Class Review 4


“Benteng Pembesit Diri”
(DIANA)
           
            Benteng Pembesit Diri merupakan pembatas diri seseorang dalam melakukan sesuatu hal apapun terutama terkait masalah kerukunan beragama yang terdiri dari agama yang pluralitas serta perbedaan- perbedaan dalam segala aspek yaitu perbedaan etnis, suku, bahasa, budaya, dan cara hidup merupakan sebuah paket yang ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tentunya kita sebagai manusia yang memiliki latar belakang yang berbeda harus bisa memposisikan diri kita untuk bersikap baik, saling menghormati dan toleran terhadap satu sama lain sebagai bentuk kontrol sosial  guna untuk mengantisipasi terjadinya konflik sosial atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan aturan dan prinsip yang ada dalam masyarakat.

            Untuk menghadapi berbagai konflik sosial yang kerap terjadi dalam masyarakat diperlukan adanya “ke’arifan pluralitas”(Genostic pluralism), dan kemampuan; serta harus mampu melihat konflik yang terjadi secara jernih,holistis, dan komprehensif. Artinya suatu konflik sosial apalagi bernuansa etnik dan agama tidak akan terjadi secara tersendiri melainkan terkait dengan faktor- faktor rumit di luarnya. Jadi untuk mengahadapi dan mencarai solusi bagi tiap kasus konflik haruslah dengan pendekatan interdisipliner dan lintas sektoral secara tuntas.
             Terkait masalah harmonisasi beragama(religion harmony) yaitu adanya beberapa hal yang terjadi di ranah kehidupan baik pada zaman  dahulu maupun pada zaman sekarang yang  terjadi dalam berbagai aspek kehidupan yang kita sebut dengan istilah”Classroom discourse”. Keharmonisan beragama memang sulit tercipta karena selain adanya perbedaan background, nilai- nilai, ideologi, aturan dan etnis hal yang menjadi dasar manusia untuk saling menghargai, menghormati dan toleran antar sesame yaitu harus di imbangi oleh adanya kesadaran manusia itu sendiri yang menjadi benteng seseorang dalam berperilaku. Berikut beberapa hal yang terjadi dalam ranah kehidupan antara lain:
             Terjadinya konflik politik pada  masa kekuasaan Islam yang disebabkan oleh adanya hasrat politik yang lebih di kedepankan daripada idealism ajaran beragama. Konflik politik itu mulai masuk di lingkar kekuasaan Islam setelah beberapa tahun sahabat Nabi yaitu Umar bin al- Khattab mulai menjalankan misi penaklukan kawasan di luar Arab yang beragama Kristen. Pada masa kekuasaan Umar bin Khattab ini terjadi pemaksaan  kepada suku Najran untuk masuk Islam  dan tinggal di Irak. Serta adanya pergantian kepemimpinan diseluruh wilayah yang beragama non-Islam dig anti dengan pemimpin Islam tanpa alas an yang jelas. Selain itu hubungan Islam- Kristen semakin memburuk  ketika Umar mengeluarkan kebijakan pajak lebih besar kepada orang Kristen. Kebijakan lain yaitu adanya laranagn terhadap orang tua pemeluk agama Kristen membaptis anak- anaknya, dan mewajibkan mempelajarai agama Islam. Sehingga orang Kristen merasa terdesak dengan beberapa kebijakan yang diterapkan oleh Umar dan orang Kristen mencoba bertahan dengan segala upaya, termasuk meminta bantuan kekuasaan Bizantun. Pada akhirnya suku- susku LKristen bergabung dengan pasukan Yunani dan memberomtak atas kebijakan yang diberlakukan oleh Umar bin Khattab.
            Namun konflik politik terus berlanjut  setelah  Nabi Muhammad  wafat yaitu pada tahun 632 karena pada masa itu tampaknya hampir semua penerusnya lebih memaksimalkan dakwahnya melalui instrument politik. Sehingga munculnya tren politisasi yang sama persis dengan politisasi agama Kristen di luar Arab waktu itu. Dampak dari tren politisasi itu sangat besar yaitu adanya perebutan kawasan, dan penaklukan suku- suku sedang menjadi tren pasuakn- pasukan kenegaraan. Tren politisasi ini seperti yang terjadi pada tahun 779 yaitu pada masa khalifah al- Mahdi(775-785) yang hendak memaksakan agama Islam kepada suku Nomad seperti Banu Salih yang tetap berpegang teguh pada kekristtenan. Adapun orang- orang Kristen yang menolak untuk masuk Islam terpaksa harus mengungsi ke luar negeri karena untuk mewujudkan tata hubungan damai antar agama, kekuasaan yang menjadi pemenang karena memiliki peranan yang kuat.
        Akan tetapi konflik poltik ini sudah hilang terbukti pada masa pemerintahan Harun al- Rasyid(768-809) yang mencoba menghindari wilayah kegamaan dalam politik karena Harun tidak ingin mengulang sikap al- Mahdi yang tidak simpatik kepada orang Kristen. Simpati Harun ditunjukkannya dengan merekrut resmi beberapa tokoh Kristen yang berada dalam istananya yaitu terbukti dari seorang dokter pribadinya adalah pemeluk Kristen aliran Nestorian yang taat. Kaum Nesztorian yang dulunya di usir oleh Mahdi bisa nyaman kembali ke kampong halamannya dan dari pengalaman di negeri asing selama beberapa tahun membuat orang Kristen ini memiliki kemampuan berbahasa asing yang baik dan Harun merekrut mereka menjadi penerjemah diplomasi dan sebagian dari mereka dijadikan tenaga pengajar bahasa di sekolah- sekolah perkotaan. Namun sayangnya, pada masa selanjutnya tahun 823 khalifah al-Makmun(813-833) kembali memusuhi orang- orang Kristen. Perlakuan al- Makmun sangat diskriminatif melebihi khalifah Mahdi. Sehingga pada abad Sembilan lenyaplah jejak terakhir kekristenan Nestorian di negeri Arab.
            Dari sejarah konflik Islam- Kristen diatas memperlihatkan bahwa politik independen menjadi sebuah keharusan. Dan muncul istilah yang nampaknya agak kurang dikenal yaitu sekulerasi agama.Sekulerasi ini tidak menonjolkan  pemeluk agamanya untuk mengatasi masalah persoalan public. Dan meyakini pahti- manisnya sejarah adalah kenyataan.  Namun antara kedua umat sesame pemeluk agama”abrahami” ini kemudian memunculkan konflik teologis. Sehimngga munculah sikap pendewasaan pergaulan beragama.  Seta terjadinya pendangkalan teologis antara kedua agama tersebut. Serta Pluralisme kini didakwahkan oleh pemimpin Islam maupun Kristen yang sadar bahwa konflik kegamaan tidak seharusnya terjadi. Namun pada kenyataannya pluralism hanya sebatas slogan terbuka di ruang publik. Serta dalam tingkat kalangan masyarakat awam pun tistilah pluralism tidak disertakan dalam kamus kegamaan mereka. Pada akhirnya mereka hidup dengan cara berinteraksi masing- masing yaitu Islam dengan semangat keislamannya dan Kristen dengan smeangat konservatifnya. Sehingga kondisi keberagamaan kini nampaknya sudah rasional terbukti dengan adanya keharmonisan dalam berkomunikasi yang terjalin di antara pemeluk agama  baik dikalangan Islam, NU, dan Muhammadiyah dengan orang Kristen, Yahudi, Buddha, dan agama lain.(Faiz Manshur, Sinar Harapan 6 Mei 2006).
            Selain itu adanya kasus pemurtadan yang sampaikan oleh seorang tokoh besar Islam yang bernama Hj. Irena Handono di Gedung Dewan Dakwah Islam Indonesia(DDII), dalam acara diskusi bulanan Badan Koordinasi Seluruh Pondok Pesantren Indonesia(BKSPPI) yang diketuai oleh KH.Cholil Ridwan bertempat di Jakarta, Selasa 22 Januari. Dlam pembahasannya, Irena Handono memaparakan Fitnah media Barat terjadapa Islam. Pembertaan ini dilakukan oleh seorang Kontributor media CNN yang bernama Richard Quest Menyatakan bahwa aksi pembantaian itu dilakukan oleh Teroris Islam. Selain itu seperti yang dituliskan oleh seorang koresponden bidang keamanan bernama Frank Gardener di tuliskan dalam BBC yang menuliskan”AL-Qaeda Beraksi Kembali”. Serta adanya Spekulasi yang dilakukan oleh Sky News dengan cepat menyatakan bahwa terror di Norwegia terkait dengan kelompok eksrimis Islam.
            Selanjutnya, dalam media The New Yorks Time, dengan judul berita “At Least 80 dead In Norway Shooting melaporkan berita bahwa peristiwa itu dilakukan oleh teroris Islam. Begitu juga dengan Tabloid The Sun yang membuat covernya berjudul: "Al Qaeda Norways 9/11". Irena Handono lalu mempertanyakan, siapa teroris itu sebenarnya? Irena lalu membongkar, seorang anggota Freemasonry bernama Anders Behring Breivik, lahir di London pada 13 Februari 1979. Breivik, dalam account facebooknya, menampilkan foto dirinya di Masonic Regalia. Dalam Profil Facebooknya dengan banga ia mengaku pernah menjadi anggota dari St.Olaus t.d Tre Soiler No 8 Di Oslo dan Grand Master dari kelompok Norwegian Order of Freemasons.
            Menurut pengakuan Breivik bahwa dia juga merupakan aktifis Partai Kemajuan Norwegia, ia pernah menjadi anggota Partai kemajuan, The Progress Party atau Fremskrittspartietl Framstegspartiet (FrP), yang memiliki paham anti imigran, libertarian, konservatif dan berideologi kanan. Lebih jauh, Breivik merupakan simpatisan English Defence League. Dia mengaku memiliki hubungan dengan English Defence League (EDL), suatu organisasi masa rasialis berhaluan sayap kanan, anti islam, anti muslim dan anti imigran yang berpusat di Inggris. Breivik juga mendirikan kembali Ordo Militer Kristen, Ksatria Templar atau Ordo Bait Allah (The Poor Fellow-Soldiers of Christ and of the Temple of Solomon, Pauperes Commilitones Christi Templique Solomonici). Breivik sangat terpikat dengan sejarah Perang Salib, kisah-kisah “kepahlawanan” tentara salib dalam melawan pasukan muslim.
            Sehingga menurut cataan Irena tentang kasus pemurtadan itu dapat disimpulkan bahwa Anders Breivik dalam sebuah persidangan dinyatakan tertutup untuk umum yaitu pada tanggal 25 Juli 2011, pada saat itu dinyatakan adanya dua sel teroris yang diduga bekerjasama dengan dia. Namun pihak kepolisian tidak menemukan bukti apapun. Dan pada tanggal 14 November 2012, Breivik muncul dalam persidangan yang di buka untuk umum. Dia mengaku sebagai Komandan Militer dalam gerakan “Perlawanan Norwegia”. Dia mengakui  atas segala tindakannya namun dia tidak mengaku bersalah. Penyerangan yang dia lakukan terhadap kantor pusat pemerintahan adalah ditujukan kepada penghianata yang melalukan penghancuran budaya. Dan dia mengakui dirinya sebagai Komandan Kesatria Templar Norwegia.
            Namun Breivik sempat diperiksa oleh Psikiatris yang hasilnya dinyatakan tidak waras(gila). Padahal tindakan  terorisnya dia dilakukan secara sadar sebelum dia dinyatakan gila. Sehingga Jaksa memutuskan bahwa Breivik mengalami sakit jiwa, dan pemrosesan kasusnya dibawah pengontrolan psikiatris bukan hukuman penjara(rehabilitas menatal). Namun dalam pemberitaan surat kabar kompas.com, Jumat, 2 November 2012, menurut pemngadilan Norwegia bahwa Breivik di vonis hukuman penjara selama 21 tahun karena dia adalah pembunuh masal yang terbukti menewaskan 77 orang dalam serangan bom dan penembakan setahun silam, dan pengadilan menyatakan dia bukan orang gila. Tindakan Breivik itu di duga karena berawala dari inspirasi ayat- ayat Bible yaitu” Dibenarkan untuk membunuh pencuri yang memasuki rumahmu, itu adalah arti sebenarnya dari pembelaan diri. Terlepas dari si pencuri mengancam nyawamu atau tidak, kamu memiliki hak untuk mempertahankan rumahmu, keluargamu dan hartamu. Sebagaimana dikatakan Bibel : bangsa Israel diharapkan memiliki senjata pribadi. Setiap orang dipanggil melawan musuh dengan senjata.”Itu terdapat dalam bibel bagian Perjanjian Lama. Breivik mendasarkan pendapatnya pada Keluaran 22:2, Samuel 25:13, Hakim-Hakim 5:8, Mazmur 144:1.
            Selain itu classroom discourse juga terjadi dalam ranah kehidupan selebriti seperti yang dipublikasikan oleh berbagai media massa yang sedang membuming yaitu masalah pernikahan Asmirandah dengan Jonas Rivanno yang berlangsung pada tanggal 17 Oktober 2013, bisa dianggap gugur atau tidak sah karena Jonas telah mengingkari janji dan sumpahnya atas pengakuannya yang sudah menjadi mualaf. Sebelum Jonas menikai Asmiranda dia berjanji untuk pindah agama dari Kristen ke Islam. Namun setelah dia menikahi Asmirandah dia malah kembali ke agama asalnya dengan alas an bahwa adanya tekanan dari pihak orang tuanya karena pernikahannya dengan Asmirandah tidak mendapat persetujuan dari orang tuanya. Bahkan pernikahan mereka sempat tidak segan untuk di ekspose ke publik. Sikap Jonas yang salah sudah melecehkan agama. Seharusnya dia memperjuangkan cintanya malah lebih memilih untuk mengingkari janjinya.
            Dari serangkaian kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik dalam beragama mulai terjadi sejak masa kekuasaan Islam hingga sekarang. Dari konflik Islam- Kristen yang mendominasi masalah keagamaan dengan kehidupan dalam masa kepemimpinan orang Islam terhadap orang Kristen memperlihatkan bahwa adanya sikap ketidak sadaran tentang pentingnya nilai kerukunan beragama yang menyalahgunakan kekuasaannya sebagai senjata untuk memerangi agama Kristen karena mereka menganut politisasi,. Namun kini ketidakharmonisan beragam itu sudah berjalan rasional terbukti dengan adanya komunikasi yang tercipta dengan baik dan toleran antar orang Islam. NU dengan agama lain seperti Kristen. Serta adanya kasus pemurtadan yang dilakukan oleh orang Barat yang bernama Breivik yang melakukan pengeboman dan penembakan  terhadap orang Islam yang menewaskan banyak korban. Serta adanya kasus penistaan aagama Islam yang dilakukan oleh kalangan artis dalam pernikahan antara orang Kristen dan Islam yaitu pihak laki- laki Jonas berjaanji untuk pindah agama Islam untuk menikah dengan Asmiranda. Namun setelah menikah Jonas berdusta ats janjinya kepada khalayak masayarakat. Untuk itu kita harus bisa memborbadir segala penistaan itu dengan segala upaya, jangan serta merta diam harus mengusut secara tuntas supaya tercipta keharmonisan dan keamanan.




Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment