6th class review


Thesis Statment sebagai Umbul-umbul
Semakin seseorang hebat semakin hebat pula tantangan yang harus dihadapi, itulah yang saat ini saya dan teman-teman rasakan. Setelah dua pekan menulis critical review dengan bahasa Indonesia, kini kami ditantang untuk menulis critical review dengan bahasa Inggris. Meskipun standar kata yang diberikan untuk kriteria critical review minggu ini diturunkan, rasanya itu sama saja buat saya. Menulis critcal tetap harus berfikir mengenai hal apa yang tidak ada dalam subjek yang dikritisi. Bagi saya, dalam membaca rasanya saya masih kategori helpless reader yang terkadang membenarkan teks yang saya baca. Padahal untuk menulis sebuah teks critik tentu saja akan membutuhkan thesis statment.

Menurut Mr. Lala, dalam teks critical review ditemukan banyak sekali teks yang tidak memiliki thesis statment. Thesis statment adalah pandangan penulis atas pemaparan singkat yang telah ditulis sebelumnya, juga merupakan cara untuk meyakinkan pembaca agar tertarik pada tulisan yang dibuat. Thesis statment yang terletak pada kalimat terahir paragraf satu setelah pemaparan singkat tersebut, fungsinya sebagai rangkuman dari argumen yang dibuat pada keseluruhan teks tersebut. Thesis statment juga mendeskripsikan main idea teks, dan mempermudah sang pembaca mengetahui topik serta opini sang penulis.
Sebagai penemu teori yang tercurahkan oleh ‘suara-suara penuh kuasa’ seharusnya kita bisa menciptakan sesauatu yang baru dengan dasar-dasar yang tidak boleh dihilangkan dalam tulisan yang kita ciptakan. Thesis statment merupakan salah satu cara agar teks yang dibuat bisa diketahui maksudnya. Seperti halnya umbul-umbul yang digunakan untuk menarik perhatian, thesis statmen juga ada untuk meyakinkan pembaca dengan berbagai argumen atas tulisan yang kita buat, juga menunjukkan arah tujuan penulis membuat teks khususnya untuk teks critical. Dalam membuat kritik setiap orang tentu berbeda pandangan terhadap suatu yang dikritisi tersebut, sama halnya dengan clasroom discourse.
Classroom discourse analysis is one way to take this anthropological perspective because it provides the tools needed to step outside our own position in interactions in classrooms and see multiple sides of any discussion, conversation, lesson, or reprimand. Interactions by definition have (at least) two perspectives involved. Our goal is to understand those multiple voices and the people behind them (Rymes, B:2008.Classroom Discourse Analysis:21). Siswa belajar untuk satu subjek dari berbagai latarbelakang budaya dan norma-norma yang berbeda, dengan melakukan interaksi dalam kelas.
Sebuah thesis statement muncul di dekat awal paragraf utama, dan menawarkan solusi ringkas untuk masalah yang sedang dihadapi. Ini menyatakan klaim dari argumen yang disajikan dalam makalah, dan kadang-kadang ringkasan singkat dari semua alasan yang dijelaskan di koran. Thesis statement biasanya satu kalimat, meskipun mungkin terjadi sebagai lebih dari satu. Thesis statement juga merupakan pernyataan singkat yang merangkum titik utama atau klaim dari sebuah esai, makalah penelitian, dan lain-lain yang dikembangkan, didukung, dan dijelaskan dalam teks dengan cara memberikan contoh-contoh dan bukti yang akurat.
Dalam pembuatan critical review yang semakin spesifik pada sang penggebrak sejarah yaitu Howard Zinn, tingkat relevance kepada clasroom discourse dan literasi harus semakin ditingkatkan. Untuk menghindari respon “so what?” dari pembaca, maka sangat perlu adanya thesis statement yang tidak terlalu spesifik juga tidak terlalu general. Jadi dalam pembuatan critical kali ini, harus benar-benar sudah oke ketika disajikan kepada pembaca utama, yaitu Mr. Lala.
Pesan Mr. Lala yang tercurahkan melalui slide yang dibacakan oleh mahasiswa kala itu, bahwa sebagai kaum literat (mahasiswa) yang baru pada tahap peniru, tidak boleh sombong dan dengan pongahnya mengatakan ‘itu salah ini tak benar’ tanpa adanya dasar yang kuat kepada sesama yang masih dalam tahapan peniru. Harusnya, dengan ilmu-ilmu yang didapatkan kita (mahasiswa) yang katanya kaum lierat harus dapat menggali hal-hal baru dengan dasar yang kuat dan tidak boleh saling menyalahkan namun harus saling berbagi pengetahuan dengan sesamanya.
Inilah salah satu keuntungan dalam clasroom discourse, selain mendapatkan lebih banyak pengetahuan dari berbagai perbedaan kita juga dapat melihat betapa banyaknya pengetahuan yang tercipta dari berbagai perbedaan yang saling melengkapi tersebut. Masih banyak yang harus dipelajarii dari pada menjadi sombong atas ilmu yang baru sedikit dikuasai, maka untuk menjadi kaum ‘literat’ memaknai dan memahami lebih baik dari sekedar menyalahkan satu sama lain.
Ada orang bijak bilang, ilmu pengetahuan lebih penting dari harta. Ilmu pengetahuan tak kan bisa habis, sedangkan harta itu bisa habis. Menjadikan ilmu pengetahuan sebagai warisan untuk generasi kita kelak, karena dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari kita bisa mencapai kesuksesan. Dengan ilmu pengetahuan juga, akan mempermudah kita dalam menjalani kehidupan.
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment