GARIS PAHLAWAN DAN PENGHIANAT
(Alfiniya Fitrotur Rakhmah)
Buku
memang merupakan jendela ilmu. Ada pula yang menyebutnya sebagai jendela Dunia.
Kedua istilah ini sungguh tepat untuk menyebut fungsi sebuah buku. Kedua
istilah ini bisa dirangkai dengan menyatakan bahwa; Pertama, denagn menguasai
ilmu pengetehuan seorang akan memiliki wawasan yang luas seluas Dunia. Kedua,
penguasaan akan ilmu pengetahuan akan memungkinkan seseorang mamapu menaklukan
Dunia.
Buku
merupakan salah satu sarana terbaik bagi pembelajaran dan pendiddikan. Sebuah
buku yang baik selalu memberikan pengaruh yang bermanfaat ke dalam benak
pembacanya. Buku akn meninggikan jiwa dan pemikiran pembaca, buku juga akan
memeperbesar khazanah pengetahuan.
Buku
dapat membantu memperbaiki moral yang tercela. Khususnya pada masa era
globalisasi saat ini yang biasanya orang-orang menomor dua kan buku. Padahal
sumber yang paling baik umtuk memperoleh pengetahuanadal buku, yang dapat
dibaca kapan saja dan dimana saja. Mungkin, membaca buku memiliki dampak yang
lebih dalam bagi benak para pembacanya ketimbang sumber-sumber lain dalam
memperoleh pengetahuan. Adakalanya, kegiatan membaca membwa perubahan yang
revolusioner bagi pandangan pembacanya. Orang-orang yang terbiasa membaca buku
bukan hanya memenfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, tapi juga memelihara pemikirannya
dari hal-hal yang merusak pandanagan atau pemikiran seseorang. Sebuah buku yang
baik bagi seorang pembaca adalah lebih baik ketimbang pembaca jalan-jalan ke
tempat-tempat indah.
Tidak
semua buku mengandung pesan yang baik, ada beberapa buku juga yang tidak
berisikan pengetahuan. Buku yang demikian bisa membuat pembacanya sempit
wawasan, tidak toleran, dan bahkan menjadi teroris yang berisi anjuran untuk
memerangi perbedaan. Orang bisa dengan mudah menyesat-sesatkan orang lain hanya
dengan membaca buku-buku semacam itu. Tapi bukan berarti buku yang demuikian
tidak penting dibaca. Di sisi penulisnya, bisa saja buku semacam ini dianggap
sebagai buku yang hebat yang dapt berargumentasi kuat dengan tujuan memperkuat
keyakinan para pembacanya. Tapi pengaruhnya bagi masyarakat luas ternyata tidak
jarang berpotensi merusak. Dari sissi pembacanya, buku semacam ini harus
diimbangi dengan buku yang jelas yang memungkinkan pembacanya memiliki sisi
pandangan lain dan berwawasan luas.
Buku
apapun tetap harus dibaca dengan kritis juga sehingga pembaca berpeluang untuk
mengembangkannya dan tidak sekedar mengekor pada apa maunya penulis. Dari sini
seorang pembaca tidak saja diutungkan dari segi bertambahnya pengetahuan.
Tetapi juga berpeluang untuk menciptakan jenis buku ketiga yang relatif lebih
moderat.
Jenis
buku yang dituliskan tentu sesuai dengan kejadian yang sesungguhnya terjadi
atau ilmu atau sejarah yang permanen. Pada dasarnya, menulis merupakan salah satu sarana seseorang untuk
menuangkan ide dengan caranya sendiri. Tulisan yang dituangkan harus sesuai
dengan apa yang akan dibicarakan atau dibahas dalam tulisan itu. Kumpulan ide
atau materi yang akan di tuangkan dapat dikumpulkna dengan cara dibukukan, agar
semua apa yang dituangkan dapat terorganisasi dengan baik. Buku yang penulis
tulis harus sesuai dengan realita, fakta yang ada dan memang benar terjadi,
artinya tidak mengada-ada apalagi mengarangnya. Pada dasarnya tulisan disajikan
untuk pembacanya dan tidak untuk penulis saja, artinya penulis harus menyajikan
tulisan yang mudah dipahami, nyata, benar dan tersususun rapih.
Penulis
harus tahu manfaat dari apa yang dia tulis, pada siapa target pembacanya.
Hal-hal semacam ini jelas dipersiapkan sebelum ia menulis. Apabila hal-hal yang
demikian diabaikan, maka penulis akan sia-sia menulis karena mereka tidak
berniat untuk memberikan informasi yang nyata dan benar terjadi, melainkan
menulis untuk keisengan saja. Hal semacam ini yang tidak bermanfaat, dan tidak
akan ada perannya pada pembaca. Penulis
harus berhati-hati dalam menyajikan tulisannya karena mereka akan berhadapan
dengan pembaca yang pasti ada yang berbeda pandangan dengannya. Dari buku yang
diterbitkan, banyak sekali versi-versi
yang dapat berpengaruh pada pembacanya. Buku yang demikian pasti terlahir dari
penulis yang memperhtikan atau memikirkan manfaat dan tujuan ia menulis dan
akhirnya tidak sia-sia.
Buku
yang meruapakan sarana tuangan ide
ternyata banyak sekali pengaruhnya dalam aspek keseharian. Tidak hanya
buku untuk orang dewasa, yang dapat memberikan informasi atau pengetahuan baru
yang nyata dengan fakata-faktanya, tapi juga buku cerita yang tidak berbeda
jauh manfaatnya dengan buku orang dewasa hanya saja buku cerita disajikan yang
diutamakan menariknya saja daripada fakta atau kebenaran pada isinya. Walaupun
ada perbedaan target baca pada tujuan
menulisnya, tetap saja penulis harus memiliki atau mengajak pembaca untuk
mengetahui maksud dengan apa yang dia tulis di bukunya. Dalam hal ini pembaca juga dapat berperan
dan mengetahui isi dari bukunya, selain dari tulisan penulis background penulis
saja pembaca dapat paham isi yang akan disampaikan. Seperti pro-kontranya
tulisan yang disampaiakan penulis mengenai topic bukunya. Terkadang ada penulis
yang memprovokasi pembacanya untuk ikut pro atau kontra pada masalah yang
disampaikan penulis.
Menulis
merupakan aktivitas yang biasa orang lakukan untuk membuat karya tulis. Karya
yang diciptakan dapat muncul karena adanya keinginan untuk memperluas wawasan
dari hasil membacanya, hal ini dapat terkait dengan literasi untuk karaya tulis
yang baik bagi pembacanya. Seperti yang selalu dikatakan kebanyakan orang bahwa
pembaca merupakan raja. Maka penulis dapat menyajikan tulisan sesuai dengan
kebutuhan pengetahuan pembacanya. Tapi dalam peranan ya pembaca tidak selamanya
menjadi raja, ada pula pembaca yang menerima saja apa yang penulis maksud (pembaca
awam).
Sejarah merupakan bukti kebenaran tentang
adanya peristiwa yang telah dialami manusia dari zaman-zaman yang telah
berlalu. Sejarah dapat diceritakan lewat media tulisan dan ada pula diceritakan
lewat mulut-kemulut. Media yang menyebarkan sejarah lewat mulut- kemulut
biasanya banyak hal-hal yang tidak sama ceritanya, banyak versi yang berbeda,
ada yang ditambah ada pula yang dikurangi dari cerita yang disampaikan. Media
penyampaian sejarah yang disampaikan lewat mulut ini terkesan tidak asli atau
tidak benar adanya. Berbeda dengan sejarah yang disampiakan lewat tulisan.
Dengan tulisan, sejarah dapat diterima
kehadirannya. Fakta dan kebenaran sejarah yang ditulis dapat dipertanggung
jawabkan pada penulisnya. Sejarah yang dituliskan pengaruh perbedaan
persepektifnya tidak akan sebanyak sejarah disampaina lewat mulut, karena
tulisan hanya bersumber pada satu orang dan tidak ada campur tangan dari mulut
orang lain.
Napoleon
Bonaparte memandang sejarah sebagai kebohongan-kebohongan yang disepakati.
Anggapan ini berdampak pada kemalasan berfikir dan memikirkan tentang realitas
obyektif masa lalu yang sangat berguna bagi kehiduapan masa kini dan masa
depan. Anggapan kebenaran atas suatu keyakinan (termasuk sejarah) terjadi
karena berbagai faktor. Berbicara kebenaran sejarah menurut Taufik Abdullah
dilihat dari sisi pemihakan mengkristal dalam dua sisi. Pertama, sejarah
mengabdi pada kebenaran stabilitas negara. Kedua, sejarah mengabdi pada
kebenaran akademik pada tataran sejarah mengabdi kebenaran stabilitas negara, apapun
temuan-temuan sejarah nyang bertentangan dengan versi penguasa, maka diancam
sebagai stabilitas nasional. Oleh karena itu, atas nama stabilitas nasional “kebenaran
sejarah” harus disembunyikan bahkan dibuang.
Sejarah
dalam konteks demikian berfungsi membangaun peradaban/kekuasaan. Sementara
tataran sejarah mengabdi pada kebenaran akademik. Berbagai
kepentingan dapat saja memboncengi pengungkapan masa lalu itu, seperti untuk
kepentingan politik dalam menjaga legitimasi suatu golongan dalam masyarakat,
mungkin untuk tujuan mengukuhkan keberadaan suatu ideologi atau kepercayaan
tertentu ataupun sekedar memperoleh kenikmatan kenangan masa lalu. Pengungkapan
sejarah masa lalu (historiografi) dari suatu masyarakat sangat ditentukan oleh
kesadaran sejarah yang mereka miliki, karena, baik bentuk ataupun cara
pengungkapannya, akan selalu merupakan ekspressi kultural dan pantulan
keprihatinan sosial masyarakat yang menghasilkan sejarah itu sendiri (Taufik
Abdullah,1985:XX ; Sartono, 1982:16).
Ada dua
pentebabyang menyimpang pemahaman sejarah, yaitu penyebab intern dan penyebaba
ekstern. Penyebab intern berkaitan dengan visi dan kemapuan penulis sejarah
memahami kondisi sosial yang melingkupi peristiwa sejarah itu. Ini tergamabar
dalam penulis DR. Akbar S. Ahmad yang berjudul Kaerah Antropologi Islam. Selain
itu penyebaba ekstren Drs. Uka Tjandra Samitra, dosen UI dan IAIN Jakarta,
menyebut ada beberapa poin yang mendukung faktor ini, antara lain: tekanan
pihak penguasa sebagai sponsor penulisan ssejarah, tekanan masyarakat dalam
mengubah arah sejarah, pearn para oreantalis merekasaya sejarah dan peran para
orientalis pribumi yang turut menyampaikan arah sejarah. Selanjutnya, akhir
dari sebab-sebab itu akan timbul apa yang disebut annesia sejarah yaitu
penyakit budaya yang membuat orang kehilangan kesadaran akan sejarah.
Ketika
sejarah mendapat tafsir baru sesuai pesanan. Sekarah tidak algi menjadi barabg
berharga, tapi menjadi racun yang bisa menghancurkan ummat. Akibatnya tidak
hanya penyelewengan fakta dan data saja, tapi frame berfikir yang salah pun
akhirnya terbentuk. Sejarah harus tegakkan kebenaran dalam sejarah bangsa kita
adalah urusan kita semua.
Menulis
karya tulis sejarah dalam hal ini yang paling pertama dibutuhkan adalah
kebenaran cerita merupakan tulisan penting diperhatikan, karena menulis dapat
memberikan hal yang baru pada pembaca. Tidak hanya hal baru saja, tulisan juga
dapat membuat pembaca berubah pandangan hidup dan Dunia pembaca. Jika buku
dapat merubah pandangan hidup sesseorang ini akan memiliki efek pada Dunia,
dengan cara yang lebih cepat atau lebih lambat yang perlahan hal ini akna
terjadi pada pembaca yang berubah pandangan hidupnya.
Tulisan
yang berisikan sejarah tentu harus memuat kebenaran, apalagi menulis sejarah
pada edisi pertama. Menulis sejarah baru dapat membuat pembaca percaya dan tahu
tentang isinya, pembaca dapat berpatokan pada sejarah yang pertama dituliskan.
Namun, apabila ada penulis lain yang menulis sejarah yang sama namun isinya
berbeda atau terangnya kontar pada sejarah sebelumnya, maka akan sulit diterima
pembaca, karena sejarah yang pertama sudah pembaca percayai adanya. Hal ini
yang akan menumbuhkan persepektif lain dari cerita yang ditulis oleh dua
penulis. Cerita atau sejarah yang sudah dibukukan bertahun lamanya sudah lebih
dulu dikatakan sejarah yang benar karena pertama dan baru di kalangan pembaca
ketika itu. Dibandingkan dengan sejarah yang baru-baru ini dibukukan dan berisikan
kontra dari sejarah pertama itu akan membuat pembaca acuh dan tidak
mempercayainya.
Realita
ini sangat sering terjadi pada sejarah-sejarah lokal atau sejarah Dunia.
Perbedaan pandanagan sejarah biasa terjadi ketika muncul kejadian yang seperti
demikian. Dari hal ini ada beberapa aspek postif dan negatifnya, seperti pada
cerita Chiristopher Colombus. Pada tulisan pertamanaya Chiristophet Colombus
adalah seorang pahlawan, namun ketika buku sejarah baru-baru ini Howard Zim
mengatakan bahwa Chiristopher Colombus adalah seorang penjahat dari komunis.
Dari contoh ini, positifnya pembaca dapat mecari lagi sumber informasi terkait
dengan awal mula Chiristopher Colombus masuk ke Amerika yang mengakibatkan
pembaca kembali berliterasi dan negatifnya jika pembaca masih berpatokan dengan
cerita sejarah yang awal maka pembaca akan tetap dibawah pengaruh cerita
pertamanya.
Perubahan
pandangan hidup juga masih dalam contoh cerita Christoper Colombus.
Christopher
Columbus dikenal sebagai penemu benua Amerika dan dipandang sebagai pahlawan
eksplorasi abad pertengahan oleh banyak sejarawan masa kini. Namun banyak buku
teks gagal mengungkapkan berbagai fakta bahwa ia adalah seorang maniak genosida
yang mencetuskan apa yang mungkin menjadi kasus terburuk genosida yang dilakukan
satu bangsa manusia terhadap bangsa yang lain. Terobsesi menemukan laut ke asia
Timur jauh Colombus dengan kapal Enterprise Hindia pada tahun 1492 berlayar ke
laut lepas denagn dukungan keuangan dari Raja Ferdinand dan Ratu Isabella dari
Spanyol.
Namun, bukannya
menemukan daerah perdagangan kaya di Timur, Columbus dan krunya menemukan Dunia
Baru yaitu Amerika, dan segera mulai menundukkan dan mejauh, mebunuh penduduk
setempat dan menghapus kekayaan besar dari tanah tersebut.
Columbus menghukum suku setempat, yang dikenal sebagai Taino, dengan kejam. Dia memperbudak banyak penduduk lokal dan membantai lebih banyak lagi, menurut Ward Churchill, mantan profesor studi etnis di University of Colorado, sampai tahun 1496, populasi telah berkurang dari sebanyak delapan juta menjadi sekitar tiga juta.
Keluhan kebrutalan sampai ke telinga penguasa Spanyol dan pada tahun 1500 mereka mengirim Hakim Ketua untuk membawa Columbus dan saudara-saudarnya kembali ke Spanyol dengan cara dirantai.
Columbus menghukum suku setempat, yang dikenal sebagai Taino, dengan kejam. Dia memperbudak banyak penduduk lokal dan membantai lebih banyak lagi, menurut Ward Churchill, mantan profesor studi etnis di University of Colorado, sampai tahun 1496, populasi telah berkurang dari sebanyak delapan juta menjadi sekitar tiga juta.
Keluhan kebrutalan sampai ke telinga penguasa Spanyol dan pada tahun 1500 mereka mengirim Hakim Ketua untuk membawa Columbus dan saudara-saudarnya kembali ke Spanyol dengan cara dirantai.
Namun segera
setibanya di Sepanyol mereka dilepaskan dan diizinkan melakukan ekspedisi
keempat dan terakhir, yang dilakukan dengan kebrutalan yang sama seperti yang
sebelumnya. Pada saat ia akhirnya meninggalkan Amerika di tahun 1504, bangsa
Taino telah menurun menjadi sekitar 100.000 orang arguably membuat Columbus
penjahat perang menurut standar sekarang dan bersalah melakukan beberapa kekejaman
terbentuk terhadap ras lain dalam sejarah.
Beberapa
dibunuh langsung ditempat sebagai hukuman 'atas kejahatan' untuk seperti tidak
membayar upeti kepada penjajah. Banyak yang tidak bisa atau tidak mau membayar
kemudian tangan mereka dipotong dan dibiarkan berdarah sampai mati. Columbus
dan anak buahnya didokumentasikan oleh sejarah Las Casas, dikenal sebagai
Brev'sima-n relaci, yang melakukan penggantungan manusia secara massal, orang
dipanggang di pantai, pembakaran dipertaruhkan dan bahkan memenggal kepala
anak-qanak dan memberikannya sebagai makanan anjing sebagi hukuman tindak
kejahatn yang paling kecil. Para master Spanyol membantai penduduk pribumi,
kadang-kadang ratusan hanya sebagai bentuk olahraga, membuat taruhan tentang
siapa yang bisa membelah seorang pria menjadi dua, atau memotong kepala hingga
putus dalam satu pukulan, kadang pula mereka memancung kaki anak-anak kecil
hingga putus hanya untuk menguji ketajaman pedang mereka.
Pandangan
tentang sejarah Colombus berbeda denagn sejarah Eropa sendiri. Pembela Columbus
berpendapat bahwa sejumlah besar korban tewas akibat penyakit namun mereka
gagal untuk mengenali bahwa sebagian besar penyakit ini disebabkan oleh kondisi
hidup yang buruk di kamp-kamp kerja paksa. Kehilangan hasil panen mereka dan
ladang, banyak jatuh korban disentri dan tifus, yang bekerja sampai mati atau
dibiarkan mati kelaparan. Setelah kematiannya warisan yang mengerikan itu akan
hidup, secara 1514, sensus menunjukkan hanya 22.000 Taino tetap hidup. Pada
1542 hanya ada 200 yang tersisa dan setelah itu mereka dianggap punah, seperti
yang terjadi pada banyak kasus di seluruh Karibia.
Hanya dalam
waktu sekitar lima puluh tahun Colombus dan para pengikutnya mendapatkan
segalanya tetapi mengeliminasi populasi sekitar lima belas juta orang. Proses
ini hanya merupakan awal dari pembantaian massal sekitar 100 juta orang oleh
bangsa Eropa yang disebut sebagai ‘peradaban’ di Belahan Barat membuat awal
penemuan Dunia Baru(benua Amerika) menjadi kasus genosida massal terburuk dalam
sejarah manusia.
Jadi,
sejarah Christopher Colombus dapt disimpulkan, Colombus menurut pandangan orang
Amerika dia merupakan tokoh pahlawan, penemu, pembaca Injil yang hebat dan hal
baik lainnya. Namun, Chiristopher Colombus adalah seorang pembunuh, penyiksa, penculik,
munafik dan hal buruk lainnya. Hal ini muncul karena adanya pemahaman
persepektif ketika Christopher Colombus masuk atau ada yang mengatakan
menemukan Benua Amerika. kemudian ia menemukan Negara Amerika yang ketika itu
masih dihuni oleh suku Indian asli. Sesampainya di tanah Amerika, Colombus
disambut baik oleh penduduknya. Suku
Amerika ini ternyata di khianati oleh Chritopher Colombus sendiri, Christoper
Colombus sebenarnya mengincar sumber daya, emas, akomodatif, juga berkeinginan
untuk menyiksa dan membunuh penduduk suku indian dan tidak memiliki unsur-unsur
yang dapat bisa membela diri dan penduduknya pun damai tentram. Hal semacam ini
yang membuat Christopher berpikir untuk membuat penduduk matang dan tidak
sulituntuk ditaklukan oleh Spanyol dan negara Eropa lainnya. Dari kejadian ini banyak sekali dari suku
Indian yang tidak selamat karena ketidak mampuan melawan dan tidak mempunyai
banyak senjata untuk melawannya. Dengan kelemahan suku Indian ini maka Amerika
dimasuki orang Eropa yang dianaggapnya Christopher Colombus adalah pemimpin
atau penakluk yang hebat. Kejadian-kejadian ini
akan dapat menjadikan orang Eropa melakukannn ahal yang sama seprti yang
diklakukan Christoper Colombus, meraka akan mejadikan suku asli Ameriak bekerja
pakssa dan selalu menghukum masa mereka dan menjadikan mereka pekerja permanen.
Hal ini yang mengakibatkan suku asli Amerika atau Indian banyak yang meninggal
sia-sia karena ulah dari tangan orang-orang Eropa. Dari kejadian ini maka akan
sangat mudah masuknya penaklukan Dunia baru.
Dari
banyaknya adanya asal usul cerita Christopher Colombus ini, dapat bermunculan
persepektif yang berbeda-beda karena cerita yang lebih dulu ditulis oleh orang
Eropa yang membuat nama Christopher Colombus tetap baaik di mata mereka.
Berbeda dengan ceritannya suku Indian yang menganggap Christopher Colombus
adalah orang jahat. Dengan hal ini maka jelas berlaku bahwa tulisan atau buku
dapat merubah pandangan hidup seseorang.
Dari sejarah Christopher Colombus
sendiri yang dibukukan, telah jelas bahwa buku atau sejarah dapt memepengaruhi
pandangan hidup seseorang. Sejarah merupakan kisah atau ncerita masa lalu yang
diwariskan turun temurun pada generasi selanjutnya. Baik disampaikan dengan
mulut atau dengan tulisan. Apapun medianya sejarah tetap harus disampaikan
berdasarkan kejadiannya, benar tenjadi dan fakta-fakta yang akuarat. Sejarah
bisa dijadikan sebagi identitas masyarakatnya sendiri dan sebagai bukti adanya
masa karena peran sejarah.
Selain penyampaian dan isi sejarah
harus sesuai denagn kejadiannya, sejarah juga bisa memposisikan kejadiannya
sesuai dengan latar belakangnya, seperti di contohkan pada sejarah Christopher
Colombus. Di Amerika posisi Christoper Colombus adalah sebagai tokoh yang
disegani, alasannya karena adanya Colombus itu mengakibatkan adanya bangsa
Amerika saat ini. Namun, di posisi suku Indian Colombus sebagai tokoh jahat
karena mejajah sukunya. Apabila cerita sejarah Colombus masuk ke tangan tidak
diantara golongan keduanya, maka akan mendapatkan perbedaan pendapat tentang
isinya. Berbeda jika cerita sejarah Colombus di tangan mereka, mereka akan
menjaadikan Colombus sebagai tokoh yang dimaksudkan masing-masing dan itu
pandangan mereka. Ada pula sejarah Colombus dari suku Indian jatuh atau
terdengar orang Amerika maka jelas orang Amerika tidak menerimanya, karena
mereka mempunyai pandangan sendiri tentang Colombus.
REFERENCES