Critical Review 2 : Mengungkap Pesan Sang Sejarawan : Howard Zinn


Mengungkap Pesan Sang Sejarawan : Howard Zinn
Author : Asy Syifa Rahmah Ihsani

Menulis merupakan kegiatan yang ‘’sakral’’.  Membutuhkan fikiran dan hati yang suci untuk bisa menghasilkan karya tulis yang ajaib.  Oleh karena itu tidak banyak orang yang mampu menulis dengan baik apalagi menulis akademik.  Menulis bukanlah kegiatan yang bisa dilakukan asal – asalan.  Harus dengan fikiran yang matang dan hasil analisis yang tepat.  Apalagi dalam menulis suatu sejarah.  Menulis  bukanlah bakat, menulis adalah sebuah keterampilan yang dimiliki seseorang  dari hasil berlatih secara terus - menerus.  Seorang penulis hebat pasti telah menciptakan puluhan atau bahkan ribuan karya tulis sehingga dia bisa menjadi penulis hebat.     Namun sebuah karya tulis tidak akan ada harganya atau bisa dibilang tak bernyawa apabila tidak ada seseorang yang membacanya.  Penulis dan pembaca harus “berinteraksi” agar tulisan si penulis hidup.  Pembaca dan penulis berinteraksi lewat buku.

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman.  Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan perangkat seperti komputer, laptop, tablet pc, ponsel dan lainnya, serta menggunakan software tertentu untuk membacanya.  Menurut saya buku adalah wadah untuk menampung ide – ide brillian dari seorang penulis yang diperutukan “khusushon” pembaca yang haus akan pengetahuan.
Ada dua hal yang mempengaruhi hidupmu dalam 5-10 tahun mendatang. yang pertama adalah buku apa yang kamu baca, dan yang kedua adalah dengan siapa anda membangun hubungan dan menjalin relasi”
Buku adalah hal yang akan mempengaruhi hidup seseorang dalam 5 – 10 tahun mendatang.  Hidup seseorang 5 – 10 ke depan bergantung pada buku apa yang telah dibaca masa sekarang.  Kalau dari sekarang kita banyak membaca-baca buku mengenai perkembangan diri dan motivasi, secara otomatisnya pikiran dan ucapan akan dipandu oleh segala ilmu-ilmu yang terkandung dan kita miliki dari buku bacaan tersebut. Hal ini jelas mempengaruhi pemikiran dan cara pandang, cara berbicara, cara bersikap,  cara bertindak, dan cara kita menyelesaikan berbagai persoalan. (catatanraufmendunia.wrdpress.com)
Oleh karena itu dalam menulis sebuah buku penulis hendaknya memikirkan dampak apa yang akan dirasa pembaca tatkala membaca buku karyanya.  Apalagi dalam menulis tentang sejarah sesuatu, penulis harus benar – benar mengungkap sejarah yang sarat akan fakta.  Agar pembaca tahu   sejarah tersebut dengan baik.  Sejarah adalalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia.  Tidak akan ada masa sekarang jika sejarah tidak pernah tertorehkan.  Oleh sebab itu sejarah harus tersimpan apik dalam sebuah buku agar sejarah dapat diketahui oleh kita semua.  Namun sejarah harus dituliskan sesuai dengan faktanya, agar pembaca tidak memiliki pandangan yang salah terhadap suatu sejarah. 
Seperti pendapat Howard Zinn dalam tulisannya yang berjudul Speaking Truth to Power with Books.  Arti dari judul tersebut adalah berbicara kebenaran kepada kekuasaan dengan buku.  Beliau menjelaskan bahwa dia bisa menjadi orang yang sadar social dan seorang aktivis karena buku – buku yang telah ia baca.
Zinn beranggapan jika buku mampu mengubah hidup seorang individu dengan mengubah kesadarannya maka tidak menuntut kemungkinan buku mampu mengubah dunia.  Ada sejumlah
cara di mana buku dapat mengubah kesadaran.
  Mereka dapat memperkenalkan
sebuah ide yang pembaca tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Ide lain yang mungkin terjadi pada sebagian orang mungkin setelah mereka membaca buku, terutama membaca buku sejarah yang tak lazim atau menyimpang. apalagi itu menyangkut sejarah suatu Negara.
Zinn pernah membuat buku mengenai Christopher Colombus yang berjudul A People’s History of The United State.  Buku tersebut dikecam banyak kalangan dari berbagai Negara.  Karena Zinn menceritakan Crhisthoper Colombus dari sisi yang berbeda.  Dalam bukunya Zinn memaparkan bahwa Colombus adalah orang yang kejam, pembunuh, penyiksa, penculik, multilator orang pribumi, munafik, pencari emas yang tamak, bersedia mencincang orang.  Berbanding terbalik dengan sejarah anggapan masyarakat tentang Christopher Colombus sebelumnya, bahwa Crhristopher Colombus adalah pahlawan.
Howard Zinn merasa ini adalah kasus.  Dimana hanya untuk mempelajari fakta – fakta Crhistopher Colombus dapat menyebabkan revolusi dalam pemikiran seseorang.  Ketika seseorang belajar tentang informasi yang telah disembunyikan darinya mungkin akan membuat orang tersebut bertanya – tanya apa lagi informasi yang disembunyikan darinya. 
Menurut Zinn ada cara lain yang membuat buku dan menulis dapat mempengaruhi seseorang, yaitu dengan sastra yang konyol. Dalam tradisi Jonathan Swift dan Franz Kafka dan Mark Twain.  Zinn beranggapan bahwa buku Kurt Vannnegut  seperti Cat Cradle dan Slaughterhouse – Five dan buku Joseph Heller Catch – 22.  Heller menciptakan adegan dengan Yossarian berbicara dengan seseorang.  Pria Italia tua itu berkata “ kau tahu, Italia akan menang karena dia begitu lemah.  Amerika dalam jangka panjang akan kehilangan karena dia begitu kuat”.   Ini adalah ide konyol tapi membuat seseorang akan berfikir.  Namun tetap saja dalam menulis sejarah kita harus mengedepankan fakta. 
Tuan Howard Zinn adalah seseorang yang amat mengagumi sejarah.  Beliau adalah sejarahwan radikal Amerika.  Buku yang beliau ciptakan pada tahun 1980 banyak menerima  kecaman dan hanya terjual empat  ribu kopi saja, ya buku itu adalah A People’s History of The United State yang sekarang sudah terjual sebanyak dua juta kopi dan dicetak ulang sebanyak lima kali.  Berbeda dengan sejarahwan lain, Zinn mengungkap fakta yang tersembunyi yang tidak disentuh oleh sejarahwan lain. 
Dalam bukunya Zinn mengungkap sisi lain dari Christhoper Colombus sang pahlawan, (penemu benua Amerika).  Berbeda dengan sejarahwan lain yang menggambarkan Christopher Colombus sebagai seorang pahlawan, Tuan Zinn justru mengungkap sisi gelap dari sang pahlawan.  Karena menurutnya sejarahwan itu bukanlah seorang katrogafer atau pembuat peta.  Pembuat peta dengan sengaja menyederhanakan kenyataan, menunjukan bagian yang perlu dan membuang bagian yang tak perlu dilihat.  Dalam menulis sejarah, seorang penulis harus mengungkap semua fakta yang ada secara detail, tidak boleh ada bagian yang tertutupi, sebab sejarah itu penting sebagaimana Zinn menuturkan :
“History is important. If you don't know history it is as if you were born yesterday. And if you were born yesterday, anybody up there in a position of power can tell you anything, and you have no way of checking up on it.”
“Sejarah itu penting.  Jika anda tidak tahu sejarah seolah – olah anda lahir kemarin.  Dan jika anda lahir kemarin, siapapun disana dalam posisi kekuasaan dapat memberitahukan apa saja pada anda, dan anda tidak tidak tahu caranya untuk mengeceknya”
Artinya seseorang yang tidak tahu sejarah maka akan mudah dibohongi seseorang dan dia tidak akan pernah tahu kebenaran yang sesungguhnya. 
Namun kita tidak mesti langsung melahap apa yang tuan Howard Zinn tulis.  Mengingat dalam bukunya A People’s History of The United State yidak terdapat referensi yang dicantumkan.  Ini membuat keraguan tentang bukti – bukti kuat yang ia paparkan dalam bukunya tersebut.  Zinn mengatakan di bagian akhir bukunya bahwa semua yang ia ceritakan berdasar atas pengalaman mengajar dan dari buku-buku yang kemudian ia daftar di halaman akhir. Mungkin ini yang membuat ia pernah tidak dianggap serius di kalangan akademisi (Gde Dwitya : jakartabeat.net).
Sejarah merupakan bagian terpenting dalam hidup, karena hidup kita sekarang ada karena sejarah yang dulu kita torehkan.  Kita tidak boleh begitu saja melupakan sejarah. Walaupun sejarah memiliki banyak versi tidak lantas membuat kita malas untuk mempelajarinya.  Justru kita harus mempelajari sejarah lebih dalam, karena saat kita menemukan berbagai versi dan menghubungkan versi – versi tersebut maka akan muncullah sejarah yang sebenarnya.  Janganlah kita melupakan sejarah, karena orang yang melupakan sejarah adalah orang – orang yang sengaja melupakan pengalaman berharganya.
Seorang penulis sejarah atau sejarahwan dalam menulis sejarah haruslah secara detail jangan hanya bagian – bagian yang menyenangkannya saja.  Dalam kata-kata Zinn, setiap penekanan tertentu dalam penulisan sejarah akan mendukung sebuah kepentingan. Bisa kepentingan politik, ekonomi, rasial ataupun nasional.  Inilah mengapa sejarah itu perlu dibukukan. 
Ada hal lain yang membuat sejarah perlu untuk ditulis atau dibukukan. Kita pasti sudah sama-sama menyadari bahwa sepanjang sejarah di seantero muka bumi ini, manusia (sebagai makhluk berakal) telah menciptakan pola kehidupan dan pola untuk berkembang biak (regenerasi), serta menciptakan suatu bentuk kebudayaan. Di manapun sosok manusia berada pasti menemukan cara untuk beradaptasi dengan alam lingkungannya demi mempertahankan hidupnya. Secara naluriah pula setiap sosok manusia akan mencari nafkah bagi hidupnya dan ingin mempunyai kelebihan bekal untuk disimpan dan berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Pola hidup dan regenerasi inilah yang terus berjalan dari masa ke masa yang akhirnya merupakan awal sumber sejarah kehidupan dan peradaban dunia.
Pada rentang sejarah dapat disaksikan (atau dapat dibaca dan diketahui) berbagai peradaban mulai bangkit dan berkembang, terus dan terus sampai pada titik kulminasi. Kemudian setahap demi setahap mengalami kemunduran, sampai akhirnya menghilang dan hanya menyisakan puing-puing (jejak artefak). Di kemudian hari jejak - jejak artefak inilah yang ingin diungkap dan digali untuk dikenali kembali, bahwa dahulu pernah ada suatu peradaban yang barang kali dapat dijadikan sumber inspirasi bagi pola kehidupan kekinian, dalam rangka untuk meningkatkan kualitas kehidupan.  Ini juga merupakan jawaban dari pertanyaan mampukah buku merubah dunia?  Ya jawabannya adalah mampu.
Memang benar buku mampu mengubah dunia, mempengaruhi seseorang, dan mengubah hidup seseorang.    Listiyono dalam artikelnya yang berjudul Buku Bisa Merubah Dunia memaparkan bahwa buku merupakan pijar peradaban umat manusia. Berbagai perubahan sosial besar di dunia ini banyak bermula dari hadirnya sebuah buku. Dalam setiap buku seringkali terdapat sejumlah pikiran cerdas yang kemudian bisa mempengaruhi cara berpikir dalam masyarakat tertentu.
”Coba lihat, bagaimana pikiran cerdas Sokrates, yang diteruskan oleh Plato dan Aristoteles yang mampu mengubah tatanan masyarakat di Yunani Kuno dari pandangan awal yang mistis menuju ke logis,” papar Listiyono.
Banyak sekali orang – orang yang merasa hidupnya, pola fikirnya ataupun pandangannya karena sebuah buku.  Bahkan dunia sekarang bisa seperti ini tidak luput dari campur tangan sebuah buku.  Sebut saja, buku “Prinsipia Mathematic” yang ditulis Isaac Newton. Buku ini berisi pandangan dan sebuah pemikiran kritis bahwa kebenaran akal harus dibuktikan dengan eksperimen-eksperimen. Tahukah apa dampak yang ditimbulkan dari buku ini? Buku ini merupakan inspirator para pemimpin Eropa yang kelak mengadakan revolusi di Inggris dan Perancis. Sungguh dahsyat pengaruh buku ini (Listiyono : Buku Bisa Merubah Dunia) .
Bahkan peradaban modern pun berubah oleh prinsip-prinsip berpikir yang pernah digulirkan oleh tulisan para filsuf. Sebut saja Descartes dengan prinsip Cogito Ergo Sume (aku berpikir maka aku ada). Sebuah prinsip sederhana tapi cukup luar biasa mengubah peradaban saat itu menjadi lebih rasional dan berani bersikap kritis terhadap segala sesuatu. Belum lagi buku-buku yang dikarang oleh pemikir-pemikir besar di dunia ini seperti David Hume dengan empirisismenya, Husserl dengan fenomenologinya, eksistensialisme ala Sartre, bahkan yang paling fenomenal Karl Marx dengan materialisme historisnya (Listiyono : Buku Bisa Merubah Dunia).
Magnis Suseno pernah menyebut bahwa Das Capital Karl Marx adalah sebuah buku yang mengubah dunia. Hampir dua pertiga masyarakat dunia membaca buku ini dan buku ini juga menginspirasi berbagai perubahan tatanan sosial di beberapa negara. Permisalan lain datang dari sebuah buku berjudul Uncle Tom’s Cabin yang ditulis Harrier B Stowe. Buku ini mampu menginspirasi warga Amerika Serikat menjadi lebih sadar terhadap perbedaan, terutama pandangan mereka terhadap orang-orang Negro, yang selama berabad-abad lamanya hanya menjadi warga kelas ketiga atau menjadi budak yang selalu dihinakan (Listiyono : Buku Bisa Merubah Dunia).
Kita juga mengenal buku novel “Harry Potter” yang berjumlah 7 seri. Sekilas buku ini tampak seperti novel biasa. Namun siapa sangka, buku yang hanya terdiri dari kisah fiksi dan imajinasi karya J. K. Rowling ini mampu membuat penulisnya memperoleh kekayaan yang melebihi Ratu Elizabeth II. Tak hanya itu, produser-produser film siap menjadikan kisah ini tayangan yang menarik karena balutan kisahnya yang unik. Selain itu, buku Harry Potter membuat terbentuknya berbagai komunitas pecinta HarPot di seluruh dunia. Menyusul buku-buku novel lainnya, seperti Twilight series oleh Stephanie Meyer. Novel yang hanya berbentuk buku yang benda mati ini mampu menimbulkan euforia tersendiri di kalangan masyarakat.
Kehidupan seseorang ataupun pola fikir sesorang juga dapat dirubah oleh buku.  Mindset seseorang bisa berubah dikarenakan sebuah buku.  Baik itu perubahan yang positive ataupun yang negative itu tergantung terhadap tingkat pemikiran orang tersebut.  Dikutip dari artikel milik Pandu Aji Wirawan : Buku Mengubah Pola Pikir,  disana ada pengalaman dari seseorang yang mindsetnya berubah hanya dengan membaca buku.  Orang tersebut membaca buku motivasi, isi buku tersebut adalah untuk mengajak kita mencintai pekerjaan yang kita lakukan untuk mencapai sebuah kesuksesan sehingga kita tidak merasa terbebani dengan apa yang kita kerjakan.  Orang tersebut menangkap bahwa tidak perlu bekerja keras untuk mencapai sebuah kesuksesan, namun hanya perlu dilakukan dengan bersenang-senang untuk mencapai kesuksesan (http://edukasi.kompasiana.com/2011/04/12).
Artinya sebagai pembaca kita harus selective dalam memilih buku apa yang akan kita baca.  Buku yang bermanfaat untuk kehidupan kita kelak.  Namun agar buku tersebut berdampak positive pada pembacanya tentu saja seperti yang telah saya paparkan tadi bahwa perubahan yang dihasilkan buku tergantung pada tingkat pemikiran pembacanya. 
Begini, buku yang kita baca merupakan representasi berbagai input yang kita masukkan ke dalam otak kita. pernah mendengar ungkapan: ” kalau didalam teko isinya air teh manis, air yang kita tuangkan dari teko  ke gelas tetap saja berisi air teh manis, bukan kopi atau sirup”.
Begitu juga dengan buku yang kita baca, kalau dari sekarang kita banyak membaca-baca buku mengenai perkembangan diri dan motivasi, secara otomatisnya pikiran dan ucapan akan dipandu oleh segala ilmu-ilmu yang terkandung dan kita miliki dari buku bacaan tersebut. Hal ini jelas mempengaruhi pemikiran dan cara pandang, cara berbicara, cara bersikap,  cara bertindak, dan cara kita menyelesaikan berbagai persoalan  Apa yang kita baca saat ini, merupakan manifestasi dan investasi besar dalam hidup. Buku bacaan itu nantinya akan sangat mempengaruhi output yang dikeluarkan dari dalam pikiran kita.
Lalu bagaimana dengan nasib bangsa kita ini (baca : Indonesia)?  Mengingat minat baca masyarakat Indonesia minim sekali terbukti Hasil survei yang dilakukan UNESCO beberapa tahun lalu pun menunjukkan fakta yang tidak menggembirakan, yaitu minat baca masyarakat Indonesia merupakan yang paling rendah di ASEAN. Sedangkan survei yang dilakukan terhadap 39 negara di dunia, Indonesia menduduki urutan ke-38. Berdasarkan rasio penduduk, idealnya satu surat kabar dibaca oleh 10 orang. Di Indonesia, satu surat kabar dikonsumsi oleh 45 orang. Masih di bawah Srilangka yang tergolong negara belum maju, satu koran dibaca oleh 38 orang. Sungguh sangat memprihatinkan.  Jika ini terus – menurus dibiarkan, kapan Indonesia akan maju?  Ini menandakan bahwa tingkat pemikiran masyarakat Indonesia masih rendah.
Selain itu masyarakat Indonesia (termasuk saya) tergolong orang yang buta sejarah.  Miris rasanya melihat para pemerintah kita yang tidak hafal isi sumpah pemuda ketika ditanya oleh salah satu stasion TV swasta.  Bahkan tidak sedikit dari kita yang melupakan kisah hidup pahlawan – pahlawan yang berjuang mati – matian memerdekakan Negara yang sedang kita pijak ini.  Padahal kita ada disini karena sejarah.
Indonesia memang Negara yang tingkat literasinya masih kalah jauh dibandingkan dengan America dan Jepang.  Namun setidaknya hayu kita sama – sama mengubah pola pikir kita menjadi bangsa mau membaca buku,  dengan begitu kehidupan bangsa ini akan nyaman dan sejahtera. 
Sebuah perubahan datang dari buku. Jika ingin hidup kita berubah, maka mulailah membaca dan memahami sebuah buku. Mungkin filosofi itulah yang harus kita tanamkan dalam diri kita masing-masing untuk memahami pentingnya membaca bagi kelangsungan hidup kita. Buku memang sebuah benda mati yang tidak bernilai. Namun setiap lembar dari buku adalah intrepretasi dari pemikiran dan ide seseorang yang nilainya sangat berharga. Kita dapat memetik begitu banyak pelajaran, pengalaman, dan pemikiran tanpa harus mengalami apa yang dialami penulisnya. Buku membuat otak kita kaya akan pengetahuan untuk menghadapi kehidupan.
Tentu kita pun harus memilih buku yang tepat untuk mendapatkan perubahan yang optimal ke arah yang lebih baik. Pilihlah buku yang Anda sukai, seperti musik, tulis menulis, memasak, menyanyi, dan lain sebagainya. Lewat buku itu, mari kita gali apa saja rahasia dari kemampuan itu. Setelah itu, jangan berhenti pada membaca saja, tapi lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ingat, buku adalah stimulator untuk melakukan sebuah tindakan. Maka sia-sialah arti sebuah buku jika kita tidak mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Lewat Howard Zinn saya telah disadarkan bahwa buku dan sejarah memang sesuatu yang tidak bisa dipisahkan.  Sejarah yang membuat dunia di masa sekarang menjadi seperti ini.  Tanpa sejarah kita tidak bisa menikmati dunia ini.  Bukulah yang membuat sejarah – sejarah itu terkumpul dengan apik dan membuat orang – orang tahu bahwa sebelum mereka lahir di dunia ini ada sesuatu yang terjadi.  Ketika buku sudah dibaca oleh pembaca yang powerfull maka perubahan dunia menuju yang lebih baik lagipun akan dimulai.









REFERENSI
 Zinn, Howard. (1980). A People’s History of The United States. United States: Harper & Row; HarperCollins
1.      http://radiobuku.com/2010/01/listiyono-santosobuku-bisa-merubah-dunia/ 
4.      http://edukasi.kompasiana.com/2011/07/12/buku-dan-perubahan-379876.html








Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment