6th Class Review



Perjalanan Ideologi Mengupas Sejarah

Perjalanan nampaknya semakin jauh, jauh melangkah ke arah ayng lebih serius. Bereada di pertemuan keenam ini membuat pikiran, mental, hati, dan fisik pun terkuraskan. Namun, semangat terus dipertahankan dengan kuat. Masih berporos pada critical review. Namun, kali ini adalah penajamman critical review yang semakin intens dilatih dengan adanya ‘free writing’. Masih pula bergulat di areaa sejarah dan tranding topic ‘Howard Zinn’ dan ‘Colombus’. Para calon penulis ini bersikeras untuk membuat rajutan kata0katanya dalam menganalisa sejarah benua Amerika kemudian menyerang (mengkritisi) tokoh penting, Howard Zinn. Menganalisa bukanlah hal yang mudah, kita tidak hanya membaca namun menelaaah dan menelitinya kembali apakah sesuatu hal iti valid adanya. Setelah itu, kita bandingkan pula analisa tersebut dengan hal yang serupa. Menulis critical review adalah bagian dari perjalanan Writing 4 kami. segala sesuatu yang menjadi krirkil dalam menulis ini, kami sebrang dengan keberanian diri yang hakiki.

Perbincangan di sini masih berkutak pada sejarah. Yang saya senangi di sini adalah saya mendapatkan dua ilmu sekaligus, yakni ilmu bahasa dan ilmu bahasa. Sejarah memang menjadi salah satu topik yang sengaja diambil karena menaruh sebuah tantangan yang menarik. Padahal sejarah begitu adanya bahkan telah terjadi di masa lampau. Namun, bagaimana kita bisa membuatnya lebih berbeda dengan menemukan fakta-fakta yang terselip mengenai sejarah yang telah tersusun ceritanya. Menurut Fowler (1996:10) :”seperti linguis kritis sejarahwan bertujuan untuk memahami nilai-nilai yang mendukung formasi sosial, ekonomi, politik, diakronis, perubahan nilai dan perubahan formasi.” Sejarah memang menyimpan sebuah nilai yang indah dan tidak senbarang.
Ideologi itu ad dan hadir di mana-mana. Baik di teks tertulis, lisan, audio, visual, atau kombinasi, dan semuanya membaca dan menulis selalu termotivasi secara ideologi. Dalam menulis, ideologi kita bermain. Kita memiliki ide, pikiran, dan gagasan yang berbeda satu sama lain. Setiap tulisan pun memiliki karakter yang berbeda karena setiap penulisnya ilah pemilik ideologiyang berbeda. Menulis di sini tentu menggunakan ideologi kita untuk meyakinkan pembaca bahwa kita memiliki suatu yang menarik. Membujuk orang lain agar tertarik dan ikut dalam ideologi kita, itulah menulis di Perguruan Tinggi. Walaupun antara pembaca dan penulis memiliki sudut pandang dan pemikiran yang yang berbeda, namun penulis harus mampu meyakinkan dan menarik pembaca ke dalam ideologinya. Bentuk persuasi sering disebut dengan argumen akademis. Di dalam tulisan, argumen penulis muncul setelah dia menjelaskan pengenalan singkat sebuah topik. Kalimat ini adalah sebuah thesisi dan berisi sebuah ringkasan dari argumen yang akan dibuat selanjutnya atau di paragraf berikutnya. Tesisi esay ialah ide utamanya. Pernyataan tesis dari esay adalah pernyataan satu dua kalimat yang mengungkapkan gagasan utama ini, pernyataan tesis mengidentifikasikan topik penulis.
Pernyataan tesis memiliki dua fungsi. Pertama, penulis menciptakan tesis untuk fokus membuat subjek esay. Kedua, kehadiran pernyataan yang baik membantu pemahaman pembaca. Tesis memang dibuat dari hasil sebuah pemikiran yang panjang. Penulis harus membuat tesis yang jelas sehingga pembaca dengan mudah get understanding, bukan malah semakin bertanya-tanya apa maksud sebuah esay itu. semua ini bertujuan pada pembaca karena pembacalah yang memahami tulisan si penulis. Maka dari itu, tesis harus dibuat sejelas mungkin.
Berbicara mengenai sejarah maka tesis yang kita buat harus sejelas mungkin dan mampu memberikan pemahaman yang baik untuk pembacanya. Sejarah adalah topik yang cukup menarik dan menantang untuk dianalisa dan dibahas. Penulis harus meyakinkan pembaca bahwa sejarah itu penting adanya. Sejarah bukan hanya sesuatu yang lampau. Namun, sesuatu yang mempengaruhi masa kini dan masa depan. Masih banyak fakta-fakta yang terselip yng harus kita bahas pula di sini.
Berargumen mengenai sejarah haruslah berhati-hati dan sesuai dengan sumber karena sejarah telah ada dan memang begitulah alurnya, telah memiliki kronologi sedemikian rupa. Namun, di sinilah letak tantangan si penulis untuk memberikan suatu yang lebih terhadap sejarah dan menjadikan sejarah itu suatu hal yang menarik dan magnet bagi masyarakat. Sejarah menjadi lebih kompleks karena banyak berkaitan dengan politik. Di dalamnya, memori kolektif yang dapat menggunggah elan. Di sisi lain, sejarah dapat melegitimasi sebuah pemerintah, ia menjadialasan bagi sekelompok orang yang bergerak, bahkan memuaskan identitas.
Dengan itulah sejarah bukan hal yang malah dihindari, bahkan menjadi hal yang penting dan berubah sebagai tranding topik di kalangan masyarakat. Sejarah bertabur sebuah ideologi dan pemikiran matang. Perjalanan ideologi mengantarkan sebuah ideologi yang indah.
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment