“Benteng Pembesit Diri”
(DIANA)
Benteng
Pembesit Diri merupakan pembatas diri seseorang dalam
melakukan sesuatu hal apapun terutama terkait masalah kerukunan beragama yang
terdiri dari agama yang pluralitas serta perbedaan- perbedaan dalam segala
aspek yaitu perbedaan etnis, suku, bahasa, budaya, dan cara hidup merupakan
sebuah paket yang ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tentunya kita
sebagai manusia yang memiliki latar belakang yang berbeda harus bisa
memposisikan diri kita untuk bersikap baik, saling menghormati dan toleran
terhadap satu sama lain sebagai bentuk kontrol sosial guna untuk mengantisipasi terjadinya konflik
sosial atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan aturan dan prinsip yang ada
dalam masyarakat.
Untuk menghadapi berbagai konflik
sosial yang kerap terjadi dalam masyarakat diperlukan adanya “ke’arifan
pluralitas”(Genostic pluralism), dan kemampuan; serta harus mampu melihat
konflik yang terjadi secara jernih,holistis, dan komprehensif. Artinya suatu
konflik sosial apalagi bernuansa etnik dan agama tidak akan terjadi secara
tersendiri melainkan terkait dengan faktor- faktor rumit di luarnya. Jadi untuk
mengahadapi dan mencarai solusi bagi tiap kasus konflik haruslah dengan
pendekatan interdisipliner dan lintas sektoral secara tuntas.
Terkait masalah harmonisasi beragama(religion
harmony) yaitu adanya beberapa hal yang terjadi di ranah kehidupan baik pada
zaman dahulu maupun pada zaman sekarang
yang terjadi dalam berbagai aspek
kehidupan yang kita sebut dengan istilah”Classroom discourse”. Keharmonisan
beragama memang sulit tercipta karena selain adanya perbedaan background,
nilai- nilai, ideologi, aturan dan etnis hal yang menjadi dasar manusia untuk
saling menghargai, menghormati dan toleran antar sesame yaitu harus di imbangi
oleh adanya kesadaran manusia itu sendiri yang menjadi benteng seseorang dalam berperilaku.
Berikut beberapa hal yang terjadi dalam ranah kehidupan antara lain:
Terjadinya konflik politik pada masa kekuasaan Islam yang disebabkan oleh
adanya hasrat politik yang lebih di kedepankan daripada idealism ajaran
beragama. Konflik politik itu mulai masuk di lingkar kekuasaan Islam setelah
beberapa tahun sahabat Nabi yaitu Umar bin al- Khattab mulai menjalankan misi
penaklukan kawasan di luar Arab yang beragama Kristen. Pada masa kekuasaan Umar
bin Khattab ini terjadi pemaksaan kepada
suku Najran untuk masuk Islam dan
tinggal di Irak. Serta adanya pergantian kepemimpinan diseluruh wilayah yang
beragama non-Islam dig anti dengan pemimpin Islam tanpa alas an yang jelas.
Selain itu hubungan Islam- Kristen semakin memburuk ketika Umar mengeluarkan kebijakan pajak
lebih besar kepada orang Kristen. Kebijakan lain yaitu adanya laranagn terhadap
orang tua pemeluk agama Kristen membaptis anak- anaknya, dan mewajibkan
mempelajarai agama Islam. Sehingga orang Kristen merasa terdesak dengan
beberapa kebijakan yang diterapkan oleh Umar dan orang Kristen mencoba bertahan
dengan segala upaya, termasuk meminta bantuan kekuasaan Bizantun. Pada akhirnya
suku- susku LKristen bergabung dengan pasukan Yunani dan memberomtak atas kebijakan
yang diberlakukan oleh Umar bin Khattab.
Namun konflik politik terus
berlanjut setelah Nabi Muhammad
wafat yaitu pada tahun 632 karena pada masa itu tampaknya hampir semua
penerusnya lebih memaksimalkan dakwahnya melalui instrument politik. Sehingga
munculnya tren politisasi yang sama persis dengan politisasi agama Kristen di
luar Arab waktu itu. Dampak dari tren politisasi itu sangat besar yaitu adanya
perebutan kawasan, dan penaklukan suku- suku sedang menjadi tren pasuakn-
pasukan kenegaraan. Tren politisasi ini seperti yang terjadi pada tahun 779
yaitu pada masa khalifah al- Mahdi(775-785) yang hendak memaksakan agama Islam
kepada suku Nomad seperti Banu Salih yang tetap berpegang teguh pada
kekristtenan. Adapun orang- orang Kristen yang menolak untuk masuk Islam
terpaksa harus mengungsi ke luar negeri karena untuk mewujudkan tata hubungan
damai antar agama, kekuasaan yang menjadi pemenang karena memiliki peranan yang
kuat.
Akan tetapi konflik poltik ini sudah
hilang terbukti pada masa pemerintahan Harun al- Rasyid(768-809) yang mencoba
menghindari wilayah kegamaan dalam politik karena Harun tidak ingin mengulang
sikap al- Mahdi yang tidak simpatik kepada orang Kristen. Simpati Harun
ditunjukkannya dengan merekrut resmi beberapa tokoh Kristen yang berada dalam istananya
yaitu terbukti dari seorang dokter pribadinya adalah pemeluk Kristen aliran Nestorian
yang taat. Kaum Nesztorian yang dulunya di usir oleh Mahdi bisa nyaman kembali
ke kampong halamannya dan dari pengalaman di negeri asing selama beberapa tahun
membuat orang Kristen ini memiliki kemampuan berbahasa asing yang baik dan
Harun merekrut mereka menjadi penerjemah diplomasi dan sebagian dari mereka
dijadikan tenaga pengajar bahasa di sekolah- sekolah perkotaan. Namun
sayangnya, pada masa selanjutnya tahun 823 khalifah al-Makmun(813-833) kembali
memusuhi orang- orang Kristen. Perlakuan al- Makmun sangat diskriminatif
melebihi khalifah Mahdi. Sehingga pada abad Sembilan lenyaplah jejak terakhir
kekristenan Nestorian di negeri Arab.
Dari sejarah konflik Islam- Kristen
diatas memperlihatkan bahwa politik independen menjadi sebuah keharusan. Dan
muncul istilah yang nampaknya agak kurang dikenal yaitu sekulerasi agama.Sekulerasi
ini tidak menonjolkan pemeluk agamanya
untuk mengatasi masalah persoalan public. Dan meyakini pahti- manisnya sejarah
adalah kenyataan. Namun antara kedua
umat sesame pemeluk agama”abrahami” ini kemudian memunculkan konflik teologis.
Sehimngga munculah sikap pendewasaan pergaulan beragama. Seta terjadinya pendangkalan teologis antara
kedua agama tersebut. Serta Pluralisme kini didakwahkan oleh pemimpin Islam
maupun Kristen yang sadar bahwa konflik kegamaan tidak seharusnya terjadi.
Namun pada kenyataannya pluralism hanya sebatas slogan terbuka di ruang publik.
Serta dalam tingkat kalangan masyarakat awam pun tistilah pluralism tidak
disertakan dalam kamus kegamaan mereka. Pada akhirnya mereka hidup dengan cara
berinteraksi masing- masing yaitu Islam dengan semangat keislamannya dan
Kristen dengan smeangat konservatifnya. Sehingga kondisi keberagamaan kini
nampaknya sudah rasional terbukti dengan adanya keharmonisan dalam berkomunikasi
yang terjalin di antara pemeluk agama
baik dikalangan Islam, NU, dan Muhammadiyah dengan orang Kristen,
Yahudi, Buddha, dan agama lain.(Faiz Manshur, Sinar Harapan 6 Mei 2006).
Selain itu adanya kasus pemurtadan
yang sampaikan oleh seorang tokoh besar Islam yang bernama Hj. Irena Handono di
Gedung Dewan Dakwah Islam Indonesia(DDII), dalam acara diskusi bulanan Badan
Koordinasi Seluruh Pondok Pesantren Indonesia(BKSPPI) yang diketuai oleh
KH.Cholil Ridwan bertempat di Jakarta, Selasa 22 Januari. Dlam pembahasannya,
Irena Handono memaparakan Fitnah media Barat terjadapa Islam. Pembertaan ini
dilakukan oleh seorang Kontributor media CNN yang bernama Richard Quest
Menyatakan bahwa aksi pembantaian itu dilakukan oleh Teroris Islam. Selain itu
seperti yang dituliskan oleh seorang koresponden bidang keamanan bernama Frank
Gardener di tuliskan dalam BBC yang menuliskan”AL-Qaeda Beraksi Kembali”. Serta
adanya Spekulasi yang dilakukan oleh Sky News dengan cepat menyatakan bahwa
terror di Norwegia terkait dengan kelompok eksrimis Islam.
Selanjutnya,
dalam media The New Yorks Time, dengan judul berita “At Least 80 dead In Norway
Shooting melaporkan berita bahwa peristiwa itu dilakukan oleh teroris Islam. Begitu juga dengan
Tabloid The Sun yang membuat covernya berjudul: "Al Qaeda Norways
9/11". Irena Handono lalu mempertanyakan, siapa teroris itu sebenarnya?
Irena lalu membongkar, seorang anggota Freemasonry bernama Anders Behring
Breivik, lahir di London pada 13 Februari 1979. Breivik, dalam account
facebooknya, menampilkan foto dirinya di Masonic Regalia. Dalam Profil
Facebooknya dengan banga ia mengaku pernah menjadi anggota dari St.Olaus t.d
Tre Soiler No 8 Di Oslo dan Grand Master dari kelompok Norwegian Order
of Freemasons.
Menurut pengakuan
Breivik bahwa dia juga merupakan aktifis Partai Kemajuan Norwegia, ia pernah
menjadi anggota Partai kemajuan, The Progress Party atau Fremskrittspartietl
Framstegspartiet (FrP), yang memiliki paham anti imigran, libertarian,
konservatif dan berideologi kanan. Lebih jauh, Breivik merupakan simpatisan
English Defence League. Dia mengaku memiliki hubungan dengan English Defence
League (EDL), suatu organisasi masa rasialis berhaluan sayap kanan, anti islam,
anti muslim dan anti imigran yang berpusat di Inggris. Breivik juga mendirikan
kembali Ordo Militer Kristen, Ksatria Templar atau Ordo Bait Allah (The Poor
Fellow-Soldiers of Christ and of the Temple of Solomon, Pauperes Commilitones
Christi Templique Solomonici). Breivik sangat terpikat dengan sejarah Perang
Salib, kisah-kisah “kepahlawanan” tentara salib dalam melawan pasukan muslim.
Sehingga menurut
cataan Irena tentang kasus pemurtadan itu dapat disimpulkan bahwa Anders
Breivik dalam sebuah persidangan dinyatakan tertutup untuk umum yaitu pada tanggal
25 Juli 2011, pada saat itu dinyatakan adanya dua sel teroris yang diduga
bekerjasama dengan dia. Namun pihak kepolisian tidak menemukan bukti apapun.
Dan pada tanggal 14 November 2012, Breivik muncul dalam persidangan yang di
buka untuk umum. Dia mengaku sebagai Komandan Militer dalam gerakan “Perlawanan
Norwegia”. Dia mengakui atas segala
tindakannya namun dia tidak mengaku bersalah. Penyerangan yang dia lakukan
terhadap kantor pusat pemerintahan adalah ditujukan kepada penghianata yang
melalukan penghancuran budaya. Dan dia mengakui dirinya sebagai Komandan
Kesatria Templar Norwegia.
Namun Breivik
sempat diperiksa oleh Psikiatris yang hasilnya dinyatakan tidak waras(gila).
Padahal tindakan terorisnya dia
dilakukan secara sadar sebelum dia dinyatakan gila. Sehingga Jaksa memutuskan
bahwa Breivik mengalami sakit jiwa, dan pemrosesan kasusnya dibawah
pengontrolan psikiatris bukan hukuman penjara(rehabilitas menatal). Namun dalam
pemberitaan surat kabar kompas.com, Jumat, 2 November 2012, menurut pemngadilan
Norwegia bahwa Breivik di vonis hukuman penjara selama 21 tahun karena dia
adalah pembunuh masal yang terbukti menewaskan 77 orang dalam serangan bom dan
penembakan setahun silam, dan pengadilan menyatakan dia bukan orang gila.
Tindakan Breivik itu di duga karena berawala dari inspirasi ayat- ayat Bible
yaitu” Dibenarkan untuk
membunuh pencuri yang memasuki rumahmu, itu adalah arti sebenarnya dari
pembelaan diri. Terlepas dari si pencuri mengancam nyawamu atau tidak, kamu
memiliki hak untuk mempertahankan rumahmu, keluargamu dan hartamu. Sebagaimana
dikatakan Bibel : bangsa Israel diharapkan memiliki senjata pribadi. Setiap
orang dipanggil melawan musuh dengan senjata.”Itu terdapat dalam bibel bagian
Perjanjian Lama. Breivik mendasarkan pendapatnya pada Keluaran 22:2, Samuel
25:13, Hakim-Hakim 5:8, Mazmur 144:1.
Selain itu
classroom discourse juga terjadi dalam ranah kehidupan selebriti seperti yang
dipublikasikan oleh berbagai media massa yang sedang membuming yaitu masalah
pernikahan Asmirandah dengan Jonas Rivanno yang berlangsung pada tanggal 17
Oktober 2013, bisa dianggap gugur atau tidak sah karena Jonas telah mengingkari
janji dan sumpahnya atas pengakuannya yang sudah menjadi mualaf. Sebelum Jonas
menikai Asmiranda dia berjanji untuk pindah agama dari Kristen ke Islam. Namun
setelah dia menikahi Asmirandah dia malah kembali ke agama asalnya dengan alas
an bahwa adanya tekanan dari pihak orang tuanya karena pernikahannya dengan
Asmirandah tidak mendapat persetujuan dari orang tuanya. Bahkan pernikahan
mereka sempat tidak segan untuk di ekspose ke publik. Sikap Jonas yang salah
sudah melecehkan agama. Seharusnya dia memperjuangkan cintanya malah lebih
memilih untuk mengingkari janjinya.
Dari serangkaian
kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik dalam beragama mulai terjadi
sejak masa kekuasaan Islam hingga sekarang. Dari konflik Islam- Kristen yang
mendominasi masalah keagamaan dengan kehidupan dalam masa kepemimpinan orang
Islam terhadap orang Kristen memperlihatkan bahwa adanya sikap ketidak sadaran
tentang pentingnya nilai kerukunan beragama yang menyalahgunakan kekuasaannya
sebagai senjata untuk memerangi agama Kristen karena mereka menganut
politisasi,. Namun kini ketidakharmonisan beragam itu sudah berjalan rasional
terbukti dengan adanya komunikasi yang tercipta dengan baik dan toleran antar
orang Islam. NU dengan agama lain seperti Kristen. Serta adanya kasus
pemurtadan yang dilakukan oleh orang Barat yang bernama Breivik yang melakukan
pengeboman dan penembakan terhadap orang
Islam yang menewaskan banyak korban. Serta adanya kasus penistaan aagama Islam
yang dilakukan oleh kalangan artis dalam pernikahan antara orang Kristen dan
Islam yaitu pihak laki- laki Jonas berjaanji untuk pindah agama Islam untuk
menikah dengan Asmiranda. Namun setelah menikah Jonas berdusta ats janjinya
kepada khalayak masayarakat. Untuk itu kita harus bisa memborbadir segala
penistaan itu dengan segala upaya, jangan serta merta diam harus mengusut
secara tuntas supaya tercipta keharmonisan dan keamanan.