critical review 2 garis pahlawan dan penghianat



GARIS PAHLAWAN DAN PENGHIANAT
(Alfiniya Fitrotur Rakhmah)

Buku memang merupakan jendela ilmu. Ada pula yang menyebutnya sebagai jendela Dunia. Kedua istilah ini sungguh tepat untuk menyebut fungsi sebuah buku. Kedua istilah ini bisa dirangkai dengan menyatakan bahwa; Pertama, denagn menguasai ilmu pengetehuan seorang akan memiliki wawasan yang luas seluas Dunia. Kedua, penguasaan akan ilmu pengetahuan akan memungkinkan seseorang mamapu menaklukan Dunia.

Buku merupakan salah satu sarana terbaik bagi pembelajaran dan pendiddikan. Sebuah buku yang baik selalu memberikan pengaruh yang bermanfaat ke dalam benak pembacanya. Buku akn meninggikan jiwa dan pemikiran pembaca, buku juga akan memeperbesar khazanah pengetahuan.
Buku dapat membantu memperbaiki moral yang tercela. Khususnya pada masa era globalisasi saat ini yang biasanya orang-orang menomor dua kan buku. Padahal sumber yang paling baik umtuk memperoleh pengetahuanadal buku, yang dapat dibaca kapan saja dan dimana saja. Mungkin, membaca buku memiliki dampak yang lebih dalam bagi benak para pembacanya ketimbang sumber-sumber lain dalam memperoleh pengetahuan. Adakalanya, kegiatan membaca membwa perubahan yang revolusioner bagi pandangan pembacanya. Orang-orang yang terbiasa membaca buku bukan hanya memenfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, tapi juga memelihara pemikirannya dari hal-hal yang merusak pandanagan atau pemikiran seseorang. Sebuah buku yang baik bagi seorang pembaca adalah lebih baik ketimbang pembaca jalan-jalan ke tempat-tempat indah.
Tidak semua buku mengandung pesan yang baik, ada beberapa buku juga yang tidak berisikan pengetahuan. Buku yang demikian bisa membuat pembacanya sempit wawasan, tidak toleran, dan bahkan menjadi teroris yang berisi anjuran untuk memerangi perbedaan. Orang bisa dengan mudah menyesat-sesatkan orang lain hanya dengan membaca buku-buku semacam itu. Tapi bukan berarti buku yang demuikian tidak penting dibaca. Di sisi penulisnya, bisa saja buku semacam ini dianggap sebagai buku yang hebat yang dapt berargumentasi kuat dengan tujuan memperkuat keyakinan para pembacanya. Tapi pengaruhnya bagi masyarakat luas ternyata tidak jarang berpotensi merusak. Dari sissi pembacanya, buku semacam ini harus diimbangi dengan buku yang jelas yang memungkinkan pembacanya memiliki sisi pandangan lain dan berwawasan luas.
Buku apapun tetap harus dibaca dengan kritis juga sehingga pembaca berpeluang untuk mengembangkannya dan tidak sekedar mengekor pada apa maunya penulis. Dari sini seorang pembaca tidak saja diutungkan dari segi bertambahnya pengetahuan. Tetapi juga berpeluang untuk menciptakan jenis buku ketiga yang relatif lebih moderat.

Jenis buku yang dituliskan tentu sesuai dengan kejadian yang sesungguhnya terjadi atau ilmu atau sejarah yang permanen. Pada dasarnya, menulis  merupakan salah satu sarana seseorang untuk menuangkan ide dengan caranya sendiri. Tulisan yang dituangkan harus sesuai dengan apa yang akan dibicarakan atau dibahas dalam tulisan itu. Kumpulan ide atau materi yang akan di tuangkan dapat dikumpulkna dengan cara dibukukan, agar semua apa yang dituangkan dapat terorganisasi dengan baik. Buku yang penulis tulis harus sesuai dengan realita, fakta yang ada dan memang benar terjadi, artinya tidak mengada-ada apalagi mengarangnya. Pada dasarnya tulisan disajikan untuk pembacanya dan tidak untuk penulis saja, artinya penulis harus menyajikan tulisan yang mudah dipahami, nyata, benar dan tersususun rapih.
Penulis harus tahu manfaat dari apa yang dia tulis, pada siapa target pembacanya. Hal-hal semacam ini jelas dipersiapkan sebelum ia menulis. Apabila hal-hal yang demikian diabaikan, maka penulis akan sia-sia menulis karena mereka tidak berniat untuk memberikan informasi yang nyata dan benar terjadi, melainkan menulis untuk keisengan saja. Hal semacam ini yang tidak bermanfaat, dan tidak akan ada perannya pada pembaca.  Penulis harus berhati-hati dalam menyajikan tulisannya karena mereka akan berhadapan dengan pembaca yang pasti ada yang berbeda pandangan dengannya. Dari buku yang diterbitkan,  banyak sekali versi-versi yang dapat berpengaruh pada pembacanya. Buku yang demikian pasti terlahir dari penulis yang memperhtikan atau memikirkan manfaat dan tujuan ia menulis dan akhirnya tidak sia-sia.
Buku yang meruapakan sarana tuangan ide  ternyata banyak sekali pengaruhnya dalam aspek keseharian. Tidak hanya buku untuk orang dewasa, yang dapat memberikan informasi atau pengetahuan baru yang nyata dengan fakata-faktanya, tapi juga buku cerita yang tidak berbeda jauh manfaatnya dengan buku orang dewasa hanya saja buku cerita disajikan yang diutamakan menariknya saja daripada fakta atau kebenaran pada isinya. Walaupun ada perbedaan target  baca pada tujuan menulisnya, tetap saja penulis harus memiliki atau mengajak pembaca untuk mengetahui maksud dengan apa yang dia tulis di bukunya.   Dalam hal ini pembaca juga dapat berperan dan mengetahui isi dari bukunya, selain dari tulisan penulis background penulis saja pembaca dapat paham isi yang akan disampaikan. Seperti pro-kontranya tulisan yang disampaiakan penulis mengenai topic bukunya. Terkadang ada penulis yang memprovokasi pembacanya untuk ikut pro atau kontra pada masalah yang disampaikan penulis.
Menulis merupakan aktivitas yang biasa orang lakukan untuk membuat karya tulis. Karya yang diciptakan dapat muncul karena adanya keinginan untuk memperluas wawasan dari hasil membacanya, hal ini dapat terkait dengan literasi untuk karaya tulis yang baik bagi pembacanya. Seperti yang selalu dikatakan kebanyakan orang bahwa pembaca merupakan raja. Maka penulis dapat menyajikan tulisan sesuai dengan kebutuhan pengetahuan pembacanya. Tapi dalam peranan ya pembaca tidak selamanya menjadi raja, ada pula pembaca yang menerima saja apa yang penulis maksud (pembaca awam).
 Sejarah merupakan bukti kebenaran tentang adanya peristiwa yang telah dialami manusia dari zaman-zaman yang telah berlalu. Sejarah dapat diceritakan lewat media tulisan dan ada pula diceritakan lewat mulut-kemulut. Media yang menyebarkan sejarah lewat mulut- kemulut biasanya banyak hal-hal yang tidak sama ceritanya, banyak versi yang berbeda, ada yang ditambah ada pula yang dikurangi dari cerita yang disampaikan. Media penyampaian sejarah yang disampaikan lewat mulut ini terkesan tidak asli atau tidak benar adanya. Berbeda dengan sejarah yang disampiakan lewat tulisan. Dengan tulisan, sejarah dapat  diterima kehadirannya. Fakta dan kebenaran sejarah yang ditulis dapat dipertanggung jawabkan pada penulisnya. Sejarah yang dituliskan pengaruh perbedaan persepektifnya tidak akan sebanyak sejarah disampaina lewat mulut, karena tulisan hanya bersumber pada satu orang dan tidak ada campur tangan dari mulut orang lain.
Napoleon Bonaparte memandang sejarah sebagai kebohongan-kebohongan yang disepakati. Anggapan ini berdampak pada kemalasan berfikir dan memikirkan tentang realitas obyektif masa lalu yang sangat berguna bagi kehiduapan masa kini dan masa depan. Anggapan kebenaran atas suatu keyakinan (termasuk sejarah) terjadi karena berbagai faktor. Berbicara kebenaran sejarah menurut Taufik Abdullah dilihat dari sisi pemihakan mengkristal dalam dua sisi. Pertama, sejarah mengabdi pada kebenaran stabilitas negara. Kedua, sejarah mengabdi pada kebenaran akademik pada tataran sejarah mengabdi  kebenaran stabilitas negara, apapun temuan-temuan sejarah nyang bertentangan dengan versi penguasa, maka diancam sebagai stabilitas nasional. Oleh karena itu, atas nama stabilitas nasional “kebenaran sejarah” harus disembunyikan bahkan dibuang.
Sejarah dalam konteks demikian berfungsi membangaun peradaban/kekuasaan. Sementara tataran sejarah mengabdi pada kebenaran akademik. Berbagai kepentingan dapat saja memboncengi pengungkapan masa lalu itu, seperti untuk kepentingan politik dalam menjaga legitimasi suatu golongan dalam masyarakat, mungkin untuk tujuan mengukuhkan keberadaan suatu ideologi atau kepercayaan tertentu ataupun sekedar memperoleh kenikmatan kenangan masa lalu. Pengungkapan sejarah masa lalu (historiografi) dari suatu masyarakat sangat ditentukan oleh kesadaran sejarah yang mereka miliki, karena, baik bentuk ataupun cara pengungkapannya, akan selalu merupakan ekspressi kultural dan pantulan keprihatinan sosial masyarakat yang menghasilkan sejarah itu sendiri (Taufik Abdullah,1985:XX ; Sartono, 1982:16).
Ada dua pentebabyang menyimpang pemahaman sejarah, yaitu penyebab intern dan penyebaba ekstern. Penyebab intern berkaitan dengan visi dan kemapuan penulis sejarah memahami kondisi sosial yang melingkupi peristiwa sejarah itu. Ini tergamabar dalam penulis DR. Akbar S. Ahmad yang berjudul Kaerah Antropologi Islam. Selain itu penyebaba ekstren Drs. Uka Tjandra Samitra, dosen UI dan IAIN Jakarta, menyebut ada beberapa poin yang mendukung faktor ini, antara lain: tekanan pihak penguasa sebagai sponsor penulisan ssejarah, tekanan masyarakat dalam mengubah arah sejarah, pearn para oreantalis merekasaya sejarah dan peran para orientalis pribumi yang turut menyampaikan arah sejarah. Selanjutnya, akhir dari sebab-sebab itu akan timbul apa yang disebut annesia sejarah yaitu penyakit budaya yang membuat orang kehilangan kesadaran akan sejarah.
Ketika sejarah mendapat tafsir baru sesuai pesanan. Sekarah tidak algi menjadi barabg berharga, tapi menjadi racun yang bisa menghancurkan ummat. Akibatnya tidak hanya penyelewengan fakta dan data saja, tapi frame berfikir yang salah pun akhirnya terbentuk. Sejarah harus tegakkan kebenaran dalam sejarah bangsa kita adalah urusan kita semua.
Menulis karya tulis sejarah dalam hal ini yang paling pertama dibutuhkan adalah kebenaran cerita merupakan tulisan penting diperhatikan, karena menulis dapat memberikan hal yang baru pada pembaca. Tidak hanya hal baru saja, tulisan juga dapat membuat pembaca berubah pandangan hidup dan Dunia pembaca. Jika buku dapat merubah pandangan hidup sesseorang ini akan memiliki efek pada Dunia, dengan cara yang lebih cepat atau lebih lambat yang perlahan hal ini akna terjadi pada pembaca yang berubah pandangan hidupnya.
Tulisan yang berisikan sejarah tentu harus memuat kebenaran, apalagi menulis sejarah pada edisi pertama. Menulis sejarah baru dapat membuat pembaca percaya dan tahu tentang isinya, pembaca dapat berpatokan pada sejarah yang pertama dituliskan. Namun, apabila ada penulis lain yang menulis sejarah yang sama namun isinya berbeda atau terangnya kontar pada sejarah sebelumnya, maka akan sulit diterima pembaca, karena sejarah yang pertama sudah pembaca percayai adanya. Hal ini yang akan menumbuhkan persepektif lain dari cerita yang ditulis oleh dua penulis. Cerita atau sejarah yang sudah dibukukan bertahun lamanya sudah lebih dulu dikatakan sejarah yang benar karena pertama dan baru di kalangan pembaca ketika itu. Dibandingkan dengan sejarah yang baru-baru ini dibukukan dan berisikan kontra dari sejarah pertama itu akan membuat pembaca acuh dan tidak mempercayainya.
Realita ini sangat sering terjadi pada sejarah-sejarah lokal atau sejarah Dunia. Perbedaan pandanagan sejarah biasa terjadi ketika muncul kejadian yang seperti demikian. Dari hal ini ada beberapa aspek postif dan negatifnya, seperti pada cerita Chiristopher Colombus. Pada tulisan pertamanaya Chiristophet Colombus adalah seorang pahlawan, namun ketika buku sejarah baru-baru ini Howard Zim mengatakan bahwa Chiristopher Colombus adalah seorang penjahat dari komunis. Dari contoh ini, positifnya pembaca dapat mecari lagi sumber informasi terkait dengan awal mula Chiristopher Colombus masuk ke Amerika yang mengakibatkan pembaca kembali berliterasi dan negatifnya jika pembaca masih berpatokan dengan cerita sejarah yang awal maka pembaca akan tetap dibawah pengaruh cerita pertamanya. 
Perubahan pandangan hidup juga masih dalam contoh cerita Christoper Colombus.
Christopher Columbus dikenal sebagai penemu benua Amerika dan dipandang sebagai pahlawan eksplorasi abad pertengahan oleh banyak sejarawan masa kini. Namun banyak buku teks gagal mengungkapkan berbagai fakta bahwa ia adalah seorang maniak genosida yang mencetuskan apa yang mungkin menjadi kasus terburuk genosida yang dilakukan satu bangsa manusia terhadap bangsa yang lain. Terobsesi menemukan laut ke asia Timur jauh Colombus dengan kapal Enterprise Hindia pada tahun 1492 berlayar ke laut lepas denagn dukungan keuangan dari Raja Ferdinand dan Ratu Isabella dari Spanyol.
Namun, bukannya menemukan daerah perdagangan kaya di Timur, Columbus dan krunya menemukan Dunia Baru yaitu Amerika, dan segera mulai menundukkan dan mejauh, mebunuh penduduk setempat dan menghapus kekayaan besar dari tanah tersebut.
Columbus menghukum suku setempat, yang dikenal sebagai Taino, dengan kejam. Dia memperbudak banyak penduduk lokal dan membantai lebih banyak lagi, menurut Ward Churchill, mantan profesor studi etnis di University of Colorado, sampai tahun 1496, populasi telah berkurang dari sebanyak delapan juta menjadi sekitar tiga juta.
Keluhan kebrutalan sampai ke telinga penguasa Spanyol dan pada tahun 1500 mereka mengirim Hakim Ketua untuk membawa Columbus dan saudara-saudarnya kembali ke Spanyol dengan cara dirantai.
Namun segera setibanya di Sepanyol mereka dilepaskan dan diizinkan melakukan ekspedisi keempat dan terakhir, yang dilakukan dengan kebrutalan yang sama seperti yang sebelumnya. Pada saat ia akhirnya meninggalkan Amerika di tahun 1504, bangsa Taino telah menurun menjadi sekitar 100.000 orang arguably membuat Columbus penjahat perang menurut standar sekarang dan bersalah melakukan beberapa kekejaman terbentuk terhadap ras lain dalam sejarah.
Beberapa dibunuh langsung ditempat sebagai hukuman 'atas kejahatan' untuk seperti tidak membayar upeti kepada penjajah. Banyak yang tidak bisa atau tidak mau membayar kemudian tangan mereka dipotong dan dibiarkan berdarah sampai mati. Columbus dan anak buahnya didokumentasikan oleh sejarah Las Casas, dikenal sebagai Brev'sima-n relaci, yang melakukan penggantungan manusia secara massal, orang dipanggang di pantai, pembakaran dipertaruhkan dan bahkan memenggal kepala anak-qanak dan memberikannya sebagai makanan anjing sebagi hukuman tindak kejahatn yang paling kecil. Para master Spanyol membantai penduduk pribumi, kadang-kadang ratusan hanya sebagai bentuk olahraga, membuat taruhan tentang siapa yang bisa membelah seorang pria menjadi dua, atau memotong kepala hingga putus dalam satu pukulan, kadang pula mereka memancung kaki anak-anak kecil hingga putus hanya untuk menguji ketajaman pedang mereka.
Pandangan tentang sejarah Colombus berbeda denagn sejarah Eropa sendiri. Pembela Columbus berpendapat bahwa sejumlah besar korban tewas akibat penyakit namun mereka gagal untuk mengenali bahwa sebagian besar penyakit ini disebabkan oleh kondisi hidup yang buruk di kamp-kamp kerja paksa. Kehilangan hasil panen mereka dan ladang, banyak jatuh korban disentri dan tifus, yang bekerja sampai mati atau dibiarkan mati kelaparan. Setelah kematiannya warisan yang mengerikan itu akan hidup, secara 1514, sensus menunjukkan hanya 22.000 Taino tetap hidup. Pada 1542 hanya ada 200 yang tersisa dan setelah itu mereka dianggap punah, seperti yang terjadi pada banyak kasus di seluruh Karibia.
Hanya dalam waktu sekitar lima puluh tahun Colombus dan para pengikutnya mendapatkan segalanya tetapi mengeliminasi populasi sekitar lima belas juta orang. Proses ini hanya merupakan awal dari pembantaian massal sekitar 100 juta orang oleh bangsa Eropa yang disebut sebagai ‘peradaban’ di Belahan Barat membuat awal penemuan Dunia Baru(benua Amerika) menjadi kasus genosida massal terburuk dalam sejarah manusia.
Jadi, sejarah Christopher Colombus dapt disimpulkan, Colombus menurut pandangan orang Amerika dia merupakan tokoh pahlawan, penemu, pembaca Injil yang hebat dan hal baik lainnya. Namun, Chiristopher Colombus adalah seorang pembunuh, penyiksa, penculik, munafik dan hal buruk lainnya. Hal ini muncul karena adanya pemahaman persepektif ketika Christopher Colombus masuk atau ada yang mengatakan menemukan Benua Amerika. kemudian ia menemukan Negara Amerika yang ketika itu masih dihuni oleh suku Indian asli. Sesampainya di tanah Amerika, Colombus disambut baik oleh penduduknya.  Suku Amerika ini ternyata di khianati oleh Chritopher Colombus sendiri, Christoper Colombus sebenarnya mengincar sumber daya, emas, akomodatif, juga berkeinginan untuk menyiksa dan membunuh penduduk suku indian dan tidak memiliki unsur-unsur yang dapat bisa membela diri dan penduduknya pun damai tentram. Hal semacam ini yang membuat Christopher berpikir untuk membuat penduduk matang dan tidak sulituntuk ditaklukan oleh Spanyol dan negara Eropa lainnya.  Dari kejadian ini banyak sekali dari suku Indian yang tidak selamat karena ketidak mampuan melawan dan tidak mempunyai banyak senjata untuk melawannya. Dengan kelemahan suku Indian ini maka Amerika dimasuki orang Eropa yang dianaggapnya Christopher Colombus adalah pemimpin atau penakluk yang hebat. Kejadian-kejadian ini  akan dapat menjadikan orang Eropa melakukannn ahal yang sama seprti yang diklakukan Christoper Colombus, meraka akan mejadikan suku asli Ameriak bekerja pakssa dan selalu menghukum masa mereka dan menjadikan mereka pekerja permanen. Hal ini yang mengakibatkan suku asli Amerika atau Indian banyak yang meninggal sia-sia karena ulah dari tangan orang-orang Eropa. Dari kejadian ini maka akan sangat mudah masuknya penaklukan Dunia baru.  
Dari banyaknya adanya asal usul cerita Christopher Colombus ini, dapat bermunculan persepektif yang berbeda-beda karena cerita yang lebih dulu ditulis oleh orang Eropa yang membuat nama Christopher Colombus tetap baaik di mata mereka. Berbeda dengan ceritannya suku Indian yang menganggap Christopher Colombus adalah orang jahat. Dengan hal ini maka jelas berlaku bahwa tulisan atau buku dapat merubah pandangan hidup seseorang.
            Dari sejarah Christopher Colombus sendiri yang dibukukan, telah jelas bahwa buku atau sejarah dapt memepengaruhi pandangan hidup seseorang. Sejarah merupakan kisah atau ncerita masa lalu yang diwariskan turun temurun pada generasi selanjutnya. Baik disampaikan dengan mulut atau dengan tulisan. Apapun medianya sejarah tetap harus disampaikan berdasarkan kejadiannya, benar tenjadi dan fakta-fakta yang akuarat. Sejarah bisa dijadikan sebagi identitas masyarakatnya sendiri dan sebagai bukti adanya masa karena peran sejarah.
            Selain penyampaian dan isi sejarah harus sesuai denagn kejadiannya, sejarah juga bisa memposisikan kejadiannya sesuai dengan latar belakangnya, seperti di contohkan pada sejarah Christopher Colombus. Di Amerika posisi Christoper Colombus adalah sebagai tokoh yang disegani, alasannya karena adanya Colombus itu mengakibatkan adanya bangsa Amerika saat ini. Namun, di posisi suku Indian Colombus sebagai tokoh jahat karena mejajah sukunya. Apabila cerita sejarah Colombus masuk ke tangan tidak diantara golongan keduanya, maka akan mendapatkan perbedaan pendapat tentang isinya. Berbeda jika cerita sejarah Colombus di tangan mereka, mereka akan menjaadikan Colombus sebagai tokoh yang dimaksudkan masing-masing dan itu pandangan mereka. Ada pula sejarah Colombus dari suku Indian jatuh atau terdengar orang Amerika maka jelas orang Amerika tidak menerimanya, karena mereka mempunyai pandangan sendiri tentang Colombus.






























REFERENCES



Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment