebih menitikberatkan pada sebuah buku yang telah mengubah hidup dan aturan mind setnya. Karena ia adalah sejarahwan maka dia mengabil contoh Columbus yang diambil dari bkunya ‘A People's History Of The United States’.  
Zinn belum mengupas secara detail apa yang bisa membuat orang terpengaruh oleh sebuah buku. Beliau juga tidak enjelaskan detail bagaimana buku tersebut bisa mengubah hidup seseorang. Buku dapat mengubah mind set, kebiasaaan, kesehatan, kecerdasan, dan sebagainya. Ada beberapa fakta mengenai membaca sebuah buku, di antaranya (http://www.gomuda.com/2013/06/mengapa-membaca-dapat-mengubah-hidup.html) :
  • Membaca memerlukan otak hingga menjadi aktif, mendorong neuron dan benar-benar membuat kita lebih pintar.
  • Membaca menyebabkan dendrit (bagian dari neuron di mana kenangan yang disimpan) untuk membentuk, meningkatkan kapasitas memori.
  • Membaca, karena memerlukan fokus, meningkatkan konsentrasi kita. 
  • Membaca, bila dilakukan untuk kesenangan, mengurangi stres dan baik untuk kesehatan secara keseluruhan.
  • Membaca, karena itu membuat berpikir dan menerapkan apa yang telah dibaca, benar-benar meningkatkan keterampilan penalaran kita.

Orang yang menjadikan buku sebagai pedoman bahkan teman kesehariannya maka wawasan yang ia punya akan terus mengalir, dia tidak akan sempit pikirannya. Sebuah buku juga mendorong semangat pembaca. Pembaca akan lebih percaya diri dengan pengetahuan yang dimilikinya karena dia mempunyai pedoman dan sumber yang pasti yaitu buku. Manfaat yang  muncul dari benda yang bernama buku ini sangat banyak. Dalam Islam, membaca telah diperintahkan sejak firman pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammam, yaittu ‘Iqro’, bacalah (S.Al-Alaq). Di zaman keemasan Islam, ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat karena para cendikiawan muslim rajin membaca, menelaah, menulis, mengkritik sebuah buku. Tradisi tersebut memperkaya khazanah Islam .
Zinn benar-benar menegaskan bahwa buku memiliki magnet yang positif untuk pembacanya. Jika terbit sebuah buku yang mampu menggugah selera pembaca, maka buku itu menempel dalam pikiran manusia. Bahkan manusia menjadikan pegangan dan sumber wawasannya. Buku atau novel Indonesia yang merupakan karya anak bangsa pun banyak yang menorehkan pengaruh besar terhadap masyarakatnya. Slah satu contoh karya bangsa yang kita acungkan jempol ialah sebuah novel yang kaya sastra dan merakyat, yaitu karya sang penulis handal Andrea Hirata. Beliau meluncurkan Novel Laskar Pelangi yang saat itu meroket tinggi di pasaran Indonesia sehingga menjadi best seller. Novel ini benar-benar mempengaruhi keseluruhan masyarakat Indonesia. Cerita yang memang sebuah kentaan memang menjadi daya tarik  masyarakat. Kenasionalisme yang kental pun tersaji di sini. Novel yang bercerita tentang perjuangan anak bangsa dalam belajar sangat mengubah kesadaran masyarakat tentang perjuangan pendidikan. Masyarakat pun hafal dengan karakter-karakter di novel tersebut  dan sangat terhibur dengan alur cerita. Di indonesia saat itu, Laskar pelangi menjadi trand topic masyarakat Indonesia. Pada surat kabar Tempo Jakarta  memaparkan  bahwa pengajar di lembaga kajian Asia pada Universitas Bonn, Jerman, Berthold Damshauser, novel terjemahan "Laskar Pelangi" di Jerman memang diterbitkan oleh penerbit besar dan ternama, yakni penerbit Hanser. Novel tersebut berjudul ‘The Rainbow Troops’ . hal tersebut menunjukan bahwa buku sangat mempengaruhi segalanya.
Jika kita melihat sebuah buku sejarah yang dirangkai oleh Howard Zinn.kita akan tahu apa itu history. Mengapa history menjadi sebuah senjata. Buku yang Zinn buat memang sangat mendobrak buku-buku sejarah lainnya. Beliau mencritakan sejarah dari sisi kirinya. Berbeda dengan author yang lainnya. Beliau menerobos keaktualan sebuah sejarah yang menjadi memory penting dan tak terlupakan bagi masyarakatnya. Jika historian yang lain menceritakan sisi Columbus sebagai penemu benua yang dianggap segalanya dan tidak ada celah baginya , Zinn menerobos keaktualan tersebut dengan mengungkapkan sisi yang sebenarnya pada Columbus. Alih-alih ternyata Columbus yang dikenal sebagai pahlawan dipatahkan di buku Zinn yang menganggap Columbus adalah sang provokator. Zinn menganggap yang menjadi pahlawan di Amerika adalah rakyat-rakyatnya yang berusaha melawan kenistaan tersebut.
Keaktualan mengenai buku yang telah mempengaruhi pembacanya itu memang benar, namun ada hal yang tidak dijelaskan utuh oleh sang penulis. Salah satu keaktualan yang mengejutkan ialah sifat Columbus yang terkuak di dalam buku Howard zinn tersebut yang dulunya sejarahwan memuliakan Columbus, namun di sini sesuatu yang berlawanan pun muncul dan pembaca merasa tidak puas akan buku ini serta merta menyalahkannya. Dalam bukunya, beliau tidak menceritakan hal yang sebenarnya terjadi dan merupakan kebohongan besar pula bagi Columbus yang sebenarnya dia bukan orang pertama yang menemukan benua Amerika. Seperti dijelaskan di paragraf sebelumnya bahwa yang menemukan benua Amerika ini adalah seorang muslim. Beliau menitikberatkan ke perjuangan rakyat Amerikanya dalam menghadapi Columbus yang menjadi pendatang dari benua Eropa.
Sejarah menjadi hal penting dan harus dijaga. Presiden pertama Indonesia, Ir.Soekarno menegaskan dan mengingatkan kita agar rakyatnya tidak melupakan sejara. Sejarah sangat crucial. Bagi seorang sejarahwan tidak boleh sembarang menulis sejarah karena sejarahwan dituntut untuk objektif. Apabila kevalidan sejarah tersebut salah dan tidak berdasarkan sumber yang benar maka respon pembaca ppun akan negativ. Pembaca menyadari bahwa sejarah hal yang menarik untuk dibahas, namun mereka pula berhati-hati dalam mempercayai dan memahami sebuah sejarah karena tidak semua buku sejarah itu benar dan menceritakan yang sesunguhnya.
Pembaca yang membaca buku Howard Zinn tersebut enolak apa yang dituliskan zinn karena sepanjang yang mereka ketahui mengenai Columbus adalah o\tuan yang dimuliakan dan seorang kesatriaan pahlawan bangsa. Namun, Zinn berani menerobos keaktualan-keaktualan mengenai fakta yang sebenarnya dan biasa terselipkan dari cerita-cerita sejarah sebelumnya. Inilah hal yang membuat pembaca memuncatkan emosionalnya. Akan tetapi, ini berarti bahwa buku yang Howard Zinn tulis sangat berpengaruh bagi pembacanya. Buku memang mempengaruhi jiwa pembaca, seakan merombak dan menggoyahkan pemikiran sang pembaca.
Buku memang menjadi magnet  dan sesuatu yang menjadi pusat serta pedoman. Kalimat yang tidak bisa dilupakan ialah ‘Book changed my life’. Sebesar itukah buku sehingga dapat mengubah dunia. Buku memang menjadikan pikiran ini luas, seluas samudera. Pembaca akan terpengaruh oleh bujukan-bjukan dan kata-kata indah yang menyadarkan sang pembacanya. Zinn menulis buku yang telah menyadarkan, mengubah, menarik, dan  mempengaruhi sang pembacanya. Dengan terobosan-terobosan keaktualan itu, Zinn mampu menyadarkan dan membangkitkan pikiran pembaca mengenai sebuah sejarah yang sebenarnya urgent untuk diperbincangkan. Oleh karen itu, jadikanlah buku sebagai pedoman dan media ilmu pengetahuan yang dapat mengubah hidupmu.

References
Armando Ade,dkk. Ensiklopedia Islam untuk Pelajar. Jakarta : PT Ichtiar van Hoeve, 2001
Zinn, Howard. A People's History Of The United States. Amerika Serikat :1980
Sumpahseni.blogspot.com





Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment