Ketika Tersesat Critical Review
Today is crucial moment. Benar sekali, hari ini begitu tersesatnya
kami untuk memahami critical review.
Benar-benar tersesat. Salah satu
tugas penulis adalah untuk mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru dari pemahaman. Ada tiga bentuk dari pemahaman yang meliputi
tiga tahap penting, yaitu:
Meniru Menemukan
Menciptakan
Ketiga ayat diatas
sangatlah penting untuk menulis. Menulis
adalah masalah menciptakan affordances dan mengeksplorasi potensi makna. Menulis adalah semogenesis, adanya
text,system dan context. Seperti pada
thesis statement yang kita buat, harus ada beberapa point yang dihidupkan. Kita dapat menciptakan sumber daya dari apa
yang kita kritik, sehingga banyak point tambahan yang ditulis.
Menurut Milan Kundera (in L’Art duroman:1986): “to write, means for the
poet to crush the wall behind which something that ‘was always there’
hides. In this respect, the task of the
poet is not different from the work of history, which also discovers rather
than invents”. Bahwa kita sebagai
penulis harus bisa menghancurkan tembok yang ada sesuatu yang tersembunyi. Sebagai penulis harus mempresentasikan
hal-hal yang disembunyikan. Seperti
halnya kita, yang ditugaskan oleh Mr.Lala untuk menulis critical review. Critical review yang mengkritik tentang
Howard Zinn. Zinn sebagai pencipta
sejarah bahwa Cristopher Columbus adalah orang yang menemukan benua Amerika
benar-benar real? Karena sejarah adalah
proses penciptaan manusia tanpa putus.
Ada sebuah istilah menyatakan bahwa, sejarah seperti penyair,
mengungkapkan dalam situasi yang selalu baru.
Sampai manusia sekarang tidak akan putus.
Tugas free writing yang kami buat
tentang Howard Zinn, ternyata itu adalah tugas critical review. Kami semua tersesat. “What
is critical Review?” Critical review
is writing task that asks you to summarise and evaluate a text. The critical review can be of a book, a
chapter, or a journal article. Writing
the critical review usually requires you to read the selected text in
detail. (Teaching and Learning Unit) The
university of Meulbourne 2010.
Specific structure of critical
review, ada introduction, summary, main body, and conclusion.
Ø
Introduction
Panjang pengantar biasanya satu paragraph untuk review artikel
jurnal dan dua atau tiga paragraph untuk resensi buku. Sertakan beberapa kalimat pembukaan yang
mengumumkan penulis dan judul, dan menjelaskan secara singkat topikdari
teks.
Ø
Summary
Menyajikan rangkaian dari the keys point dengan sejumlah
contoh. Dapat juga menjelaskan secara
singkat tujuan penulis dalam seluruh teksnya.
Ø
Main body/Critique
Kritikan harus kuat dan seimbang. Inagt untuk mendasarkan diskusi pada criteria
tertentu, dapat mencakup sumber-sumber lain untuk mendukung. Ada beberapa pilihan untuk kita bagaimana
urutan dalam mengkritik, yaitu:
1.
Most important to least important conclusion you make about
the text.
2.
If your critique is more positive than negative, then
present the negative points first and the positive last.
3.
In long review, you can address each criteria you choose in
a paragraph, including both negative and positive points, and
4.
You can also include recommendations for how the text can be
improved in terms of ideas.
Ø
Conclusion
Biasanya sebuah paragraph yang sangat singkat. Tulis ulang pendapat anda secara keseluruhan
teks. Jika perlu beberapa kualifikasi
lebih lanjut atau penjelasan dari anda penilain dapat dimasukkan. Hal ini dapat membantu kita dalam
mengkritik. (Hyman R (Ed) 1971,
Contemporary though on Teaching).
Ketersesatan saya dalam critical
review benar-benar fatal. Di dalam
kritikal review yang saya buat sangat kurang memuaskan dan masih termasuk free
writing. Tidak adanya generic structure
yang kami paparkan, semuanya salah dan harus lebih memahami dan mengerti lagi
tentang critical review. Di dalam
critical review harus ada kesatuan (unity) dan hubungan (coherence).
1.
Unity, mempertahankan kesatuan dalam sebuah paragraph dan
mengharuskan bahwa setiap kalimat dalam sebuah paragraph atau setiap paragraph
dalam suatu komposisi harus terkait erat dengan topic. Sebuah paragraph yang kuat akan menghapuskan
kalimat yang tidak terkait atau dapat membantu pengembangan main idea dari
paragraph.
2.
Coherence, mempertahankan hubungan dalam sebuah paragraph
atau komposisi tidak hanyamembutuhkan kesatuan, tetatpi logical, smooth, and
natural flow from one idea to another.
Ketika hal ini terjadi, coherence telah ditetapkan. Ada tiga kunci cara untuk menciptakan
coherence dalam paragraph atau multiparagraf text:
1.
Arrange ideas to achieve emphasis
2.
Arrange ideas to achieve coherence
3.
Connect your ideas to achieve coherence
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa dalam mengkritik suatu teks bacaan, baik dari artikel,
jurnal maupun lainnya harus mempersiapkan tinjauan kritis. Tidak ada teknik sederhana untuk membuat
sebuah tinjuan kritis yang mudah. Sebuah
critic review adalah sesuatu yang membutuhkan waktu, perawatan dan berfikir
dengan cermat. Mungkin selama berjam-jam
untuk kita mendapatkan sebuah gagasan. Untuk
itu mari kita tanamkan rasa keingin tahuan yang bermanfaat bagi kita. Agar kita tidak tersesat untuk menerapkan
suatu pengetahuan yang sangat penting.
Tetap tunjukkan yang terbaik, tetap focus.