5th Class Review



Somethings Missing
By : Fithri Maulidah
Melihat langsung hasil yang dibuat oleh tangan sendiri adalah satu kepuasan tersendiri, meskipun hasil yang didapt besarnya tidak seberapa. Ada yang kecewa ada yang bahagia, itulah kehidupan. Satu yang harus diingat dalam menuntut ilmu, yaitu jangan pernah merasa puas begitu saja tetapi kita harus rakus pada ilmu yang kita pelajari. Dalam penulisan critical review yang ke-2 kemarin rata-rata anak di kelas kecewa dengan hasil yang didapatkan, termasuk saya, karena standard nilainya sangat turun dari critical yang pertama. Mengkritik sejarah ternyata tak semudah mengkritik sistem pembelajaran. Banyak sekali kesalahan pada tulisan saya, salah satunya yaitu saya terlalu fokus pada sejarah mengenai tokoh Columbus. Padahal sejarah tersebut bisa digabungkan dengan berbagai macam aspek, seperti literasi sebagai praktek sosial.

Setelah berbagai kelemahan dalam mengkritik sejarah, kami kemudian ditantang untuk menulis mengenai pembongkar tokoh Columbus yaitu Howard Zinn, ini adalah tulisan saya saat itu.


Howard Zinn is a writer conciusness social and an activist. He writes many books, and always tell about the fact of a history.  I knew him when I got assignment to give critical about his article with title “Speaking truth to power with books” Zinn also writing many book, but I was read one chapter of his book, a book of A People's History Of The United Statesis. I was read the first chapter, tell about Columbus, the Indians, and Human Progress.
In that book, tell about fact who Columbus is.
The things who missing from Howard Zinn is why he just descrimination about the fact of a history exactly. If he know about the rality of a history, why he just tell about text, he shoud be tell who people which found is.


 
 










Menurut Mr. Lala, dalam critical review yang sudah ditulis masih banyak yang harus dikembangkan lagi dalam tulisan saya, harus dikaitkan dengan berbagai aspek yang telah dipelajari sebelumnya, apalagi literasi. Seperti tak pernah lepas dengan literasi ini. Minggu ini saya juga  harus menulis mengenai Howard Zinn, serta apa saja yang hilang dari dia dalam tulisannya. Menulis akademik harus mempunyai tujuan yang fokus pada hasil tulisan untuk pembaca tertentu, yang berhubungan dengan context, literacy, culture, technology, genre, dan identity.
Intertextualitas adalah salah satu teori yang digunakan oleh pembaca untuk mengetahui meaning dalam membaca karya satra.  Bakhtin’s notion of intertextuality suggests that discourses are always related to other discourses, both as they change over time and in their similarities at any point in time (Hyland:33). Masih dalam buku yang ditulis oleh Hyland, Fairclough (1992: 117) membedakan Intertextuality menjadi dua jenis yaitu manifest intertextuality dan interdiscusivity.
Manifest intertextuality melihat karya sastra (text ) dengan cara menggabungkan text yang dibca dengan text lain atau melalui kutipan, irony, paraphrase, dan lain-lain untuk menemukan meaning. Sedangkan untuk interdiscusivity melihat satuan kaidah yang digunakan oleh penulis dalam suatu tipe text atau genre dimana text tersebut berhubungan dengan beberapa makna lembaga dan sosial.
Seperti yang saya ketahui sebelumnya bahwa makna (meaning) bukanlah sesuatu yang ada pada kata yang kita tulis dan dengan mudah disampaikan pada orang lain, akan tetapi meaning tercipta karena adanya interaksi secara tidak langsung yang diciptakan antara pembaca dan penulis. Context as a cluster of static variables that surround language use, we have to see it as socially constituted, interactively sustained and time bound (Duranti and Goodwin, 1992). 
Menulis dengan literasi tentu sangat jelas hubungannya. Literasi yang dikenal sebagai proses membaca yang diimbangi dengan aktivitas menulis akan lebih mengembangkan pemahaman kita mengenai tulisan yang kita buat. Menulis tanpa membaca tentu tulisan yang dihasilkan tidak akan ada isinya. Scribner and Cole (1981: 236) put it: ‘literacy is not simply knowing how to read and write a particular script but applying this knowledge for specific purposes in specific contexts of use.’ It is worth considering the role of literacy as it helps us to understand how people make sense of their lives through their routine practices of writing and reading.
Menulis dan budaya, dalam menulis sesuatu tentu penulis mempunyai cirri bahasa masing-masing. Ciri bahasa tersebut berasal dari pengalaman penulis dengan budayanya atau bahasa yang dihasilkan oleh pengalam penulis dalam membaca. Hal tersebut adalah pilihan penulis dalam menulis  yang akan terlihat pada tulisan yang diciptakkannya. Zaman yang semakin maju menuntut seseorang untuk berfikir lebih dengan berbagai technology yang tercipta seiring perkembangan zaman. Maka untuk mendukung saya menjadi orang yang literat, ssebagai mahasisiwi saya menyesuakan diri dengan penggunaan teknologi yang ada.
Effects of electronic technologies on writing, Change creating, editing, proofreading and formatting processes, Combine written texts with visual and audio media more easily, Encourage non-linear writing and reading processes through hypertext Links, Challenge traditional notions of authorship, authority and intellectual Property, Allow writers access to more information and to connect that information in new ways, Change the relationships between writers and readers as readers can often ‘write back’, Expand the range of genres and opportunities to reach wider audiences, Blur traditional oral and written channel distinctions, Introduce possibilities for constructing and projecting new social identities.
Genre adalah tipe komunikasi yang diciptakan oleh beberapa kejadian sosial yang biasa terdapat dalam teks diciptakan oleh individu penulis sendiri. The social impact of transferring genres into new contexts with different purposes (Freedman and Adam, 2000). Identity refers to ‘the ways that people display who they are to each other’ (Benwell and Stokoe,2006: 6) jadi identity adalah sesuatu yang kita lakukan bukan sesuatu yang kita miliki.
Untuk kesimpulannya, setelah saya mengetahui berbagai macam kekurangan pada diri saya sendiri maka saya harus mulai merubahnya sekarang juga. Saya mealihat banyak sekali yang harus dilakukan dalam menulis, harus rajin, harus teliti, sabar, serta tidak boleh asal-asalan dalam memberikan informasi yang dituliskan, karena menulis adalah jalinan penuh makna yang tercipta antara penulis dan pembaca. Tulisan yang berkualitas mempunyai effect yang sangat hebat pada kehidupan seseorang dengan berbagai issue yang tercipta didalamnya. Dengan berbagai pendekatan yang dilakukan oleh tulisan akan saling berkaitan dengan context, literacy, technology, culture, genre and identity.
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment