Class review 4




Singkat dari Classroom


            Minggu lalu merupakan penyerahan tugas critical review satu. Tugas ini mengkritiki classroom discourse and religious harmony. Di dalamnya berisikan tentang kerukunan bragama di dalam kelas. Tugas saya kemarin hampir-hampir sama dengan yang dimaksud walau banyak yang tidak sesuai dengan topiknya. Banyak dari teman-teman juga yang kasusnya sama denagn saya, kata Mr. Lala nya sih salah gerbong.
            Jelas saja jauh berbeda, tugas saya yang mengkritik classroom hanya beberapa saja dan di dominasi oleh konflik antar agama yang saya banyak bahas. Padahal maksud dari Mr. Lala yaitu mengedepankan classroom discoursenya. Wah jelas gatot (gagal total) walau sedikit mendekati tapi masih belum jelas saya masuk gerbong mana-mannya mah.

Kekurangan tugas kritik saya yaitu memperdalam lagi pembahasan pada classromnya. Mulai dari cara ajar atau pendekatan pada siswanya juga lebih dibahas lagi. Selain kekurangan bahasan dari isi pada topik classroom discourse nya ada juga pada susunan topik pertopiknya. Menurut saya sendiri, saya masih kurang mengorganisasikan struktur topik bahasannya. Dalam artian saya kurang rapih menyusun topik pada tiap transisi dari topik satu ke topik yang lain. Pembahasan classroom discourse membuat saya bingung untuk mengarap ide-idenya, pemahaman saya ternyata tidak sesuai dengan tujuan topik yang dimaksud. Saya hanya menceritakan pendidikan di sekolah saja, antara perbedaan guru, pendidik dan juga aplikasinya terhadap siswa sekolah dasar. Pada ktitikan juga terdapat pembahasan yang menyeleweng seperti membahas konflik dan politik dari segi pendidikan. Dan itu semua salah.
Dari kritikan saya yang dapat dibilang gagal total, Mr. Lala menjelaskan maksud atau poin yang harus dikritik pada artikel pa Chaedar. Beliau menjelaskan tentang classroom discourse dan religious harmoni dengan tersususn pembahsannya. Dari pertama beliau membahas tentang classroom discourse terlebih dulu. Pada clasroom discourse ada beberapa hal pentting yang dapat dibahas pada kritikan saya. Yaitu, dari calssroom dahulu yang lebih sangat dibahas. Classroom discourse dihubungkan dengan complicated lalu diaplikasiakan denagn interaksi atau talk.
Dari interaction dipengaruhi beberapa faktor lainnya, yaitu background, communication strategies, goal driven (perkembangan potensi) dan values. Pada background terdapat bebrapa faktor di dalamnya. Yaitu diantaranya language, education, dan culture.
Language yang bahas yaitu bahasa yang disampaikan pada siswa dengan baik, sopan dan mudah dipahami, education yang dapat di bahas dalam classroom discourse ada dua pendidikan, yaitu pendidikan liberal dan umum, pendidikan yang liberal yaitu pendidikna ynag berintelektual atau ilmu pengetahuan asli yang disampaikan guru, namun pendidikan umum yaitu tidak hanya pendidikan yang ilmu pengetahuan saja tapi juga pendidikan yang berisikan penagajaran norma, ahlak dan keterampilan yang dapat menjadikan siswa aktif berinreraksi untuk memperkaya pengetahuan dan interaksi sosialnya di masyarakat. Kemudian culture atau budaya dari para siswa yang berbesda-beda. Budaya ini yang dapat menjadikan siswa mengenal banyak budaya dan belajar bertoleransi denga temannya yang bertoleransi denag temannya yang berbeda budaya.
Selain background yang dapat dibahas pada critical review ada juaga communication strategies yaitu dengan contextnya atau cara menagajar yang baik yang dengan siswanya. Ketiga yaitu goal driven (kembangan potensi), poin ini berhubungan dengan affecive dan psikomotorik pada siswanya. Hal ini dapat membantu siswa terasah kemampuan lewat media atau aspek lain ynag tidak hanya aktif dan pintar dalam teori pengetahuan tulis baca tapi juaga dapat membanttu siswa pintar dengan cara atau jalan lainnya seperti affektif dan psikomotorik.
Kemudian cara berikutnya values atau kedisiplinan siswa terhadap aturan kelas. Ada juga  (ideologis) yang artinya dapat mempertentangkan yang berdeda menurut keyakinan. Values dapat diartikan negosiation praktis. Setelah empat aspek pendukung terciptanya classroom discourse maka akan atau barulah masuk ke ranah religious. Religious dibagi algi menjadi dua aspek penting bagiannya yaitu tolerance dan character. Tolerance atas teman yang berbeda agana atau dengan budaya masing-masingnya dan character yang berbeda pada tiap individunya jika menjadi guru tentu karakter siswa perlu diketahui agar hubungan keduanya tersamapi baik.
Hal-hal tersebut diatas merupakan poin yang benar yang harus saya sampaikan pada critical review saya yang masih belum jelas benar maksud dan tujuan arah dari yang akan disamapikan. Semestinya tataan topik critical review saya menjelaskan empat aspek pokok penting classroom discourse yaitu background, communication strategies, goal driven dan value yang semuanya tersusun sesuai dengan pembahasannya.

Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment