class review 5

TERJERAT RANJAU HISTORY
Satu ranjau tentang sejarah telah menjebak pemahaman writer yang sedang berkecimpung di dunia academic writing. Tema history yang diambil dari artikel “antropolgiest of the shelf” dengan pengarang yang bernama Howard Zinn. History yang dipandang banayk academic writer adalah peristiwa yang bisa terungkap atau terkuak kebenrannya. Salah satunya adalah buku sebagai bukti otentik atau benar adanya sejarah. Buku bisa mengubah hidup persis yang tertera dalam artikel Howard Zinn.
Namun, conteks yang dibangun oleh kebanyakan writer tidak mengaitkan pada conteks literasi. Ternyata menurut Mr. Lala pengaruh literasi sangat besar terhadap sejarah. Sangat disayangkan sekali kurangnya rasa peka terhadap membaca, membuat kesalahan itu terjadi dan terulang. Menurut Mr. Lala bahwa daya baca anak-anak pbi ini masih miskin. Artinya daya literasi warga pbi masih dibawah rata-rata atau belum bisa dikatakan qualified reader. Dampak yang terjadi opini yang disampaikan oleh setiap reviewer tidak akurat. Literasi itu ibarat tiangnya atau sumber kehidupan manusia.
Berbicara tentang literasi memang tidak akan pernah berhenti, karena bagaimanpun conteksnya atau kasusnya semua itu akan berhubungan terhadap wacana literasi atau kehidupan bangsa dan negara akan sangat bergantung kepada literasi.  Seperti beberapa pemahaman dalam artikel-artikel yang sudah dibahas sebelumnya, seperti artikel pak Chaedar yang membicarakan tentang classroom discourse, yang memuat pembahasan mengenai interaksi di dalam kelas dan di dalam interaksi itu terdapat unsur literasi. Kemudian  Howard Zinn yang memaparkan gagasannya tentang History of America. History merupakan bagian dari literasi, karena seorang historian adalah orang yang memiliki literacy yang tinggi.
Dilihat dari sudut pandang sejarah penyabaran literasi telah berdampak pada konsepsi perubahan manusia. Dalam budaya lisan, diri belum tentu dipahami suatu entitas seperti dala budaya sastra (Lehtonen, 2000:54). Dalam praktik literasi di sini, ada dua sisi yang terlibat yaitu konsumen atau pembaca dan sejarawan atau penulis, mereka sama-sama saling memiliki keterkaiatan, bagaimana seorang sejarawan memberikan asupan informasi dan pembaca menikmati apa yang sejarawan tuliskan. Keduanya saling menggambarkan keterhubungan mereka satu sama lain.
Merujuk pada pernyataan di atas, seperti yang sudah diperintahkan dalam power point minggu lalu bahwa ada beberapa key issue on writing , menurut ken Hyland (2009:44) a number of key issue which dominate current understanding of writing, those are:
1.      Writing and Context
Conteks adalah situs untuk hubungan interaksi, dan aturan-aturan yang memesannya, keduanya dapat memfasilitasi dan membatasi  menyusun Hyland (2009). Bagaimana membangun sebuah interaksi anatara dua sisi yang berbeda yaitu penulis dan pembaca. Hubungan interaksi yang dihasilkan adalah pemahaman yang canggih dari dua sisi tersebut. Menurut (Hyland, 2009:44) makna bukanlah seseuatau yang berada pada kata-kata yang kita tulis dan kirim ke orang lain tetapi diciptakan dalam interaksi antara penulis dan pembaca, karena mereka memahami kata-kata dengan cara yang berbeda, dan masing-masing berusaha menebak niat yang lain.    
Jadi bukannya melihat konteks sebagai sekelompok variable yang mengelilingi penggunaan bahasa, tetapi kita harus melihatnya sebagai pembentuk social dengan dengan interaktid berkelanjutan dan terikat waktu.(Duranti dan Goodwin, 1992). Bagaimanapun juga harus diakui konteks yang jarang dianalisis dalam dirinya sendir dan biasanya diambil untuk didefinisikan sedikit impersonalistis. Mengingat situasi dimana kita bisa membaca dan menulis, dengan secara tidak langsung konteks meliputi segala sesuatau. Cutting (2002:3) menyatakan bahwa ada tiga aspek utama penafsiran konteks:
a.    The situational context, what people ‘know about what they can see around them’;
b.    The background knowledge context: what people know about the world, what they know about each other;
c.    The co-textual, what people ‘know about they have been saying’;
1.      Literacy and expertise
Satu-satunya isu yang paling menonjol adalah literasi, dalam praktiknya memang literasi meyang menjadi modal utama, seperti yang sudah saya bahas pada paragraph sebelumnya. Kehidupan bangsa akan sangat bergantung kepada literasi. Konsepsi literasi modern mendorong kita untuk melihat tulisan sebagai praktek social, bukan sebagai keterampilan abstrak dipisahkan, orang-orang dan tempat dimana mereka menggunakan text (Hyland 2009:48). Pendata lain Scribner dan Cole (1981:236) mengatakan “melek hruf tidak hanya mengetahui cara mmbaca dan menulis naskah, tetapi menerapkan pengetahuan ini untuk tujuan tertentu dan mengguankan context tertentu”. Ini layak dipertimbangkan kembali peran literasi karena membantu kita untk memahami bagaimana orang membuat sense dalam hidup mereka melalui praktik rutin dari menulis dan membaca (Hyland, 2009:48).
Semuanya mencakup kedalam prinsip atau pun konsep literasi. Seperti yang dijelaskan oleh Ken Hyland (2009:49) tentang concept pandangan social (Bartch, 2007: 34-35), yaitu :
1.      Literacy is social activity and is best described in terms of people literacy practices.
2.       People have different literacies which are associated different domains of life.
3.      People literacy practices are situated in broades social relations, making it necessary to describe the setting of literacy even.
4.      Literacy is based on a system of symbols as a way of representing the world to others and to ourselves.
5.      Literacy is practices are patterned by social institution and power relationship, literacies are more dominant visible and influential than others.
6.      Our attitudes and values with respect to literacy guide our actions to communication.
7.      Our life histories contain many literacy events from which we learn and which contribute to the present.
8.      A literacy event also has a social history which help create current practices.

Delapan poin di atas sudah jelas bahwa seberapa pentingnya literasi bagi kehidupan. Di pandang dari berbagai sudut pandang social, semua  akan terlihat  dampak positifnya dari literasi. Sedikit pembahasan yang saya bahasa pada paragraph sebelumnya tentang  sejarah. Sudut pandang yang memiliki daya tarik adalah sejarah. Dalam praktiknya  sejarawan  mampu dan berani memberikan fakta kebenaran tentang cerita sejarah, dan itu sangat bermanfaat bagi generasi baru yang tidak mengetahui sejarah.  Sejarah bisa dijadikan sebuah contoh atau bukti, sebagaimana sejarah yang bisa diciptakan oleh orang literat. Literasi menjadi salah satu praktek untuk mencipatakan sejarah. Hal ini akan memaknai sebuah fungsi dari literasi itu sendiri dalam praktek sosial.
 Dalam catatan Hyland (2009:49) bahwa mendefinisikan praktek literasi sebagai cara umum buadaya memanfaatkan bahasa menulis dimana orang menggambarkan kehhidupan mereka (dikutip dari Barton and Hamilton, 1998:6). Sementara praktek-praktek ini adalah apa yang orang lakukan dengan literasi, mereka agak abstrak karena mereka tidak hanya mengacu pada membaca dan menulis saja, tetapi juga nilai-nilai, perasaan dan konsepsi budaya yang memberikan makna pada pengguanaan ini (street 1995:2).
Bagaimana sebuah teks bisa di produksi dan di gunakan pada events yang berbeda adalah sebuah aspek dalam pembelajaran literasi. Megasumsikan bahwa menulis selalu memiliki hubungan dalam particular domain dari aktivitas budaya, maksudnya kita membutuhkan belajar literasi dengan cara yang baru. Pembahasan paragraph selanjutnya memperjelas tujuan dan fungsi budaya.
3.      Culture
Dalam buku Hyland (2009:54) budaya atau culture secara umum dipahami sebagai historis ditransmisikan dan jaringan sistematis makna yang memungkinkan kita untk memahami, mengembangkan, dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keakna kita tentang dunia (lantolf, 1999). Hasilnya bahasa dan budaya tidak memungkinkan dikelilingi oleh budaya (Kramsch, 1993). Dalam contrastive rhetoric hal ini juga merupakan bagian dari nilai-nilai budaya, budaya tercermin dan dilakukan melalui bahasa, tetapi juga karena budaya menyediakan cara “taken-for-granted” mengorganisir persepsi dan harapan kami. Termasuk yang kita untuk belajar dan berkomunikasi.
Hal yang menarik dari sisi budaya bahwa budaya adalah cairan. Beragam dan non-determining, orang-orang kemungkinan menolak atau mengabaikan pola budaya. Akan tetapi dengan kata lain pengalaman sebelumnya membantu pengetahuan skema bentuk, dan akan berdampak pada bagaimana siswa menulis dan tanggapan mereka terhadap conteks kelas. Seperti yang sudah kita lihat terutama di masyrakat, tentang hal ini sebagai “mini-budaya” yang memiliki metode sosialisasi, norma dan praktek-praktek social serta peran dan hirarki yang jelas. Hal ini juga tidak terlepas dari pengaruh technology, pembahasan yang berkaitan dengan isu ini.
4.      Technology  
Qualitas technology yang kian meningkat, akibat dari perubahan dan perkembangan zaman yang terus menekan.  Melihat paradigma kehidupan yang semakin tak bisa diprediksi dan tak terkontrol, maka kemampuan akademik manusia harus diimbangi dengan kemampuan technology. Zaman sekarang aktivitas seseorang tidak terbatas pada ruangan seperti bangunan, tetapi juga dalam ruang technology contohnya mengakses informasi, entah itu mencari informasi atau memberikan informasi.  Hal ini juga akan sangat membantu para penulis khusunya, contohnya seperti rutinitas mahsiswa Pbi semester 4 memposting karyanya dalam situs internet. Berkaitan dengan isu ini Hyland (2009:58) memaparkan effect of electronic technology dalam writing:
a.       Change creating, editing, proofreading and formatting process.
b.      Combine written texts with visual audio media more easily.
c.       Encourage non-linear writing and reading process through hypertext links.
d.      Challenge traditional notion authorship, authority and intellectual property.
e.        Allows writers access to more information and to connected that information is new way.
f.       Expand the range of genres and opportunity to reach wider audience.
g.      Blur traditional oral and written channel distinction.
h.      Introduce possibilities for constructing and projecting new social identities.
i.        Facilitate entry to new non-line discourse communities
j.        Increase the marginalization of writers who are isolated from new writing technologies
k.      Offer writing teachers new challenges and opportunities for classroom practices.
5.      Genre
Isu yang kelima membahas genre, menurut pemaparan Hyland (2009:15) genre merupakan istilah untuk menumpulkan teks, mewakili bagaimana penulis menggunakan bahasa untuk menagnggapi situasi berulang. Setiap genre memiliki fitur yang membuatnya berbeda dari genre lainnya. Masing-masing memiliki tujuan tertentu, struktur keseluruhan, fitur tertentu, dan juga aggota budaya. Bagi banyak orang memandang hali itu adalah konsep invinitif yang menarik, untuk membantu mengkategorikan teks dan situasi dimana mereka terjadi.
Pandangan lain menurut Hyland (2009:63) dgenre diakui sebagai jenis tindakan untuk berinteraksi dalam acara social, seorang individu harus terbiasa dengan genre yng mereka hadapi disana. Oleh karena itu genre sekarang menjadi bagian terpenting dalam pendidikan bahasa saat ini.
Dalam wacana kelas genre ini juga memiliki kaitan, seperti yang terter dalam buku Hyland (2009:17)
Konsep 1.7 Keuntungan dari instruksi berbasis genre penulisan
Explicit memperjelas apa yang harus dipelajari untuk memfassilitai perolehan keterampilan dalam menulis.
Sistemiatis menyediakan kerangka kerja yang koheren untuk memfokuskan pada kedua bahasa dan konteks.
Kebutuhan berbasis memastikan bahwa tujuan program dan konten berasal dari kebutuhan siswa.
Mendukung mmberikan guru peran utama dalam belajar dan kreativitas siswa.
Pemberdayaan menyediakan akses pola dan kemungkinan variasi dalam teks dihargai.
Kritis memberikan siswa sumber daya untuk memahami dan tantangan dihargai wacana.
Kesadaran Budidaya meningkatkan kesadaran guru teks untuk menyarankan siswa menulis. Seperti dilihat sebelumnya menulis sebagai teks, ada penekanan.
6.      Identity
Penelitian terbaru telah menekankan hubungan dekat antara penulis dengan identitas seorang penulis. Dalam arti luas, identitas mengaci pada cara-cara orang menampilkan siapa mereka satu sama lain (Benwell dan Stokoe, (2006:6) dikutip dari Hyland 2009:70).
Kinerja social yang menggambarkan tepat pada sumber daya linguistic.  Oleh karena itu identitas dipandan dan dibagun oleh dua aspek, yaitu kita terlibat dalam teks, dan pilihan bahasa yang kita buat, kemudian identitass pribadi bergerak ke ranah public, dan dari proses yang tersembunyi itu kognisi dari social dan konstruksi dinamis dalam wacana. Wacana menunjukkan bahwa identitas adalah kinerja. Ketika oranng melakukan pekerjaan dengan membangun identitas diri sebagai anggota kredibel dari kelompok social tertentu, sehingga identitas itu adalah sesuatu yang kita lakuka, bukan sesuatu yang kita miliki.
Hampir segala sesuatu yang kita lakukan dalam perkataan atau tulisan, pada kenyataanya mengatakan Sesutu tentang pribadi, jenis hubungan yang kita inginkan untuk membangun dengan orang lain.  Bloemmaert (2005) mengamati bagaimanapun identitas kita, hanya berhasil , sampai mereka diakui oleh orang lain, dan ini berarti memperkerjakan, mengambil alih dan mengubah wacana yang ada yang kita hadapi  (Bakhtin, 1986).
Point-point tentang key issue di atas menggambarkan sseuatu yang lebih rinci anatara menulsi dengan context, liteasi, teknologi, identitas, dan genre. Salah satunya adalah intertextualitas, semua akan berporos pada intertextualiitas ini.
Dengan tanda hubung, Bennet dan Woollacoat ingin membedakan intertekstualitas dari konsep yang lebih traditional. Menurut mereka, yang kedua berarti referensi teks-teks lain dapat ditemukan di beberapa teks, sedangkan intertekstualitas mengacu pada struktur yang lebih luas hubungan antara teks dalam pembacaan sebenarnaya. Artinya bahwa hal ini merujuk kepada pembentukan membaca, maksudnya , antar - tekstual dan kondisi diskursif yang membentuk dan membatasi interaksi teks dan pembaca (dikutip dari Lehtonen, 2000).
Adapun pendapat lain dari Bakhtin bahwa intertekstualitas menunjukan wacana yang selalu terkait dengan dengan wacana lain, baik ketika berubah dari waktu ke waktu dan dalam kesamaan mereka pada beberapa titik waktu. Ini menghubungkan teks pengguna ke jaringan teks sebelumnya dan meyediakan system oilihan untuk membuat makna yang dapat dikenali oleh teks pengguna lain. Karena membantu dalam menciptakan makna yang tersedia dalm satu budaya, konvensi dilambangkan dalam cara ini.  (Hyland , 2009)
Pembahasan tentang literasi sungguh luar biasa cakupan yang ada didalamnya menggambarkan banyak makna yang saling terkait. Meningkatkan literasi juga perlu mengetahui pengetahuan bagaiman proses literasi itu dibangun.
Sedikit mengenai paparan saya menggambarkan tentang howard Zinn.
Howard Zinn
Howard Zinn is the name of scientific of history. He is the one person who has told about a people’s history of the united state. He was telling about the history of American. He has print out the many books, and one of masterpiece from his book is A people’s history of the united state.  The book has  chapter
The story Christoper Columbus, the Indian and human Progress is history that phenomenal about. I take the view that Christoper Columbus, because this story becomes a trouble for the people in America. The story which has lie the people in the world that Christoper is person  whom was founding Benua America.     
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment